bc

Dia (Yang Tersakiti)

book_age18+
3.6K
FOLLOW
30.7K
READ
others
CEO
drama
like
intro-logo
Blurb

Menikah tak melulu soal cinta, setelah menikah ada banyak cobaan yang tak selalu melibatkan hati.

Pernikahan yang didasari atas nama cinta, tak semuanya mampu bertahan sampai ajal menjemput.

Kisah rumah tangga Dia, pewaris tunggal keluarga kaya raya yang memilih menikah muda, begitu menyayat hati.

Rasa cinta dan percayanya pada sang suami akhirnya dibalas dengan pengkhianatan dan perselingkuhan hanya karena nafsu semata.

chap-preview
Free preview
Aku, Dia
"Ma, aku mau makan di Geprek Master lagi." ucap anak laki-laki berumur 7 tahun, Bobi namanya. Bobi merupakan anak laki-laki dari pasangan Nadia dan Satria. Ia merupakan anak yang pintar dan sangat menyukai ayam. Saat ini Bobi sedang kecanduan makan ayam geprek di restoran Geprek Master yang lokasinya tak jauh dari sekolahnya. "Iya, nanti pulang sekolah, kita makan di sana ya sayang. Sekarang Bobi sekolah dulu, biar jadi anak yang membanggakan mama dan papa nanti." ucap seorang wanita muda yang tak lain adalah Nadia, ibu kandung Bobi. Tak lama kemudian Nadia menatap punggung anak laki-lakinya memasuki gerbang sekolah. Wanita yang memiliki wajah cantik walau tanpa make up tebal ini sedang mengantar anaknya sekolah. Nadia langsung pulang ke rumahnya yang lumayan jauh dari sekolah anaknya ini setelah melihat anaknya masuk ke dalam sekolah. Nadia memang sengaja memilih sekolah favorit untuk anaknya, biaya selangit bukan masalah baginya. Wanita yang sering dipanggil Dia ini sibuk sebagai ibu rumah tangga biasa. Pekerjaannya sehari-hari yaitu mengurus buah hatinya, Bobi. Sejak Bobi lahir, Nadia memilih mengasuhnya sendiri tanpa bantuan baby sitter. Selain itu Nadia juga mengerjakan pekerjaan rumah walaupun di rumahnya ada 3 asisten rumah tangga. Nadia hanya berusaha mengisi waktu luangnya untuk hal-hal bermanfaat. Nadia sendiri merupakan pewaris tunggal Jaya Group, perusahaan ternama di bidang fashion. Ayahnya Nadia, Jaya Saputra adalah duda kaya dan hanya memiliki anak Nadia semata. Jadi mau tidak mau, Nadia adalah pewaris tunggal dari Jaya Group karena sang ayah tak memiliki keluarga lain kecuali Dia dan Bobi, cucunya. Karena Nadia memilih menjadi ibu rumah tangga setelah pernikahannya dengan pria tampan bernama Satria yang berlangsung sekitar 8 tahun yang lalu, secara otomatis Satrialah yang akan meneruskan usaha ayahnya Nadia. Nadia memutuskan menikah muda di usia yang belum genap 18 tahun. Saat ia lulus sekolah, Satria segera melamarnya dan Nadia menerima lamaran pria yang sudah menjalin hubungan dengannya selama kurang lebih 2 tahun itu. Nadia memilih menjadi mama muda dibanding harus menuntut ilmu di bangku kuliah dan melanjutkan usaha ayahnya. Nadia percaya Satrialah yang akan menjadi penerus ayahnya dan kelak Bobi juga akan menyusul papanya. Hubungan Satria dan Nadia sangat romantis, Nadia memang tipe wanita ceria dan penyayang. Sementara Satria sangat mencintai Nadia karena sudah mau menerimanya apa adanya. Begitupun dengan Nadia, ia sangat mencintai Satria. Satria dan Nadia tak sengaja bertemu ketika Nadia masih kelas 1 SMA, ketika Nadia kecelakaan. Saat itu Satria tidak sengaja ada di lokasi kejadian dan membantu Nadia yang terluka parah akibat ditabrak mobil. Sejak peristiwa tak terduga itu, Nadia dan Satria akrab dan benih-benih cinta mulai tumbuh. Flashback on 8 tahun yang lalu, ketika Nadia baru saja merayakan kelulusannya. Satria mengajak Nadia makan malam di kafe yang tak jauh dari rumah Nadia. "Maaf aku tak bisa melanjutkan hubungan kita lagi." ucap Satria yang membuat Nadia termenung tiba-tiba. "Kenapa?" ucap Nadia terbata, Nadia merasa dunia ini runtuh karena ucapan Satria barusan. Hubungan mereka yang terjalin kurang lebih 2 tahun ini membuat Nadia tergila-gila pada Satria. Mana mungkin Nadia bisa mengiklaskan kepergian Satria begitu saja. "Aku nggak mau jadi pacar kamu lagi. Udah, cukup sampai di sini." sahut Satria dengan tegas. Nadia meneteskan air matanya tiba-tiba karena permintaan Satria yang ingin menyudahi hubungan percintaan mereka. Nadia yang masih dalam suasana suka cita tiba-tiba harus merasakan sakit yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Sejak kecil, Nadia memilih menjadi anak pendiam karena tak pernah merasakan apa yang disebut  kasih sayang seorang ibu. Namun sejak kehadiran Satria dalam hidupnya, Nadia berubah menjadi sosok ceria. Ayahnya sangat mendukung hubungannya dengan Satria karena ayahnya merasa anaknya bahagia berkat pemuda tampan itu. Saat ini Satria masih magang di perusahaan ayah Nadia karena belum lama juga menerima gelar sarjananya. "Aku salah apa mas?" tanya Nadia terbata, dengan air mata yang semakin banyak membasahi kulit pipinya yang lembut bak kulit bayi. "Aku nggak mau jadi pacar kamu lagi. Tapi aku mau jadi suami kamu, imam keluarga kamu." sahut Satria tegas, Nadia tertegun seketika. Nadia tak pernah menyangka kalau Satria akan melamarnya di usianya yang masih tergolong muda. Bahkan Nadia belum sempat wisuda SMA, namun Satria dengan gentle melamarnya menuju bahtera pernikahan. Satria mengeluarkan kotak merah mungil dari saku celananya, ia buka dan tampaklah cincin berwarna silver. Cincin yang Satria bawa hanyalah cincin murahan, yang mungkin tak selevel dengan selera Nadia. Namun Nadia tak pernah peduli berapa harga cincin itu, yang Nadia lihat adalah niat tulus Satria yang menginginkannya menjadi istrinya. Tangisan Nadia semakin pecah, namun senyum ceria menjadi teman air matanya tersebut. "Jangan nangis." ucap Satria yang kemudian berdiri, membantu Nadia menyeka air matanya. Satria kemudian berjongkok di depan Nadia, Nadia semakin melebarkan senyumnya. Satria menyodorkan tangannya meminta tangan Nadia, demi menyematkan cincin pemberiannya. "Maukah kamu menjadi ibu dari anak-anakku?" tanya Satria di depan Nadia, di kafe yang banyak orang menatap kemesraan mereka. Namun Satria dan Nadia tak peduli, rasanya saat ini dunia milik mereka berdua. Nadia menganggukan kepalanya lalu menyodorkan tangan kanannya, disambut mesra oleh Satria. Teriak para pengunjung kafe lain menjadi bumbu keromantisan mereka malam ini. Satria buru-buru menyematkan cincin pada jemari Nadia. Setelah itu Satria berdiri, Nadia ikut berdiri dan mereka berpelukan mesra. Bagi Nadia dan Satria, inilah awal kebahagiaan mereka. Pernikahan yang dibangun atas nama cinta ini diharapkan dapat bertahan kokoh sampai maut memisahkan. Flashback off *** Seperti biasa, Nadia pulang ke rumah lagi setelah mengantarkan putra semata wayangnya sekolah. Nadia saat ini sedang membersihkan kamar dan merapikan pakaian suaminya. Ketika hendak mencuci kemeja suaminya, tanpa sengaja Nadia mencium aroma asing pada kemeja suaminya. Secara reflek, Nadia mengendus kemeja suaminya tersebut, beberapa kali. Wanita yang kerap dipanggil Dia ini mengernyitkan dahi karena tak tahu akan menemukan wangi parfum yang bukan milik suaminya. Dan aroma parfum di kemeja suaminya malah terkesan parfum wanita. Jantung Nadia berdegub kencang, ada terbesit pikiran bahwa suaminya mungkin memiliki hubungan dengan wanita lain. Namun buru-buru Nadia menepis pikiran negatifnya tersebut. Nadia percaya bahwa suaminya sangat mencintainya dan tak mungkin menodai ikatan suci hubungan mereka. Nadia mencoba berpikir positif, dia akan menanyakan langsung pada suaminya nanti kalau Satria sudah pulang. *** "Mama..." teriak Bobi ketika ia pulang sekolah, disambut senyum hangat Nadia yang sudah merentangkan kedua tangannya. Nadia kemudian memeluk Bobi ketika Bobi sudah di hadapannya. "Anak mama laper?" tanya Nadia dengan senyum ceria, Bobi mengangguk. "Bobi mau makan ayam geprek. Ayo ma.." ucap manja Bobi, Nadia tersenyum melihat tingkah manja putranya. Nadia kemudian membukakan pintu mobil untuk Bobi dan mempersilakan anaknya duduk manis di bangku depan. Walaupun Nadia hidup dengan bergelimang harta, ia tak pernah manja. Kemanapun Nadia pergi, ia memilih mengendarai mobilnya sendiri, tanpa sopir pribadi. Nadia memarkirkan mobilnya di tempat parkir restoran Geprek Master. Ini adalah restoran favorit Bobi, dan merupakan restoran milik teman Nadia, Dika. "Hai ganteng, mau makan ayam lagi siang ini?" sambut Dika dengan senyum ceria, ia segera berjongkok demi menyeimbangkan tingginya dengan Bobi. "Iya... Bobi mau yang porsi jumbo ya." ucap Bobi, Nadia dan Dika tersenyum serentak. "Ayo duduk Di." ucap Dika, Nadia mengangguk lalu duduk di meja kosong. "Aku juga mau ya, yang pedesnya level 10." ucap Nadia dengan mengangkat kedua tangannya demi menunjukkan kesepuluh jemarinya yang lentik dan cantik itu. "Tunggu dulu ya." ucap Dika yang kemudian meninggalkan Bobi dan Nadia dan menuju ke dapur. Tak lama kemudian, Dika kembali lagi ke meja Nadia. "Gimana sekolahnya ganteng?" tanya Dika, Nadia tersenyum melihat Dika yang tampak akrab dengan putranya. Nadia dan Dika adalah teman SMA, namun sampai saat ini masih berhubungan baik berkat sifat Nadia yang baik dan tidak sombong. Selain itu, sejak di bangku sekolah dulu, Dika memang pernah memiliki perasaan untuk ibunya Bobi ini. Namun perasaannya tak terbalas karena Nadia sudah terlebih dahulu memiliki hubungan dengan Satria. Dan sampai sekarang Dika masih single, ia belum menemukan wanita yang membuat jantungnya berdegub kencang seperti ketika ia bersama Nadia. "Ah, enaknya ya punya anak pinter." ucap Dika setelah puas bercanda dengan Bobi. "Makanya kamu buru-buru nikah." sahut Nadia, Dika hanya tersenyum malu. "Permisi pak." ucap karyawan Dika yang kemudian meletakkan pesananku dan Bobi. Dika membantu karyawannya tersebut, lalu pamit dan membiarkan aku dan Bobi menikmati makanan kami. Selesai makan, Nadia langsung membawa Bobi pulang. Ketika sedang berjalan ke tempat parkir, tanpa sengaja mata Nadia menangkap sosok suaminya berjalan bersama seorang wanita cantik menuju ke restoran di sebelah Geprek Master. "Mas!" Panggil Nadia, Satria secara otomatis menoleh karena panggilan Nadia yang sangat lantang. Nadia memanggil suaminya untuk menanyakan apa yang dilakukannya dengan perempuam yang tak ia kenal tersebut. "Dia." ucap Satria, "Papa..." teriak Bobi yang kemudian berlari dan memeluk ayahnya, Satria. Satria kemudian menggendong Bobi dan kemudian mencium pipi putranya tersebut. "Ngapain?" tanya Nadia sedikit curiga karena melihat suaminya hanya berduaan dengan wanita lain. Yang lebih membuat curiga, Nadia mencium aroma parfum yang sama dengan parfum di kemeja Satria tadi pagi ketika berdiri tak jauh dari wanita yang bersama dengan Satria. "Ah, tadi ada meeting sama client. Ini mau makan siang, kamu udah makan siang? Bobi juga, udah makan belum jagoan papa ini?" tanya Satria dengan ekspresi datar. Nadia mulai menyembunyikan rasa curiganya karena sikap suaminya yang tampak biasa-biasa saja. "Tadi aku sama Bobi makan ayam geprek. Ini siapa mas?" tanya Nadia, "Ini Sofia, asisten baruku. Yang kemarin mengundurkan diri karena hamil besar." jawab Satria santai, Nadia mengangguk. "Kenalin bu, Sofia." ucap wanita cantik itu sambil menyodorkan tangan, Nadia secara reflek tersenyum lalu menjabat tangan Sofia. "Ya udah kalau begitu mas, aku sama Bobi pulang duluan. Bobi mau istirahat, kasian dia capek." ucap Nadia. Satria kemudian mencium pipi Bobi lagi lalu menurunkannya. "Bobi jadi jagoan yang pinter ya di rumah, jangan nakal, jangan buat mama marah ya sayang." ucap Satria sambil mengelus kepala Bobi, anak laki-laki itu kemudian tersenyum lalu mengangguk. "Siap pa!" jawab Bobi tegas, kemudian Nadia mengajak Bobi pulang. Pikiran Nadia masih saja tertuju pada Sofia, wanita yang sekarang menjadi asisten suaminya. Biasanya Satria akan bercerita kalau dia memiliki asisten baru, namun kali ini tidak. Entah kenapa Nadia kembali mencurigai suaminya mungkin main gila dengan Sofia. Terlebih lagi Sofia masih tampak muda dan penampilannya sangat cantik. Bersambung...

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Hurt

read
1.1M
bc

Long Road

read
118.3K
bc

Aksara untuk Elea (21+)

read
836.2K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

A Secret Proposal

read
376.4K
bc

Fake Marriage

read
8.5K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook