bc

Run Over (Bahasa Indonesia)

book_age18+
2.3K
FOLLOW
35.7K
READ
possessive
family
arranged marriage
arrogant
manipulative
drama
like
intro-logo
Blurb

21+

Mature story!

Harap bijak memilih bahan bacaan.

-----------------------------------------------

Brian adalah cinta pertama bagi Rosella. Dia juga pacar pertamanya, ciuman pertamanya, pelukan dengan lawan jenis pertamanya, dan juga s*x pertamanya.

Rosella pikir dia akan menghabiskan seluruh hidupnya bersama Brian sampai dia memutuskan untuk melarikan diri dan pergi dari kehidupan Brian.

Rosella adalah gadis pertama yang membuat Brian seolah hidup.

Brian mencintai gadis itu dengan sangat sampai suatu hari, ketika gadis itu menghilang, Brian pun berubah menjadi laki-laki yang bukan lagi dirinya.

chap-preview
Free preview
(1)
Aku sampai di depan salah satu gedung pencakar langit dengan berbagai perasaan yang campur aduk. Sebal karena harus berangkat di hari liburku dan senang karena diikutkan dalam tim kali ini yang kutahu akan melayani klien penting. Mengamati sosok di cermin, aku merasa puas ketika melihat potretku yang terlihat profesional. "Hai Sel..." Aku menengok saat seseorang memanggil namaku. Sesosok wanita muda dengan rambut pendek tersenyum padaku. "Mbak Indah. Baru datang?" "Iya, sama seperti kamu, kan?" Dia melirik tas jinjing yang kubawa dan kami tersenyum bersamaan. "Rasanya aku ingin keluar saja dari tempat ini. Liburanku," katanya dengan ekspresi yang dilebih-lebihkan. Benar-benar hal yang tidak pantas mengingat dia sudah menjadi seorang ibu, tapi masih saja bertindak berlebihan seperti itu. "Melewatkan akhir pekan dengan buah hati pasti berat sekali ya?" "Sangat-sangat berat. Apalagi tadi Mas Indra juga sempat ngomel karena aku masih saja berangkat kerja. Kami kan punya rencana liburan di puncak." Aku menggulum senyum, sedikit iri dengan kehidupan Mbak Indah yang juga indah seperti namanya. Di usianya yang masih muda, ia sudah mempunyai seorang suami yang sangat mencintainya dan bayi kecil yang kini berumur 1 tahun. Pekerjaannya lancar dan terbukti bahwa ia adalah salah satu staf yang di perhitungkan kinerjanya. Semua staf yang tergabung dalam proyek perusahaan ini memang dipilih karena kualitas yang bagus. Dan Mbak Indah sudah sering kali mengikuti proyek ini, berbeda denganku yang baru kali ini ikut. Tapi aku patut berbangga diri, karena kenyataanya aku adalah orang baru di perusahaan ini dan baru setengah tahun bergabung. "Mas Indra menyuruhku resign." "Hah?" tanyaku terkejut. "Resign?" Aku menatap Mbak Indah kaget, tapi tidak sedikit pun rasa sedih terpancar dari raut wajahnya. Ia bahkan terlihat senang. "Bagaimana tanggapan Mbak? Bukankah Mbak sangat mencintai pekerjaan ini?" Mbak Indah tersenyum padaku, manis sekali. Wajah konyol yang tadi ia tampakan sudah hilang dan tak berbekas sedikit pun. Kini hanya senyum keibuan yang mengalir lembut di wajahnya yang ayu. "Sebelum Mbak mendapatkan si kecil, aku memang berpikir begitu. Mbak sama sekali tidak berminat berhenti bekerja walau telah berkeluarga dan mempunyai anak. Tapi setelah Mbak mendapatkan buah hati yang sangat menawan, aku bahkan tidak rela berada jauh darinya." Tatapannya menerawang, mungkin Mbak Indah sedang membayangkan sosok Dewi yang manis. "Ah, kau akan mengerti jika kau sudah menjadi Ibu," katanya sambil terkikik geli. "Yah, mungkin saja." Tak terasa kami telah sampai di ruangan kerja. Di sana telah tiba Mbak Maira dan juga beberapa rekan lainnya. Beberapa sudah aku kenal, namun beberapa lagi seperti asing untukku. Mungkin berada di divisi lain. Aku melirik jam tanganku dan menggeleng tidak mengerti, menurut perhitunganku seharusnya Mbak Maira tiba kurang lebih beberapa menit lagi. "Tidak apa-apa, ini hanya pertanda bahwa proyek kita benar-benar penting." Mbak Indah berbisik di dekatku. Aku mengangguk mengerti. Mbak Maira lalu menyuruh kami berkumpul dan kami melakukan briefing sebelum klien kami yang penting itu datang. "Proyek kali ini benar-benar penting, bukan hanya karena perusahaan yang meminta jasa kita telah lama menjadi klien tetap kita, tapi juga karena telah terjadi pergantian staf di perusahaan mereka. Orang yang biasanya mengurus proyek ini telah digantikan, dan yang saya dengar, orang baru ini benar-benar teliti dan juga sangat perfectionist. Saya mengharapkan dedikasi kalian semua dalam proyek ini. Proyek-proyek selanjutnya dari perusahaan ini akan kita dapatkan lagi atau tidak, akan mereka lihat dari pekerjaan kita kali ini. Saya yakin kita pasti bisa." Mbak Maira mengakhiri kalimatnya dengan suara yang agak dikeraskan. Membuatku cukup terkejut ketika mendengarnya. Suaranya yang biasanya halus dan merdu serta berwibawa terdengar bersemangat dan memancarkan aroma keyakinan yang dalam. Kemudian Mbak Maira menatap kami satu persatu dan mengangguk kepada kami. Briefing diakhiri dengan doa yang dipimpin oleh Mbak Maira dan kami bergegas mengambil alat-alat yang kami butuhkan ke ruang rapat. Kecuali Mbak Maira yang berlalu ke ruang kerjanya, menunggu kliennya datang. Aku menarik napas panjang ketika sampai di ruang rapat dengan nuansa putih dengan garis-garis cokelat yang manis. Membuat ruangan dengan langit-langit bak kubah yang tinggi menjulang itu tampak nyaman dan menghilangkan kesan ruangan di mana keputusan-keputusan yang mungkin bisa mempengaruhi kehidupan banyak orang dibuat. Ruangan ini memang berkesan serius, namun dengan sentuhan tersendiri, ruangan ini membuat penghuninya nyaman dan teduh. "Tenanglah Sel, semuanya akan baik-baik saja kok." Mbak Indah yang duduk di sampingku menepuk lembut punggung tanganku. Pintu terbuka dan kami semua serentak berdiri, menyambut kedatangan klien penting kami. Terlihat Mbak Maira dengan setelan blazer hitam yang elegan masuk pertama kali. Disusul dengan seorang pria tinggi berpotongan rambut spike dan kacamata yang bertengger di atas hidungnya. Aku sempat terheran-heran melihat penampilannya yang terkesan santai. Ia hanya mengenakan jeans berwarna biru dan blazer yang sebelumnya ia sisipi dengan kaus putih dengan gambar kartun Mickey Mouse. Di belakangnya berdiri dua orang perempuan yang pakaiannya formal, hampir mirip seperti gaya pakaian kami yang juga formal. Ini kan waktunya bekerja. Aku tahu semua staf benar-benar terkejut dengan apa yang mereka lihat, tapi keterkejutanku jauh melampaui mereka. Bukan hanya karena melihat kostum sang klien itu, melainkan karena orang itu merupakan orang yang pernah kukenal sebelumnya. Tenggorokanku seketika tercekat dan jika Mbak Indah tidak menarikku untuk segera duduk di kursiku, aku yakin aku akan tetap berdiri membeku dengan mulut menganga lebar seperti seorang i***t. "Perkenalkan, pria muda ini adalah klien kita. Bukankah begitu Pak Brian?" kata Mbak Maira memulai pembicaraan. Pria bernama Brian itu tergelak untuk sesaat dan memandang ke arah kami satu persatu. Dengan segera aku menundukan kepalaku. Tidak ingin orang itu mengetahui aku ada di sini. Bahkan kalau bisa, rasanya aku ingin sekali di telan bumi untuk saat ini. "Ah ya, perkenalkan namaku Brian. Kalian bisa memanggilku Brian. Tidak perlu diberi Pak, karena kenyataanya aku yakin usia kita pun tidak begitu terpaut jauh. Bukankah begitu Rosella?" Aku mendongak cepat saat ia menyebut namaku, sontak aku juga mendapat tatapan heran dari rekan-rekanku yang lain. Aku melirik kearah Mbak Maira dan tersenyum kikuk padanya. "Ah, iya... benar," kataku pada akhirnya. Aku lalu melirik ke arah orang itu dan bisa kulihat dia tersenyum penuh kemenangan. Dari tempatku berada, tak sedetik pun aku berhenti berdoa agar kesengsaraan selalu hinggap pada orang itu. Rapat dimulai dengan permintaanya untuk mengganti kostum yang kami kenakan saat pertemuan selanjutnya, saat kami bekerja bersamanya. Dia meminta kami menggenakan pakaian santai dan membuang pakaian kantor resmi yang saat ini kami kenakan. Yang benar saja? Kemudian ia juga meminta maaf karena ia meminta kami bekerja disaat libur akhir pekan yang harusnya bisa kami nikmati. Baguslah, setidaknya orang ini tahu caranya untuk meminta maaf.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MENGGENGGAM JANJI

read
474.6K
bc

Call Girl Contract

read
325.3K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.3K
bc

HOT NIGHT

read
605.7K
bc

Rewind Our Time

read
161.2K
bc

ARETA (Squel HBD 21 Years of Age and Overs)

read
58.2K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook