bc

Run Away From You

book_age18+
4.8K
FOLLOW
104.9K
READ
sex
love after marriage
fated
goodgirl
confident
billionairess
drama
comedy
sweet
like
intro-logo
Blurb

Warning : Banyak adegan dewasa terutama di season dua. Harap baca terus hahaha.

***

SEASON 1

**********

Verga sebagai wedding planner yang ada di Singapura, tiba-tiba mendapat tugas dari atasannya untuk menangani pernikahan seorang artis yang berasal dari Indonesia. Dan beberapa hari setelahnya, dia baru tahu bahwa pasangan artis itu adalah mantan kekasih Verga yang ditinggalkannya bertahun-tahun lalu.

Well, bagaimana rasanya merancang pernikahan untuk sang mantan kekasih?

Apakah pernikahan itu berhasil atau justru pengantin laki-laki lari dengan Verga sang wedding planner?

chap-preview
Free preview
Pertemuan Pertama
Gadis yang sedang duduk di depan cermin itu tersenyum memandangi wajahnya sendiri. Ia puas dengan apa yang baru saja diselesaikannya. Lipstick warna nude telah dipulaskan ke bibir. Bulu mata yang memang sudah lentik dari lahir tak perlu ditambahi maskara apalagi disulam seperti yang sedang ngretrend sekarang. Ditambah cushion dengan warna yang senada dengan tone kulitnya. Blush on dioleskan tipis-tipis pada kulit mulusnya agar terlihat merona dan segar. Tidak lupa sedikit sentuhan highliter pada tulang hidungnya yang tak terlalu mancung. Perfect! Verga kemudian berdiri, memutar-mutar tubuhnya dan melihat bayangannya dicermin. Pinggang yang ramping, bongkahan p****t dan d**a yang montok serta rambut sebahu yang baru diwarnai kemarin. Setelah dirasa rapi, Verga melangkahkan kaki keluar kamar. "Pagi, Ma." Verga menyapa mama yang tengah menyiapkan sarapan. "Pagi juga sayang. Tumben pagi-pagi sudah siap?" "Verga ada janjian sama clien. Jadi harus berangkat lebih awal." "Sarapan lah dulu. Mama sudah bikin pancake untukmu." Mama menyodorkan pancake pandan yang masih hangat. Dan juga teh hijau yang baru saja diseduh. "Makasih, Mah." Pelan-pelan Verga melahap makanan yang ada di depannya. Gadis berusia dua puluh tiga tahun itu dari perawakannya memang anggun dan cara bicaranya pun halus. Tubuhnya tak terlalu tinggi, tapi bentuk tubuhnya singset seperti jarum jam pasir. Belum pernah ada laki-laki yang bisa memalingkan wajah darinya. Tapi Verga bukanlah tipe gadis yang mudah diajak jalan apalagi berkencan. "Kalau sudah selesai, tinggalkan saja piringnya di bak, sayang. Biar Mama yang cuci." "Terima kasih, Ma. Verga berangkat sekarang." Setelah cipika cipika cium pipi kanan cium pipi kiri, gadis bernama lengkap Verga Santoso itu menuju garasi dan mulai memanaskan mobil tuanya lalu melaju di jalanan Singapura. Tak ada yang namanya macet, apalagi anak-anak yang mengerubungi mobil saat lampu merah lalu memint-minta sumbangan. Verga membelokkan mobil di area parkiran pusat perbelanjaan JEM dan berjalan menuju coffeeshop yang menjadi langganannya ketika bertemu klien. Kursi-kursi itu masih kosong. Aroma kopi menyeruak dan menghangatkan hati siapapun yang melangkahkan kaki ke dalamnya. Verga memesan segelas kopi dengan creamer lalu duduk di pojokan dekat dengan jendela. Dihirupnya lekat-lekat aroma kopi di hadapannya. Disesapnya pelan agar tak agar tak melewatkan sebuah kenangan apapun di kehidupannya. Di negara asing ini, Verga hanya tinggal dengan mama. Mereka pindah kemari setelah mama dan papa memutuskan bercerai. "Good morning, Verga?" sapa seorang gadis mengulurkan tangannya. "Ah, Serly?" Verga berdiri dan menyambut uluran tangan itu. "Duduklah ...," lanjut Verga mempersilakan. "Apa kopi kesukaanmu, Serly? Akan kupesankan." "Tidak ... tidak. Aku tak begitu suka kopi." "Apa kau mau jus? Mereka juga memiliki jus yang enak." "Terima kasih. Tapi aku masih kenyang." "Baiklah kalau begitu. Bagaimana pernikahan yang kamu inginkan?" Verga memulai perbincangan agar pekerjaannya cepat selesai. Sebagai salah seorang konsultan di perusahan wedding organizer, nama Verga memang cukup terkenal. Terutama di kalangan orang Indonesia yang ingin melangsungkan pernikahannya di negeri singa. Dari semua pelanggannya, response mereka puas dan senang dengan konsep yang diusung Verga. "Aku menginginkan tempat out door dan dekat dengan pantai." " Apakah kau akan mengundang banyak tamu?" "Tidak ... tidak. Hanya beberapa orang teman dekat dan juga keluarga. Calon suamiku sangat pendiam dan ingin private wedding." "I see ... kapan kita bisa bertemu kembali untuk mencoba gaun pengantin?" Serly berpikir agak lama. Memilih milih hari di dalam otaknya karena Leon masih di Indonesia. "Bisakah dua hari lagi? Aku akan menghubungimu. Karena calon suamiku saat ini masih di Indonesia. Apa kau tak masalah?" "Tidak masalah. Aku bisa mengerti." "Terima kasih, Verga. Aku memiliki ekspektasi tinggi tentang pernikahan ini. Makanya aku memilihmu." Verga hanya tersenyum karena terpesona dengan gadis yang ada di depannya. Serly Nakamoto.  Gadis keturunan Indonesia-Jepang yang kini usianya baru duapuluh tahun itu memang sangat cantik. Tubuhnya tinggi dan memiliki kulit yang putih dan terlihat halus. Bibirnya tipis dan merah. Bulu matanya lentik dan sangat cocok dengan mata sipitnya. Jika Verga seorang pria, ia pasti sudah jatuh cinta padanya. Ia jadi tak sabar melihat bagaimana cantiknya Serly ketika memakai gaun pengantin. Calon suaminya pasti lelaki yang beruntung dan banyak beramal baik di kehidupan sebelumnya. _________________ "Apa kamu tahu klien barumu, Verga?" "Siapa, Kan? Serly?" "Betul. Dia artis terkenal di Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Masak kamu gak tahu?" balas Kania heran. Teman sekantor Verga yang meja kerjanya tepat di sebelah kanan Verga. "Eh? Seriusan?" Verga yang sedang duduk di depan komputernya pun kaget. Pantas saja Serly begitu cantik dan ia merasa familiar dengan wajah itu namun lupa pernah melihatnya di mana. "Kebanyakan baca buku, sih! Makanya kurang update!" Verga memang tak begitu suka dengan dunia hiburan. Entah itu film, sinetron, atau penyanyi. Saat merasa bosan atau memiliki banyak waktu luang, dia akan menghabiskan waktu menatap layar HP nya. Bukan karena sedang chat dengan seseorang. Sama sekali bukan. Tapi ia sedang menyelami buku-buku digital yang ia download secara gratis maupun membelinya. Karena penasaran, Verga mengetik nama Serly Anastasya di keyboard dan langsung terpampang artikel serta berita-berita tentangnya pada layar komputer. Tapi, artikel tentang pernikahannya tidak ada di majalah online mana pun. Di media sosial pun ia tak menyinggung mengenai pernikahan ataupun pertunangan. Ah, iya. Ini, kan private wedding. Verga baru teringat apa yang dikatakan kliennya tersebut. Setelah membuka foto-foto Serly dan menimbang-nimbang dengan saksama, gadis itu menyukai warna serba putih, elegan dan tidak terkesan glamour. Bisa dilihat dari penampilannya yang simple dan anggun. Ketika bertemu dengan Serly tadi pagi, ia pun tidak mengenakan banyak perhiasan. Hanya jam warna silver di pergelangan tangan kirinya dan sebuah cincin pertunangan yang melingkar di jari manis. Kalau boleh menebak, itu adalah berlian asli dan Verga sendiri tak akan pernah bisa membeli dengan gajinya yang pas-pasan. Drrrttt. Drrrtttt. Hp yang ada di atas meja kerja Verga bergetar. Ia memang lebih suka telepon selulernya dalam mode silent agar tidak mengganggu pekerjaannya atau pun teman kantornya. "Hai, Alex?" sapa Verga pada desaigner baju pengantin langganannya. Dia adalah salah satu yang terbaik yang ada di Singapura. Outletnya ada di beberapa pusat perbelanjaan keramaian seperti Bugis Junction, JEM, pertokoan mewah yang ada di Marina Bay. "Halow, Verga? How are you, today?" "I'm good. How about you Alexisss yang selalu mendesis," jawab Verga lalu diikuti tawa keduanya. "Eike mau balik ke Indonesia, cin. Mungkin dua mingguan. Ada project di sana. Nanti kalu situ mau fitting baju, sama asisten eike, yah?" "Sip! Salam ya buat orangutan Kalimantan." "Situ kira eike mau bikin baju di hutan?" Mereka tertawa lagi. Verga memang tak pernah tidak tertawa saat bersama Alexis, begitu ia memanggilkan. Katanya, panggilan kesayangan. Mereka sudah saling mengenal sangat lama saat masih sama-sama menetap di Indonesia. Lebih tepatnya, Alexis adalah teman semasa SMA nya dulu. Bakat menggambar Alex juga sudah terlihat sejak masih remaja, padahal ia tidak sekolah di kejuruan tata busana. Semua hal itu dipelajarinya secara ortodidak. Dan selepas SMA ia langsung pergi ke Milan dan mengambil kuliah fashion di sana. Dan berkat kerja kerasnya, sekarang Alex hanya tinggal memetik apa yang telah dia tanam. "Sudah dulu ya, Lex. Aku mau ngelanjutin kepoin orang , nih." "Ihhh, ikutan juga dong, nek!" "Ntar ya kalau situ udah balik dari pulau komodo! Bye my love." "Bye bye Verga sayang yang masih awet ngejomlo karena kebanyakan makan formalin," goda Alex sambil terkekeh lalu menutup sambungan telepon. Verga meletakkan HP nya dan kembali lagi berhadapan dengan komputernya dan foto gadis yang menarik perhatiannya. ___________________ "Bagaimana pekerjaanmu hari ini, sayang?" tanya mama pada Verga yang sedang mamasukkan potongan beef steak ke dalam mulutnya. Mereka sedang makan malam di rumah mereka yang tak terlalu besar di kawasan Faber Green. "Baik, Mah. Klien Verga ingin pernikahan dengan tema private wedding dan out door." "Mama itu sering berpikir aneh tentang pekerjaanmu." Verga menghentikan mengunyah makanan di mulutnya dan mencerna kata-kata wanita paruh baya yang duduk di depannya. "Aneh kenapa, Ma?" tanya Verga penasaran. "Ya ... kamu itu wedding planner tapi belum menikah. Jangankan menikah. Punya pacar saja tidak. Padahal Mama lihat gak ada kekurangan dalam dirimu." "Ah, Mama. Soal itu lagi, deh." Verga cemberut. Nafsu makannya tiba-tiba hilang jika dihadapkan tentang pernikahannya. Wanita mana sih yang tak mau menikah? Tapi jika jodoh belum datang, mau bagaimana lagi? Terlebih ... Verga belum bisa membuka diri dan membuka hati untuk pria lain. Ada sebuah nama yang ia pendam di sana. Nama yang tidak bisa dihapuskan dari dalam dirinya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Everything

read
277.4K
bc

Sweetest Diandra

read
70.4K
bc

My Soulmate Sweet Duda (18+)

read
1.0M
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.0K
bc

MENGGENGGAM JANJI

read
473.9K
bc

Hello Wife

read
1.4M
bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook