bc

Unusually Bodyguard (21+)

book_age18+
2.4K
FOLLOW
13.8K
READ
dark
sex
bitch
drama
tragedy
sweet
mystery
multiple personality
like
intro-logo
Blurb

WARNING!!!

Cerita ini mengandung unsur dewasa, pertemuan dua alat kelamin, pemaksaan dan kekerasan.

Seorang wanita bekerja sebagai bodyguard dan harus menjaga calon pewaris Petroleum Group yang sangat keras kepala, suka memerintah dan bersikap semena-mena. Apakah wanita itu bisa menghadapinya? Belum lagi dengan sifat lelaki itu yang begitu m***m dan memandangnya seolah ingin melahapnya.

Nicole Dave Petroleum nama lelaki itu, putra tunggal yang akan menjalankan Petroleum group nantinya dan Nathalie Nadine Nelwara diutus untuk menjadi bodyguard pribadinya karena lelaki itu tengah diincar oleh banyak musuh yang ingin menghancurkan Petroleum Group.

Bisakah Nadine menghadapinya? Atau wanita itu malah berakhir dibawah kuasa Nicole nantinya?

chap-preview
Free preview
Prologue
Jakarta, 12 Mei 2010             Dentuman musik yang begitu keras memenuhi ruangan yang terlihat begitu sesak oleh manusia yang tengah menari ria di bawahnya. Tarian mereka sama sekali tidak terorganisir, mereka hanya menggerakkan tubuh mereka mengikuti dan menikmati musik yang sedang di putar. Malam semakin larut namun tempat itu menjadi semakin ramai. Para pria dan wanita saling bercampur dan tak jarang mereka saling menggerakkan tubuh satu sama lain atau bahkan sengaja menyenggolkannya.             Sama halnya dengan ketiga manusia berbeda jenis kelamin ini, satu diantaranya adalah wanita yang saat ini tengah begitu asyik meliuk-liukkan tubuhnya tanpa peduli kedua pria yang tengah mengelilinginya itu menyenggol tubuhnya.             Tempat itu sudah seperti tempat untuk mereka melepaskan topeng yang selama ini dikenakan. Di tempat itu mereka merasa bebas untuk melakukan apa saja dan itu terasa begitu menyenangkan.             “Gue balik ke tempat duduk dulu, mau minum.”             Pria yang tadi berjoget di samping kanan sang wanita kini melangkah menjauh setelah berpamitan kepada kedua sahabatnya. Pria itu melangkah kembali menuju sofa yang tadi mereka tempati, di atas mejanya masih terdapat minuman ber-alkohol yang sudah mereka pesan di awal tadi.             Pria itu menjatuhkan tubuhnya kemudian bersandar pada sofa sembari meneguk minumannya. Ini bukan kali pertama mereka ke tempat itu sehingga mereka sudah terbiasa dengan suasana dan minuman yang ada di sana.             Baru beberapa menit pria itu duduk, seorang wanita datang menghampirinya. Wanita yang mengenakan rok mini yang begitu ketat juga atasan tanktop tanpa menggunakan dalaman membuat bongkahan yang ada di dadanya begitu terekspos.             “Mau main malam ini, Nic?” tanya wanita itu sembari menjatuhkan b****g besarnya di atas paha Nic atau lengkapnya Nicole. Wanita itu dengan sengaja mengarahkan benda besar yang bergelantungan di dadanya itu tepat ke depan mata Nicole.             “Lo yang sering main sama Iel?” tanya Nicole balik saat melihat wajah wanita itu yang tak asing baginya. Wanita itu tertawa senang kemudian langsung melingkarkan kedua lengannya di leher Nicole. “Ternyata kamu diam-diam memperhatikan aku, ya?”             Nicole tersenyum miring saat merasakan wanita itu dengan sengaja menggesekkan dadanya pada tubuh Nicole. Sepupunya yang bernama Gabriel atau yang biasa dia panggil Iel itulah yang mengajaknya dan Bella ke tempat ini untuk pertama kalinya hingga akhirnya mereka bertiga jadi sering mengunjunginya. Gabriel sering sekali bermain dengan wanita yang ada di tempat ini dan salah satunya adalah wanita yang saat ini duduk di pangkuannya.             Wanita itu mulai menjalankan aksinya, tangan nakalnya perlahan mulai bergerak menyentuh pipi Nicole, mengelusnya dengan lembut kemudian secara perlahan turun menyusuri rahang tajam Nicole.             Nicole menengadahkan kepalanya seolah memberi kesempat bagi wanita itu untuk melakukan hal lebih dan tentu saja sang wanita langsung menyerangnya. Nicole mulai merasakan sesuatu di selangkangannya mulai membesar, bibir tebal wanita itu kini tengah bermain di leher Nicole dan mengemut tonjolan yang ada di lehernya.             Lidah wanita itu bergerak dengan liar, begitu juga dengan tubuhnya yang entah sengaja seolah menggesekkan tepat pada kejantanan Nicole yang kini semakin mengeras. Tangan wanita itu kini menyusup ke dalam kaos yang dikenakan Nicole, tangan itu menyentuh dan menyusuri lekukan yang ada di perutnya dan berhasil membuatnya semakin bernafsu.             Wanita itu sepertinya mengetahui bahwa Nicole sudah mulai terangsang dan bahkan mungkin dapat merasakan tonjolan yang mengenai paha bawahnya. Wanita itu semakin menggerakkan pantatnya seolah sengaja menggesekkannya pada kejantanan Nicole.             “Anjing! Liar banget lo! Pantes Iel sering make lo.”             Wanita itu terlihat begitu senang dan bangga mendengar ucapan Nicole itu dan bahkan semakin merapatkan tubuhnya dan kini sengaja menggesekkan dadanya hingga Nicole dapat merasakan puncak d**a wanita itu yang menonjol menantangnya. Akhirnya Nicole mnyerah dan langsung melumat bibir wanita itu dengan penuh nafsu.             Biasanya Nicole tidak akan mau main karena harus menemani Bella, namun kali ini dia tengah sendirian karena Bella masih menikmati musik keras itu bersama Gabriel dan wanita yang datang kepadanya ini sungguh sulit untuk ditolak.             Tangan Nicole mulai bergerak menggerayapi tubuh wanita itu sambi terus melahap bibir tebal dan menggoda sang wanita. Sebelah tangannya bergerak menuju bongkahan besar di d**a wanita itu sedangkan sebelahnya lagi bergerak menyusuri paha wanita itu lebih dalam.             “Ahhh...”             Sebuah desahan berhasil keluar dari mulut wanita itu ketika tangan dingin Nicole menggenggam payudaranya dan jari pria itu menyentuh putingnya yang sudah mengeras sejak tadi.             Nicole ikut menggerakkan pinggulnya, mencoba melampiaskan gairanya dengan menggesekkannya pada s**********n wanita itu. Ciuman Nicole terhenti dan beralih menuju p******a besar yang sejak tadi menggodanya. Nicole sudah menyingkap penutupnya hingga kini bisa melihat langsung bagaiman besar dan penuhnya benda itu.             Tanpa menunggu lama, Nicole langsung melahapnya dengan rakus bersamaan dengan jarinya yang bergerak memasuki sela paha wanita itu. Nicole dapat merasakan bagaimana basahnya wanita itu saat ini, jika Nicole mau pasti mudah sekali untuk membenamkan miliknya disana. Namun tiba-tiba saja Nicole menghentikan kegiatannya ketika tidak sengaja melihat sepasang manusia tengah berpagutan di tengah ruangan sana dan dikelilingi oleh manusia lain yang tengah asyik berjoget.             Nicole berhenti untuk melihat itu namun tidak dengan wanita yang duduk di pangkuannya, wanita itu kini tengah bermain di d**a Nicole sedangkan Nicole sudah tidak menghiraukannya lagi. Tatapannya terkunci pada sepasang manusia yang tadi datang bersamanya.             Di sana, dibawa lampu yang berkedip-kedip itu, Bella dan Gabriel tengah berciuman dengan begitu panas. Bahkan Nicole datang melihat tangan Gabriel menggerayapi tubuh Bella dan masuk ke balik rok ketatnya.             Rahang Nicole mengeras, bukan lagi karena tersangsang melainkan karena marah. Sontak Nicole langsung berdiri sehingga membuat wanita yang tengah asyik menikmati tubuhnya itu terkejut begitu saja dan menatap Nicole heran.             Pria itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun dan langsung pergi meninggalkan tempat itu sambil menggepalkan tangannya.             Setibanya di parkir mobil, Nicole langsung melampiaskan amarahnya dan menendang ban mobilnya untuk meluapkan kekesalannya. Beberapa orang yang ada di sana bahkan menatapnya bingung namun Nicole tidak memperdulikannya.             Setelah puas menendang mobilnya sendiri, Nicole langsung masuk ke dalam mobil dan mengendarai mobilnya tak tentu arah. Mobil yang tengah Nicole kendarai itu melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi. Amarah dan alkohol membuatnya seakan tidak takut akan nyawanya sendiri saat ini. Meskipun memang jalanan malam sudah tidak terlalu ramai saat ini.             Nicole selama ini menyimpan perasaan kepada Bella dan Gabriel tahu akan hal itu, tapi bagaimana bisa sepupunya itu menghianatinya dengan begitu mudah? Mereka bahkan berciuman di depan mata Nicole dan membuat Nicole semakin merasa kalah. Seharusnya dia lebih berani dan mengungkapkan perasaannya terlebih dahulu kepada Bella.             Mobil Nicole bergerak semakin kencang membelah jalanan malam dan bahkan beberapa kali menerobos lampu merah, beruntung jalanan yang sudah sepi dan tidak ada mobil yang menyebrang. Namun kali ini, tepat setelah Nicole meneros lampu merah di persimpangan, sebuah mobil ikut melesat tepat di depan mobilnya sehingga tanpa bisa berpikir dengan cepat, Nicole menabrak mobil itu dengan begitu kencang dan membuat mobil itu terbalik beberapa kali dan bahkan menabrak trotoar jalan.             Nicole masih terlihat tidak sadar saat ini, apalagi tadi dia sempat meminum alkohol yang membuat dia tidak bisa berpikir jernih saat ini. Tak berselang lama suara ledakan terdengar seolah menyadarkan Nicole bersamaan dengan api merah yang menyala pada mobil yang ia tabrak.             Nicole masih berada di dalam mobilnya, tidak  ada luka parah yang dia dapatkan, hanya kepalanya yang terbentur. Beruntungnya dia mengenakan seatbelt sehingga dia tidak terlempar ke depan saat menabrak mobil tadi.             Nicole menatap jalanan yang tampak lengang kemudian memutar arah kemudinya dan pergi meninggalkan tempat itu. Mobilnya tidak rusak parah, hanya bagian depannya yang sedikit rinsek namun masih bisa dikendarai.                                                                                  ÄÄÄÄÄ             Seorang remaja cantik yang sudah mengenakan baju tidur mickey mouse tengah duduk di kursi belajarnya, beberapa buku terbuka dihadapannya. Remaja berumur 15 tahun itu tengah menyelesaikan tugas sekolahnya sembari menunggu kepulangan kedua orangtuanya. Dia sesekali melirik jam yang ada diatas meja yang sudah menunjukkan lewat tengah malam namun kedua orangtuanya belum juga tiba.             Suara ketukan pada pintu kamarnya berhasil mengambil alih perhatian remaja itu hingga akhirnya dia melangkah menuju pintu kamarnya, berharap yang mengetuk pintu itu adalah mama dan papanya.             “Udah tidur ya?” tanya seorang pria yang lebih muda beberapa tahun dari mamanya. Pria itu adalah pamannya yang memang tinggal dirumahnya karena kedua orangtuanya tengah bertugas di luar kota selama seminggu.             “Belum Om, kenapa?” tanya gadis itu heran.             “Siap-siap sekarang ya! Ganti baju kamu, kita mau ke rumah sakit.”             Gadis itu menatap penuh tanda tanya, “tante sakit? Atau Tama?” tanya gadis itu.             Pria yang ada dihadapannya itu hanya menggeleng lemah, “Nadine siap-siap aja sekarang ya! Om, tante, sama Tama nunggu di bawah.” Pria itu langsung pergi meninggalkan gadis yang ia panggil Nadine tadi dengan kebingungan. Akhirnya Nadine langsung mengganti pakaiannya yang terlihat lebih layak untuk pergi ke rumah sakit meskipun dia masih tidak tahu kenapa mereka pergi kesana.             Andi-pria yang dipanggil Om oleh Nadine tadi langsung membawa Nadine menuju rumah sakit bersama istri dan anaknya juga. Nadine masih penasaran kenapa mereka ke rumah sakit tengah malam begini.             Setibanya di rumah sakit, mereka langsung menuju instalasi gawat darurat yang dipimpin oleh Andi. Tidak terlalu ramai keadaan IGD saat ini hingga Andi dengan mudah menemukan tujuan mereka.             Terlihat beberapa polisi berada disana dan beberapa perawat juga dokter terlihat tengah memberikan pertolongan pada orang yang ada di balik tirai itu. Andi langsung melangkah menghampiri polisi itu.             “Permisi, Pak! Saya Andi keluarga dari korban kecelakaan yang tadi menerima telepon.”             Nadine masih terdiam di sana sambil dirangkul oleh Diana, istri Andi. Gadis itu terus menatap Andi yang kini sudah menjauh pergi bersama dua polisi tadi. Nadine melirik Diana yang terlihat meneteskan air matanya sambil mengusap bahu Nadine.             “Tante?” Nadine menatap Diana penuh tanda tanya. Diana menarik nafas dalam bersiap untuk memberikan penjelasan namun atensinya teralih saat melihat dokter keluar dari balik tirai.             “Keluarga Bapak Kevin dan Ibu Rena?” tanya dokter sembari berjalan mendekati Nadine, Diana dan Tama. Diana langsung menganggukan kepalanya sedangkan Nadine langsung menatap sang dokter.             “Maaf kami harus menyampaikan berita ini, Bapak Kevin dan Ibu Rena tidak bisa tertolong lagi. Luka bakarnya cukup parah dan keduanya juga kekurangan banyak cairan karena terlambat di bawa ke rumah sakit. Kami sudah melakukan pertolongan semampu kami tapi ternyata tuhan berkehendak lain.”             Nadine yang mendengar berita yang sangat mengejutkan itu kini sudah tidak mampu menahan bobot tubuhnya. Kakinya melemah seketika, dadanya terasa begitu sakit seperti seseorang tengah menikamnya saat ini. Air mata di sudah membasahi kedua pipinya. Diana turut larut dalam kesedihan itu dan langsung memeluk Nadine erat begitu juga dengan Tama yang juga tak mampu menahan air matanya melihat Nadine menangis.             Gadis itu tengah menunggu kedua orangtuanya pulang bahkan sampai tidak tidur untuk menunggu kedatangan mereka, namun ternyata gadis yang masih remaja itu harus menerima kenyataan pahit bahwa kedua orangtuanya pulang tanpa nyawa.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Pinky Dearest (COMPLETED) 21++

read
290.4K
bc

SHACKLES OF GERALD 21+

read
1.2M
bc

Naughty December 21+

read
509.0K
bc

HYPER!

read
556.0K
bc

✅Sex with My Brothers 21+ (Indonesia)

read
922.4K
bc

Aksara untuk Elea (21+)

read
836.0K
bc

Partner in Bed 21+ (Indonesia)

read
2.0M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook