bc

Istri Kedua

book_age18+
820
FOLLOW
8.3K
READ
like
intro-logo
Blurb

Satria Arya Bismantara, pria berusia 32 tahun adalah seorang arsitektur yang sangat terkenal. Dia sangat menyayangi istrinya yang sudah dipinang-nya 6 tahun yang lalu. Namun, namanya rumah tangga pasti akan ada dengan masalah yang datang.

Bunda nya, selalu mendesak Satria untuk segera memberinya cucu. Permintaan itu adalah permintaan tersulit bagi Satria. Salsa--istri Satria, sejak pernikahan tidak mau disentuh oleh suaminya sendiri. Satria terus bersabar menghadapi semua itu, mengharap semua penantiannya akan terbayar dengan kebahagiaan-kebahagiaan.

Namun, anggapan Satria itu salah. Salah besar! Salsa, istrinya malah kabur meninggalkan nya demi popularitas nya sebagai model semata.

Hingga akhirnya Satria bertemu dengan wanita tegar, berhati lembut dan berparas cantik. Wanita itu, adalah wanita yang dikenalkan oleh Bunda padanya.

chap-preview
Free preview
Bab 1 : Permintaan Bunda
Satria Arya Bismantara, pria berusia 32 tahun adalah seorang arsitektur yang sangat terkenal. Dia sangat menyayangi istrinya yang sudah dipinang-nya 6 tahun yang lalu. Di sebuah ranjang ukuran king size terlihat dua insan tengah bergelung nyaman di balik selimut tebal itu. Satria tersenyum memperhatikan wajah istri yang sudah menemaninya 6 tahun terakhir ini. Tangan kekarnya mengelus surai rambut istrinya yang menutupi wajah cantiknya. Perjuangannya mendapatkan istrinya ini tidak sia-sia. Dulu waktu kuliah, banyak sekali yang menyukai sosok istrinya ini. Wanita cantik dengan tubuh proporsional yang sekarang sudah menjadi seorang model yang tengah naik daun. Satria ingat sekali dulu ketika Salsa menerima pernyataan cintanya, betapa bahagia nya dia saat itu. Dan sekarang dia sangat bersyukur dengan keberadaan istrinya ini sampai saat ini di samping-nya. "Sayang.. bangun yuk. Udah adzan subuh lho." ucap Satria pelan sambil mengoyakan lengan mulus sang istri. "Kamu aja yang subuhan, aku lagi libur." ujar Salsa dengan suara serak khas bangun tidur. Satria melihat itu tersenyum tipis. Istrinya ini sangat menggemaskan. Ia segera mendudukan tubuhnya dan turun dari ranjang untuk mengambil air wudhu. Setelah mengambil air wudhu, Satria mengambil sarung dan memakainya. Dan berjalan meninggalkan kamar itu. Seperti inilah jika istrinya sedang datang bulan. Ia akan lebih memilih sholat jamaah di masjid dekat rumah. **** "Masak apa, Mbak?" tanya Satria saat menarik kursi meja makan. "Nasi goreng, Tuan." balas Bi Inah, ART di rumah Satria. Bi Inah mulai menghidangkan nasi goreng dalam piring Satria dan setelah itu mengambil secangkir kopi untuk tuannya itu. "Silakan, Tuan." "Pagi," sapa Salsa yang baru saja datang dengan baju press body. Maklum, Salsa adalah model, jadi Salsa paling suka dengan baju model seperti itu. "Pagi, Sayang." balas Satria mengecup bibir Salsa singkat. "Sat, nanti aku sampe satu bulan ke depan mau ke luar negeri. Ada pemotretan disana." ungkap Salsa yang sedang mengoleskan selai coklat pada roti tawar di tangannya. Wajah Satria yang tadinya ceria mendadak muram, inilah yang ia tidak suka dari pekerjaan istrinya. Salsa akan meninggalkannya, mengabaikan tugasnya dalam melayaninya sebagai suami. Satria pernah meminta Salsa untuk berhenti menjadi model dan mencari pekerjaan lain. Namun, Salsa tidak mau. Salsa adalah tipe perempuan keras kepala, tak akan mau mendengar permintaan orang lain. "Iya," hanya jawaban itu yang mampu Satria ucapkan dan kembali menyuapkan nasi goreng ke mulutnya. **** Setelah menghantar Salsa menuju tempat pemotretan, Satria langsung menuju ke kantor nya. Ada banyak pekerjaan dari klien hari ini. Satria harus bisa menyelesaikannya tepat waktu. "Pagi, Boss. Ibu Ita mau ketemu, beliau sudah ada diluar." ucap Eza pada Satria. Satria menaikkan sebelah alisnya. Namun, kepalanya tetap mengangguk. Ceklek! "Bun.." Satria bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Bundanya. "Sampai kapan, Bunda harus nunggu Mas?" ucap Bunda lirih menatap Satria yang lebih tinggi darinya. Satria berdiri di depan sang Bunda dengan menundukkan kepala. Satria tau arah pembicaraan ini. Namun, ia lebih memilih diam, menunggu sang Bunda melanjutkan ucapannya. "Bunda, butuh temen, Mas. Bunda pengen gendong cucu Bunda. Umur kamu udah 32 tahun. Udah waktunya kamu punya anak. Kamu anak satu-satunya Ayah dan Bunda." "Bunda udah cukup sabar menunggu kehadiran cucu Bunda sejak pernikahan kamu 6 tahun lalu. Liat temen-temen Bunda udah punya cucu, Bunda juga pengen." lanjut Bunda panjang lebar dengan wajah sendu. Satria meneguk ludah kasar. "Duduk dulu, Bun." Satria menuntun sang Bunda menuju sofa yang ada di ruangannya itu. Pekerjaannya harus ia tunda dulu. Karena Bunda nya lebih penting. Setelah mendudukan tubuh mereka di sofa, Bunda berucap kembali, "Kamu bisa cerita ke Bunda, apapun masalah rumah tangga kalian. Bunda akan senang hati membantu memberi kan solusi." "Bunda, aku--" ucaan Satria terpotong karena Bunda Ita menyelanya. "Apa kamu atau Salsa nggak pernah menginginkan kehadiran anak?" Satria menggeleng cepat. Dia sangat menginginkan kehadiran buah cintanya dengan Salsa. Sangat. "Lalu kenapa? Sampai sekarang kalian belum kasih Bunda cucu." cecar Bunda. "Apa salah satu dari kalian ada masalah sehingga sulit?" lanjutnya. "Enggak, Bun. Kami alhamdulillah sehat, kok." jelas Satria. "Lalu kenapa, Mas?" Satria membuang nafas kasar, menetralkan jantung nya yang tiba-tiba saja mendadak gugup, "Sa-salsa nggak mau aku sentuh, Bun." cicitnya pelan dengan kegugupan. Bunda Ita terdiam mencerna kata-kata yang keluar dari mulut anaknya itu. "Nggak mau disentuh, gimana sih Mas?" setelah mencoba mencerna kata-kata itu namun Bunda Ita tetap tidak paham maksud anaknya. "Tunggu! Jangan bilang kalo kamu sama Salsa nggak berhubungan badan." lanjutnya. Satria mengangguk. "Se-sejak kapan, Mas?" tanya Bunda Ita dengan air mata yang sudah berada di kedua pelupuk matanya. "Bun..." Satria melihat itu merengkuh tubuh rentang itu dalam pelukannya. "Mas, bohongkan?" desis Bunda nya itu sambil menggeleng tak percaya. Tak percaya dengan keadaan rumah tangga anak dan menantunya itu. Tangisannya sudah tumpah disertai sesegukan. Satria hanya bisa menggeleng. "Mas, akan coba untuk membujuk Salsa supaya Bunda segera bisa gendong cucu." ucap Satria menenangkan dengan tangan yang terus mengelus pelan punggung Bundanya itu. **** "Halo!" "Halo! Ada apa?" jawab sosok wanita di seberang telefon. "Masih sibuk?" "Iya," "Tanggal berapa kamu pulang?" "Kenapa kok tiba-tiba tanya tanggal? Biasanya kan nggak pernah." "Aku mau bicara serius sama kamu, bicara 4 mata." tegas Satria. "3 minggu lagi," Setelah jawaban itu, Satria hanya bertanya tanya soal hal kecil, seperti sudah makan atau belum, meminta Salsa untuk istirahat jika lelah. Sampai akhirnya Salsa meminta untuk mengakhiri panggilan telefon itu. **** Disisi lain, Ayla Salwalia, sosok wanita berumur 22 tahun berparas cantik nan lembut tengah duduk di kursi ruang tunggu. Menunggu sang ibu selesai cuci darah. Tangannya memegang buku dan bolpoin. Ia mencatat order-an laundry yang harus ia antar nanti setelah magrib. Beginilah pekerjaannya sehari-hari, membuka usaha laundry kecil-kecilan dan pagi bekerja di cafe pinggir kota. Semua itu, ia lakukan untuk membayar pengobatan sang ibu dan kebutuhan mereka sehari-hari. "Boleh duduk, dek?" Alya mendongak lalu mengangguk dan tersenyum lembut. Ia sedikit menggeser duduknya. "Lagi nunggu giliran?" "Ah tidak bu! Saya sedang menunggu ibu saya." wanita paruh baya itu pun mengangguk. "Sendirian?" tambah Ibu itu. "Iya," "Kamu kerja di laundry, ya?" ucap Ibu iti setelah berhasil mengintip tulisan yang ada di buku Alya. "Eh? Iya, saya buka laundry di rumah. Itung-itung nambah uang." ringis Alya pelan. Ibu itu tersenyum lembut. "Boleh kalo besok Ibu laundy di tempat kamu?" "Hah? I-ibu mau laundy di tempat saya?" "Iya, boleh?" "Iya, boleh. Besok bajunya saya ambil di rumah ibu." "Catat alamat ibu." wanita paruh baya itu mulai menyebutkan alamat tempat tinggalnya dan Alya mencatatnya. ****

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Awakening The Goddess

read
30.3K
bc

Perfectly Broken [COMPLETE]

read
1.5M
bc

The jerk next door

read
79.3K
bc

A Game of Love

read
70.4K
bc

Eudora's Baby

read
47.3K
bc

A Luna's Duty

read
300.2K
bc

Vengeance is Mine

read
5.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook