bc

Rain Bowie

book_age16+
584
FOLLOW
2.4K
READ
family
goodgirl
confident
student
sweet
Writing Challenge
genius
highschool
first love
surrender
like
intro-logo
Blurb

Rain melihat langit, awan yang sudah mulai mendung. Dan sesekali ia mendengar gemuruh dan melihat air yang sudah mulai berjatuhan dari atas langit membasahi puncak kepalanya.

Rain kembali tersenyum.

Hujan akan segera datang.

Rain senang. Papah nya menghiburnya dengan menurunkan air hujan untuknya.

"Makasih Ya Allah." Gumamnya dalam hati.

Tak butuh waktu lama, hujan pun turun dengan derasnya.

Rain berdiri sambil memutarkan tubuhnya menikmati guyuran air hujan yang membasahi sekujur tubuhnya.

Masalah dan beban hidup yang di derita Rain seakan-akan hanyut terbawa aliran air hujan.

Rain merasa tenang

Disaat sedih, hanya hujanlah yang bisa meredakan kesedihannya itu.

chap-preview
Free preview
Part 1
"Rain.." teriak seorang dari luar kamar Rain.   "Rain Bowie..." Derap langkahnya mulai terdengar jelas di telinga Rain. Seseorang itu menghampiri Rain.   "Rain bangun udah siang, kamu lupa sama janji kami buat nganter mamah ke supermarket?" Wanita itu menggoyangkan tubuh Rain tanpa henti.   Perlahan Rain membuka matanya sambil sesekali mengucek-ngucek matanya dan mengambil sesuatu yang mengganjal di sana.   Kini mata Rain sudah terbuka lebar, meskipun sorot cahaya matahari yang menembus jendela mengenai wajah mulus Rain.   Rain melihat ada wanita paruh baya yang sudah berdiri di samping tempat tidurnya sudah berkacak pinggang.   "Mahhh... Rain masih ngantuk."  Kata Rain   "Ihh, anak gadis gaboleh tidur sampe lupa waktu kaya begini pamali tau." Ceramahnya.   "Ishh, bumali nya aja gak marah kalo Rain bangun kesiangan." Ujar Rain ngelantur.   "Udah, sekarang mending Rain siap-siap buat antar mamah ke supermarket, Rain kan udah janji sama mamah." Perintah nya.   "A ahhh... mamah mah gitu, Rain kan masih ngantuk." Rengek Rain. "Ini nih mamah liat aja Rain ada mata panda nya." Ujar Rain, ia menunjukkan kantung mata nya yang sedikit menghitam. "Suruh siapa begadang?"   "Mamah kejam banget sama Rainnnnn, huaaaaaaa" rengek nya lagi.   "Yaudah, mendingan sekarang Rain bangun ya. Siap-siap buat antar mamah ke supermarket, mamah tunggu dibawah." Perintah mamahnya lagi untuk kedua kalinya.   Melihat mamah nya yang sudah tidak ada lagi di kamarnya, Rain terpaksa bangun dari tidur nyenyaknya. Dan bersiap-siap untuk mengantarkan mamahnya ke supermarket.   "Tebak ini siapa?" Tanya Rain kepada mamahnya sambil menutup mata mamah nya dengan kedua telapak tangannya.   Pertanyaan macam apa itu?   Rain benar-benar bodoh!   Tidak usah ditanya juga mamahnya sudah tau bahwa itu adalah anaknya.   "Siapa yaa?" Tanya mamah Rain pura-pura tidak tahu.   "Oh iyaa mamah tau, ini Siti tukang sayur di komplek rumah itu kan?" Tebaknya sambil terkekeh. Rain mengerucut kan bibir tipisnya. Perlahan ia menurunkan tangannya yang mungil kebawah.   "Ihh mamah ko malah jawabnya Siti tukang sayur komplek rumah si?" Ujar Rain cemberut. Mamah Rain menatap anak nya gemas.   "Rain gak mau di samain sama Siti, masa Rain yang cantik dengan mata yang sangat lentik mirip bulu matanya Syahrini yang cetar membahana bagaikan badai dan halilintar malah di sama-sama in kaya si Siti, iuhh" celoteh Rain tak karuan.   Mamah Rain semakin gemas melihat tingkah buah hatinya yang sudah besar ini masih seperti anak umur 4 tahun yang meminta balon.   "Rain cantik ko, lebih dari Siti tukang sayur komplek perumahan kita. Karena mamah nya aja cantik pasti anak nya lebih cantik." Hiburnya.   Rain memeluk mamah nya erat. Kemudian dibalas oleh mamahnya.   ****   "Mahh Rain mau  itu" Pinta Rain menunjuk-nunjukkan ice cream yang ia maksud.   "Iyaa, nanti mamah belikan. Sekarang mamah mau bayar belanjaan ke kasir dulu." Rain mengangguk pelan. Matanya masih melihat ke sebrang jalan tempat jualan es krim yang ia inginkan.   "Rain, kayanya mamah masih lama deh ngantri nya. Kamu beli sendiri aja ya, bisa kan?"   Rain mengangguk cepat. Tangannya mengambil uang yang diberikan oleh mamahnya, kemudian dia berlalu meninggalkan supermarket untuk ke sebrang jalan, membeli es krim yang ia mau.   "Abang , Rain mau es krim rasa vanilla sama coklat nya di tumpuk ya terus pakein mesis." Pesan Rain dengan mata berbinar.   Tukang es krim tersebut menurut dan langsung membuatkan es krim pesanan Rain.   Setelah selesai, es krim yang akan di berikan kepada Rain tiba-tiba sudah diambil cepat oleh seorang yang ia tidak kenali.   "Ini." Ucap seseorang memberikan dua lembar uang sepuluh ribuan.   "Ihhh itukan punya Rain! " Rain berdecak kesal, matanya mengikuti arahan es krim yang orang itu ambil.   Lelaki itu hanya menengok ke arah Rain sebentar, kemudian mengarahkan kembali pandangan nya menjadi lurus ke depan.   "Itu punya Rain! Balikin ga!" Lelaki itu pergi meninggalkan Rain begitu saja tanpa meminta maaf.   "Udah neng, mang ganti aja yang baru ya?" tawar mang es krim.   "Gausah! Rain gak mood" balas nya ketus sembari menghentakkan kaki nya ketika akan meninggalkan tempat es krim itu.   "Rain udah beli es krim nya?" Tanya wanita paruh baya itu dengan halus. Rain hanya menggeleng, menampakkan wajah nya yang terlihat masam.   "Kenapa Rain gak beli es krim?" Tanya nya lagi.   Rain menarik napasnya dalam dan mengeluarkan kan secara kasar. "Rain sebal sama abang es krim itu, masa Rain yang pesan duluan malah ada orang yang main nyerobot gitu aja ngambil es krim Rain. Kan kesel mah.." celoteh Rain.   "Gausah cemberut gitu nanti cantiknya ilang lagi." Kekehnya.   "Gimana kalo mamah aja yang buatkan Rain es krim?" Tawarnya.   Mata Rain menatap mamahnya lekat. Ia sangat senang jika mamahnya yang membuatkan es krim untuk nya.   Rain mengangguk-anggukan kepalanya dan memperlihatkan mata yang sudah membulat. Tak disadari sekarang Rain kembali tersenyum riang.   "Ayooo mah, Rain ga sabar." Ajak Rain menarik tangan kiri mamah nya. Karena tangan sebelah kanan nya sedang menenteng belanjaan yang tadi ia beli.   Ketika Rain sedang asyik berjalan dengan mamah nya sambil sesekali mereka bercanda dan tertawa, mata Rain mengarah kepada seorang laki-laki yang sedang duduk di bangku taman dengan seorang anak kecil sambil memegang es krim.   Rain menghentikan jalannya. Menatap dengan seksama orang di pandang nya itu. Rain berpikir sejenak. "Ohh iya, dia kan yang udah ngambil es krim punya Rain. Rain harus samperin!" Ucapnya berani.   "Mah Rain mau nyari toilet dulu sebentar ya, Rain kebelet pipis."   Mamah hanya tersenyum tanda setuju.   Rain mempercepat langkahnya, menuju taman yang ia maksud.   "Kamu orang yang tadi ngambil es krim Rain kan?" tanya nya sambil menunjuk kan jari nya kearah muka seseorang itu.   Lelaki itu menghiraukan perkataan Rain.   "Kalo Rain nanya itu dijawab!"   "Jangan diem aja!" Rain sangat kesal.   Lelaki itu tetap tidak menggubris ucapan Rain. Ia lebih memilih melanjutkan kerjaannya membujuk anak kecil yang telihat seperti adiknya agar mau makan es krim yang ia berikan tersebut.   "Samuel ga mau, itu ada mesis nya"   Rain mendengar penolakan dari anak kecil itu kepada lelaki yang membawa es krim nya.   "Kan tadi Sam yang minta pake mesis" Jawab lelaki itu.   "Samuel ga mau. Huaaaaaaa" anak kecil itu menangis.   Rain yang melihatnya tak tega langsung menghampiri anak kecil yang sedang menangis itu. Posisi Rain berjongkok di bawah kursi panjang mensejajarkan dengan tinggi anak kecil itu. "Kamu kenapa nangis?" Tanya lembut.   "Samuel gak mau es klim pake mesis." Balasnya masih sambil menangis.   Rain mengambil sesuatu di slim bag miliknya. "Kalo ini mau gak?" Tawar Rain, memegang kipas-kipasan miliknya.   Tangisan anak kecil itu mulai mereda. Ia melihat benda yang digenggam oleh perempuan cantik di depannya. "Itu apa?" Tanya Samuel penasaran.   Rain tersenyum kearah Samuel. "Samuel bisa pake ini kalo Samuel gerah."   "Calanya gimana?" Tanya anak kecil itu lagi dengan suara khas anak kecil.   "Samuel tinggal puter-puterin aja gagang yang di samping ini. Pasti bakal ada angin nya." Balas Rain, sembari mempraktekkan cara menggunakan kipas yang ia beri.   "Kerasa ada anginnya?" Tanya Rain.   Anak kecil itu seolah takjub dengan benda berwarna oranye bergambar kucing Garfield dan ada baling-balingnya yang ia lihat. Dengan cepat tangannya yang mungil mengambil kipas angin milik Rain.   "Ini buat Sam?" Tanya nya sambil memperhatikan benda itu.   Rain mengangguk pelan sambil tersenyum, tanda setuju.   Melihat persetujuan dari Rain, anak kecil itu senang bukan main. Lalu memeluk Rain seperti kakak kandung nya sendiri.   RADAFA? lelaki itu mematung tak percaya melihat kejadian langka itu terjadi. Samuel yang biasanya tidak ingin diganggu oleh siapapun kini luluh ketika perempuan itu memberikan kipas-kipasan kepada Samuel.   Radafa berdecak kesal, karena merasa perjuangannya gagal menghentikan adiknya yang sedang ngambek. Tapi setelah perempuan itu datang dan menghiburnya, belum 5 menit dia malah langsung diam dan tersenyum lagi.   THE POWER OF WOMAN.   Di lain sisi, Radafa tidak sadar bahwa sekarang bibir nya sudah mengukir menjadi sebuah senyuman tipis, melihat adiknya yang berumur  4 tahun itu bisa tersenyum kembali.   Rain menyudahi pelukannya.   "Rain pergi duluan yaa."   "Kenapa? Ka lein ikut Sam aja sama ka Afa." Pinta anak itu memperlihatkan puppy eyes nya. Semenatara Radafa menatap sinis ke arah Rain.   "Gak bisa, mamah Rain udah nunggu soalnya." Balasnya. "Kamu jangan nangis lagi yaa." Tambahnya lagi sambil menoel hidung mancung Samuel.   "Dahh." Rain pergi meninggalkan anak kecil itu dan seorang lelaki dewasa disampingnya sembari melambaikan tangannya.   Niat Rain untuk memarahi lelaki yang sudah mengambil es krim nya ia urungkan karena merasa tak tega terhadap anak kecil yang menangis itu.   Samuel membalas lambaian tangan Rain.   Setelah punggung Rain sudah tidak terlihat lagi, Radafa mencoba membuka suaranya.   "Sam udah ga ngambek lagi?" Tanya Radafa hati-hati.   Samuel mengangguk. "Udah engga ko."   Radafa menghembuskan napas leganya.   ****   "Rain, udah selesai di toiletnya?"   "Belum mah." Balasnya tenang.   Mamah Rain melongo   "Ya udah lah mahh... makanya Rain ke sini juga." Ujar Rain gemas.   "Yaudah yuu, Rain udah gak sabar mau nyobain es krim buatan mamah."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Everything

read
278.0K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
462.3K
bc

Skylove (Indonesia)

read
109.2K
bc

Love Match (Indonesia)

read
173.0K
bc

CEO Pengganti

read
71.2K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.9K
bc

Fake Marriage

read
8.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook