bc

Six Husband From Hell

book_age18+
2.2K
FOLLOW
22.7K
READ
powerful
prince
king
queen
drama
like
intro-logo
Blurb

Warning 21+

Season 1 : Six husband from hell

Spinoff : King of Zero

Pernahkan kau bermimpi memiliki suami enam orang sekaligus?

Sakura Michaelis seorang gadis cantik yang tumbuh besar tanpa kasih sayang seorang ibu harus menanggung semua kesalahan ayahnya, Leonardo Michaelis. Keserakahan sang Ayah yang mengorbankan Sakura dan Istrinya membuat semua berubah. Cinta yang indah berubah menjadi benci, dan rasa benci menjadil hal yang mengerikan!

Sakura berpikir akan hidup bahagia dan menikah dengan pilihan hatinya. Namun Kenyataan tak sesuai harapan. Kenyataan yang pahin benar-benar menyayat hati dan membuatnya tersiksa.

Akankah Sakura dapat menemukan kebahagiaannya di antara keenam suaminya?

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Pagi ini,  seorang pemuda tampan memasuki sebuah kamar dan menarik tirai kamar tersebut membuat sinar mentari masuk hingga membuat seorang gadis menarik selimutnya karena terganggu. "Nona Sakura, waktunya sarapan dan berangkat ke sekolah," ucap sang Pelayan tampan dengan suara indahnya. "Uhm... Sean. Selamat pagi," jawab Sakura dan membuka selimut yang membungkus tubuhnya. "Selamat pagi, Nona Sakura," jawab Sean menunduk hormat. "Apa Ayah sudah berangkat?" tanya Sakura sambil mengusap-usap matanya. "Belum, Nona Sakura. Tuan Leonardo menunggu Anda di ruang makan saat ini," jawab Sean. "Baiklah, give me 30 minutes and i'll be there in the minute," jawab Sakura lalu turun dari ranjang. Sean hanya mengangguk patuh dan menutup matanya. "Nona Sakura, saya sarankan untuk memakai gaun tidur Anda ketika ingin tidur," ucap Sean sambil melangkah pergi ke arah pintu. "Aku lebih suka tidak memakai apa pun saat tidur. Dan aku tidak peduli jika ada yang melihatku," jawab Sakura dingin dan menutup pintu kamar mandi dengan keras.            Sean hanya menggeleng. Kebiasaan nona kecilnya membuat ia sangat khawatir. Bagaimana jika seseorang masuk dan memperkosanya? Usia Sean hanya berbeda 3 tahun dari Sakura. Sean diangkat menjadi pelayan pribadi Sakura saat umur Sakura 15 tahun dan saat itu Sean bersekolah di sekolah khusus Butler. Kemampuan Sean membuat Tuan Leonardo memilihnya untuk melayani sang putri. Saat ini Sakura tinggal di sebuah mansion besar milik ayahnya. Ia hanya tinggal bersama ayahnya. Sepupu yang ia punya tinggal jauh dari mereka. Sean memasuki ruang makan seraya menundukkan kepalanya kepada seorang laki-laki yang masih terlihat tampan, Leonardo. "Di mana Sakura?" tanya Leonardo kepada Sean. "Nona Sakura sedang bersiap-siap, Tuan," jawab Sean sopan. "Apa dia masih melakukan kebiasaannya?" tanya Leonardo seraya menyeruput teh hangatnya. "Ya, Tuan. Seperti biasa, Nona Sakura marah saat saya menasehatinya." Leonardo menghela napas kasar, kedua siku tangannya kini bertumpu dengan meja makan lalu memandang ke arah Sean. "Bagaimana jika salah satu dari 'mereka ' menyerang Sakura saat tidur. Aku pasti akan menyesal," ucap Leonardo sambil memegang keningnya. 'Itu karena salahmu dari awal, Tuan Leonardo.' batin Sean. Hanya Sean yang mengetahui rahasia gelap tentang majikannya itu. Akan tetapi, ia tidak dapat berbuat apa pun untuk nonanya. Perjanjian yang ia buat dengan salah satu dari 'mereka ' melarangnya untuk membantu nona kecilnya itu. Sakura yang telah rapi turun dari kamarnya dan menghampiri mereka. "Selamat pagi, Ayah," sapa Sakura sambil mencium pipi Leonardo. Leonardo tersenyum senang melihat putrinya. Putri cantiknya itu mengingatkannya kepada mendiang istrinya. "Selamat pagi," jawab Leonardo. "Cepat habiskan sarapanmu, dan kita akan pergi ke sekolah barumu," lanjut Leonardo. Sakura menatap bingung ke arah Leonardo, "Sekolah baru? Tapi Ayah, aku tidak mau pindah. Lagipula sebentar lagi aku lulus," jawab Sakura. "Tidak ada penolakan! Ini yang terbaik untukmu, dan jangan membantah," jawab Leonardo dengan suara kerasnya. Sakura mematung, baru kali ini ia dibentak oleh ayahnya. Sakura melanjutkan sarapannya dalam diam. Setelah selesai, Sakura berlari masuk ke dalam Limaosin milik ayahnya, Leonardo menyusul diikuti Sean. Sepanjang perjalanan Sakura hanya diam dengan tatapannya kosong. Sedangkan Sean yang duduk di sebelah supir menggeleng lemah, menatap Sakura dari spion depan. Sakura dan Leonardo sampai di sebuah sekolah yang amat megah, Leonardo keluar terlebih dahulu dan diikuti oleh Sakura. Para bodyguard pun turut mengikuti langkah mereka berdua. Sepanjang perjalanan menuju gedung sekolah, para murid menatap Sakura dengan takjub sekaligus iri. Surai merah muda yang indah, manik hijau tosca miliknya seperti menyihir setiap orang untuk tetap melihat ke arahnya. Tubuhnya yang tinggi semampai, ditambah bentuk tubuhnya yang terlihat menggoda membuat kecantikan Sakura seperti seorang Dewi, sedangkan Leonardo yang tampan dan masih terlihat muda menambah daya pikatnya. Keluarga Michaelis bisa dibilang keluarga terkaya di negara Jepang saat ini. Meski kaya, Leonardo tidak pernah berfoya-foya dan bahkan tidak pernah berjalan dengan seorang wanita lain selain anaknya, Sakura. Setiap melewati para murid Sakura merasa canggung dan memegang lengan ayahnya. Leonardo menoleh saat Sakura memegang lengan jas miliknya. "Jangan takut, Sakura. Ayah berada di dekatmu," ucap Leonardo menenangkan Sakura. Sakura hanya mengangguk lalu tersenyum. Saat itu juga para siswa berteriak histeris. "Cantiknya...," teriak salah satu siswa dari kerumunan. Sakura hanya tersenyum kecil lalu mengikuti ayahnya ke ruang Kepala Sekolah. Setelah bercakap-cakap dengan Kepala Sekolah, Sean mengantarkan Sakura ke kelasnya yang baru. Sakura tampak terkejut karena Sean membawanya ke luar gedung sekolah. "Sean, kau mau membawaku ke mana?" tanya Sakura sambil melihat-lihat taman yang kini sedang dilewati mereka berdua. "Tentu saja ke kelas Anda, Nona Sakura," jawab Sean menoleh sedikit sambil terus berjalan. Sakura hanya menatap punggung Sean dengan kening berkerut. Gadis itu kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti, hingga akhirnya terlihat gedung yang tak kalah megahnya dengan gedung lainnya. "Ini~" ucapan Sakura dipotong oleh Sean. "Anda dimasukkan ke kelas khusus, Nona Sakura. Dan inilah gedung kelas khusus tersebut, mari saya antar ke dalam." Sakura terus mengikuti Sean meski banyak pertanyaan di benaknya. Sean berhenti di depan pintu yang sangat besar berukiran bunga mawar dan burung-burung berlapis emas. Pelayan itu mengetuk pintu megah tersebut. "Masuk," jawab seseorang dari dalam. Sean membuka pintu dan mempersilahkan Sakura masuk. Pelayan itu menutup pintu megah itu kembali lalu berdiri di sisi pintu menunggu sang majikan. "Baiklah, anak-anak. Seperti yang sudah kukatakan hari ini kita menerima murid pindahan. Kemarilah nak dan kenalkan dirimu," ucap guru tersebut, Sakura mengangguk. Sakura menghampiri dan berdiri di samping kiri wanita paruh baya tersebut dan mulai memperkenalkan diri. "Namaku Sakura Michaelis, berasal dari sekolah Elit Sanctuary Akagami. Salam kenal dan mohon bantuannya." Perkenalan singkat Sakura membuat seisi kelas yang hanya terdiri 20 orang termasuk dirinya menjadi ribut. "Jadi, kau adalah Sakura Michaelis yang selalu menang turnamen bela diri itu? Dan anak terkaya nomor 1 di Jepang? Hebatnya," ucap salah satu anak laki-laki dengan mata yang berbinar-binar. Sakura memang memiliki bobot tubuh yang kecil akan tetapi, ia selalu menang dengan mudah di turnamen bela diri. Berbagai piala emas terpajang di perpustakaan milik ayahnya di rumahnya. Sakura hanya tersenyum lalu mengangguk sedikit. "Baiklah, Nona Michaelis. Kau bisa duduk di bangku kosong di baris tengah," ucap Guru tersebut, Sakura mengangguk lalu beranjak dari tempatnya. ~★~   Sean menunggu Sakura di luar dengan tenang. Seketika bulu kuduk tubuhnya meremang. Ia mengedarkan pandangannya dan mencari sesuatu yang mampu menciptakan hawa dingin seperti ini. Sean menatap ke lorong yang gelap dan melihat bayangan seseorang. 'Itu ... tidak mungkin!' pikir Sean. Tiba-tiba bayangan itu melangkah maju dan memperlihatkan sedikit wajah dan sayap hitamnya. Wajah Sean semakin memucat saat mengetahui siapa orang tersebut. "Hai Sean, apa kabar?" suara lelaki itu terdengar menyeramkan di telinga Sean. "Selamat datang, Tuan. Saya baik-baik saja. Bagaimana dengan Anda?" jawab Sean mencoba setenang mungkin. "Hmmm... tidak sebaik kelihatannya, bagaimana dengan Calon Istriku?" tanya lelaki itu lagi. "Nona Sakura baik-baik saja. Maaf Tuan, ada apa sampai Anda repot-repot datang ke dunia manusia?" "Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu. Jika waktunya sudah tiba malam bulan purnama nanti, aku ingin dia mengetahuinya," jawab lelaki itu. Sean mengerutkan keningnya, bulan purnama hanya beberapa minggu lagi, itu artinya Sakura akan mengetahui takdirnya. Jika ia bisa memilih, Sean akan membunuh Sakura agar Nonanya tidak hidup menderita bersama 'mereka '. "Baiklah Tuan, saya akan melindungi Nona Sakura untuk Anda," jawab Sean sambil menunduk hormat. "Kami akan terus mengawasinya," jawab lelaki itu lalu menghilang. Sean mengepalkan tangannya hingga mengeluarkan darah, dengan cepat ia membersihkan tangannya dan berdiri kembali di sisi pintu. 'Apakah tidak ada cara untuk melepaskan belenggu yang mengikat Nona Sakura?' batin Sean. ~★~   Bel istirahat berbunyi, Sakura yang sedang merapikan alat tulis miliknya didatangi teman-teman sekelasnya. "Michaelis, bolehkah kami memanggil nama depanmu?" tanya seorang gadis yang diketahui dialah artis terkenal saat ini. Sakura tersenyum, "Tentu saja." jawabnya singkat, kemudian mereka semua menjadi histeris. Sakura yang memiliki tubuh tinggi dan ramping serta otak yang jenius tidak membuatnya sombong dan serakah. Hidup mewah dan juga memiliki 5 perusahaan sendiri tidak membuat Sakura merasa di atas angin. Tidak pernah berpacaran, meski ia menyukai seseorang, entah mengapa sangat sulit untuk mendekati orang yang disukainya. Kecantikan bak Dewi dan terlihat sempurna, meski begitu ia memiliki sisi gelap yang tidak diketahui oleh orang-orang. Sisi gelap yang membuat tangannya berlumuran darah. "Ini sudah jam makan siang, apa kau mau ikut bersama kami?" tanya gadis itu lagi. Sebelum Sakura menjawab Sean mencelanya. "Nona Sakura, waktunya makan siang. Saya sudah siapkan makan siang Anda di taman," ucap Sean sambil menunduk hormat. Para murid terdiam melihat Sean entah sejak kapan sudah ada di sebelah Sakura. Semua murid perempuan melihat Sean dengan wajah memerah. "Baiklah, maaf teman-teman pelayanku sudah menyiapkan makan siang untukku. Lain kali mungkin aku akan bergabung dengan kalian," jawab Sakura sambil tersenyum. Ia berjalan dengan anggunnya melewati para murid. Setelah keluar kelas barulah mereka tersadar. "Wuaa... Sakura cantik sekali dan sangat anggun." salah satu gadis mulai histeris. "Kau benar, dan juga lelaki itu adalah pelayan Sakura, dia tampan sekali." sahut gadis lainnya. Mereka masih berteriak sampai Sakura meninggalkan gedung kelasnya, gadis bersurai merah muda itu mengikuti Sean yang menunjukan jalan ke arah taman. Sesampainya di taman tersedia meja berserta kursi makan mewah, tetapi ada seseorang yang juga duduk di sana. "Maaf Tuan, tempat ini adalah tempat makan siang untuk Nona Sakura," ucap Sean sopan kepada anak laki-laki yang sedang duduk sambil memakan bekalnya di sana. Lelaki itu menoleh dan sedikit terkejut melihat Sakura. "Maaf, aku tidak tahu," jawab lelaki itu sambil membereskan kotak bekalnya. "Tunggu," ucap Sakura lalu menghampiri lelaki tersebut. Lelaki itu menoleh dan mengerjap-ngerjapkan matanya. "Kita bisa makan bersama di sini, lagipula kau duluan yang duduk di sini, itu jika kau mau," ucap Sakura lembut. Lelaki itu terpesona melihat keanggunan Sakura. "Apakah boleh?" tanya lelaki itu. "Tapi Nona Sakura~" ucapan Sean di potong dengan tangan Sakura yang terangkat tanda berhenti bicara. "Biarkan saja, Sean," jawab Sakura. "Baiklah, saya akan menghidangkan makan siang Anda." Sean pamit mundur untuk mengambil makanan dan Sakura hanya mengangguk "Maaf jika aku lancang, apa kau Sakura Michaelis?" tanya lelaki itu. "Ahh.. maafkan aku tidak memperkenalkan diri, namaku Sakura Michaelis. Salam kenal," jawab Sakura sesopan dan selembut mungkin. Wajah lelaki itu merah merona. "Eto... namaku Koharu Shiwaze. Salam kenal," jawab Koharu gugup. "Kau dari keluarga Shiwaze? Berarti Ayahmu CEO di salah satu perusahaan milikku." Sakura sedikit terkejut karena ternyata lelaki di depannya ini adalah anak dari anak buah perusahaannya. "Benar, Nona Michaelis," jawab Koharu. "Panggil nama depanku, jika kau panggil nama belakangku bisa-bisa Ayahku yang menjawab," canda Sakura, Koharu tertawa. "Baiklah, Sakura. Kalau begitu kau bisa memanggil nama depanku juga. Maaf bukan berarti kita harus berteman akrab, hanya saja~" perkataan Koharu dipotong oleh Sakura. "Aku tahu, baiklah. Koharu, kau adalah teman pertamaku di sini," potong Sakura sambil tersenyum manis. Saking manisnya wajah Koharu sampai memerah. Sean datang membawa beberapa makanan dan minuman untuk Sakura. Setelah itu mereka berbincang-bincang sampai waktu istirahat habis. ~★~   6 Pangeran berkumpul di suatu tempat dan hanya terlihat bayangan mereka saja karena cahaya yang minim. "Ahh... aku benci saat Calon Istri kita dekat dengan lelaki lain. Hei kalian, bunuh saja orang itu," ucap salah satu Pangeran. "Kita tidak bisa membunuh manusia lagi, kita sudah banyak memakan jiwa mereka yang mendekati Calon Istri kita," jawab Pangeran ke 2. "Tetapi aku benci itu, kenapa kita tidak langsung saja menikahinya? Aku sudah tidak sabar menyentuh kulit mulusnya," kata Pangeran ke 1. "Tidak perlu terburu-buru, malam bulan purnama hanya beberapa minggu lagi," jawab Pangeran ke 5. "Bagaimana denganmu yang menjalin kontrak dengan bocah itu?" tanya Pangeran ke 4 pada Pangeran ke 3. "Tadi aku sudah mendatanginya, kontrakku dengannya akan hilang saat kita menikah dengan Calon Istri kita," jawab Pangeran ke 3. "Baguslah, dengan ini kerajaan kita akan semakin kuat," kata Pangeran ke 1. "Aku tak sabar bertemu dengannya." lanjutnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

See Me!!

read
87.9K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.1K
bc

GADIS PELAYAN TUAN MUDA

read
464.8K
bc

✅Sex with My Brothers 21+ (Indonesia)

read
924.5K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
53.1K
bc

Partner in Bed 21+ (Indonesia)

read
2.0M
bc

HYPER!

read
556.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook