bc

Stuck on Twins

book_age16+
1.4K
FOLLOW
5.1K
READ
billionaire
possessive
family
dominant
badgirl
tomboy
CEO
comedy
campus
first love
like
intro-logo
Blurb

Ini cerita tentang kisah cinta si kembar Mahesa.

Kisah ini dimulai dari sebuah retaknya kepercayaan, yang membuat sebuah hubungan dengan terpaksa tidak bisa di lanjutkan.

Raya Mahesa, si sulung keluarga Mahesa. Gadis ini terkenal bad. Popularitasnya bahkan melebihi selebriti. Bisa di ibaratkan, Raya ini sepererti Ambassador paranya anak muda.

Hubungannya dengan Bima, si laki-laki besar yang memilih melanjutkan studynya di Italia, dan membuat mereka harus menjalani hubungan LDR, ternyata mampu menjadi salah satu alasan retaknya hubungannya dengan Raya.

Sayangnya, Bima tidak pernah mengatakan hal yang sebenarnya, hingga gadis itu hampir melupakannya. Jika ia tidak datang tepat waktu, Bima yakin, ia pasti tidak akan bisa menjangkau Raya kembali.

Beda hal dengan Raga Mahesa, saudara kembar Raya. Laki-laki itu adalah jenis pria yang tidak berperasaan kepada perempuan, kecuali mama dan saudara kembarnya.

Kisah perjalanan percintaanya jauh lebih rumit, karna Raga sama sekali tidak memiliki pengalaman.

Cover: Orisinal

Gambar by Pinterest

Font by Canva

chap-preview
Free preview
|Stuck on Twins ~ Raya 1|
Riuh terdengar mengisi gedung A, tepatnya kelas Deflasi, yang terdiri dari seratus dua puluh kursi. Sebagian mahasiswa tampak terlihat sibuk dengan kegiatannya sendiri, dan sebagian lagi sibuk melakukan kegaduhan di kelas. Contoh salah satu mahasiswa yang melakukan kegaduhan adalah Raya, si gadis yang terkenal akan sebutan sebagai Esa Garuda. Raya sedang di kerubungi oleh teman laki-lakinya, yang terlihat menikmati cerita gadis itu mengenai ikan peliharaanya. Gadis ini sudah berubah sejak terakhir kali. Saat ini ia adalah seorang mahasiswi di salah satu kampus swasta di Jakarta, Landx University. Salah satu perubahan yang paling ia syukuri adalah tinggi tubuhnya, yang naik tiga cm sejak terakhir kali ia mengukurnya. Tinggi 159 cm membuatnya menjadi tidak tampak mungil lagi. Dan contoh perubahan keduanya adalah, kini sifatnya sudah tampak seperti mamanya, Kaluna, yang menyukai hewan. Ia hanya bersyukur, sifat mamanya yang selalu menyukai hutan, tidak sampai kepada Raya. Karna, entah bagaimana lagi bengalnya gadis itu, jika hal itu sampai terjadi. Saat salah satu dosen pengajar mata kuliahnya memasuki ruang kelas mereka, Raya dan teman-temannya berderap berjalan menuju kursinya masing-masing. Trttttt Raya tidak mendengar salam pembukaan dosen di depan, karna sebuah getaran pada ponselnya mengalihkan konsentrasinya. Baginda Afka: Pulang malam ini! Papa sama mama mau dinner di luar.  Sebuah pesan dari papanya, Afka, reflek membuat mood Raya jatuh. Hari ini adalah hari Jumat, dan bukan jadwal pulang dirinya sebenarnya. Walau kuliah tetap di Jakarta, ia meminta kepada orangtuanya untuk tinggal sendiri, alias ngekost. Mamanya, Kaluna, mengizinkan, namun dengan syarat, Raya harus pulang ke rumah setiap hari Sabtu, dan berangkat kuliah senin pagi dari rumah. Raya setuju, karna itu adalah jalan satu-satunya, ia tidak terkukung di sarang emas milik papanya, Afka. Dan ini, baru saja terjadi, papanya mengirim pesan kepadanya agar pulang, hari ini juga, di hari jumat, karna papa dan mamanya akan dinner berdua malam ini. Tentu saja, alasan papanya meminta dirinya pulang, agar bisa menjaga kedua adik laki-lakinya di rumah. Walau mereka berdua memiliki babysiter sendiri, tapi papanya tidak pernah bisa mempercayakan adik-adiknya ke tangan orang lain. Padahal, Raya sudah berniat ingin ikut live consert di Kemang malam ini, bersama teman-temannya. Dan sepertinya, janji nonton konsernya harus di undur. Mendecak kuat, Raya membanting ponselnya. Ia sama sekali tidak menyadari dosennya sedari tadi sedang menatapnya dengan kesal. “RAYA!!!!” Desis pak Bimbim, memanggil mahasiswi bengalnya. Mendongak, Raya menatap dosennya dengan bingung. Ia lalu menatap ke sekeliling, dan baru menyadari, bahwa kini dirinya lagi-lagi menjadi bahan pandangan teman-temannya. “Iya pak?” tanya Raya tanpa dosa. “Kamu kalau gak niat buat belajar, mending keluar dari kelas saya” desis Pak Bimbim, masih dengan nada kesalnya. “Baik pak!” patuh gadis itu, yang langsung membersihkan barang-barangnya. Saat ia beranjak berdiri, Raya kembali menatap wajah dosennya yang kini semakin memerah. “Kenapa pak?” tanya gadis itu polos. “Berani kamu keluar dari sini?” emosinya yang membuat liurnya keciprat ke depan. Raya meringis, saat melihat teman-temannya yang duduk tepat di depan pak Bimbim berdiri, sedang mengusap wajahnya, karna terkena cipratan liur pak Bimbim. “Yah berani pak. Kan tadi bapak udah persilahkan saya keluar” jawab Raya dengan berani. Ia menatap mata pak Bimbim dengan santai, seakan menantang laki-laki itu. Dari tempatnya berdiri, yang berjarak sepuluh meter dari posisi pak Bimbim berdiri, Raya bisa mendengar suara desisan laki-laki paruh baya itu. “Keluar kamu sekarang!” bentak pak Bimbim pada akhirnya. “Iya, ini kan saya mau keluar pak. Bapak aja yang dari tadi ngajak saya bicara” jawab Raya kalem. Ia berjalan, menuju pintu yang berada di belakang kelas. Baru saja hendak menggapai pintu, pak Bimbim kembali memanggil Raya. “Iya pak? Kenapa lagi?” tanya Raya berusaha sabar, karna lama-lama dosennya kayak ngajak dia berantam. Pak Bimbim tersenyum miring, matanya menyipit, menatap Raya, “kamu di panggil pak Cipto, ke ruangannya sekarang” ucapnya tampak bahagia. Raya hanya mengangguk, lalu berlalu dari ruang kelasnya. Ia bahkan tidak repot-repot untuk pamit kepada dosennya itu. ^^^ Ruang pak Cipto adalah ruangan yang selalu Raya datangi. Setiap minggu, ada saja ulahnya, dan harus di panggil ke ruangan pak Cipto. Cipto adalah dosen pembimbing akademis yang juga menjabat sebagai seketaris jurusan. Hal itulah, mengapa gadis itu sudah langganan dengan ruangan pak Cipto. Mendesah berat, Raya mengetuk pintu ruangan pak Cipto. Setelah di persilahkan masuk, Raya masuk tanpa memberikan salam terlebih dahulu. “Kenapa pak, panggil saya?” tanya gadis to the point. Pak Cipto terdiam sesaat, matanya menatap Raya dengan dingin. “Kamu kapan berubah sih? Saya lelah menyelesaikan permasalahan kamu” ucap pak Cipto, memulai pidatonya pagi ini. “Emang saya buat ulah apalagi pak?” tanya Raya dengan nada frustasi pura-puranya. Bahkan gadis itu, dengan tidak tahu dirinya langsung duduk tepat di depan meja kerja Cipto, tanpa di persilahkan terlebih dahulu. “Kamu gak tau, atau pura-pura gak tau?” tanya pak Cipto dengan sengit. Raya diam, bukan karna tidak tau jawabannya, melainkan ia sedang menikmati raut frustasi dosen pembimbingnya ini. “Ini apa lagi Raya?” Tanya pak Bimbim sambil menyerahkan aquarium kecil, yang berisi ikan mas. “Kenapa diambil pak?” sengit Raya. “Ya jelas di ambillah. Kamu kenapa taruh itu di air pancuran depan kampus?” tanya Pak Cipto kesal. “Jadi mau saya taruh dimana lagi pak? Gak mungkin di sumber air kampus kita kan?” ucapnya. “bapak memang gak punya rasa keprihewanan. Kasihan kan si babon sama si kingkongku” lanjut Raya dengan sendu. Matanya menatap nyalang kearah dua ikan mas miliknya, hasil mencuri dari lab perikanan, yang paginya, si ikan yang ia beri nama Babon dan Kingkong, akan di bedah, untuk keperluan penelitian. “Tapi kenapa harus di air mancur Raya? Warna ikan ini mencolok sekali di air mancur, sampai pak Dekan aja lihat, dan marah-marah. Lagi pula, orang mana yang taruh ikan di air mancur? Jelas-jelas air mancur itu di buat untuk mempercantik tampilan depan kampus kita” ucap pak Cipto panjang lebar. "Lah, kan saya pak yang buat ikannya di kolam. Kok pake tanya, orang mana yang buat. Lagian sayang itu airnya pak, seharusnya bisa jadi tempat perlindungan hewan air, Eh manusianya malah egois, ngejadikan itu hanya untuk mempercantik suasana" jawab Raya dengan berani. Mendesah lelah, Cipto menghempaskan punggungnya ke kursi kebesarannya, lalu tangannya terangkat, untuk mengusir Raya dari ruangannya. Entah kenapa, setiap kali ia berurusan dengan Raya, rasa lelahnya bertambah luar biasa, seakan umurnya bertambah tua lima tahun jika sudah menghadapi gadis itu. Dan seperti hari-hari lainnya, ia memang tidak akan pernah berhasil jika berurusan dengan Raya. Orang yang berdiri di belakang gadis itu adalah orang-orang yang penuh kuasa, sehingga ia tidak berani walau hanya menyentuh gadis itu. Seperti biasanya, Raya masih seperti gadis bebal. Yang berubah hanyalah tinggi tubuh gadis itu, yang bertambah tiga centi. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ( INDONESIA )

read
470.9K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.9K
bc

CEO Pengganti

read
71.2K
bc

JODOH SPESIAL CEO JUDES

read
288.4K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.3K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook