bc

HALF

book_age18+
135
FOLLOW
1K
READ
body exchange
independent
bxg
mystery
genius
high-tech world
first love
friendship
virgin
scientist
like
intro-logo
Blurb

Semenjak Android tercipta, Chloe Auguste mengalami begitu banyak kesulitan dalam hidupnya. Tetapi hal itu perlahan berubah semenjak ia membawa pulang Android yang terbengkalai bernama Nik. Semakin lama ia bersama Android itu, semakin ia mengetahui rahasia gelap yang disembunyikan perusahaan pembuat para Android dan siapa Nik sebenarnya...

chap-preview
Free preview
CyberTech
(CHLOE) Ada sebuah pameran yang diselenggarakan di sebuah gedung besar dan ternama di kota ini. Itu bukanlah sebuah pameran biasa. Banyak orang dari seluruh penjuru kota datang hanya untuk menghadiri pameran tersebut. Para petinggi, orang-orang kaya dan terkenal, semua datang ke pameran ini. Termasuk diriku. Seharusnya ini saatnya bagiku untuk pergi bekerja, tetapi aku masih punya waktu tiga puluh menit untuk dimanfaatkan yaitu dengan mengunjungi pameran tersebut yang letaknya tidak jauh dari tempatku bekerja. Pameran ini adalah momen penting yang tidak bisa kulewatkan. Dari luar, gedung itu sudah terlihat begitu penuh dengan lautan manusia yang saling berkerumun dan berdesak-desakan untuk bisa masuk ke sana. Pameran seniman ternama bahkan tidak pernah seramai ini. Aku mendongak dan menatap sebuah nama gedung yang terpampang di atas sana. CyberTech. Sebuah nama yang sering muncul di mana-mana karena benda-benda ciptaan mereka yang luar biasa. Sebuah perusahaan teknologi dan penemuan raksasa. Tidak ingin terlalu banyak menghabiskan waktu di depan gedung hanya untuk melongo, aku segera masuk ke barisan antrean itu. Aku melihat orang-orang yang ada di barisan depan yang sedang berada di tempat pemeriksaan. Orang-orang itu terhenti dan sebuah tulisan hologram berwarna merah muncul di hadapan mereka untuk menghalangi melangkah lebih jauh. Yang kutahu kalau nekat melewati tulisan itu, maka tubuh akan tersengat yang akan membuat lumpuh sementara. Aku bahkan tidak ingin mengalami itu. Setelah beberapa menit, akhirnya giliranku tiba. Aku melirik ke atas dan melihat sebuah kamera kecil yang mengeluarkan cahaya biru untuk memindai seluruh tubuhku. Setelah aku tidak terdeteksi membawa sesuatu yang berbahaya, tulisan hologram di hadapanku menghilang dan aku melangkah masuk ke dalam gedung CyberTech. Meski ini bukan pertama kalinya aku masuk ke CyberTech, aku masih saja terpukau dengan betapa besar dan megahnya gedung ini. Aku mulai berkeliling untuk melihat barang-barang teknologi yang sedang dipamerkan saat ini. Setahuku ini adalah ketiga kalinya CyberTech mengadakan pameran teknologi. Benda ciptaan mereka selalu melampaui ekspektasi dan melebihi sebuah kemajuan teknologi. Itu sebabnya banyak orang yang antusias dengan pameran ini untuk melihat benda-benda baru apa yang telah diciptakan CyberTech. Aku menghampiri benda yang terlihat seperti sebuah jam tangan. Aku membaca tulisan di layar monitor di sampingnya. Healthwatch. Sebuah jam tangan yang menunjukkan tingkat kesehatan tubuh sang pengguna. Fungsinya yaitu menunjukkan tingkat kesehatan dalam tubuh dan penyakit apa yang sedang diderita melalui sebuah pemindai otomatis yang aktif satu kali dalam tujuh hari. Oh, wow! Aku bahkan tidak perlu menemui dokter untuk konsultasi setelah memiliki jam ini. “Aku benar-benar menginginkan mesin pembersih itu,” ucap suara wanita di dekatku. Aku menoleh dan melihat sepasang suami-istri yang sedang menatap ke depan. Aku mengikuti arah pandang mereka dan melihat sebuah layar besar yang terpampang di depan sana yang menampilkan gambar benda-benda pameran. Ada enam barang. “Kalau tidak terpilih kita masih bisa menggunakan Android,” kata si suami. “Kau tidak lihat berita akhir-akhir ini soal Android? Itu membuatku takut. Aku benar-benar ingin mereka memasarkan mesin pembersih itu segera,” balas sang istri. Aku kurang bisa memahami apa yang mereka perdebatkan dan mengapa wanita itu menyebutkan ‘memasarkan’. Kupikir semua benda yang dipamerkan ini akan segera dipasarkan sampai aku melihat kerumunan di sisi lain yang membuatku penasaran dan melihatnya. Kulihat orang-orang sedang menatap layar ponsel mereka masing-masing. Aku baru menyadari bahwa itu adalah tempat voting. Para pengunjung diharuskan memindai kode QR yang sudah terpampang di sana untuk memberikan suara pada benda-benda di pameran ini. Kudengar seseorang di dekatku berdecak dan berkata, “Ini sulit sekali,” sambil menatap ponselnya. “Um, maaf. Apa para pengunjung wajib melakukan voting?” tanyaku padanya. “Oh! Umm… entahlah. Tapi pengambilan suara dilakukan untuk menemukan hasil akhir dari benda yang akan dipasarkan,” jelasnya. “Mereka tidak akan memasarkan semua benda-benda itu.” “Apa?” ucapku terkejut. “Ya, benar. Aku juga terkejut,” ucapnya. “Jujur saja aku kecewa.” “Kau bukan satu-satunya,” sahut temannya. “Omong-omong apa yang akan kau pilih, Nona?” tanyanya padaku. “Aku belum memberikan suaraku.” “Kudengar banyak yang memilih Android. Mereka mengeluarkan Android tipe baru.” Aku melihat kembali layar besar di depan. Kulihat banyak dari kerumunan orang-orang di depannya berdebat. Tidak sedikit yang menunjukkan ekspresi kecewa. Kurasa aku bisa mengerti. Sepertinya ada lebih dari satu benda yang mereka inginkan. Dari keenam benda itu, aku menatap gambar Android yang disebutkan pria tadi. AB005. “Untuk apa Android itu?” tanyaku. “Tukang bangunan. Sebut saja begitu. Mereka mampu mengurangi kecelakaan kerja dan menambah pengangguran,” katanya. Aku meringis dalam hati. Memang semenjak Android ada, pengangguran meningkat cukup pesat. Mereka mengambil alih hampir semua pekerjaan manusia. Dari semua benda pameran yang kulihat, sepertinya CyberTech kali ini lebih berfokus untuk menciptakan benda teknologi di bidang pembangunan. Ada kacamata pengukur, desain bangunan yang hadir dalam bentuk hologram, mesin pengecat tembok dan Android itu. Hanya jam kesehatan dan mesin pembersih yang dikatakan wanita tadi yang berbeda. Pandanganku beralih menatap pasangan yang berdiri di depan Android yang berjajar. Mereka terlihat berdiskusi dengan seorang pria yang kuyakini sebagai pegawai di sini. Pria itu lalu mendekati salah satu Android dan menjelaskan sesuatu pada pasangan itu. Bahkan dari jarak ini, aku sudah bisa mengetahui bahwa pria itu sedang menjelaskan fungsi dan kelebihan yang dimiliki Android itu. Pasangan itu pasti ingin membeli Android. Harga Android tidak termasuk begitu mahal. Orang-orang kelas menengah masih bisa membelinya. Tapi untukku yang miskin, harga satu buah Android lebih layak untuk digunakan membeli kebutuhan hidup. Keramaian yang ada di depan mulai terdengar riuh. Aku melihat ke layar. Ternyata keriuhan itu disebabkan karena hitungan voting yang sudah dimunculkan di layar. Dari keenam benda pameran, yang mendapat suara tertinggi ternyata Android AB005. Suara kedua terbanyak adalah jam tangan kesehatan. “Ini sama sekali tidak menarik! Mengapa mereka tidak memasarkan semuanya saja seperti sebelumnya?” kata pria di dekatku yang terlihat kesal melihat hasil hitungan voting di layar. Keriuhan semakin parah karena beberapa orang mulai berteriak memprotes. Aku mulai menjauhi kerumunan itu dan memutuskan untuk pergi. Langkahku terhenti karena seseorang menghalangiku. Umm, tidak. Tapi sesuatu. Itu Android, yang sedang mengepel lantai gedung ini. Matanya bertemu dengan sosokku dan seolah mengerti, ia memberikan jalan untukku lewat. “Terima kasih,” ucapku pelan saat melewatinya. Aku berhenti sejenak dan menatap sekelilingku. Sekarang aku bisa melihat para petugas kebersihan di sini adalah Android. Kalau saja mereka diberikan kulit silikon di seluruh tubuhnya sejak awal diciptakan, aku pasti sudah tidak bisa membedakan yang mana manusia dan robot. Android adalah robot humanoid yang mirip dengan manusia dan hidup di antara kami sejak lebih dari setahun yang lalu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Istri Tuan Mafia

read
17.0K
bc

Pembalasan Istri Tersakiti

read
8.1K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
3.3K
bc

Si Kembar Mencari Ayah

read
28.3K
bc

CINTA ARJUNA

read
11.4K
bc

Tergoda Rayuan Mantan

read
24.2K
bc

Ayah Sahabatku

read
19.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook