bc

The Chronicles of Porkah - Negeri Bawah Laut

book_age16+
190
FOLLOW
1.0K
READ
adventure
twisted
kicking
brilliant
genius
magical world
high-tech world
special ability
alien contact
war
like
intro-logo
Blurb

Participant of:

Innovel Writing Contest - The Next Big Name

====================================

Cakra anak yang sombong!

Wajar karena selain ia rupawan, jenius, bertalenta, ia juga kaya raya!

Tapi kesombongannya itu sirna ketika ia terseret ombak dan terjebak dalam palung Pantai Parangtriris, setelah ia menantang penguasa laut selatan Kanjeng Ratu Kidul.

Kini remaja yang baru menyelesaikan sekolah menengahnya itu harus bayar mahal atas sikap angkuhnya! Ia harus ditahan, di penjara Distrik Nor Negeri Porkah, negeri bawah laut yang menguasai dunia bawah bumi.

Tanpa mereka ketahui, Cakra remaja SMA yang mereka tahan adalah satu-satunya kunci untuk menyelamatkan bumi atas kiamat yang mereka perbuat sendiri.

chap-preview
Free preview
01. Hanyut
Mati! Kematian adalah fase akhir dari semua mahluk hidup di alam semesta ini, sebagai bagian dari perputaran alamiah setelah kelahiran sehingga, menjadikan yang hidup pasti mati. Tak seperti tumbuhan ataupun hewan yang tidak memiliki akal pikiran dan emosi, ketika berhubungan mengenai kematian, manusia lebih banyak enggan membahasnya.  Mungkin karena belum ada yang pernah menceritakan pengalaman mengenai kematian sehingga manusia cenderung takut mati. Atau, karena proses kematian itu sendiri yang sering terlihat menyakitkan bahkan kadang mengenaskan. Tapi apapun yang terjadi, semua yang hidup pasti mati. Dan, tidak ada yang siap menghadapi kematian kecuali, mungkin tumbuhan, mungkin juga hewan juga.  Atau justru mereka tidak siap namun keterbatasan manusia yang tak menyadari.  Namun yang pasti tidak ada manusia yang siap mati. Termasuk remaja laki-laki bernama Cakra Abiyoga yang sedang ketakukan menghadapi kematiannya yang mungkin akan menjemputnya beberapa detik lagi. Ia sungguh belum siap. Serta ketakutan. Tapi yang lebih ia takuti adalah apa yang akan terjadi setelah kematian meraihnya, ia teringat teori ketuhanan yang menyatakan bahwa setelah kematian ada kehidupan kekal yang menanti. Akan tetapi masalahnya adalah, yang ia ketahui bahwa kehidupan kekal itu bercabang dua, kanan menuju yang mereka sebut surga, sedangkan kiri yang mereka sebut neraka.  Dan sepertinya Cakra tahu kemana ia akan melangkah.  Penglihatan akan neraka seakan mengejeknya, hal tersebut semakin teryakinkan saat samar-samar ia melihat bayangan dengan betuk seperti manusia atau mungkin juga tidak, menggunakan jubah hitam atukah memang bentuk mahluk itu menyerupai seseorang menggunakan jubah hitam? Cakra tak tahu pasti.  Namun apapun mahluk itu, ia memegang sabit panjang yang ia topang sambil melambaikan tangan kearahnya sembari menjulurkan lidah. Seakan mengejeknya yang berusaha bertahan hidup. Ditambah, bayangan tersebut bertanduk layaknya rusa. Namun bedanya, tanduk itu bercahaya merah jingga, sesekali cahaya tersebut memercikkan keliauan kecil seperti kelereng api.  Kini, cakra memasuki tahap penerimaan kematian yang akan menjemputnya. Bahkan, ia tak akan menolak bila neraka merupakan singgasana abadinya. Bukan tanpa alasan, mengapa ia begitu yakin bahwa neraka yang akan menerimanya sebagai anggota baru. Saat Cakra berusaha mencoba melawan ganasnya ombak, yang akan membawanya pada kematian. Seluruh kenalakan remaja yang ia buat menerornya.  Seakan minta pertanggung jawaban.  Setiap tarikan napas yang berhasil ia lakukan, terpampang jelas perbuatan yang pernah ia perbuat kepada seluruh manusia.  Entah manusia itu seusianya yang mereka sebut dengan teman sekolah, atau yang lebih muda darinya yang ia sebut dengan adik tingkat. Ataupun, manusia yang lebih tua darinya yang bisa ia sebut dengan guru, pengawas sekolah, atau title-titel lain yang seharunya membuat Cakra menghormati mereka.  Intinya, semua manusia yang mengenal Cakra tak ada yang luput dari kenakalannya. Ia menyesal akan semua tindakannya tersebut. Ia menyesal. telah memiliki samsak selama ia sekolah di SMA Berbudi Pekerti milik orang tuanya. Samsak itu bahkan mempunyai nama dan duduk di kelas yang sama untuk mendapatkan pengetahuan yang sama. Namun, karena Cakra adalah Tuan Muda yang harus selalu dilayani. Maka ia meminta Dito untuk menjadi samsaknya tanpa menuntut, menolak, apalagi melapor kepada pihak berwajib. Tentu Dito menerimanya karena ancaman beasiswa yang dapat dicabut kapan saja saat anak ‘nakal’ ini mengucapkan mantra-mantra ajaibnya.  Tentu saja nama-nama samsak yang dimiliki Cakra selama ia hidup tidak hanya Dito, melainkan ada pula Jonny, Adit, Beni, Farid, Dariel, Victor, Tommy, dan beberapa nama laki-laki lainnya. Selain itu, mereka merangkap pula sebagai asisten pribadi Cakra. Terutama saat ia sedang malas melakukan apapun. Mulai dari mengambil makanan yang ada di kantin, hingga mengelap sepatu Cakra saat ada setitik noda yang hinggap di sepatunya. Ia menyesal, telah mengunci dari luar saat Pak Andi guru Matematika merangkap kepala sekolahnya sedang menikmati buang hajat. Yang tanpa Pak Andi ketahui, beberapa menit kemudian selusin petasan berdentum menggelegar seolah memeriahkan agendanya. Ia menyesal telah memperlakukan dengan sangat indah di awal-awal perkenalannya dengan Michelle, Devi, Sveta, Alina, Bianca, Samantha, Retno, Indah, Dian, Bulan, Inem, dan juga tak tertinggal Ningsih, Sariyem, Suratmi serta Wati. Kemudian, membuat mereka jatuh cinta serta tergila-gila padanya. Namun begitu mereka rela manjadi hamba cintanya, ia langsung mencampakkan mereka.  Bukan! Cakra bukan fakboi. Ia juga menyesal telah menjadi biang kerok pertempuran pelajar, yang sering terjadi antara sekolahnya dan sekolah lain. Ia juga menyesal, sering menjahili teman-temannya. Salah satunya, ia pernah meminta Tommy untuk mengutil di warung kelontong, yang menyediakan segala macam kebutuhan hidup warga sekitar. Namun, saat Tommy berhasil keluar dengan barang curian, bak pahlawan Cakra datang dan memberi tahu salah satu petugas toko bahwa Tommy telah melakukan pencurian. Sungguh ia menyesali semua itu. Menjadi siswa yang serba paling di sekolah, membuatnya layak menjadi anak yang sombong, angkuh, seenaknya sendiri, congkak, egois serta sifa-sifat buruk lainnya. Bukan tanpa alasan, kenapa Cakra disematkan sebagai anak ‘nakal’.  Karena banyak faktor mungkin yang menjadi alasan utama. Mungkin, karena ia dibesarkan serba kecukupan.  Contohnya, saat ia mempunyai dana cukup untuk mentraktir sahabat-sahabatnya keliling Eropa selama satu bulan, menggunakan penerbangan kelas satu. Ditambah, menginap di hotel-hotel bintang lima dengan tipe kamar presidential suite room. Sebagai hadiah kenaikan kelas dan persahabatan mereka. Ia pun selalu bercukupan untuk membeli barang-barang yang ia inginkan. Bahkan salah satu mobil yang ia parkirkan di halaman sekolah, di atas lahan bertuliskan ‘Tuan Cakra’ merupakan mobil keluaran General Motors perusahaan otomotif, yang memproduksi mobil-mobil yang jarang berlalu-lalang di jalan raya Ibukota. Kecuali Ibukota kota-kota maju dan kaya seperti Eropa, Amerika dan mungkin juga sebagain Timur Tengah.   Mungkin juga, karena ia anak yang cerdas, bahkan jenius! Tidak sedikit medali emas, dari lomba olimpiade tingkat nasional dan internasional ia dapatkan. Walaupun medali itu hanya mampir semenit di tangannya, setelah itu entah kemana riwayatnya. Pernah Bibi Chleo kepala asisten rumah tangga di rumah Cakra, menjadikan salah satu medali emas olimpiade fisika tingkat internasional milik Cakra, sebagai penumpu meja di kamar pribadinya. Seingat Cakra, sewaktu ia berumur sepuluh tahun ia pernah membuat kacamata dengan kemampuan teknologi seperti mata lalat. Sehingga siapapun yang memakai kaca mata tersebut, mereka akan menadapatkan penghilatan yang super jeli dan dapat menghindari segala benda yang berlari kencang ke arah mereka. Namun sayangnya, entah kemana alat itu kini berada. Benda itu hilang bersamaan dengan kecelakaan yang hampir menewaskan keluarga Cakra.  Sejak, kecelakaan tersebut, Cakra tak lagi sejenius sebelumnya. Akan tetapi ia masih jenius, namun tidak lagi dapat membuat barang-barang canggih dengan teknologi yang belum ada saat itu. Ia hanyalah seorang anak jenius, yang dapat menghafalkan segala macam kalimat dalam satu kali lihat. Ia juga dapat menghitung segala macam rentetan angka, tanpa menggunakan bantuan. Ia pun dapat membayangkan segala macam kemungkinan, sehingga dapat menyelesaikan tes psikotes dengan hasil memukau,  Ia masih jenius, walaupun tak sejenius saat ia masih muda.  Karena kepintarannya tersebut ia dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Massachusetts Institute of Technology di Negeri Paman Sam sana. Alasan lain yang membuat Cakra bersikap angkuh adalah, mungkin karena ia juga bertalenta. Tidak sedikit Cakra mendapatkan piala dalam bidang olahraga. Seperti taekwondo, karate, tinju, anggar, memanah, menembak, dan juga menunggang kuda. Tidak jarang juga, ansambel musik besutannya bernama Evil’s Smile menyabet juara satu pada setiap festival musik tingkat sekolah menengah, hingga umum. Dari sana juga banyak produser dan label rekaman, ingin menekan kontrak dengannya, namun selalu ia tolak tegas. “Tanya mereka aja pak! Kalo mereka mau, ambil aja mereka, gue ga tertarik!” dan tentu saja, para produser musik itu hanya menginginkan Cakra semata. Karena, tanpa Cakra grup band itu hanyalah sekelompok anak remaja yang bermain musik sebagai kegemaran dengan cara seadanya. Lantaran bintang utamanya ialah Cakra. Selain ia sebagai vokalis dengan suara merdu dengan teknik vokal yang ciamik. Ia pun merangkap sebagai gitaris, dan sesekali ia mengganti perannya dalam band tersebut sebagai drummer, bassist, dan kada kala sebagai keyboardist. Cakra begitu mencintai musik! Alasan lainnya mengapa ia menjadi anak remaja yang begitu sombong, mungkin juga karena ia terlahir dengan fisik yang menurut para ahli estetika sempurna. Wajah oval dengan rahang tajam dan dagu sedikit terbelah. Hidung tidak terlalu panjang dan tinggi, namun lurus bertengger di antara mata yang juga berbentuk oval tidak terlalu besar namun simetris.  Belum lagi, bibir sedang yang belum berubah gelap akibat lintingan tembakau yang selalu ia hisap. Serta tak tertinggal, alis tebal lurus seakan menjadi menjadi payung untuk matanya. Ditambah, tinggi badannya yang hampir mencapai seratus sembilan puluh senti meter, yang tentu masih akan terus tumbuh mengingat Cakra masih dalam masa pertumbuhan.  Belum lagi, bentuk badan yang proposional dengan otot bidang, perut datar layaknya talenan serta biceps dan triceps yang tidak terlalu besar namun berotot terlapisi kulit kuning kecoklatan khas rumpun Asia Tenggara. Ia terlalu tampan! Bahkan banyak pria mengakui bahwa ia salah satu manusia yang tertampan di Bumi ini. Jadi, wajarkan mengapa Cakra bertingkah semena-mena? Siapa yang tidak akan terlena dengan kesempurnaan tersebut? Brug! Gerakan air laut yang bergulung-gulung, baru saja menghantam tubuh Cakra ke terumbu tajam. Lengan kanan Cakra yang penuh otot, seketika koyak menumpahkan darah yang langsung bercampur dengan buih-buih putih. Cakra masih berusaha untuk sadar, dan semampunya melawan gelombang air laut pantai selatan Jawa. Menendang-nendang tanpa memedulikan kakinya yang tersobek dan terkilir terkena karang.  Di sisa-sisa nyawanya, ia berharap ini semua hanyalah mimpi. Ia berharap, sebenarnya saat ini ia sedang terlelap pulas di kamar tidurnya yang tidak jauh berbeda dengan presidential room di hotel mewah yang sering ia tiduri. Ia berharap, beberapa detik lagi Ayah dan Bunda Cakrya akan datang ke kamarnya dan membangunkannya. Namun, harapan itu hanyalah setitik asa yang semu.  Dan sekali lagi, Cakra melihat bayangan menyerupai manusia itu melambaikan tangan kepadanya. Pintu nereka segera terbuka untuknya. Ia melihat cahaya terang menyilaukan, seperti lampu sorot yang sering ia dapati ketika berada di atas panggung. Namun yang ini terangnya tiga, bukan! Lima kali lipat dari itu. Apakah itu pintu neraka? Kalaupun memang pintu neraka mengapa warnanya putih cerah, bukan merah membara? Lalu cahaya putih apa itu? Surga kah? Ada secercah harapan bahwa, ia mungkin tidak akan bersemayam di tempat penuh akan api itu. Ia pun kembali mengingat jikalau kenalakan yang sering ia lakukan, bukanlah suatu kenakalan. Melainkan, bentuk saling mencintai dan menyayangi.  Tersungging senyum tipis Cakra, mengingat bahwa ia adalah manusia yang penuh cinta. 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.0K
bc

Time Travel Wedding

read
5.1K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.6K
bc

Kembalinya Sang Legenda

read
21.6K
bc

Romantic Ghost

read
161.9K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
2.0K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
145.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook