bc

Arsitekturial

book_age16+
1.2K
FOLLOW
66.4K
READ
possessive
arranged marriage
arrogant
independent
CEO
boss
drama
tragedy
sweet
Writing Academy
like
intro-logo
Blurb

Karya pribadi. Imajinasi sendiri. Plagiat menjauh. Kalau tetap kekeuh, baca dulu judul Pengalaman di Plagiat! semoga hatinya lebih berpikir.

Tidak suka? abaikan saja.

Yang suka? siap-siap dapat kejutan di setiap episode.

Bahasa : Semi baku (dialog non baku sebagai pemanis)

GAG

Bagi Amadea, menikah bukalan tujuan hidup. Dirinya masih ingin menikmati masa lajang dengan setumpuk tugas salon yang menjadi kesibukannya.

Tapi bagaimana dia masih bisa konsisten pada pendiriannya ketika mendapati hatinya berdesir hanya melihat seorang anak kecil bermata coklat jernih? Bahkan dirinya memutuskan untuk mengantarkan anak yang dia ketahui bernama Gasdan pergi ke salah satu Playgroup dikotanya.

Bagi Gasdan, tidak mendapat kasih sayang seorang ibu sudah biasa. Tapi bagaimana bila temannya yang sering kali usil mengatakan bila dirinya tidak memiliki ibu, tiba-tiba berujar lantang pada seseorang yang beberapa waktu lalu menolongnya, bahwa dirinya adalah Bunda Gasdan?

Tangis tumpah ketika temannya malah berseru. "Gasdan bohooong! Gasdan bohooong! Gasdan bohooong!" padahal dirinya pun tidak tahu kebohongan apa yang dia lakukan. Beruntung timangan dan dekapan hangat menyelamatkan Gasdan.

Membuat dirinya berharap bahwa seseorang yang memeluknya menjadi bundanya. Bolehkah?

Bagi Gildan, kebahagian Gasdan adalah segalanya. Sampai akhirnya dia menerima desakan dari sang Ibu untuk mencarikan bunda untuk Gasdan.

Gildan kira ketika temannya mengatakan Gasdan telah bertemu dengan bunda baru berarti sang ibu telah mengenalkan terlebih dahulu calonnya kepada Gasdan. Namun siapa sangka, salah paham malah yang terjadi.

Mungkin awalnya tidak masalah, tapi bagaimana bila bunda yang diinginkan oleh Gasdan adalah seorang wanita yang membawa masa lalu kelam beberapa tahun yang lalu?

chap-preview
Free preview
Prolog
Braakkk Tiinnnnnnnnn Duaaaagggg Suara melengking terdengar disusul oleh riuh beberapa orang yang bergegas menghampiri kecelakaan kendaraan beroda empat berwarna hitam metalik, di tengah jalan yang terlihat lengang dari kendaraan lain. Perasaan kalut, terkejut dan khawatir menjadi satu, terlihat dari pandangan wanita di balik kemudi, walau kaca dashboard mobilnya sudah tertutup cairan merah pekat di beberapa sisinya, tetap saja, seseorang yang tergeletak beberapa meter di depan mobil keluaran negara maju Asia itu tetap terlihat. Baju blus panjang selutut biru muda yang dikenakan wanita di hadapannya telah berubah warna, keranjang belanja terlihat terlepas jauh dari genggaman tangan mulus yang saat ini bergerak terhambat. “Ya, Allah” gumamnya bergetar. “Mbakkk... Mbaaaakk” teriakan yang terdengar semu diiringi dengan ketukan keras dikaca pintu mobil membuat wanita di dalamnya tergagap, tak ada satu kata pun yang keluar dari bibirnya, namun bunyi kunci pintu menandakan dirinya harus siap dengan apa yang telah dia perbuat. “Kalau pake mobil hati-hati dong Mbak!!” “Tanggung jawab atau saya langsung bawa Mbak ke kantor polisi.” “Main ngebut aja dikira lagi balapan!” “Kalau nggak bisa pake kendaraan jangan maksain!” “Masih muda sayang udah jadi calon napi.” “Cantik-cantik kok kelakuannya kayak kepinding!!!” “Udah laporin aja, biar tau rasa.” “Biar kapok masukin bui aja.” Perkataan keji dan cacian terdengar seperti kaset rusak di telinga wanita yang sudah tampak jelas perawakannya, tubuh tingginya terbalut kaus putih panjang bertuliskan –when I know you so well- berwarna merah dengan celana high jeans hitam serta sepatu kets keluaran brand cukup ternama. Wajahnya masih memancarkan kekalutan, terbukti dengan air mata yang kini perlahan mulai mengalir, rambut hitam sebahu membingkai wajah sang wanita dengan iris mata sayu yang telah memerah. Hidung yang terasa tersumbat itu sedikit mengeluarkan cairan kental sewajarnya seseorang yang menangis tergugu sedangkan bagian wajah di atas pelipisnya mengeluarkan cairan pekat merah. Ya, wanita ini pun terluka namun tidak mengurungkan aksi riuh di sekelilingnya. “Aa---” baru saja dirinya mencoba untuk mengucapkan sepatah kata, suara orang-orang yang mengelilingnya sudah kembali mengumpat, sampai seseorang di antara mereka menengahi, berkata bahwa dirinya adalah seorang dokter dan sudah menghubungi ambulans rumah sakit tempatnya bekerja yang kebetulan tak jauh dari tempat kejadian. Tak wanita itu hiraukan ucapan yang mencoba meredakan amarah orang-orang di sekitarnya, bahkan wajahnya pun tak tau rupanya karena wanita itu merasa sesak, bukan karena ruang saja yang terasa sempit mengelilinginya melainkan hatinya seperti dijatuhkan ke dalam labirin buntu, tak tau jalan keluar, dan akhirnya memilih untuk diam tak bergerak. Beberapa menit berlalu, dirinya masih diam membatu hingga, “Mbak, mau ikut ke rumah sakit atau mau tetap di sini, menjadi sasaran kemarahan warga?” Pertanyaan bernada melas dibalas edaran mata oleh wanita yang masih mengeluarkan cairan beningnya, meski ragu akhirnya wanita itu mengikuti sesosok tegap di hadapannya, sama sekali tidak memikirkan keadaan mobil dan isi di dalamnya. Matanya menerawang jauh ketika dirinya sudah duduk di samping bangkar tempat wanita yang saat ini terlihat kekurangan darah, sungguh melihatnya lebih dekat membuat pening di kepalanya bertambah menjadi denyutan keras. “Ap-ppa dia sed-dang menggandung” suaranya terdengar bergetar ketika baru menyadari bahwa perut wanita di hadapannya terlihat besar membuncit, labirin di hatinya seketika bukan hanya terhalang jalan buntu di setiap sisinya. Namun semakin lama semakin menekan keberadaanya, mengecil, mengecil, mengecil sampai tidak menyisakan ruang untuk dirinya, sesak yang terasa semakin dalam, udara seakan ikut menghukum dirinya dengan tidak membiarkan dirinya menghirup bahan pokok tak terbantah makhluk hidup. Dokter di sampingnya hanya meliriknya sekilas, entah apa yang dia pikirkan, tangannya masih bekerja dengan beberapa alat siaga di dekatnya, mereka masih berada di jalan menuju rumah sakit. “Aku seorang pembunuh?” “Pembunuh Ibu dan Anak?” “Ya Allah.” Dan semuanya menggelap seketika. Oh, apa kini cahaya pun tak sudi memberi penerangan bagi dirinya?

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

Bridesmaid on Duty

read
161.8K
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
111.9K
bc

PLAYDATE

read
118.6K
bc

CEO Pengganti

read
71.2K
bc

DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ( INDONESIA )

read
470.6K
bc

Rewind Our Time

read
160.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook