bc

Traicionera (Bahasa Indonesia)

book_age16+
2.4K
FOLLOW
27.2K
READ
others
arrogant
others
drama
tragedy
comedy
twisted
sweet
bxg
humorous
like
intro-logo
Blurb

Rion sedang bahagia-bahagianya menjadi pengantin baru, berstatus suami dari seorang wanita yang teramat ia cintai. Namun, semuanya harus kandas karena sebuah pengkhianatan. mau tidak mau suka atau tidak suka ia harus menerima semuanya. Lalu ia bertemu dengan Reno dan Randy yang senasib sepenanggungan dengannya. Dari sana, ia memulai hidup yang baru sebagai seorang Duda.

Rion memiliki tetangga seorang Dosen bernama Risty. Risty yang jutek seringkali menjadi korban kejahilan Rion.

chap-preview
Free preview
Bab 1
Adalah hari bahagia, ketika itu bersamamu. Senyummu... Tawamu... Lirikan matamu... Menggetarkan jiwaku hingga ke dalam. Kau tahu...akhirnya setelah sekian lama aku menunggu. Hari ini aku memilikimu. Sayangku, isteriku. Aku mencintaimu. Kau adalah anugerah terindah yang pernah kumiliki.   (Oleh : Adiatamasa)     Udara pagi terasa begitu segar memasuki ventilasi udara. Sepasang suami isteri masih bergumul di dalam selimut, merapatkan tubuh masing-masing mencari kehangatan dan kenyamanan. Nindi sang isteri membuka mata, melihat wajah tampan dan wajah sang suami yang terlihat seperti anak kecil itu. Sesekali ia mengusap pipi dan mengecupnya pelan. "Selamat pagi,sayang,"bisiknya parau. Bibir Rion tersenyum mendengarkan suara merdu sang isteri. Ia langsung membuka matanya."Selamat pagi juga, sayang." "Seharusnya kamu jangan bangun dulu,"kata Nindi dengan bibirnya yang kemudian mengerucut. "Kenapa jangan?"tanya Rion. Belum sempat Nindi menjawab, tiba-tiba   wanita itu merasakan sesuatu yang tak enak di dalam perutnya. Ia langsung melompat dari tempat tidur dan berlari ke kamar mandi. Rion menatap sang isteri beberapa detik, lalu ia tersadar telah terjadi sesuatu dengan isterinya. Ia segera menyusul ke dalam sana.   "Sayang, kamu kenapa?" Rion terkejut melihat sang isteri tengah duduk di depan closet. Nindi menggeleng, ia tak sanggup lagi bicara karena badannya sudah lemas tak berdaya. Wajahnya terlihat pucat sekali. Rion langsung memijit tengkuk dan pundaknya agar Nindi merasa nyaman. "Kamu sakit nih, mungkin karena kamu telat makan kemarin, sayang, langsung masuk angin,"kata Rion. "Aku enggak enak makan, sayang,"balas Nindi yang beberapa detik kemudian kembali muntah. Hanya keluar air dari mulutnya. "Ya udah, kamu udah kayak tersiksa banget. Kita ke rumah sakit aja ya,"kata Rion memberi saran. "Tapi, kamu kan ada deadline untuk upload content,sayang," balas Nindi. Rion menggeleng,"Lebih penting kamu dari pada content aku. Mereka pasti bisa ngerti. Yuk, siap-siap." Nindi mengangguk lemah, sang suami dengan sigap memapahnya hingga ke tempat tidur. Dengan sabar dan telaten, Rion menggantikan pakaiannya dengan yang baru dari lemari. Saat ini, ia benar-benar begitu lemah. "Oke, sudah selesai. Kita berangkat." Rion mengambil dompet dan kunci mobil. Nindi mengangguk, namun ia terlihat semakin lemah saja. Rion menatap wajah sang isteri dengan serius."Kamu baik-baik aja, sayang?" Nindi hanya menggeleng, lalu Rion pun membopong Nindi ke dalam mobil. Nindi tersenyum dengan haru, ia benar-benar tidak menyangka ternyata suaminya sebaik ini. Selama ini, mereka menjalani hubungan jarak jauh. Awalnya Nindi selalu menganggap Rion tidak serius karena lelaki itu selalu sibuk dengan dunia youtubenya. Menghubunginya juga ketika sudah malam, di saat ia sudah akan tidur. Namun, dua bulan yang lalu Rion datang ke rumah dan langsung melamarnya. Dua Minggu yang lalu, mereka resmi menikah. Sekarang, mereka telah tiba di rumah sakit dan Rion membopong sang isteri tanpa merasa canggung dilihat banyak orang. Yang terpenting adalah bagaimana kondisi Nindi yang semakin terlihat lemah. Nindi langsung ditangani, selang infus kini bertengger di tangan kanannya. Wanita itu terlihat terbaring lemah di UGD. "Sayang...gimana? Sakit ya?"tanya Rion. Nindi tersenyum tipis."Jangan khawatir, cuma diinfus kok. Enggak sakit. Lagi pula ini kan supaya aku cepat sembuh." Rion mengangguk, dikecupnya kening Nindi."Kamu kecapean mungkin ya ngurus rumah. Maaf udah bikin kamu repot." "Enggaklah, bukan karena itu. Kamu udah ketemu dokter?" Rion menggeleng."Tadinya memang sudah dipanggil dokter, tapi aku mau memastikan kondisi kamu dulu." "Aku enggak apa-apa. Lagi pula ada perawat yang siaga di sini, kan?" "Ya sudah aku temui dokter dulu ya." Rion mengusap puncak kepala Nindi. Setelah itu, ia pergi menemui sang dokter. "Permisi, Dok." Sang dokter tersenyum ramah."Silahkan duduk, Pak. Suami dari Ibu Nindi ya?" "Iya, Dok." Rion duduk dengan tegang. Takut mendengar suatu yang tidak baik tentang isterinya."Jadi, isteri saya kenapa, Dok?" Sang Dokter tersenyum penuh arti."Isteri Bapak tidak sakit serius, nanti kalau sudah dibawa pulang... istirahat penuh di rumah, tidak boleh capek, dan tidak boleh banyak pikiran karena Ibu Nindi sedang hamil." Mata Rion terbelalak."Hamil, Dok?" "Iya, Pak. Selamat, ya, Pak." "Terima kasih, Dok," kata Rion dengan senang. "Isteri Bapak hamil, memasuki usia kandungan delapan minggu. Jadi, tri semester pertama Ibu hamil akan mengalami masa ngidam. Isteri Bapak sedang berada di fase ini." Seketika tubuh Rion membatu, ia mulai mengingat lagi ke belakang. Ia dan Nindi baru menikah dua Minggu dan selama ini, ia tidak pernah menyentuh wanita itu sebelum menikah. Kebahagiaan di wajahnya langsung sirna. "Pak?" "Eh iya, Dok, maaf saya melamun. Saking bahagianya," kata Rion. "Ya sudah, untuk sementara sebaiknya Ibu Nindi dirawat di sini dulu, kalau kondisinya membaik, bisa langsung segera dibawa pulang." "Iya, Dok, lakukan saja yang terbaik." "Baik, kalau begitu...Ibu Nindi dipindahkan ke ruang rawat inap, ya, Pak." "Iya, Dok." Kini Rion terduduk lemas, pikirannya kacau, namun ia harus mengurus segala administrasi agar isterinya mendapat ruangan yang nyaman. Setelah mengurus administrasi, Rion tak langsung masuk ke kamar dimana Nindi dirawat sebab ia sudah memastikan mendapatkan ruangan yang terbaik. Ia duduk di kursi yang ada dekat koridor rumah sakit. Matanya menatap langit-langit dengan kosong. Hatinya terasa berdenyut. Lalu, ia memutuskan untuk menghubungi sang mertua. Terdengar beberapa kali nada terhubung, yang kemudian disambung dengan suara ceria sang mertua. "Halo, Rion." "Halo, Ma, gimana kabarnya?" "Alhamdulillah sehat. Ya ampun,baru aja Mama sama Papa ngomongin kalian, eh...kamu nelpon. Kamu gimana sama Nindi? Baik-baik aja kan?" Rion tersenyum kecut."Iya, baik, Ma." "Kamu lagi dimana itu?" "Di rumah sakit, Ma." "Loh, siapa yang sakit? Lagi jenguk temen kamu ya?" "Nindi yang masuk rumah sakit, Ma,"jawab Rion dengan nada suara yang makin melemah. "Loh, Nindi kenapa, Rion?" Mama Nindi mulai terdengar panik. "Nindi...hamil, Ma." "Alhamdulillah." Terdengar dari seberang sana suara sang mertua tertawa bahagia. Lalu tiba-tiba sang Mama mertua terdiam."Rion, tapi...kalian kan baru menikah dua minggu...kok...bisa?" "Nah, itu, Ma...Rion enggak ngerti masalah kehamilan. Dokter bilang Nindi sudah hamil delapan minggu." Mama Nindi terduduk lemas."A...apa sebelumnya kalian pernah melakukannya? Sewaktu lamaran?" "Enggak pernah, Ma, Rion enggak pernah menyentuh Nindi sebelum menikah. Sesuai janji Rion ke Mama." "Astaga." Mama Nindi memegangi dadanya yang tiba-tiba terasa sakit."Kamu...kirim alamat rumah sakitnya ya. Mama sama Papa ke sana sekarang." "Iya, Ma." Sambungan terputus. Rion tertunduk di tempat duduknya. Ia masih belum sanggup menemui sang isteri. Wanita yang begitu dicintainya. Ia belum siap kehilangan jika memang benar Nindi telah hamil dengan lelaki lain. Ia tidak ingin rumah tangganya berakhir karena sebuah pengkhianatan. Rion masih bertahan di tempatnya sampai sang mertua datang. Wanita paruh baya itu terlihat merasa sedih sekaligus menyesali apa yang sedang terjadi. Namun, ia masih memperkirakan saja. Belum mendengarkan langsung dari Nindi. Perlahan ia mendekati Rion.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Turun Ranjang

read
578.5K
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
120.7K
bc

T E A R S

read
312.4K
bc

RAHIM KONTRAK

read
417.8K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.0K
bc

MOVE ON

read
94.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook