bc

End of the Day

book_age12+
140
FOLLOW
1K
READ
dark
suicide
family
drama
tragedy
comedy
twisted
Writing Challenge
genius
abuse
like
intro-logo
Blurb

"Di dunia di mana ilmu pengetahuan adalah segalanya. Semua kegilaan menjadi biasa saja."

Kishi Kai dan Aland mungkin tampak seperti dua pemuda awal 20-an biasa. Yang satu bekerja di pelabuhan. Yang satu di restoran keluarga. Tak ada yang menyangka jika aslinya mereka masih berusia 11 tahun.

Semua terjadi karena sebuah tragedi di masa lalu keduanya. Menautkan luka sangat dalam. Sampai berusaha menguak kenyataan soal serikat perdagangan manusia jenius bernama Riordan.

Kehidupan Jun, juru masak restoran tempat Aland bekerja, terusik saat Aland menusuk perutnya karena curiga ia merupakan k*******n orang-orang yang mengejarnya.

Di saat itulah kehidupan Kishi Kai dan Aland serta Jun bersentuhan. Menunjukkan kemiripan demi kemiripan yang membuat mereka harus berjuang bersama.

Sampai saat di mana hari berakhir.

Cover: CANVA

chap-preview
Free preview
Kishi Kai dan Ship Area 1
“Suara itu berteriak untuk sebuah revolusi dalam gema.” ... Kedatangan kapal-kapal dagang maupun kargo dari luar negeri merupakan aktifitas yang sangat biasa di Ship Area. Satu-satunya pelabuhan di DKI Jakarta itu memang telah memegang peranan penting sebagai salah satu pusat jalur distribusi Asia sejak puluhan tahun silam. Bukan hanya di benua Asia bahkan. Namun, seluruh dunia. Semua itu terjadi berkat perombakan besar-besaran yang dilakukan oleh seorang pemimpin ratusan tahun lalu. Indonesianapolish yang dulu terpuruk pada status negara berkembang (atau bahkan terpuruk dan tenggelam mungkin) kini telah menemukan alasan akan keberadaannya di dunia. Sebuah seruan akan revolusi. Seruan yang dikumandangkan oleh sekelompok kecil dari masyarakat yang luas. Kelompok yang sempat dibenci. Dipandang sebelah mata bahkan. Namun, pada akhirnya malah merekalah yang memberi banyak perubahan menuju masa depan impian. ... Di salah satu divisi bagian bongkar muat. Seorang pemuda bekerja dengan serius. Menggunakan GIC atau Gloves Interspace Controller yang membungkus tangannya. Ia sibuk mengatur setiap peti kargo yang baru saja tiba. Integritas pemuda bernama Kishi Kai itu dipertaruhkan setiap hari demi mempertahankan pamor Ship Area sebagai salah satu pegawainya. Pemuda itu sangat memahami yang dinamakan dengan ketatnya persaingan hidup. Terpisah dengan kedua orangtua sejak kecil. Harus menjalani kehidupan yang kejam tanpa perlindungan siapa pun. Semua itu tanpa sadar menempanya menjadi pribadi tahan banting yang sekeras baja. Sekalipun di usia yang baru menginjak angka sebelas tahun. PLAAK. Sedang serius bekerja tiba-tiba Kishi dikejutkan oleh sebuah suara tamparan yang cukup keras. Dan terdengar menyakitkan itu. Ia segera menoleh menuju sumber suara. “Mulai hari ini kamu akan saya pecat!” teriak Pak Sukandar, penanggung jawab bagian bongkar muat dan penataan minggu ini. Pria paruh baya di depannya langsung membelalakkan kedua mata tidak percaya. “Saya mohon jangan, Pak. Anak sama istri saya mau makan apa?” tanyanya nyaris putus asa. Sangat putus asa. “Peti A048G seharusnya ditempatkan di koordinat lokasi B9 karena akan diambil saat hari Jumat besok. Tapi, kamu malah meletakkannya di koordinat peti yang akan diambil dua minggu lagi. Apa kamu bisa membayangkan berapa besar kerugian yang akan Ship Area alami karena hal itu?” tanya Sukandar bernada tinggi. Tidak bisa bersikap sabar lagi. “Saya Mohon, Pak Sukandar. Anak saya tahun ini baru saja akan masuk kelas tujuh,” rajuk pria itu. Sesekali hanya bisa menarik-narik pakaian si manajer. Memohon iba serta belas kasih. Namun, Sukandar kadung acuh tak acuh. Sukandar menaikkan pundak pria bernama Dawani itu. Tegas ia berkata, “Kerugian hanyalah sedikit masalah, Pak Dawani. Masalah terbesarnya di sini adalah kepercayaan yang diemban oleh Ship Area. Bagaimana bisa Ship Area sampai kehilangan kepercayaan atau mengecewakan pelanggan? Itu akan mengkhianati alasan berdirinya negeri kita sampai detik ini,” ucapnya serius. Dawani berusaha berkata lagi, “Saya akan berusaha keras untuk menebus segala kesalahan saya. Tapi, jangan pecat saya saat ini, Pak,” pohonnya. Sukandar tak terlihat akan merubah keputusannya. Ia tipe atasan yang baik hati sebenarnya. Membumi dengan para bawahan serta staff lain. Namun, tak akan segan untuk bersikap tegas. Atau bertangan besi kalau perlu. Pekerjaan yang mereka lakoni sebenarnya sederhana. Tinggal menyusun-nyusun peti menggunakan alat angkut. Mirip seperti bermain balok saat kecil. Namun, kecermatan akan perhitungan yang cukup rumit sangat dibutuhkan untuk mengatur ratusan peti dalam gudang yang luasnya terbatas itu. Fleksibitas ketiga belah pihak adalah kekuatan utama yang dimiliki oleh Ship Area: Kapal 1, Ship Area, Kapal 2. “Sesederhana” itu. Kishi Kai dan Dawani sendiri berkawan cukup baik. Ia merupakan salah satu pegawai tetap yang ramah pada junior dan tak segan berbagi ilmu serta pengalaman. Sepengetahuannya kehidupan keuangan pria itu memang sedang tidak baik akhir-akhir ini. Istrinya tengah ditimpa suatu penyakit yang cukup kronis. Ditambah anaknya yang terlahir kembar tiga. Perempuan semua lagi. Mengingat kondisi Dawani membuat Kishi tak kuasa menahan iba. Ia pun memberanikan diri untuk menghadap atasannya sendiri. “Permisi, Pak Sukandar,” ucap Kishi. “Mau apa kamu?!” tanya Sukandar bernada tinggi. Di wajahnya masih jelas tampak raut penuh emosi. “Saya akan mencoba untuk mengatasi masalah yang sedang kita hadapi sekarang. Hanya saja… saya ingin agar Bapak tidak jadi memecat Pak Dawani,” tawar Kishi. “Bukankah itu adil?” tanyanya. Sukandar menjadi semakin geram. “Jangan sok pintar kamu! Masih pegawai honorer saja belagu sekali. Apa kamu mau saya pecat juga?!” tanyanya menaikkan oktaf suara. Kishi Kai pun berjalan menuju ke mesin pengendali tempat penyimpanan peti. Ia menyaksikan beberapa tombol yang sedang berkerlap-kerlip. Nyaris semua pekerja meninggalkan aktifitas yang tengah dilakoni karena penasaran. Masalahnya… yang dia lawan itu manajer, lho. Kalau sudah menantang malah terbukti hanya besar mulut. Weleh weleh… mungkin nasibnya akan jadi lebih buruk timbang Dawani yang berusaha ia selamatkan. Bisa jadi. Zreek greek zreek zreek greek zreek. Secara ajaib seluruh tempat penyimpanan peti yang salah atur itu jadi bertukar posisi. A048G kini sudah berada di posisi yang seharusnya. Semua orang yang melihat hal itu hanya terbelalak nyaris tak percaya. Tanpa sadar mereka memberi tepuk tangan. Terdengar timbul tenggelam. Wajah Sukandar auto pucat pasi. “A-Apa yang baru saja kamu lakukan?” tanyanya masih meninggikan oktaf suara. “Sedikit” tak tercaya. Kishi mendekati Sukandar dan tersenyum ramah. “Saya hanya melakukan reset kepada sistem penanggalan. Itu akan membuat mesin ‘berpikir’ bahwa waktu dua minggu lagi adalah Jumat besok. Setelah itu pun mesin akan tetap mampu untuk beroperasi seperti yang kita kehendaki sebagai user,” terangnya secara tenang dan elegan. Sukandar semakin naik pitam. Bagaimana bisa anak bau kencur sepertinya malah memiliki pengetahuan melebihi dirinya yang sudah menjadi pegawai veteran di Ship Area? Sukandar terdiam membisu. “Ada lagi yang perlu disampaikan, Pak?” tanya Kishi sopan. “Mustahil! Bagaimana kamu bisa…” Sukandar pun kehabisan kata. Sebelum kehilangan muka juga ia akan memutuskan untuk tidak banyak bicara. Walau di luar Kishi tampak tenang dan kalem. Di dalam hatinya ia berpikir, huh, dasar atasan males mikir. Dengan seenaknya memutuskan untuk cat pecat seenak udel. Dia sama sekali tidak memikirkan kehidupan orang lain. Senyum Kishi kembali mengembang elegan. “Setelah hari Jumat ini saya akan mengembalikan seluruh sistem penanggalannya menjadi seperti semula. Tapi, itu akan berakibat dengan reset seluruh laporan di minggu ini.” “Lalu, apa yang akan kamu lakukan?” tanya Sukandar. “Saya akan bertanggung jawab dengan memasukkan kembali datanya secara manual. Karena itu saya harap dengan kejadian ini. Seluruh pegawai yang lain tidak akan jadi menyepelekan pekerjaan,” jawab Kishi. “Kishi!” panggil seorang pegawai honorer. “Bagaimana kalau kamu mengajari kami cara melakukan manipulasi pada mesin itu?” tanyanya. Senyum Kishi berubah menyeringai. “Tidak… akan… PERNAH,” jawabnya tegas. Karena tindakan heroik Kishi Kai. Dawani pun tidak jadi dipecat oleh Ship Area. Ia amat sangat berterima kasih pada Kishi. Ia pun menanyakan sesuatu yang bisa ia lakukan untuk membalas kebaikannya. “Apa saja?” tanya Kishi memasang tampang berpikir. “Apa saja yang kamu pikir sanggup saya penuhi. Saya tau anak muda sebaik kamu adalah orang yang rasional pada kalimat semacam itu,” jawab Dawani tersenyum ramah. Air matanya hampir tumpah saking bahagianya. Kishi hanya tersenyum dan menjawab, “Pak, kita ini kan sesama manusia. Tidak perlu memikirkannya, ya,” pintanya. Sebelah alis Dawani naik. Glek. Air matanya yang nyaris tumpah tiba-tiba kembali tersedot masuk. “Apa maksud kamu?” tanyanya. Kishi malah tertawa santai, “A ha ha ha. Aku tidak akan meminta imbalan apa pun kalau yang aku tolong itu manusia. Aku tidak tertarik untuk diberi imbalan oleh manusia mana pun di planet ini,” jawabnya santai. Kini Dawani membuka mulutnya. Melongo menatap Kishi. Ia baru sadar akan pemikiran teman kerjanya yang masih muda ini. Rupanya cukup eksentrik. “Maksudmu... apa?” tanyanya. Lagi. “Beda cerita kalau yang aku tolong itu sapi wagyu. Atau kerbau. Atau kambing. Atau unta,” jawab Kishi. Semakin clueless. Kali ini kedua alis Dawani naik. Matanya terbelalak. “Mak… sudmu?” tanyanya semakin geregetan pada anak muda berbakat di hadapannya. “Dia akan aku jadikan kebab untuk membalas kebaikanku,” jawab Kishi percaya diri seraya mencolek ujung hidungnya dengan jempol. “Hah? H-Hee… hee… Begitukah?” Dawani pun ikut tersenyum (saja) menghadapi gurauan (atau keseriusan) pemuda unik di depannya. Kishi kembali tersenyum lebar. Bersiap untuk melaksanakan kewajibannya. Serta menghadapi tantangan hidup macam apa pun yang akan menerpa hidupnya esok hari.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Scandal Para Ipar

read
693.4K
bc

Menantu Dewa Naga

read
176.8K
bc

JANUARI

read
37.0K
bc

Life of Mi (Completed)

read
1.0M
bc

Life of An (Completed)

read
1.1M
bc

Di Balik Topeng Pria Miskin

read
860.2K
bc

Aku Pewaris Harta Melimpah

read
153.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook