bc

Cocky Bastard

book_age18+
8
FOLLOW
1K
READ
love-triangle
friends to lovers
arrogant
badboy
student
K-pop
drama
tragedy
bxg
Fantasy Romance Ⅱ Writing Contest
like
intro-logo
Blurb

Saling menjaga hati tanpa status yang jelas, tidaklah cukup untuk mempertahankan hubungan dengan seseorang. Begitu banyak godaan diluar sana, termasuk sahabatmu sendiri yang ternyata diam-diam menghianatimu, menggunakan status hubungan untuk merebut wanita yang sangat kau cintai. Hal itu yang Lee Minho rasakan, mampukah dia mempertahankan wanita itu?

chap-preview
Free preview
Game
Raein Jung POV "Ah! kampret!!" Umpatku kasar, sambil terus berkonsenterasi pada game di hadapanku. "Menyerah saja, kau pasti kalah lagi." Bisik remeh seorang laki-laki tepat di telinga kananku. Ia mendesah pelan setelah mengatakan itu. Lelaki itu adalah Lee Minho, sahabatku. "Diamlah!!" Aku menyikutnya agar membuatnya berhenti mengangguku, lalu menendangnya pelan agar membuat jarak diantara kami. Melihatku yang hampir menabrakan mobil itu ke tembok membuatnya refleks tertawa keras. "Ingat janjimu y/n, kau harus menepati janjimu kali ini." Minho tak patah semangat. Kini ia malah meletakkan tangan kirinya tepat di atas pahaku, lalu mengusapnya pelan agar menganggu konsentrasiku. Saat ini aku sedang berada di dalam kamar apartemennya dan duduk di atas kasur yang berhadapan langsung dengan TV yang tersambung dengan PS4. Aku sedang memainkan game balapan F1 2016. Aku berjanji pada Minho jika aku tak dapat meraih posisi pertama kali ini, aku akan mengabulkan seluruh permintaannya. Maka dari itu ia begitu bersemangat dan berusaha membuatku kalah, menggunakan cara apapun. "Janji apa dia hyung??" Tanya seorang laki-laki yang sedang berbaring di sebelah kiriku. Ia adalah Hyunjin, tetangga kosan Minho. Hyunjin dan Minho sangatlah dekat yang membuatnya bisa dekat denganku juga. "Make out denganku, haha." Jawab Minho diakhiri tawa bangga. Minho terlalu jujur dengan mengatakan hal itu ke anak kecil seperti Hyunjin, bahkan ia belum memberitahuku tentang keinginannya itu. Bisa kupastikan ia tak hanya menginginkan 'make out' saja, melainkan kegiatan yang 'sering' kami lakukan. Shit, hampir saja aku menambrak tembok lagi. "Ah! kalian menganggu konsentrasiku!" Aku berteriak kesal yang diiringi tawa jahil Minho. Tangannya masih ia letakkan di paha kananku, terus naik menuju selangkanganku. Sial, aku tak bisa bertahan dalam keadaan ini terus, sentuhan Minho sukses membuatku hilang akal. "Hanya make out?? Bukankah kalian sering melakukan yang lebih dari itu?" Tanya Hyunjin sukses menghamburkan konsentrasiku dan, Game Over Akhirnya aku kalah dengan bertabrakan dengan mobil lain di sampingku. Aku mendengus kesal lalu membanting stik ps ke atas kasur. "Yesss!!!" Minho berteriak bahagiaa sambil menghempaskan tubuhnya ke kasur. Aku refleks memukul pahanya, kesal. Ah iya, perihal pertanyaan Hyunjin barusan. Tahu darimana ia mengenai kegiatan yang sering aku dan Minho lakukan?? "Tahu darimana kam-" Belum sempat aku menyelesaikan pertanyaanku, Hyunjin bangkit dari tidurnya lalu menghentakan kakinya kasar, keluar dari kamar ini. Aku menatapnya bingung, ini semua gara-gara si kampret, Minho. "Kau harus menepati janjimu, baby~" Minho menarikku agar berbaring di sampingnya, lalu ia menindihku dan melayangkan kecupan singkat di bibirku, sebagai pemanasan. Ia terus tersenyum bangga sambil menyamankan posisinya yang sedang menindihku. "Ingat, cuma make out." Aku meletakkan jari telunjukku tepat di bibir sexynya saat ia ingin menciumku lagi. Ia terkekeh pelan yang malah membawa jariku itu ke dalam mulutnya. Diemutnya cukup lama sambil sebelah tangannya menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajahku. Aku begitu terlena dengan tatapan menggodanya itu, hingga tanpa sadar ia telah melebarkan kedua pahaku. "Sekaliann lah sama yang ituhh." Pintanya setelah mengeluarkan jari telunjukku dari mulutnya. Ia malah membuat gesture tubuh yang sangat sexy dengan menjilat setiap ujung jari tanganku, sambil menatapku menggoda. Dasar lino jorok!! Aku mencubit kecil pinggangnya yang sukses membuatnya tertawa geli. Ku elap jariku yang berlumuran salivanya ke kaos yang ia kenakan. Lalu ia kembali tertawa geli melihat tingkahku. Aku suka tawa Minho, apalagi kedua gigi kembarnya itu. Minho dengan tak sabaran membuka baju kaos dari tubuhnya lalu menjatuhkan wajahnya tepat di depan wajahku, jantungku refleks berdegub kencang saat perlahan ia mulai mencium bibirku. Ia melumat bibirku lembut, aku menyesap rasa manis dari bibir Minho saat ia menekan tengkukku agar dapat memperdalam ciumannya. Lidahnya mengabsen barisan gigiku, lalu mengajakku bergelut lidah dan sesekali diemutnya bibir bawahku. Aku terlalu menikmati berciuman dengan Minho, hingga tanpa sadar ia telah membuka seluruh kancing kemeja milikku. Ciumannya turun ke leherku, menciptakan tanda kemerahan tepat di bagian dadaku yang tertutup baju. Terkadang, ia suka lupa diri dengan meninggalkannya di leherku hingga membuatku selalu kesusahan menutupinya. Aku mendesah pelan saat merasakan Minho kini bermain di kedua payudaraku. Ia meremasnya dari balik bra yang masih aku gunakan. "Nghh.. Minho.." Aku dengan tak sabaran melepas kemeja beserta bra dari tubuhku agar memudahkan Minho bermain di dadaku. Aku suka ketika ia memberikan manjaan di kedua payudaraku. Meremasnya, mengemutnya bahkan sesekali digigitnya pelan p****g payudaraku. Ia tahu benar letak titik sensitifku. Setelah puas dengan dadaku, kecupan Minho mulai turun ke perutku. Ia mengecup sisian tubuhku dengan gemas dan berniat membuka hotpans yang masih aku gunakan. Refleks aku menghentikannya dengan menarik wajahnya menuju wajahku. Ia sedikit terkejut dengan tingkahku itu. Aku mendesah pelan lalu melayangkan kecupan di bibir ranum miliknya. "Kunci pintu dulu," Pintaku yang diiringi anggukan kepala patuh dari Minho. Sungguh menggemaskan >Kringgggg Ponsel Minho berdering, aku refleks menghentikan kegiatanku. Minho mendesah kasar sambil meminta penjelasan atas aksiku itu. "Angkat dulu telfonmu." Perintahku. Minho meraih handphone miliknya yang berada di atas nakas sampingnya dan mengangkat panggilan tersebut. "Yoboseyeo?" Ide nakal terlintas di pikiranku untuk melanjutkan kegiatan memanjakan miliknya. Tubuh minho menegang terkejut, lalu melempar tatapan mengerikan padaku. "Ne hh pak, tapi saya sedanghh sibuk saat ini." Ucap Minho diiringi desahan pelannya. Aku semakin gencar menggodanya dengan menaikan tempo permainan bibirku. Semoga saja decapan ini tak terdengar hingga ke sebrang telfon. "Ne, sayah segera kesana." Minho menutup panggilan tersebut dan langsung menarikku agar berbaring di sebelahnya. Ia menindihku lagi. Kekesalan dan nafsu yang besar tergambar jelas di wajahnya saat ini. "Kenapa??" Tanyaku dengan nada menggoda sambil mengelus wajahnya. "Choi saem, memintaku datang ke rumahnya untuk memberi turtorial untuk latihan besok." Jawab Minho. Aku memanyunkan bibirku, "Jadi ini berhenti begitu saja?" Tanyaku tak terima. "Tentu tidak sayang," Bisiknya pelan kemudian ia kembali mencium bibirku. Aku dapat merasakan ia melebarkan kedua pahaku dan bersiap memasukiku. Tunggu!! Aku menahan pinggulnya lalu melepaskan ciuman kami. "Satu kali cum." Pintanya. Tetapi belum sempat aku menyetujui pintanya itu, ia langsung menciumku lagi dan perlahan memasukan penisnya ke dalam tubuhku. Aku mendesah tertahan saat merasakan miliknya penuh di dalam tubuhku. Aku dapat merasakan adik Minho yang begitu keras dan berkedut kecil. Minho mulai menggerakan pinggulnya dalam tempo pelan namun meningkat,  "Kauhh butuhh waktuh setengahh jamhh untukh c*m ngh" Ucapku sambil terus mendesah, menikmati setiap pergerakan Minho yang begitu nikmat. "Aniya, aku tak akan menahannya kalihh ini" Berarti selama ini ia selalu menahannya?? "Ahhh!!" Minho menghentakkan tubuhnya semakin kasar dan dalam yang sukses menyentuh titik nikmat di tubuhku. Aku meremas pundaknya keras saat merasakan pelepasanku hampir sampai dan aku rasa ia merasakan hal yang sama. "Ahhhh Y/nhhh!!" "Ahhhh harrderrdhh!" Ia semakin mempercepat gerakan tubuhnya, hingga pada hentakan terakhir ia keluar di dalam tubuhku. Sial, aku melupakan Minho yang selalu ingin keluar di dalam tubuhku. Minho melumat bibirku sambil mengeluarkan miliknya dari dalam tubuhku, membuat cairan kami keluar begitu banyak hingga mengalir ke pahaku. "Gomawo~" Ucapnya sambil mengecup dahiku singkat. Ia tersenyum manis saat mengatakan itu yang sukses membuat jantungku berdegub kencang. Ia bangkit dan mulai memakai pakaiannya. Ini adalah seks tersingkat yang pernah aku lakukan dengannya. Heum, lebih baik aku pulang saja ke kosanku. Aku bangkit dari tidurku, walaupun seks kali ini sangatlah singkat, tetap mampu membuat tubuhku melemas. "Yak, mau kemana??" Tanya Minho menahanku saat aku ingin berdiri memunguti pakaianku. "Aku mau pulang ke kosanku." "Aku sudah membookingmu malam ini," Booking? Seperti wanita bayaran saja -.- "Aku lapar," Ucapku. Wajar saja karena sehabis latihan dance, ia langsung menantangku memainkan game itu. "Pakailah pakaianmu." Minho memunguti pakaianku yang berserakan lalu memberikannya padaku. Kini ia telah memakai seluruh pakaiannya. Aku pun menuruti perintahnya dengan memakai pakaianku. Setelah aku memakai pakaianku, aku lihat Minho turun dari lantai atas dengan membawa buntelan pink miliknya untuk mengeluarkan berbagai macam snack untukku. Ia meletakkan snack-snack itu di atas meja samping kasur. "Jangan pulang ya, aku masih membutuhkanmu. Menginaplah disini." Pintanya dengan sangat memohon. Aku bangkit dari duduk lalu berjalan menghampirinya. "Ne, baiklah. Tapi jangan lama." Aku duduk di sofa sambil meraih satu bungkus snack yang menarik perhatianku. "Oke babe, cium dulu." Pintanya. Dasar, lelaki penggoda. Ia mendekatkan wajahnya dan langsung ku layangkan kecupan singkat di bibir dan pipinya. Ia tersenyum bahagia. Setelah Minho pergi, aku menyalakan TV guna mencari saluran televisi yang menarik dan mengusir kebosananku. Ting tong Bel apartemen Minho berbunyi. Tunggu, apa Minho meninggalkan sesuatu?? Tetapi mengapa ia tak langsung masuk saja ke dalam apartemennya. Aku bangkit dari dudukku lalu berjalan guna membuka pintu itu."Ne~" "Nuna! Dimana Minho Hyung?" Dia Hyunjin, "Dia pergi keluar. Ada apa??" Tanyaku balik. Hyunjin terlihat seperti habis menangis karena matanya begitu sembab saat ini. Ada apa dengannya? Mengapa ia mengalihkan pandangannya dariku. Hyunjin terdiam, ia terlihat begitu mencurigakan saat ini. "Nuna, ikut aku." Ia tiba tiba menarik tanganku agar keluar dari kamar Minho. "Mwo??" Aku berusaha menghentikan Hyunjin dan meminta penjelasan atas sikapnya ini. Setelah melewati dua kamar, ia langsung membawaku memasuki kamar miliknya yang telah terbuka. Kamar milik Hyunjin ini begitu mewah dan rapi, berbeda sekali dengan kamar Minho. "Ada apa Hyunjin-ah??" Hyunjin mengajakku untuk duduk di sofa miliknya. "Nuna.." Ia mengucapkan itu dengan ragu dan sangat menggemaskan. Ada apa dengannya? Tetapi aku merasakan ada sesuatu yang tak beres dari gesture tubuhnya, "Nuna.. Jawab jujur ya. Apa kau berpacaran dengan Minho hyung??" Aku tertawa pelan mendengar pertanyaannya itu. "Tentu saja tidak. Banyak yang salah paham dengan kami." Jawabku. Hyunjin kini memberanikan diri menatapku. Tatapan yang pertama kali aku lihat dari seorang Hwang Hyunjin, sangat dominan dan mengerikan. Aku refleks membuat jarak duduk darinya. "Kalian sih selalu bermain dibelakang," Ucapnya. Kini ia meraih kedua tanganku lalu digenggamnya erat. "Maksudmu?" "Kalian selalu berhubungan seks bukan?" Tanya Hyunjin yang sukses membuat perasaanku tak enak. Ia menarikku agar semakin mendekat padanya, tetapi aku yang begitu takut refleks melepaskan genggamannya dan berlari menuju pintu kamarnya. Terkunci, sial!! "A-aniya," Jawabku semakin takut saat Hyunjin meraih tubuhku lalu membantingku ke tembok sampingku. "Jangan bohong nuna," Aku berusaha mendorong tubuhnya agar menjauh dariku. Biar bagaimanapun Hyunjin tetaplah lelaki, walau ia lebih muda dariku, tubuhnya masih jauh lebih besar dariku. "Lepaskan!!" Bentakku saat ia mulai lancang hendak menciumku. "Tanda kemerahan ini dan nuna yang terlalu sering menginap di kosan Minho hyung. Serta desahan kalian yang terdengar hingga keluar!" Bentaknya tak kalah kuat. Ia memukul tembok sampingku saat mengucapkan hal itu. "Ne, kami sering melakukannya hanya untuk melampiaskan nafsu kami. Jadi aku mohon kau jangan beritahu ke-" Hyunjin akhirnya berhasil menciumku dengan kasar seolah melampiaskan seluruh kekesalan yang ia rasakan. Tak terasa, air mata mengalir di pipiku, ia bukan Hyunjin yang aku kenal. "Hmmppp!!" Aku memukul tubuhnya yang menghimpitku dan terus berusaha lepas dari dekapannya. "Jauhi Minho hyung. Aku tak suka dengan hubungan kalian itu." Perintahnya. Tangan dinginnya mengelus wajahku guna menghapus air mata yang mengalir di pipiku. Bugh! Bugh! Bugh!! Pintu kamar Minho dipukul dengan kasar,"Y/n!! Kau di dalam??" "Minho tolong!!" To Be Continued

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dependencia

read
186.2K
bc

ARETA (Squel HBD 21 Years of Age and Overs)

read
58.2K
bc

LARA CINTAKU

read
1.5M
bc

Istri Muda

read
391.9K
bc

Everything

read
277.9K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
52.4K
bc

Marriage Agreement

read
590.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook