bc

My Psycho Boss ( Pernikahan, Darah dan Cinta )

book_age16+
8.6K
FOLLOW
51.1K
READ
dark
love-triangle
arrogant
CEO
boss
tragedy
mystery
genius
crime
like
intro-logo
Blurb

Ghea Anastasya harus terjebak dengan seorang pembunuh berdarah dingin yang ternyata adalah bosnya di perusahaan penerbit majalah ternama. Untuk menutup mulut Ghea yang tidak sengaja melihat aksinya, Noah Alexsander sengaja mendatangi ibu tiri Ghea yang mata duitan dan membeli Ghea untuk menjebaknya dalam sebuah permainan keji bersampul pernikahan.

Bagaimana perasaan dan hari hari yang akan Ghea lalui bersama sang Psycho?

Bisakah Ghea menaklukkan hati Noah yang sudah sebeku kutub utara?

Akankah Noah menyadari kalau Ghea tak lain adalah teman masa kecil yang pernah sangat dirindukannya dulu?

chap-preview
Free preview
The Dark Soul
" Sssstttt " Ruangan itu begitu pengap dan gelap, bau busuk makanan dan kotoran ada di mana mana. Sepi dan menakutkan. Hanya hembusan napas berat yang terdengar nyaring menggauli senyap. Seorang pemuda meraih sebuah kursi lalu duduk santai di atasnya. Ia mengulas senyum menatap sosok yang terkulai lemas sembari menangis di bawah kakinya. " Apa kau merindukanku Helena?" Suaranya terdengar begitu menawan namun menakutkan. Gadis itu meringkuk, semakin ketakutan dengan posisi tangan dan kaki yang terikat, mulutnya tersumpal kain yang sudah bercampur bau amis darah. Ia menatap sosok di depannya dengan peluh yang menguar basah, ya ia sangat ketakutan. " Kau terlihat jauh lebih cantik jika berbau darah." Gumannya mengendus aroma rambut Helena yang semakin meringkuk takut. Dia seperti monster, monster yang mengerikan " Kau ingin bermain main lagi denganku hmm? Berani beraninya kau menolak perintahku dan menyatakan cinta? Dengar aku baik baik, Juan akan membawamu ke tempat yang jauh, bukankah itu lebih baik dari pada mati?" Pemuda itu mencengkram dagunya kasar, menatap iris coklat sang gadis dengan penuh tekanan. Gadis itu menggeleng cepat Ia masih memiliki keluarga, adik adik dan ibu tua yang tak mungkin ditinggalkan. Ia tidak mau pergi. Tapi... " Eemmhhh!" Helena mengerang kesakitan saat sekali lagi cekikan kuat mengurat di lehernya " Kau tidak mau pergi? Kalau begitu...kau haru...s mati." Senyumnya dingin. Sangat dingin Cekikan di lehernya semakin erat, darah yang mengalir dari hidungnyapun menguar semakin pekat. Ia kehabisan napas, lalu... " Hmph." Sang gadis mengangguk cepat. Tentu, ia sudah bosan disiksa selama berhari hari oleh sosok gila di depannya ini. Lebih baik mengiyakan dari pada nyawa melayang. Ia masih ingin hidup. " Nice Girl." Pemuda itu memainkan mata lalu menghempas wajah Helena kasar " Juaaan!!!" Teriaknya tegas. Seorang pemuda dengan stelan suit serba hitampun segera datang menyambut panggilan itu. Pemuda yang lumayan tampan dan begitu muda, ia menunduk hormat. " Bawa dia pergi! Aku sudah bosan bermain main dengannya!" Perintahnya gamblang seraya melepas sarung tangan berlumur darah dari tangan putihnya. Ia berdiri menjajari pelayan setianya itu. " Baik tuan." Sanggup pemuda itu patuh " Aaa satu lagi, apakah ada pekerjaan hari ini?" Tanyanya merapikan rambut, seolah tak terjadi apapun. Bagaimana seseorang yang baru saja menyiksa seorang gadis bisa berwajah tenang? " Iya tuan, anda harus menghadiri photoshoot jam 2 siang dan interview dengan calon sekertaris yang baru 30 menit lagi." Jawab sosok Juan dengan wajah tertunduk membaca scedule di ipadnya " Ah menyebalkan! Siapkan semuanya. Aku harus terlihat sempurna." Seringai sang tuan muda kemudian melangkah menepuk pundak Juan santai. Sebelum beranjak pergi, ia berbisik di telinga pemuda itu " Singkirkan Helena secepat mungkin! Buat siapapun tidak bisa mengenalinya! Apa kau mengerti?" Juanpun mengangguk patuh " Apapun yang anda perintahkan tuan." Jawabnya membuat sosok itu mengulas senyum puas " Bagus, kau memang selalu bisa aku andalkan." Gumamnya senang lalu melangkah santai ke luar dari ruangan. Juan mendekati gadis yang ketakutan itu getir. Dari matanya, tersirat rasa iba " Maafkan aku helena." Ujarnya dengan suara lirih seraya mengeluarkan sesuatu dari balik saku jas yang ia kenakan Gadis di depannya menggeleng cepat, ia memiliki firasat buruk akan apa yang akan terjadi padanya. Dan benar saja, Juan menyuntikkan sesuatu di lehenya. Sesuatu yang terasa panas membakar pembuluh darah Helena. Pemuda itu kemudian melepas sumpalan di mulut gadis yang mulai lemah itu " Aku hanya mencintainya. A-apakah i-tu kesalahan?" Tanyanya dengan suara serak menahan sakit yang kemudian memejamkan mata, untuk selamanya " Kau tidak bersalah Helena. Selamat jalan." Juan menundukkan wajah, berduka. Ya aku hanya jatuh cinta pada dia yang memiliki paras sempurna Kenapa ia begitu baik jika tidak suka mendengar kata cinta? Aku mengira ia sosok malaikat Memujanya bagai radha memuja krishna Bagai laila yang mengagumi Qois Dan bagai Juliet yang rela mati demi Romeo Tapi ternyata... Ia hanyalah iblis yang menyerupai manusia Sosok berdarah dingin yang tak punya rasa iba Apakah aku salah karna telah mencintainya? Mengapa ia terlihat begitu sempurna? *** 2 jam kemudian di tempat yang berbeda Seorang gadis tersenyum lebar, beberapa lembar berkas tertumpuk di tangannya. Sekali lagi ia merapikan diri, merapikan rambut panjangnya yang dibiarkan tergerai menari bersama angin, menarik napas dan bersikap setenang mungkin. Akhirnya, impiannya selama ini menjadi kenyataan. Ia bisa juga bergabung dengan perusahaan Alexsander yang ternama setelah berjuang menjadi yang terbaik di kampusnya. Serta bertemu langsung dengan sosok idolanya selama ini. " Ghea... kamu pasti bisa!" Batinnya mencoba menepis ragu Ia pun melangkah gugup memasuki pintu perusahaan megah itu. Bertanya pada satpam di mana letak lantai CEO yang harus ia temui. Tapi... Baru saja ia hendak menekan tombol lift... " Tuan Noah datang!!" Gadis itu menoleh ke arah pintu masuk " Ya tuhan!! kapan dia berhenti terlihat tampan ya?" " Tundukkan wajahmu, atau kau akan pingsan!!!" " Aku seperti susah bernapas." Ia mematung beberapa detik melihat puluhan karyawan wanita berlarian menuju pintu, menunduk dan mencuri pandang pada sosok yang tampak baru ke luar dari mobil hitam mewahnya. Benar saja, Ia terpaku Sosok itu... Namaku Ghea Anastasya, Aku belum pernah melihat sosok yang terlihat begitu sempurna sepertinya. Ia dianugerahi dengan sepasang mata berwarna hazel, rambut brown yang tertata rapi, hidung yang mancung, kulit yang putih bersih dan bibir merah yang terpahat sempurna, tubuhnya tinggi dan tegap membuat siapapun yang melihatnya pasti terpana, begitupula aku. Dia adalah Tuan Noah Alexsander, CEO perusahaan ini. Melihatnya dari dekat, membuat jantungku bagai lari marathon. Sosok ini, bagaikan wujud impian dari semua gadis. Sungguh, siapapun yang mendapatkannya kelak pastilah begitu beruntung. Selama 4 tahun, aku berusaha menyeselaikan studyku dengan nilai sebaik mungkin agar bisa masuk ke dalam kantor ini dan bertemu langsung dengannya. Bagaikan surat dari tuhan, beberapa hari lalu aku mendapatkan email bahwa lamaran kerjaku diterima. Aku begitu bahagia, bahkan sangat bahagia. Apalagi... Bisa bertemu dengannya. Setiap melihat ke dalam matanya, aku seperti pernah mengenalnya, merasa begitu dekat dengannya. Mungkin ini terdengar bodoh, tapi... Aku benar benar mengaguminya. Jauh dalam lamunnya... " Tuan Noah, sa.. saya menyiapkan sarapan ini untuk anda s semoga anda suka." Seorang karyawan menyodorkan kotak makanan ke hadapan sosok itu. Ghea masih memperhatikannya dari depan pintu lift, sosok itu tampak mengulas senyum ramah kemudian mengambilnya. " Terimakasih, lain kali jangan terlalu repot." Ujarnya begitu sopan. Tentu saja karyawan wanita itu berbinar binar " Juan, simpan ini! Aku akan memakannya di ruanganku!" Perintahnya pada sosok yang setia berdiri di sisinya. Ya, sosok malaikat itu tak lain adalah iblis yang tadi berlumuran darah di dalam ruang penyiksaan. Sosok yang memiliki dua wajah dan berhati sedingin kutub utara. " Baik tuan." Sosok yang dikagumi bak dewa itu mengulas senyum manis pada semua karyawan yang menunduk hormat menyambut kedatangannya. Ia tampil layaknya pribadi yang berbeda, berkharisma dan sangat baik. Bagai Setan yang berwujud Malaikat ia melangkah tegap dengan penuh pikat. Begitu banyak yang mengagumi dan terpana dengan senyum manis serta tatapannya yang begitu teduh. Noah Alexsander, sang CEO muda. Bisnisman yang terkenal sukses serta tampan. " Luar biasa! Akhirnya aku bisa melihatnya tanpa melalui koran." Gumam Ghea terpana. Sebelum... " Jangan terlalu mengaguminya. Seseorang yang terlihat terlalu baik terkadang perlu dicurigai." Seorang gadis tiba tiba menepuk pundaknya kemudian memasuki lift, Gheapun mengikutinya. " Maksudmu?" Tanya Ghea tak mengerti " Kau pasti calon sekertaris baru pengganti Helena kan, aku Clara." Gadis itu mengulurkan tangan. Ghea menatapnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Gadis yang mengenalkan dirinya sebagai Clara itu memang terlihat begitu cantik dan anggun. " Ghea Anastasya." Sambut Ghea insecure menjabat tangan putihnya yang lembut " Kau cantik." Ujar Clara memuji " Terimakasih, tapi apa maksudmu tadi?" Ghea mengernyit penasaran " Berhati hatilah dengan tuan Noah. Atau kau akan menghilang seperti Helena dan Kelly sekertaris sebelum Helena." Senyum Clara mencepol rambutnya asal " Aku tidak mengerti maksudmu?" Ghea mengernyit heran Clara menarik napas panjang kemudian mengulas senyum misterius ke arah Ghea " Suatu saat kau akan mengerti." Jawabnya sembari memainkan mata kemudian memencet tombol lift Ya, sebaiknya kau berhati hati Karna dia sangat suka bermain main Apalagi dengan... Mainan baru yang cukup menarik Beberapa detik kemudian, handphone milik Clara berbunyi. Gadis itu tersenyum membaca pesan yang tampil di layar ponselnya " Apa kau sudah bertemu dengan pengganti Helena? Pastikan dia menarik. Karena aku bosan dengan yang biasa saja!" ~ Noah Clara kembali melirik ke arah Ghea yang tampak sibuk merapikan diri Ya, dia sempurna Pintu liftpun terbuka, Clara mengawali langkah ke luar dari dalam lift " Sampai jumpa dilain waktu Ghea, wish you luck." Ucapnya sebelum pergi. Ghea hanya menimpali dengan senyum kemudian memencet tombol lift agar segera menuju ke lantai atas. " Gadis yang aneh." Gumamnya menghela napas Beberapa waktu kemudian... Pintu lift terbuka, ia memegang dadanya yang semakin berdebar. " Come on Ghea, kamu pasti bisa!" Gumamnya menyemangati diri sendiri. Tapi... Baru saja Ghea hendak ke luar dari lift, tiba tiba Brak " Awh!" Serunya saat seseorang yang entah tiba tiba muncul dari mana menabrak tubuhnya hingga jatuh ke lantai. Berkas yang dipegang Ghea bertebaran " Maaf, saya tidak sengaja." Ujar seorang pria mencoba membantunya meraih kertas - kertas yang berserakan di sana sini " Ish seharusnya kau menggunakan matamu untuk..." Omelan Ghea terhenti saat ia mengangkat wajah dan melihat siapa yang menabraknya. Deg. Jantungnya seakan berhenti berdetak " Apakah anda baik baik saja?" Tanyanya dengan senyum begitu manis yang tak lain adalah.. " Tu..an No..ah." Bagai ranting yang diburu angin Ragaku seakan hampir beku saat itu juga Bagaimana tidak? Ia memegang tanganku seraya meminta maaf Senyumnya yang begitu indah serta tatapannya yang sangat memikat Aku... Seakan tak bisa bernapas Ghea berubah menjadi pasi " Anda baik baik saja?" Tanya sosok yang tak lain adalah Noah Alexsander memegang tangannya hangat. Hingga... Bruk " Tuan?" Juan melangkah mendekat melihat Ghea yang tiba - tiba tak sadarkan diri di hadapan tuannya, tapi Noah mengangkat tangannya. Meminta pelayannya itu menjauh. Entah apa yang ada di dalam benak Noah, senyum di bibir tipisnya memudar, sorot matanya menajam menatap Ghea. Ia memingkas lengan kemeja yang Ghea kenakan lalu menatap lekat gelang tali yang Ghea pakai di pergelangan tangan kanannya. Seberkas ingatan seolah membuat mata hazelnya memerah, ingatan 10 tahun yang lalu. Tragedi yang merubah hampir seluruh hidupnya " Ibu... Bangun buu! Jangan pergi! Jangan tinggalkan Noah sendiri. Ibuu.." Isak tangis seorang anak yang mendampingi ibunya di koridor Rumah Sakit 10 tahun lalu tergambar jelas di benaknya. Itu adalah hari terakhir Noah melihat ibunya. Tubuh wanita itu bersimbah darah dan menguarkan bau amis yang pekat " Maaf tuan Noah, kami tidak bisa menyelamatkan ibu anda. Luka akibat kecelakaan yang dialaminya begitu parah. Saya harap anda sabar." Tutur dokter memegang pundaknya hangat. Noah langsung menangis histeris memeluk jenazah ibunya tercinta Hanya wanita itu yang ia punya, sementara ayahnya terus berfoya foya dan menyiksa dirinya. Bahkan dipemakaman ibunya, ayahnya datang membawa wanita lain. Ingatan itu membuat Noah meradang, ia meremas tangan Ghea kasar, wajahnya dipenuhi kemarahan. " Akhirnya kita bertemu lagi, Ghea." Ujarnya dengan suara perat penuh kebencian. " Kau akan membalas apa yang telah kau perbuat pada hidupku, semuanya akan terbalaskan." Imbuhnya kemudian menghempas tangan Ghea kasar kemudian berdiri Juan menyadari ada air mata yang coba tuannya tahan saat berbalik ke arahnya " Urus dia, bawa ke ruang medis. Pastikan dia baik baik saja!" Perintahnya pada Juan " Baik tuan." Lagi lagi Juan hanya bisa menunduk hormat dan mematuhi apa yang diharapkan tuannya tanpa bisa bertanya apapun. Noah tampak melangkah gontai menuju ruangannya. Sesampainya di dalam, ia melepas jas dan melemparnya kasar ke arah sofa. Keringat dingin membanjiri keningnya, sebenarnya apa hubungannya dengan Ghea? Noah meraih sebuah buku yang tertata rapi pada sebuah rak. Dan saat buku itu ditarik, sebuah ruang rahasia terbuka lebar. Pemuda itu masuk ke dalam dan menutupnya rapat lalu meraih sesuatu dari laci meja di sana, sebuah pistol. " Kau akan kembali kan?" Suara anak kecil seakan terngiang di benaknya. Dan... Dor Dor Dor Noah melayangkan beberapa butir peluru yang tepat menembus botol yang berjejer di sana. " Sekarang aku adalah ibumu! Kau harus patuh padaku atau kau akan merasakan akibatnya!" Bayangan wajah ibu tirinya kembali mengitari ingatan Noah " Aku tidak suka anjingmu! Bunuh dia atau aku yang akan membunuhnya!" " Kau tahu, ayahmu lebih mencintaiku dari pada ibumu." " Kau hanya beban dalam keluarga ini." " Ayahmu ingin menyingkirkanmu." " Anak manis, aku hidangkan sop merpati ini untukmu." " Dari mana kau mendapatkan merpati itu?" Tanya Noah kecil saat itu. Tubuhnya penuh biru dan lebam " Tentu saja ini merpati yang kau tolong kemarin." Senyum ibu tirinya " Kau sangat jahat!" Teriak Noah. Dan... Plak Satu lagi tamparan mendarat di wajahnya " Beraninya kau membentak ibumu. Ikut ayah!!!" Tekan seorang pria tua menarik tangannya kasar. Beberapa saat kemudian hanya suara teriakan dan tangisan yang terdengar dari mulut Noah. Sementara ibu tirinya, hanya tertawa terbahak bahak kelihat kejadian itu. " Aaaarrkkhh!!!" Teriak Noah memegang kepalanya yang sakit mengingat semua kejadian di masa lalu " Semua ini gara gara kau Ghea!" Gumamnya dengan napas memburu menahan amarah. Dan... Dor Satu lagi tembakan tepat mengenai salah satu botol anggur yang pecah berhambur di lantai. Noah mengacak rambutnya frustasi. Hingga... " Ssshhh sayang." Sepasang tangan lembut tiba tiba memeluk dirinya dari belakang Noah berbalik menatap gadis yang tersenyum manis di hadapannya " Clara, kenapa kau ada di sini?" Tanyanya dengan suara getir " Kau mengingat kejadian itu lagi? Tenanglah sayang, dia ada di sini. Kau bisa membalaskan dendammu sekarang. Aku akan selalu berada di sisimu." Senyum Clara manis kemudian meraba wajah tampan Noah " Aku tidak tahu bagaimana hidupku tanpamu, jangan pernah menghianati atau meninggalkanku." Noah memeluk Clara ke dadanya. Apa hubungan diantara mereka? " Harusnya kau tidak seperti ini Noah, bukankah selama ini kau menunggu kehadirannya? Dia sudah ada di sini. Aku akan berteman dengannya sesuai rencana. Kita akan bersenang senang bersama." Clara menatap Noah dengan senyum tipis yang mengembang di bibir merahnya. " Ya, kau benar." Clarapun tersenyum dingin Siapa gadis itu sebenarnya? Mengapa Noah seakan begitu patuh dan menyayanginya? 30 menit kemudian, Noah sudah terlihat rapi. Ia duduk di kursi CEOnya sembari memutar mutar bolpoin di tangannya. Tak sabar menunggu Ghea memasuki ruangan itu " Kau tidak harus terlihat menunggunya bukan." Senyum Clara merapikan dasinya. " Aku seperti singa yang menunggu mangsaku. Aku sudah menunggunya selama 10 tahun." Jawab pemuda bermata hazel itu menghela napas Clara merangkul pundaknya dari belakang, lalu berbisik " Kau harus bermain halus." Noah mengulas senyum licik " Aku tidak mau kau terbawa perasaan, atau aku akan marah seperti saat Helena jatuh cinta padamu." Imbuh Clara " Aku sudah menghukumnya karna telah membuatmu marah." Ujar Noah seraya mengusap lengan putih Clara " Apa kau akan selalu mencintaiku?" Tanya gadis itu duduk di pangkuannya " Kau wanita tercantik yang pernah aku temui, aku akan selalu tergila gila padamu." Noah memegang dagu Clara lalu hendak mengecup bibir merahnya. Sebelum... Tok tok tok Clara segera merapikan diri dan berdiri dengan jantung berdegup kencang di sisi Noah Pemuda itupun kembali merapikan jas dan rambutnya " Masuk!" Perintahnya dengan suara lantang Klek Pintu dibuka, Juan tampak menunduk hormat " Tuan, sekertaris anda menunggu di luar. Apakah dia boleh masuk?" Tanyanya sopan Noah mengambil napas panjang Apakah aku siap bertemu dengannya? Apakah aku bisa menahan emosiku? " Tuan?" " Baiklah, aku izinkan dia masuk." Ujar Noah getir " Baik tuan." Juan menunduk hormat kemudian memanggil seseorang yang menunggu di belakang pintu. *** Sudah 10 tahun aku tidak melihatnya.. Kenapa hatiku seperti berdebar? Aku membencinya, tapi aku begitu ingin melihatnya Aku seperti terbakar dalam kebencian ini, tapi di sisi lain... Aku menikmatinya Ghea, apakah kau akan mengenaliku? " Selamat siang tuan Noah Alexsander." Suara lembut itu menghentakkan lamunan Noah. Tanpa sadar, ada air mata yang menetes dari mata hazelnya saat melihat Ghea berdiri tepat di sebelah bangkunya. Dia tampak begitu manis dengan tinggi yang semampai, tubuhnya dibalut kemeja berwarna putih dengan rok mini yang memperlihatkan kaki jenjang putih miliknya, bulu matanya lentik, bola mata yang lebar, hidung yang mangir serta sepasang bibir yang terlihat manis dibalut lipstik berwarna peach, rambut brownnya dibiarkan panjang tergerai semakin menambah pesona darinya. Ghea tumbuh menjadi wanita yang benar benar cantik. " Tuan maafkan saya, tadi saya keterlaluan. Saya benar benar merasa malu." Tutur Ghea tertunduk. Ia juga melihat Clara berdiri di sana, di sisi Noah " Tidak apa apa, selamat bergabung dengan perusahaan kami. Kenalkan, ini Clara Anggia ketua tim editor perusahaan kami. Saya harap kalian bisa bekerja sama dengan baik." Ujar Noah berdiri dari duduknya mendekati Ghea. Tentu saja gadis itu terlihat gemetar dan salah tingkah. " Hai kita bertemu lagi." Senyum Clara lebar. Gheapun mengulas senyum getir, hatinya berdebar berdiri sedekat ini dengan Noah " I.. ini berkas dan data saya." Ghea menyodorkan berkas di tangannya ke hadapan Noah " Tidak perlu, saya sudah mengenalmu." Ujar Noah membuat Ghea seketika menatap iris pemuda itu dalam. Beberapa detik, ia terhenyak " Maksud saya, saya sudah membaca semua datamu. Selamat bergabung!" Noah mengulas senyum seraya mengulurkan tangannya. Ghea tampak gugup dan ragu hendak menjabat tangan sosok di depannya, tapi Clara mengedipkan mata agar Ghea segera menyalami Noah. Maka, dengan jantung marathon, Ghea memberanikan diri menjabat Noah. Tapi... Deg Perasaan ini... Kenapa aku seolah begitu dekat dengannya? Kenapa sepertinya... Tangan ini pernah menjabatku sebelumnya? Ghea terhenyak beberapa detik menatap tangan Noah dalam genggamannya. Pemuda itu mengulas senyum licik melihat reaksi Ghea " Ada apa nona Ghea?" Tanyanya membuat lamunan Ghea buyar " Ah maafkan saya tuan. Saya seperti... " Seperti?" Noah memancing " Ah tidak, tidak apa apa. Terimakasih sudah menerima saya di perusahaan ini. Saya benar benar bahagia, saya akan berusaha sebaik mungkin agar tuan tidak kecewa." Senyum Ghea lebar " Baiklah, ruanganmu di sebelah. Juan akan mengantarmu." Senyum Noah ramah Ya tuhan!!! Sudah ganteng ramah lagi. Boss goal banget. Beruntungnya aku bisa kerja di sini - batin Ghea " Mari nona!" Ajak Juan Ghea meletakkan berkasnya di meja Noah lalu menunduk hormat sebelum akhirnya beranjak dari ruangan itu dengan wajah riang. Seperginya Ghea, senyum di bibir Noah menghilang. Tatapannya penuh amarah. Ia langsung beranjak menuju westafel dan membasuh tangannya kasar " Noah apa yang kau lakukan!" Teriak Clara menghentikannya. Pasalnya, air yang mengalir sudah terlihat berwarna merah. Tangan pemuda itu terluka " Seperti inilah caraku hidup Clara, setiap sentuhan dari Ghea aku sangat membencinya. Tanganku harus bersih, agar aku bisa berpikir dengan jernih." Jawab Noah dengan urat leher menegang " Dia harus hancur di tanganku, sama seperti w***********g yang merebut ayahku dulu, setiap luka yang ada di dalam hatiku akan kubalaskan padanya." Imbuhnya penuh penekanan Clara mengangguk mengerti Dia alasanku kehilangan segalanya Sementara di sana... Ghea tersenyum lebar melihat ruangannya yang begitu besar. " Anda akan mengurus semua schedule tuan Noah mulai dari sekarang. Jika ada yang ingin anda tanyakan, saya akan membantu sebisa mungkin." Ujar Juan " Terimakasih." Senyum Ghea manis " Kalau begitu saya permisi dulu." Juan berbalik hendak beranjak ke arah pintu. Sebelum... " Tunggu!" Panggilan Ghea menghentikan langkahnya " Ya?" " Saya ingin bertanya tentang tuan Noah, di media masa dan elektronik saya sama sekali tidak menemukan data tentang orang tuanya. Maaf sebelumnya, saya begitu penasaran karna dia begitu mirip dengan seseorang yang pernah saya kenal. Bisakah anda memberi tahu saya nama orang tua tuan Noah?" Tanya Ghea Deg " Itu..." Apa yang harus aku jawab? Ghea mengernyit menunggu jawaban " Namanya adalah..." Apakah Ghea akan tahu siapa Noah sebenarnya? Bersambung

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Married With My Childhood Friend

read
43.7K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.1K
bc

GAIRAH CEO KEJAM

read
2.3M
bc

Sweet Sinner 21+

read
885.3K
bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
570.2K
bc

A Secret Proposal

read
376.4K
bc

See Me!!

read
87.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook