bc

CINTA DALAM BATAS

book_age18+
1.0K
FOLLOW
6.1K
READ
contract marriage
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Bayu Lesmana (28) seorang CEO muda berbakat tampan dan berkarismatik, itulah ungkapan untuk Bayu dari beberapa wanita di kantornya belakangan terakhir. Tapi tidak bagi Rara Ekawati (25) ia menyesali dirinya sendiri telah mengenal Bayu si lelaki arogan dan egois itu, ia menggerutu sebagian hidupnya dan menyumpahi dirinya sendiri berharap tidak akan mau mengenalnya lagi setelah semuanya berakhir.

Apa maumu Bay ? " tanya Rara menyeka sudut matanya lembut

" Ehm," dehemnya.

Bayu hanya menyeringai kecil dengan arogan ia memalingkan tatapannya dari Rara

" Aku yakin ada maksud lain dibalik ini semua ?! Aku tau kamu Bay !!! "

Rara memandang mata Bayu lekat lekat meski berulang kali Bayu menghindari tatapannya.

" Oke aku jawab !!! " ucap Bayu akhirnya

Diam ! Rara hanya terbelalak saat Bayu membisikkannya sebuah kalimat dengan sangat lembut

" Berikan aku seorang anak !!! "

Kalimat terakhir yang terdengar gila dari mulut manis Bayu mampu menyeret Rara ke dalam dunia hitam.

Akankah ia menyetujui keinginan Bayu dan memilih menyelamatkan hidup keluarganya yang diujung tombak ? Menjalani hubungan tanpa dasar cinta? Bisakah ia melakukannya bahkan sampai memiliki seorang anak untuk Bayu ?!

chap-preview
Free preview
Pertemuan Antara Takdir.
Bab 1. " Aduh gak gak ... !! Jangan sampe kejadian ?! " teriak Rara menolak Spontan semua mata di dalam angkot tersebut membalikkan tatapannya dan memilih menatap aneh si empunya suara tersebut, sadar diperhatikan Rara hanya mengumpat dibalik senyumnya yang menawan. " Cantik cantik kok aneh ngomong sendiri " timpal beberapa penumpang berbicara setengah berbisik, seraya melirik paksa dirinya yang tengah terduduk dipojok angkot sembari menikmati semilir angin yang menerpa wajah cantiknya. " Kiri pak !!! " teriak Rara meminggirkan angkot, langsung bergegas turun. “Sebel banget hari ini gara gara semalam mimpi aneh, jadi kesiangan bangunnya. Sial,” gerutunya gemas. Rara Ekawati, cukup dikenal di tempat kerjanya karena ia memiliki rupa yang cantik nan sendu, tubuhnya yang langsing dan kulitnya yang putih mulus selalu menjadi daya tarik beberapa pria ditambah rambutnya yang panjang dan hitam menambah elok kecantikannya yang hampir mendekati sempurna. Sedikitnya, lelaki di kantornya sering mencoba menggodanya dan mendekati dirinya terkadang membuat Rara sedikit risi. Rara hidup bersama kedua orang tuanya yang sangat sederhana, di usianya yang sudah menginjak 25 tahun. Ia lebih memilih menyibukkan dirinya dengan mengupayakan kebahagiaan ayah dan ibunya agar hidup dengan layak. “Jam berapa ini ? “ bisik hatinya mengingatkan. “ Mampus ! Arghhhh sial bisa bisa telat lagi ah” derunya menatap sekilas arlojinya yang terpatri sangat baik di pergelangan tangan kirinya. Rara berlari menghampiri area gerbang dengan tergesa gesa berharap kesialan kemarin tidak terulang lagi, setidaknya untuk hari ini. Sejenak Rara kembali menatap jam tangannya tajam, berharap dapat membunuh waktu agar berhenti bergerak meski hanya 3 detik saja, mustahil. Hingga akhirnya sampailah Rara di depan gerbang, sebuah perusahaan elite yang bertuliskan ‘ Merpati Indonesia ‘. " Akhirnya sampai juga, !! “ keluhnya menatap pagar besi hitam yang berukuran sangat tinggi tepat di depannya. “Tunggu, kpknya mana mbak ? “ tanya Satpam penjaga gerbang menghentikan langkahan Rara. Sontak saja Rara membalikkan tubuhnya menatap si empunya suara tersebut, menyebalkan. “ Lagi---“ “ Arghhhh sial masih aja kelihatan. Dasar Satpam jelek, item, gendut, genderuwo.” pekik hati Rara gemas, ingin rasanya memekikkan lengkungan suaranya yang sumbang keluar lantas Mencetuskan kekesalannya pada lelaki hitam dan menyeramkan itu dengan sebutan ‘ Genderuwo’. “Saya buru buru Pak,“ ketus Rara sembari menghela nafas panjang, Jengah. Hampir tiap hari rasanya Rara ditegur oleh Satpam yang sama lantaran hanya sebuah ID card ada ada saja, menyebalkan bukan. “ Buru buru sih buru buru mbak. Tapi harus ingat Kpk dipakai jangan sampai saya terus kena omel atasan, cuma gara gara mbak,” terangnya kesal. Satpam itu menggeleng paksa, menatap kesal gadis di depannya. Tampak Rara hanya diam mematung sembari sibuk menjulurkan bibirnya monyong ke depan. “Itu bukan aksesoris yang seenaknya bisa dilepas gitu aja mbak, bisa kena tegur saya kalau begini terus.” lanjutnya geram menatap Rara, masih gadis yang sama setiap harinya yang terus menerus merepotkan dirinya. “ Fyuhhhhh... “ bosan. Rara memutar kedua bola matanya, kemudian menarik nafasnya panjang lalu membuangnya kasar, dia langsung menggeledah tas selempeng yang ia kenakan secara kasar. “Mana Kpknya mbak pakai dulu, baru bisa masuk setelah ini “ tegurnya kembali menegaskan. “Aduh berisik, Nih... Nih puas “ tegas Rara seraya menyodorkan sebuah kartu tanda pengenal karyawan yang dia miliki . “Nah begini dong mbak, Lain kali kalau mbak tidak pakai lagi saya tidak segan segan memberikan sanksi untuk mbak “ terangnya menegaskan. Tak peduli, Rara lebih memilih untuk berlalu dari hadapan orang itu dengan nafas lega. Sekejap Rara kembali menatap lekat jam tangan berwarna coklat miliknya dengan panik disana waktu sudah menunjukkan pukul tujuh di menit ke20. “Mampus 10 menit lagi “ derunya dalam hati seraya berlari cepat menghampiri area lobi sebelah kiri tempat dimana benda pendeteksi kehadiran karyawan. “Harus buru buru checkroll “ umpatnya dalam hati. Bruak !!! Rara tanpa sengaja menyenggol seseorang yang tengah berdiri tak jauh dari pintu lobi, membuat lelaki itu menjatuhkan beberapa kertas ke ubin lobi. " Aduh maaf saya buru buru pak " Rara langsung membenarkan file file yang berserakan karenanya. "Iya gak papa mbak, lain kali hati hati kalo jalan " timpal orang itu terdengar sedikit menaruh kesal padanya. Rara hanya mengangguk pasrah, berusaha sabar mendengar kekesalan orang itu. Toh, ini memang kesalahannya. Di tempat lain Bayu Berjalan gontai ditemani dengan beberapa ajudannya berjalan tak jauh dari dirinya, semua karyawan memandangi dirinya takjub. " Rendra bagaimana dengan meeting hari ini ? " tanya Bayu menatap Rendra Aditya yang merupakan asisten pribadinya, sekaligus orang kepercayaan dari keluarganya selama 5 tahun belakangan. " Lancar Pak kemarin Pak Wira meminta untuk penandatanganan kontraknya dilaksanakan hari ini di jam makan siang pak ! " terang Rendra secara apik. " Bagus !! " lirih Bayu mengangguk pelan. Bayu masih berjalan gontai menuju area lobi sembari menelaah beberapa berkas ditangannya secara teliti. Membuat Bayu harus membagi konsentrasinya antara berkas berkas ditangannya dan langkahannya menuju area lobi, membuat dirinya tidak bisa fokus. Dan, " Aww, ssht.. " teriak Rara menyadari tangannya tanpa sengaja diinjak oleh seseorang. Dengan cepat bayu mengangkat kaki kanannya dan menarik wanita itu untuk berdiri. “Sial, siapa sih?? Kalo jalan tuh pake mata, sakit nih...” ketus Rara kesal, ia langsung membalikkan tubuhnya dan menatap si empunya kaki besar yang dengan bodohnya menginjak tangannya asal. " Maaf saya tidak sengaja, tanganmu terluka?" tanya Bayu menatap tangannya Rara yang terlihat sedikit memerah. " Sakit, tangan saya jadi memar begini !! " jawab Rara asal, ia hanya bisa mengibas gibas tangan kanannya ke udara tanpa menatap lekat siapakah lelaki di depannya. Bayu membuka kaca mata hitamnya, merapikannya dan menempatkannya disaku bajunya menonjolkan wajah manisnya kepada gadis di depannya yang terlihat sangat cantik dimatanya. “Mukanya... aku seperti mengenalnya?“ lirih batin bayu menelaah baik baik siapakah wanita yang tengah berdiri di depannya. " Maafkan saya, saya benar benar tidak sengaja tadi,” ucap Bayu. " Iya ya sudahlah lagian cuma memar biasa, belum sampe sakitnya ke usus saya, jadi iya udah saya maafkan” jawab Rara ketus. “Pak dia,.. “ pekik seseorang dari arah belakang menatap kesal kelakuan Rara yang terlihat tidak sopan kepada atasannya sendiri. Bayu melayangkan kelima jarinya ke udara, sengaja agar ajudannya tertunduk diam, tidak usah ikut campur. “Ya sudah saya mau checkroll dulu “ ketus Rara membuang paksa wajahnya dari hadapan lelaki itu yang tengah mematung memandangi dirinya. “Arghh sial kan telat 3 menit “ umpatnya kesal menatap layar monitor checkrollan yang menunjukkan pukul 07.33 menit, menyebalkan padahal dirinya sudah berusaha tapi tetap saja telat. “ Maaf pak saya permisi “ ucap bapak tua yang tadi tanpa disengaja Rara tabrak membuat lelaki itu harus memungut lembaran filenya yang tanpa sengaja terjatuh ke lantai. Sontak Rara membulatkan kedua matanya kaget, lalu memilih untuk menatap si empunya suara itu dan menatap lekat lelaki yang dipanggil dengan ‘Bapak’. “Hah ‘Bapak’ ? “ pekik Rara kaget, ia menjatuhkan Id cardnya ke lantai. Bayu kembali menghampiri Rara berniat mengambil Id card Rara yang terjatuh. Tidak lama, Bayu langsung meraih Id card Rara cepat, seraya membaca jelas nama yang tertera disana. “ Rara Ekawati “ ucap Bayu kaget. Bayu terbelalak menatap gadis di hadapannya Mereka beradu pandang untuk beberapa menit. Rara menelan ludahnya paksa, pikirnya berkecamuk seketika. “Ba...pak?? “ ucap Rara tergugup " Rara " kaget bayu tak percaya. “Iii...ya Pak sa-saya, sa-saya ma—“ “Rara Ekawati “ tanya Bayu memastikan. “Ii...iya Pak” Rara gugup, takut. Bayu hanya menggeleng pelan " Kamu tidak ingat saya...??” tanya Bayu lagi Rara hanya menggeleng penuh, ia benar benar tidak mengenali siapakah lelaki di depannya. Terlepas dia sebagai apa dikantor ini yang pasti Rara sama sekali tidak pernah tau dia siapa dan jabatannya apa ?? “ Bayu Lesmana !!” kilah Bayu. “Hah” Rara tertegun, mendengar kalimat ‘Bayu Lesmana’ di benaknya ada sepenggalan kejadian demi kejadian adegan dimana nama lelaki yang disebutkan itu adalah sebagian dari masa lalu Rara sekitar 5 tahun yang lalu. " Oh iya ya aku ingat, cowok yang dulu sering ngejar ngejar a-- " jawab Rara terpotong Mendengarnya Bayu langsung membungkam mulut tipis Rara sigap, dan lebih memilih untuk membisikannya sesuatu. " Gak usah diperjelas bisa hancur reputasiku !! " umpat Bayu geram diikuti anggukan Rara, mengerti. Bayu langsung meninggalkan Rara begitu saja diikuti beberapa ajudannya menguntitnya dari belakang. Terlihat seperti segerombolan indukan ayam dan beberapa itik yang berjalan imut mengikuti alunan gerak gemulai p****t induk ayam menyisiri tepi sawah secara rapi. "Kagak pernah berubah tuh orang masih aja aneh " ketus Rara dalam hati. Hari semakin siang, tampak perusahaan elite yang ditempati Rara sudah mulai sibuk memesan minuman untuk melepas dahaga atau melepas kantuk karena mereka kerja terlalu diforsir, terakhir dia ingat hari kemarin tepatnya hari Selasa. Ketika barang untuk ekspor kurang, mereka tidak diperkenankan pulang lantaran harus dikirim hari itu juga, sedangkan pengiriman itu delay akibat beberapa mesin rusak mengakibatkan ditundanya ekspor yang cukup membuat kepala Leader mabuk kepalang terkadang. “ Ini pak tehnya,” kilahku sembari menyodorkan segelas teh manis untuk Pak Yayan Leader disana, tampak wajahnya layu pucat lantaran semalam iya kurang tidur. “Makasih Ra “ balasnya seraya mengusap pelan dahinya. “Iya pak “ jawab Rara pelan. “Pak, atasan mau ke bawah “ pekik seseorang berseragam biru muda laut ( seragam khusus karyawan ) Sontak Pak Yayan terbangun, mendengar kata itu ia langsung gusar menatap anak buahnya yang tengah bekerja secara tim. Rara heran, mengapa dia sepanik itu. Dengan langkah ragu, Rara menghampiri Pak Yayan hendak bertanya. “Panik banget kayaknya Pak?” tanya Rara mengernyitkan dahinya membentuk dua garis disana. “ Gini Ra, kalo si bos yang turun ke bawah itu udah tegang. Pasti ada aja yang di komen, debu sedikit kaya gini aja dia gak suka apa lagi kalau sampai mesin kita trouble –“ “Ngoceh mulu “ terang Pak Yayan sembari menelaah setiap jengkal line yang menjadi tempat karyawannya bekerja secara tim. “Kotor, tolong kamu bersihkan itu jangan sampai ada sampah berserakan” tunjuknya pada celah celah tersembunyi meja, mesin dan bahkan kolong sekalipun. Rara hanya mengangguk faham, memang disana harus serba sempurna namanya juga perusahaan elite. “Ya sudah kalau begitu saya pergi lanjut mengirim teh ke karyawan lain ya Pak,” ucap Rara sembari menenteng nampan berisikan 2 gelas teh manis di atasnya. Sampailah Rara ke ruang lain tak jauh dari tempatnya yang semula kunjungi, kali ini bau kimia meresap ke hidung sangat bau. Berbeda dari tadi. “Nih tehnya “ umpat Rara menyodorkan segelas teh kepada lelaki bernama Roni Leader juga disana. “Galak amat cantik “ ucap Roni sembari menyentuh janggut Rara dengan gemas. Rara yang melihatnya langsung menggeser posisinya jauh dari Roni, lelaki itu memanglah seperti itu setiap harinya menggoda dan merayu dirinya. Bahkan hal yang paling ia tidak suka dari Roni adalah setiap lelaki itu memesan minum hanya namanya saja yang terbesit olehnya dengan manja ia menolak keras dilayani OB lain selain dirinya, menyebalkan. “Biasa aja tangannya bisa gak “ pekik Rara kesal. “Gak bisa Ra, udah candu “ jawab Roni “Iuh,..” ucap Rara bergidik geli mendengarnya. “Pulang bareng yuk, nanti aku ajak makan atau nonton sepulang ini mau gak? Atau---“ Disudut lain, Bayu bersama Rendy sudah sampai di ruangan Assy tempat Pak Yayan bekerja disana tampak Bayu mengalihkan tatapannya tajam memicingkan sorot matanya pada sebuah batas kaca antara ruangan itu dan ruangan sebelah. Kedua bola matanya menangkap Rara dari jauh sedang dirayu oleh laki laki lain. “Busuk “ ucap Bayu geram menatap kejadian di depan matanya. “Pak !!?” kilah Pak Yayan membuyarkan lamunannya. “Hem, ya sudah Pak saya mau ke ruangan sebelah. Kerja yang semangat target kali ini masih sangat banyak, kalau perlu hari ini kita forsir waktu 6 kali 2 jam sehari, mengejar ketertinggalan kemarin” terang Bayu pada Pak Yayan, diikuti anggukan paham darinya menyudahi percakapan keduanya. ““Pulang bareng yuk, nanti aku ajak makan atau nonton sepulang ini mau gak? Atau---“ “Atau ngobrol ngobrol di rumah kamu aja, terserah kau saja enaknya gimana” ucap Roni seraya menarik kedua pergelangan tangan Rara. Rara hanya menolak berusaha melepaskan diri dari laki laki kurang ajar itu, namun sialnya lelaki itu terlalu kencang memegangi tangannya. “Lepas Ron, ini jam kerja bukan jam ngobrol gak enak kalau sampai SPV tau “ pekik Rara berusaha lepas. “ Jawab dulu, baru aku lepasin” paksanya menengadahkan wajahnya ke atas menatap Rara yang masih berdiri di samping meja kerjanya. Ada tangan lain di antara kedua tangan makhluk itu, tangan itu mencengkeram kuat pergelangan tangan Roni. Sontak membuat kedua makhluk itu langsung segera menatap ke arah pemilik tangan tersebut. Lantas keduanya membulatkan matanya, terbelalak karena ada Bayu disana si pemilik tangan ketiga antara dia dan Roni. “Bapak “ kaget Roni menatap kedatangan Bayu dengan takut tergugup. “Bayu,..” kaget Rara spontan. Sontak membuat Rendy dan Roni menengok paksa Menatap Rara yang memanggil Bos dengan sebutan ‘Bayu’. “Pergi sana,.. Lanjut kerja” pekik Bayu menyuruh Rara untuk segera pergi dari laki laki busuk itu. “Lain kali, kalau mau ngobrol dengan perempuan harus baik baik jaga image “ ungkap Bayu melotot kesal Roni. Mendengarnya Roni hanya mengangguk mengerti. Bayu pov " Rendra saya mau tanya sejak kapan Rara kerja disini? " tanyaku penasaran, sangat penting untukku tahu sejak kapan Rara kerja dikantornya namun ia sama sekali tidak pernah melihat gadis itu berlalu lalang di depannya meski sekalipun. " Sejak 6 bulan yang lalu Pak" jawab Rendra cepat " Sebagai apa ?," tanyaku lagi penasaran. " Sebagai Claning Service Pak ! kinerjanya juga lumayan bagus . Ada masalah pak ?" terang Rendra. " Hem..., tidak ada saya hanya bertanya kalau begitu kau boleh kembali ke ruanganmu Ren, Makasih " tegas bayu kepada Rendra. " Baik Pak, kalau begitu saya permisi " ucap Rendra akhirnya dan ia langsung melangkah pergi meninggalkan Bayu yang tengah termenung. "Sudah 5 tahun lamanya ra akhirnya aku bisa bertemu dengan kamu lagi " dentuman hati Bayu bergejolak ada rasa bahagia dihatinya karena bisa bertemu dengan Rara lagi, gadis yang dulu sempat ia cintai setengah mati. " Rara ... Rara, kau kembali di depanku lagi, itu sama saja seperti kau masuk ke kandang buaya “ lirih Bayu menyeringai devil menatap luar jendela kantornya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

RAHIM KONTRAK

read
418.1K
bc

Air Mata Maharani

read
1.4M
bc

Om Bule Suamiku

read
8.8M
bc

MENGGENGGAM JANJI

read
474.4K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K
bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.3K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook