bc

Not My Twins

book_age16+
702
FOLLOW
4.5K
READ
dark
family
badboy
band
student
drama
highschool
school
lonely
brothers
like
intro-logo
Blurb

Gerireo Arkarna Bramasta memiliki kehidupan yang memprihatikan. Hidup di jalanan tanpa kehadiran orang tua. Ya, Gerireo memilih untuk hidup di jalanan karena ia tidak sanggup untuk selalu mendapat rasa sakit dalam keluarga karena selalu dibandingkan dengan kembarannya, Galileo.

Seluruh rasa sakit itu membuat Gerireo menjadi berpikiran lebih dewasa, bahkan ia juga membuat rumah seadanya di kolong jembatan untuk dirinya, teman-teman jalanan dan anak jalanan yang lainnya. Kehidupannya tampak benar-benar ia pikirkan, mulai dari dirinya yang juga bekerja dan dirinya yang juga ikut mengurus anak jalanan lainnya.

Semuanya tampak berjalan sesuai dengan apa yang ada dipikiran Geri, hingga akhirnya kehidupannya berbalik karena Papanya meminta dirinya untuk kembali ke rumah. Lalu apa yang akan terjadi pada Geri?

Cover By Pixabay

chap-preview
Free preview
1
"Geri, kamu ini benar-benar tidak punya rasa terimakasih ya pada kami yang telah biayain kamu sekolah. Kerjaannya cuman bikin masalah saja kamu itu. Kamu lihat dong Gale, kembaran kamu itu sangat kontras dengan kamu." "Kamu ini aib Geri, bisanya cuman membuat masalah saja. Kami malu dengan client kami Geri. Apalagi kamu sering terlihat di jalanan. Kamu ini sebenarnya kenapa? Apa uang dari kami kurang untuk kamu? Kalo kurang kamu bisa bilang, jangan malah cari uang di jalanan. Gimana kalo ada yang mengenali kamu. Mikir Geri, jangan asal-asalan saja kamu itu hidup." Geri sudah muak dengan itu semua, rasanya Geri ingin mengatakan pada mereka bahwa ia seperti ini juga karena mereka. Mereka yang tidak pernah memberi kasih sayang pada Geri, mereka yang selalu mengabaikan Geri hingga Geri harus mencari perhatian di luaran sana. Padahal kata orang dunia luar lebih menyakitkan dan rumah adalah tempat ternyaman. Namun tidak bagi Geri, karena Geri justru merasakan yang sebaliknya. Ia adalah Gerireo Arkarna Bramasta yang merupakan anak dari pasangan pengusaha yang sangat terkenal, selain itu Mamanya juga merupakan artis yang sangat terkenal di Indonesia. Geri juga memiliki seorang kembaran bernama Galelio Arkarna Bramasta. Geri memiliki kehidupan yang cukup pahit dan patah hati terbesarnya justru disebabkan karena keluarganya sendiri, terlebih pada Mama dan Papanya. Karena selama ini memang Gale sama sekali tidak mengetahui apa yang sering dilakukan Mama dan Papanya kepada Geri. Setiap Mama dan Papanya membandingkan antara Geri dan Gale, pasti Gale tidak pernah ada disana. Entah itu sedang les, sedang belajar kelompok atau apa pun itu. Gale tidak pernah ada maka dari itu Gale tidak pernah mengetahui bagaimana kehidupan Geri yang menyakitkan. Malam ini, Geri mendapatkan ceramah seperti itu oleh Mama dan Papanya. Gale tidak ada di ruang, entah Geri tidak tahu Gale pergi kemana ia juga tidak mau tahu untuk hal itu. Ia terlalu malas untuk memikirkan hal itu. Namun tak beberapa lama kemudian, tiba-tiba pintu depan dibuka sekarang ini dan yang masuk adalah Gale. Ia masuk sembari tersenyum pada Mama dan Papa, Mama dan Papa juga membalas senyuman itu. Rasanya Geri ingin menertawakan dirinya karena ia masih ada di sana melihat semuanya. Gua sama aja bunuh diri gua sendiri ga sih ini? Hahaha kasihan banget sih hidup Lo Geri. Lo di rumah tapi kayak di neraka. Batin Geri yang setelahnya ia berjalan masuk ke dalam. Namun saat berjalan ia masih mendengarkan perkataan dari Mama dan Papanya itu untuk Gale, kembarannya. "Night Mah, Pah. Kenapa sama Geri?" tanya Gale sembaei ia menyium Papa dan Mamanya yang disambut hangat oleh mereka berdua. "Oh Geri, ga papa lah biasa dia bolos lagi." ujar Mamanya menjawab. "Oh ya gimana les kamu hari ini? Lancar?" tambah Mamanya bertanya. "Iya mah lancar banget, Gale juga punya banyak teman disana. Ya meskipun ini baru hari pertama les tapi rasanya udah kayak lama karena teman-teman Gale baik-baik semuanya Mah." ujar Galelio kepada Mamanya. "Bagus Gale, inget kata Papa ya pokoknya do your best. Papa yakin kamu akan jadi orang yang sukses nantinya." ujar Papa Gale tersebut. Tanpa mereka ketahui bahwa sedari tadi Geri sama sekali belum naik ke kamar. Ia masih ada di bawah dan ia mendengar semua pembicaraan antara mereka. Mah, Pah kenapa kalo sama Geri Mama sama Papa ga pernah kayak gitu? kenapa Mama sama Papa selalu baik sama Gale sedangkan sama Geri selalu marah. Memang Geri ga punya prestasi akademik, tapi Geri punya prestasi di bidang musik dan prestasi Geri lebih banyak daripada Gale kalo Mama dan Papa mau lihat. Tapi Mama sama Papa ga pernah mau lihat. Batin Geri yang lagi-lagi hatinya dipatahkan oleh Mama dan Papanya sendiri. Saat ini Geri berada di kelas akhir sekolah menengah pertama, sekitar tiga bulan lagi Geri dan Gale akan mengikuti ujian nasional. Maka dari itu Mama dan Papanya selalu mempersiapkan yang terbaik untuk mereka berdua. Mama dan Papanya ingin Geri dan Gale selalu berada di sekolah yang sama, yang mana artinya Geri harus mengimbangi kepintaran Gale. Setidaknya Geri bisa masuk ke sekolah yang sama dengan Geri tersebut. Geri tidak tahu apakah besok saat SMA apa ia masih bisa satu sekolah dengan Gale lagi karena ia sangat jarang masuk ke les padahal Mama dan Papanya sudah mengeluarkan banyak biaya untuk les Geri tersebut. Malam ini Geri berada di kamarnya, ia sedang memainkan gitarnya, untung saja ruangan kamar Geri sangat luas jadi jika ia memainkan gitar tidak ada yang dengar. Karena terkadang Gale suka terganggu dengan suara-suara berisik yang mengakibatkan Gale tidak konsentrasi untuk belajar. Sebenarnya Geri tidak takut dan tidak ada masalah, hanya saja ia malas jika harus berdebat dengan Gale yang pada akhirnya akan selalu sama. Gale akan dibela mati-matian oleh keluarganya sementara dirinya akan dimarahi habis-habisan. ••• Pagi hari akhirnya tiba, Geri sangat membenci pagi hari karena ia harus makan bersama dengan keluarganya yang terasa asing. Sebenarnya ia bisa saja tidak ikut makan bersama, tapi pasti selalu saja Mama dan Papanya akan cerewet dua kali lipat dibanding biasanya. Maka dari itu sangat malas. Geri sudah siap dengan pakaiannya sekarang ini, ia juga turun dengan membawa gitarnya dan ia menaruh gitarnya itu ke depan terlebih dahulu baru sekarang ini ia pergi ke meja makan untuk sarapan bersama dengan keluarga. Geri duduk dengan Gale yang sudah duduk sebelumnya, sementara Mama dan Papanya sama sekali belum ada disana, sepertinya masih di atas. Gale tampak melihat handphonenya dan ia melihat ke arah Geri yang baru saja datang. Ia sebenarnya sudah capek melihat ke arah Geri, ia capek dengan semua tingkah laku Geri yang selalu membuat Mama dan Papanya pusing. "Nanti berangkat les." ujar Gale kepada Geri membuat Geri menatapnya. "Apa? Gua ga salah denger? Serius Lo ngomong kayak gitu ke gua? Siapa Lo? Ga usah sok-sokan deh sama gua." ujar Geri kepada Gale itu. "Gua kembaran Lo kalo Lo lupa. Lo udah deh berhenti nakal-nakalnya. Mending Lo fokus sekolah terus fokus les juga, Lo ga kasian sama Mama dan Papa? Tiap hari mereka pusing karena Lo." ujar Gale membuat Geri marah. "Lo ga tahu apa-apa Galelio, jadi gua saranin Lo tetap diam." jawab Geri yang mana setelah itu Geri memutuskan untuk pergi dari sana, ia sudah tidak bisa lagi berada disana sekarang ini. Saat ini ia telah meninggalkan ruang makan yang hanya dihuni oleh Gale yang sekarang ini menatap ke arahnya. "Geri mau kemana kamu? Sarapan dulu." ujar Papanya memanggil. "Gerireo, kamu dengan Papa atau tidak?!" ujar Mamanya tapi Geri tetap mengabaikan mereka. Ia sekarang ini sudah mengambil gitarnya dan ia masuk ke dalam mobil. Sekarang ini ia sudah berangkat menuju ke sekolah. Untung saja mobil dan sopirnya beda dengan Gale, jadi ia tidak harus pergi bersama dengan Gale setiap harinya. Kini dirinya sudah berada di jalan. Sebenarnya ia lapar, tapi mungkin ia bisa makan di kantin saja nanti. Sekarang ini Geri sudah berada di jalan, sembari ia melihat informasi lomba menyanyi yang ada di ** sekarang. Ia selalu mengikuti lomba-lomba seperti itu. "Pak, nanti saya pulang malam. Pak Bandi ga usah jemput, saya bisa naik taksi nanti." ujar Geri kepada Pak Bandi yang merupakan sopirnya itu. "Baik Mas, siap." jawab Pak Bandi kepada Geri tersebut. Sementara itu, di rumah Geri tepatnya di meja makan Mama dan Papa Geri masih ngedumel karena Geri yang pergi sebelum mereka sarapan. "Aduh, Gale Mama tuh bingung banget sama kembaran kamu. Kenapa dia itu beda sama kamu Gale." ujar Mamanya sembari memegangi kepalanya. "Mah, kan setiap orang beda-beda Mah. Aku ya aku, Geri ya Geri Mah. Kita emang ga sama Mah, meskipun kita kembar." ujar Gale kepada Mamanya. "Iya sayang, Mama tahu hal itu cuman yang Mama masih ga habis pikir itu kenapa dia kayak gitu. Perbedaan antara dia sama kamu itu banyak banget sayang. Kalian udah kayak dua orang dengan wajah sama tapi kepribadian kalian sangat berbeda." ujar Mamanya kepada Gale dan Gale hanya diam. "Udah Mah, mending sekarang kita makan. Kasian Gale kalo diajak ngobrol terus nanti Gale terlambat masuk ke sekolah." ujar Papa Gale. Mereka bertiga akhirnya makan bersama di meja makan rumah mereka tanpa Geri. Sementara Geri sekarang ini sudah ada di kantin sekolahnya dan sekarang ia juga sedang memakan makanan yang tadi ia pesan. Ia memesan nasi goreng sosis disini, kini ia sedang makan dan ia hanya sendirian saja. Tidak hanya di rumah, tapi di sekolah pun saat makan ia juga harus sendiri. Hahaha, memang hidupnya sangat hampa dan tak berisi apa-apa. Ia hidup tanpa cinta semenjak ia dilahirkan ke dunia yang menyakitkan ini. "Bro Lo pagi-pagi udah disini aja. Eh gimana jadinya? Lo setuju kan?" tanya Malik yang merupakan teman dekat dari Geri itu. Malik juga merupakan teman Geri di band sekolah jadi mereka cukup dekat. "Yang mana? Setuju apaan?" tanya Geri kepada Malik tersebut saat ini. "Itu loh bro, lomba band yang gua kirim ke Lo. Gimana? Lombanya masih sebulan lagi sih sebenarnya tapi ya seru aja sih hehehe." ujar Malik. "Okay deh daftar aja, gua ngikut." jawab Geri yang sekarang ini sudah selesai makan. Ia dan Malik langsung ke kelas karena kebetulan juga kelas mereka sama jadi mereka bisa barengan pergi ke kelas sekarang ini. "Eh iya, nanti jadi kan ke Caffe Galaksi?" tanya Malik dan Geri mengangguk. Ini yang ia maksud tadi, ia akan pulang malam karena sepulang sekolah nanti ia akan nge-band di Caffe Galaksi hingga malam hari bersama dengan teman-teman bandnya termasuk juga dengan Malik.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.5K
bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

Head Over Heels

read
15.8K
bc

DENTA

read
17.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook