bc

Ryoumen

book_age18+
90
FOLLOW
1K
READ
murder
dark
goodgirl
mystery
supernatural
school
like
intro-logo
Blurb

Dunia ini beserta isinya memiliki dua sisi yang bertentangan. Mereka bisa memilih untuk terus bersitegang, bersimpangan, juga saling mengabaikan dan tidak sudi mengusik satu sama lain. Dua hal yang serasi, bahkan serupa, belum tentu ditakdirkan untuk selaras dan bersama.

Di SMA Nanatsuki, pada tahun ajaran kedua bagi Fujihara Mizuki, kelasnya kedatangan siswa baru. Namanya Ohayashi Ges, laki-laki berkacamata yang terlihat cukup pendiam dan terkesan lemah. Di hari pertama pun, dia harus mendapat penindasan dari beberapa kakak kelas. Namun, bersamaan dengan hari kedatangannya, muncul juga kasus pembunuhan aneh yang menewaskan enam murid SMA Nanatsuki. Mereka ditemukan meninggal di kamar masing-masing dalam keadaan mengenaskan. Tubuh mereka seakan dikoyak menggunakan cakar besar, darah mereka banyak diisap, dan yang paling mengerikan adalah jantung mereka diambil.

Siapakah yang melakukannya? Apakah dia manusia berdarah dingin yang mendendam, lalu melakukan pembunuhan dengan cara aneh untuk mengelabui banyak pihak? Ataukah sebenarnya dia memang bukan manusia? Adakah keterlibatan makhluk-makhluk seperti youkai dan hanyou di dalamnya?

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Ratusan tahun sebelum era Meiji, sebuah kisah unik terjadi di Jepang. Kisah tersebut tidak banyak diketahui orang. Awalnya, hanya beberapa warga desa kecil saja yang tahu, kemudian terus diceritakan dari mulut ke mulut, hingga sekarang hanya terdengar seperti sebuah dongeng belaka. ~《《+》》~ Pohon sakura mekar di sepanjang tepi jalan. Beberapa orang melalui jalan itu, termasuk Fujihara Mizuki, seorang siswi SMA yang tengah berjalan seorang diri. Rambut panjangnya tertiup angin dan beberapa kali dihinggapi kelopak bunga sakura, membuatnya terlihat sangat anggun. Dari dulu, dia memang sudah terkenal di sekolah karena parasnya yang cantik dan lembut bak rembulan, hingga mendapat julukan Tsuki no Ona, yang artinya 'gadis bulan'. "Mizuki! Tunggu aku!!" "Izumi?" Mizuki menoleh. Nakagawa Izumi—sahabat karib Mizuki sejak kecil—berlari ke arahnya. Dia gadis yang selalu penuh semangat dan sedikit cerewet. Diam-diam merupakan otaku anime, khususnya genre fantasi dan misteri. "Kamu kenapa berangkat duluan, sih?" Izumi mengatur napasnya. "Maaf, aku kira kamu udah berangkat dulu." "Ah, ya udahlah. Ayo, buruan! Nanti telat!" Hari itu adalah tahun kedua bagi mereka di SMA Nanatsuki. Mereka ditempatkan di kelas 2-3. Mizuki tampak antusias, sama seperti Izumi. Meskipun sebenarnya, dia menutupi perasaan duka di dalam hati. Tak lama setelah semua siswa masuk kelas, wali kelas pun datang bersama seorang pemuda berkacamata dan berseragam siswa yang sedikit lebih tinggi darinya. Seisi kelas ingin saling berbisik, sekedar bertanya, siapakah siswa itu? Apakah dia siswa baru? "Selamat pagi, Semuanya!" sapa wali kelas. "Selamat pagi, Sensei!" "Hari ini adalah tahun kedua kalian, sekarang kalian sudah berada di kelas baru, yaitu kelas 2-3. Saya, Takeda Shiro akan mejadi wali kelas ini untuk satu tahun ke depan, jadi mohon bantuannya, ya?" "Baik, Sensei!" "Oh ya, kalian mendapat teman baru." Takeda menepuk bahu pemuda di sampingnya. "Silakan perkenalkan dirimu." "Salam kenal, namaku Ohayashi Ges. Mulai sekarang, mohon bantuannya." "Baiklah, kamu boleh duduk sekarang, Ohayashi-kun." "Terima kasih, Sensei." Pemuda bernama Ges itu membungkukkan badan, lalu berjalan ke tempat duduknya. Tanpa senyum, perkenalannya juga singkat. Dia anaknya sombong apa gimana? ~《《+》》~ "Ini yang aku suka dari hari pertama tahun ajaran baru! Kita bisa pulang lebih awal, jadi aku bisa buru-buru nonton!!" sorak Izumi. "Anime terus kamu!" "Biarin!" Izumi mengeluarkan lidahnya sedikit. "Oh ya, menurutmu, gimana anak baru tadi?" Mizuki mengingat-ingat Ges. "Dia ... kayaknya pendiam, atau ... sombong mungkin? Entahlah." "Bukan, maksudku, menurutmu dia ganteng apa nggak?" "Mmm ... kalau menurutmu sendiri?" "Ya ... kalau menurutku udah jelaslah, bocah berkacamata begitu ganteng dari mana? lihat aja, poninya nutupin dahi, seragamnya rapi, bikin penampilannya cupu banget!" "Kamu sukanya cowok serampangan, sih!" "Yang penting 'kan ganteng!" Mizuki menghela napas. Mereka menyudahi adu mulut kecil agar tak membesar. "Eh, tahu nggak? Tadi pas mau pulang, ada anak yang dihajar habis-habisan loh sama komplotan Ueda-san!" "Heh? Siapa?" "Anak baru, kayaknya dia di kelas 2-3, soalnya tadi Takeda-sensei ngaku sebagai wali kelasnya." "Kasihan banget. Komplotan Ueda-san itu nggak main-main loh kalau nge-bully!" "Bener tuh!" Mizuki dan Izumi menyimak gosip yang dibicarakan oleh para siswi di belakang mereka. Mereka tahu, kalau yang baru saja dibicarakan itu adalah Ges. "Anak itu kena bully?" "Kasihan dia, lukanya parah nggak, ya?" "Kayaknya parah, deh." "Aku jadi khawatir. Masalahnya, kamu tahu sendiri 'kan Ueda-san itu gimana?" "Iya, maka dari itu, aku juga jadi khawatir sama dia. Semoga aja dia nggak apa-apa." ~《《+》》~ Malam membawa kegelapan di sebagian tempat. Langit melepaskan warna kelam yang tersembunyi di kala siang. Bintang-bintang bertabur menampakan diri. Pendar akibat cahaya purnama nampak indah di air yang menggenang. Sepoi lemah bertiup mengisi ruang nan lengang. Jubah hitam berkibar. Di atas gedung pencakar langit, sosok bertubuh tinggi berdiri tegak. Netra beriris biru cerah mengawasi bak mata elang. Taring-taring putih dan kuku-kuku hitam memanjang. Menentang langit, cahaya bulan menjangkau kulit wajah yang pucat. Kulit itu menghitam, seiring air mata yang mengalir di atasnya. Dia melesat secepat kilat, melompat dari gedung satu ke gedung lain. Cukup jauh untuk sampai ke daerah perumahan yang sepi. Dia berdiam diri sejenak, baru melompat masuk ke dalam rumah melalui salah satu jendela. Seketika, air muka yang amat ketakutan terpampang di hadapannya. Sebelum orang itu berteriak, dia membungkam mulutnya. Entah bagaimana, tubuh laki-laki yang terbaring di atas tempat tidur tiba-tiba terkaku. Tangan bercakar mulai mengoyak kulit dan daging. Darah segera mengalir hingga membasahi seprai. Jeritan tertahan dan tangisan terluap, tanpa mempedulikannya, aksi merobek-robek tubuh terus berlanjut dengan cepat. Terakhir, dia membelah d**a sebelah kiri dan mengambil jantungnya. Memakannya di tempat dengan sekali suap. ~《《+》》 ~ Di hari kedua, hampir semua siswa di kelas 2-3 menaruh perhatian pada Ges. Wajah pemuda itu lebam-lebam dan ada luka robek kecil di bibirnya. Namun, sesuatu yang jauh lebih menggemparkan sekolah, bahkan kota, adalah kabar kematian enam siswa kelas tiga SMA Nanatsuki. Mereka ditemukan meninggal di kamar masing-masing dalam keadaan mengenaskan. Tubuh mereka seakan dikoyak menggunakan cakar besar, darah mereka banyak dihisap, dan yang paling mengerikan adalah jantung mereka diambil. Cara pelaku mengambil jantung pun cukup mengherankan. Jantung korban seperti direnggut begitu saja dengan tangan kosong. Dari hasil autopsi, tidak ditemukan bekas sidik jari pelaku. Namun, pada bekas cakaran dan gigitan ditemukan DNA aneh. DNA tersebut bukanlah DNA manusia, hewan, tumbuhan, atau DNA wajar lainnya. Sementara dari hasil penyelidikan, pelaku pembunuhan kemungkinan masuk melalui jendela, tapi tidak ada jejak yang tertinggal sama sekali. Diperkirakan, dia beraksi sekitar pukul 02:00 sampai 02:15 dini hari. CCTV yang terpasang di dekat lokasi kejadian dan harusnya bisa merekam aksi si pelaku, semuanya rusak tepat sebelum kejadian berlangsung. Tidak ada saksi mata, bahkan keluarga korban saja tidak tahu saat salah satu anggota keluarga mereka dibunuh. Mereka tidak mendengar jeritan atau suara gaduh lainnya. Hingga detik ini, polisi belum menemukan titik terang mengenai identitas pelakunya. "Mereka komplotan Ueda-san, 'kan?" Izumi menyenggol lengan Mizuki, tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponsel. "Iya." Mizuki sendiri tidak bisa mengalihkan pandangan dari berita yang terpampang di layar ponselnya. "Mizuki, kenapa mereka bisa meninggal dengan cara kayak gini, ya? Siapa yang bunuh mereka?" "Nggak tahu juga. Pihak kepolisian aja belum tahu 'kan siapa pelakunya?" "Mmm ... aku jadi curiga sama Ohayashi-kun," bisik Izumi pelan sekali. "Hah? Maksud kamu?" Mizuki tidak habis pikir dengan celetukan yang baru saja diutarakan temannya. "Kemarin 'kan dia di-bully sama komplotan Ueda-san. Bisa jadi dia mau balas dendam." "Bisa jadi sih, tapi ya dilogika dulu, dong. Emang bisa dia bunuh enam orang dalam kurun waktu 15 menit? Mana rumah Ueda-san sama teman-temannya itu saling berjauhan juga. Lagian, aku nggak percaya kalau dia bisa ngelakuin pembunuhan sekejam itu. Kalau dia punya kemampuan buat ngelakuinnya, kenapa dia nggak ngelawan pas dihajar kemarin?" "Mungkin nggak kalau dia bayar orang?" "Aku nggak tahu, aku juga nggak mau ngurusin masalah ini. Aku nggak mau berprasangka buruk sama seseorang, juga nggak mau terlibat sama kasus besar begini." "Ah, kamu nggak seru! 'Kan kita cuma cari-cari tahu sama nebak-nebak doang!" Mizuki tidak mau menghiraukan ocehan Izumi. Aku yakin, Ohayashi-kun nggak mungkin ngelakuin kejahatan separah itu. Ya, aku emang belum terlalu kenal sama dia, tapi dari kelihatannya, dia bukan orang yang punya sikap kejam. Apa aku terlalu naif?

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Nur Cahaya Cinta

read
357.9K
bc

HURTS : Ketika Hati Yang Memilih

read
112.2K
bc

Long Road

read
118.3K
bc

Everything

read
277.3K
bc

The Prince Meet The Princess

read
181.5K
bc

Just Friendship Marriage

read
506.1K
bc

Me and My Broken Heart

read
34.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook