bc

JANDA

book_age18+
3.7K
FOLLOW
37.0K
READ
family
playboy
drama
like
intro-logo
Blurb

Jourdain atau yang biasa dipanggil Dain ini adalah seorang Co-Pilot muda yang sangat tampan dan kaya. Hidupnya sungguh sempurna ditambah dengan dia memiliki kekasih yang sangat cantik, sexy dan juga sangat mencintainya, membuat kehidupannya sangat sempurna kini. Namun ditengah kesempurnaan itu dia selalu mendapatkan masalah, terlebih dengan kekasihnya. Ada saja masalah yang terus menghadang hubungan mereka yang sudah terjalin 7 tahun lamanya. Disaat hubungan Dain tengah bermasalah tiba-tiba perhatiannya teralih pada anak perempuan yang begitu cantik dan menggemaskan membuatnya jatuh hati terlebih akan ibunya yang merupakan single parent. Dia hanya tertarik akan mama dari anak kecil itu, dan tidak mencintainya karena cintanya semua ada untuk kekasihnya. Hingga akhirnya dia membuat sebuah perjanjian dengan wanita itu. Awalnya perjanjian itu berjalan baik-baik saja, hingga akhirnya kekasih Dain mengetahui hal itu dan hubungannya dengan kekasihnya menjadi renggang terlebih ada masalah besar datang di hubungan mereka. Lantas setelah itu apakah Dain masih bisa bersama dengan kekasihnya atau berpindah ke wanita yang berstatus Janda itu? Mari kita lihat kisah selengkapnya disini

chap-preview
Free preview
PROLOG
Author Pov Seorang anak kecil laki-laki tengah asik berlari kesana-kemari sambil bermain bola bersama dengan kakaknya. Disaat mereka tengah asik bermain, bunda mereka yang duduk tak jauh dari tempat mereka itu berteriak mengingatkan keduanya. "Kakak, adik pelan-pelan nanti jatuh sayang" teriak Lita kepada kedua anaknya. "Kakak, adik pelan-pelan nanti jatuh sayang" teriak Lita kepada kedua anaknya. "Iya bunda" jawab keduanya secara kompak kemudian mereka kembali melanjutkan bermain bersama dengan riang. "Kakak, adik, maafin bunda yah. Bunda hanya bisa mengajak kalian bermain di taman seperti ini dulu, doakan bunda supaya tabungannya cukup biar bisa ngajak kalian jalan-jalan ke Dufan, Disneyland, atau yang lainnya sesuai dengan impian kalian" gumamnya sendiri hingga tak terasa air matanya mulai menetes juga. "Tapi bunda cukup sadar bahwa bunda tidak akan pernah bisa membahagiakan kalian. Bunda terlalu memaksakan keadaan. Maafkan bunda ya nak, terutama kamu Kak. Ini mungkin akan menjadi hari te...terakhir kita bersama. Sudah saatnya kamu bahagia dengan ay...ayahmu nak" "Bunda-bunda" panggilan dari putrinya itu membuatnya langsung mengusap air matanya. "Iya kakak" jawabnya dengan tersenyum lebar. "Adik minta Es Krim coklat yang disana. Bunda masih ada uang tidak? Kalau tidak ada ini kakak ada uang dari ayah" Letta sudah bersiap mengambil uangnya di tas, namun ditahan oleh bundanya. "Bunda masih punya uang kak kamu tenang saja. Kakak mau rasa apa?" Tanyanya sambil mengambil tasnya yang berada tak jauh dari tempatnya. "Kakak tidak usah bunda, adik saja" "Kakak tidak perlu takut, bunda masih ada uang sayang. Kakak mau rasa apa?"  Lita sudah berjongkok sambil memegang pelan pipi putrinya. "Biarkan Bunda bahagiakan kamu untuk terakhirnya nak" Dia tau pasti putrinya takut jika uang gajiannya sudah habis, padahal uang gajian yang didapatkannya beberapa waktu yang lalu masih ada dan sangat cukup untuk membelikan kedua anaknya es krim. "Bunda serius uangnya masih ada?" "Iya sayang, alhamdulillah uangnya masih ada jadi kamu tidak perlu khawatir begitu. Kakak mau es krim rasa apa?" "Strawberry saja bunda" "Okey, kalau gitu bunda belikan buat kakak dan adik. Tapi kakak disini jaga adik ya" "Iya bunda pasti, hati-hati bunda" "Iya sayang" Letta melihat kepergian bundanya, setelah bundanya tidak terlihat lagi dia kembali menemui adiknya. Namun saat Letta kembali ke tempat terakhir dia dan adiknya bermain, adiknya tidak ada disana membuatnya langsung memanggil nama adiknya. "Dik Zhafran, kamu dimana dik? Adik" panggilnya namun tidak ada jawaban dari sang adik membuatnya langsung berlari dan mencari ke seluruh penjuru taman. ⚫⚪⚫⚪⚫ Seorang anak laki-laki kecil tengah menangis sambil memegang lututnya yang lecet sehabis jatuh terkena aspal. "Bunda, kakak sakit" ucapnya dengan menangis. "Kenapa anak kecil itu? Ibunya dimana lagi, bisa-bisanya membiarkan anaknya sendirian sampai jatuh lagi" ucap seseorang dengan mengamati anak kecil yang terus menunduk itu. Mendengar suara tangisan itu, membuat hatinya merasa terpanggil untuk menolongnya. "Aku harus menolongnya, kasian dia" "Adik kenapa?" tanyanya dengan berjongkok disamping anak kecil yang masih menangis itu. Namun untuk beberapa saat, dia tidak mendapatkan jawaban membuatnya kembali memanggilnya. "Dik" panggilan kedua itu berhasil dan anak kecil yang tadinya menunduk langsung mendongakkan kepalanya dan menatap dirinya. Deg "Mata itu... Ke... kenapa mata anak ini..." batinnya. Orang dewasa ini terus mengamati mata anak kecil itu. Dia seperti terhipnotis dengan tatapan dari anak yang memiliki warna berwarna hijau sepertinya. "A...aku tadi jatuh om disitu mau ambil bola disana" jawabnya sambil menunjuk ke arah bahu jalan yang disampingnya ada drainase air. "Astaga. Ibu kamu dimana? Kenapa kamu sendirian? Ya sudah biar om obatin dulu lukanya. Tapi om ambilkan dulu obat-obatannya di mobil, kamu tunggu disini sebentar" "Iya om makasih" jawabnya sambil tersenyum namun air matanya masih keluar. "Sa...sama- sa...ma" Ucapnya dengan terbata-bata karena dia dibuat terpana akan senyuman dari anak kecil yang baru saja dikenalnya ini. Dengan cepat Dain langsung berlari ke mobilnya untuk mengambil obat-obatan. Kemudian dia berlari cepat menuju ke mini market untuk membelikan beberapa makanan untuk anak itu. Dan setelah semuanya selesai dia kembali lagi ke tempat anak tadi. Dia segera mendekati anak kecil itu dan segera mengobati lukanya. "Mana yang luka boy?  Sini biar om obati" "Iya om" dengan perlahan anak kecil itu berdiri dan langsung duduk dipangkuan orang asing yang menolongnya. Sedangkan dia yang mendapatkan hal seperti itu dibuat terpaku untuk beberapa saat. Butuh beberapa waktu untuk dia bisa menormalkan dirinya, dan barulah dia mengobati luka anak kecil yang ada di pangkuannya ini. "Sekarang sudah selesai diobati, pasti setelah ini langsung sembuh dik. Tidak boleh menangis lagi okey, cowok harus kuat" ucapnya sambil mengusap anak kecil itu dengan penuh kasih sayang, bahkan dia mengusap air matanya. Dia melakukannya seperti seorang ayah yang mengobati luka anak kandungnya. Dan kini dia jadi teringat tentang anak yang belum ditemukannya hingga detik ini. "Apakah anakku seumuran dengan anak ini?" "Makasih ya om" sebuah kecupan sebagai tanda terima kasih diberikan anak kecil itu kepada orang yang menolongnya. "Sa...ma-sama" lagi dan lagi dia dibuat terpaku oleh tindakan yang dilakukan anak kecil ini secara tiba-tiba. "Oh iya om punya hadiah, ini kamu ambil semua" "Wah es krim makasih om, om ini sudah tampan baik lagi" ucapnya dengan begitu riang menerima Es Krim itu karena itu memang Es Krim kesukaannya. Tetapi tidak lama karena dia mengembalikan satu kantong  yang berisi es krim dan beberapa makanan itu. "Iya sama-sama" "Ini om, aku kembalikan kata bunda aku tidak boleh menerima makanan dari orang asing" jawabnya dengan begitu polos. "Bunda?" "Astaga iya om. Bunda sama kakakku. Pasti aku dicariin mereka" Anak kecil itu sudah bersiap berdiri, namun tiba-tiba dia kembali duduk dan menatap orang yang telah baik kepadanya ini. "Om. Tolong jangan bilang bunda ya kalau aku jatuh, nanti bunda sama kakak ikutan sedih. Aku tidak mau bunda sedih terus" ucapnya sambil menunduk. "Iya om janji tapi kamu terima pemberian dari om ini yah, nanti bagi sama kakak kamu" "Iya om makasih. Tapi om..." Ucapnya dengan wajah memelas. "Ada apa?" "Bolaku jatuh disitu. Itu bola dibelikan nenek baik, aku suka sama bolanya jadi aku minta tolong ambilkan" tunjuknya pada drainase jalan yang tepat berada didepan mereka. "Okey kamu tunggu disini biar om ambilkan" "Tapi om, airnya kotor nanti baju om...om Pilot" pekiknya dengan tak percaya karena dia baru menyadari jika orang yang menolongnya sejak tadi berprofesi sebagai pilot. "Iya om Pilot, kenapa kamu mau jadi Pilot juga?" tanyanya setelah berhasil mengambil bola di drainase yang ada di bahu jalan itu. Air drainase itu sedikit kotor hingga membuat tangannya jadi ikutan kotor. "Mau om, nanti kalau aku besar mau jadi kayak om" "Pasti kamu bisa jadi Pilot kayak om, tapi syaratnya harus belajar sampai pintar" "Iya om. Baju om jadi kotor, kasian" ucapnya melihat baju yang tadinya putih bersih kini berwarna hitam dibeberapa bagian. "Tidak apa, nanti bisa dicuci. Sekarang kita cuci bola ini disana ya" kemudian keduanya berjalan menuju ke kran air yang berada tidak jauh dari sana" Disaat keduanya selesai mencuci bolanya, terdengar teriakan seseorang memanggil."Zhafran kamu dimana nak" "Zhafran" "Bunda kakak" pekiknya. "Om aku pergi dulu makasih bantuannya dan ini" anak kecil itu langsung mengambil bolanya yang sudah bersih kemudian berlari. Disaat anak kecil itu berlari, dia ingin mengikutinya karena dia seperti mengenal suara yang baru saja memanggil-manggil itu, tetapi dia tidak bisa melakukannya karena dia juga dipanggil oleh seseorang didekat mobilnya tadi. Namun dia mencoba mengingat panggilan untuk anak kecil itu. "Zhafran" gumamnya kecil.  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.4K
bc

Playboy Tanggung Dan Cewek Gesrek

read
462.2K
bc

Mengikat Mutiara

read
142.2K
bc

Accidentally Married

read
102.7K
bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

Married By Accident

read
224.1K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook