bc

Reflection

book_age12+
561
FOLLOW
2.5K
READ
fated
prince
princess
K-pop
drama
tragedy
bxg
like
intro-logo
Blurb

Apa kau tau apa itu bayangan? Pikirkanlah, apa arti sebuah bayangan bagimu selama ini? Tak pernah terpikirkan bukan? Kau mungkin bahkan tak menganggap kehadiran bayanganmu sendiri.

Begitu juga dengan Han Wol. Dilahirkan dalam keadaan kembar memaksanya untuk hidup sebagai bayangan dari saudari kembarnya, Han Byeol. Hidup secara tersembunyi dan tak dianggap sungguh sulit , hingga suatu saat ia jatuh cinta pada seorang laki-laki. Apa mungkin ia meraih cintanya? Apa ia bisa lepas dari belenggu kehidupannya sebagai bayang-bayang? Oh iya, satu hal yang perlu kau tau. Bayangan memang tak pernah dianggap. Tapi ... pernahkah terpikir olehmu apa jadinya jika kau hidup tanpa bayangan?

chap-preview
Free preview
1. Slap
Author pov     Plak! Sebuah tamparan keras mendarat di pipi pucat seorang gadis bersurai hitam pekat. Air matanya menggenang bak tanggul yang menahan air hujan dan pipinya memerah kebiru-biruan. Tangan halusnya meremas erat ujung hanbok merah jambu yang ia kenakan. Seakan menyalurkan rasa nyeri yang ia rasa di daerah wajah. Rasa nyeri yang disebabkan oleh tamparan dari tangan kasar pria setengah baya.     Sorot mata pria itu bagai sinar matahari yang panas dan berapi-api. Sekali melihat saja orang akan langsung tau bahwa pria itu sedang marah. Kemarahan yang mungkin tidak biasa.     "Dasar anak kurang ajar! Sudah kubilang berapa kali hah?! Tapi tetap saja kau tidak mau dengar! Apa telingamu itu sudah tidak berfungsi?! Apa aku perlu mencongkelnya dengan kayu?!" pekik pria itu marah.     Gadis di hadapannya hanya bersimpuh lemah di ubin rumah. Kepalanya ditundukkan. Matanya menatap lantai dengan tatapan yang sulit diartikan.     "Jwaeseonghamnida, Aboeji. Aku tak akan mengulanginya lagi," lirihnya tak berdaya.     "Apa katamu? Cih! Dua hari lalu kau juga meminta maaf dengan suara lemah seperti itu. Kau juga mengucapkan hal yang sama. Tapi kau masih saja melanggar segala laranganku!" teriakan yang memekakkan telinga itu membuat lawan bicaranya bergetar.     "Tapi aboeji ... yang kulakukan memang tidak salah. Aku hanya ingin melihat dunia luar. Apa aku salah? Aku bahkan tidak berbuat kekacauan. Alasan aboeji tidak memperbolehkanku keluar sungguh tak masuk akal. Mengapa aboeji harus peduli dengan ucapan orang-orang itu?" gadis itu membela diri dengan suaranya yang bergetar. Perasaannya bercampur aduk saat ini. Antara takut sekaligus gugup.     "Dasar! Kelahiranmu di dunia ini saja sudah merupakan sebuah kesalahan Min Han Wol! Aku tentu saja peduli dengan perkataan orang-orang! Jadi lebih baik kau diam di rumah dan bersembunyi seperti sebelumnya! Paham?!" ujar sang 'aboeji' meninggi. Pria itu menghela napasnya sekilas sebelum akhirnya melangkahkan kakinya keluar rumah.     Bahu sang gadis bergetar hebat. Air matanya berderaian layaknya hujan lebat yang turun di tengah badai. Perasaannya kacau balau dan dadanya sesak. Kedua telapak tangannya menutup mata berair itu. Ia menumpahkan segala kesedihan dan kegelisahan dalam hatinya. Hanbok nya basah dalam sekejap. Ia bahkan tak peduli lagi. Yang ia tau hanyalah meluapkan apa yang ia rasa.     Sepasang bola mata sedari tadi mengintip dari tirai sebuah bilik. Perlahan-lahan sang pemilik mata keluar dari balik sana. Langkah takut-takut membimbingnya untuk duduk di samping gadis yang sedang menangis tersedu itu.     "Han Wol-ah mianhae ... semua ini salahku. Seandainya aku tidak memberikanmu kesempatan untuk pergi ke sana." ia mendekap gadis yang rupanya bernama Han Wol.     Han Wol menyeka air matanya. Ia melepaskan dekapan gadis bersuara lembut di sampingnya. Ia menatap wajah sang gadis yang begitu mirip dengannya itu. Tidak. Mereka bukan lagi mirip. Mereka sama. Persis. Wajah cantiknya, hidung mancungnya, mata bulatnya, bibir plumnya, rambut hitamnya, bahkan postur tubuhnya yang semampai. Semua sama. Han Wol bagai sedang melihat bayangan dirinya sendiri di depan cermin. Tapi tidak, semua ini nyata. Gadis di hadapannya memang memiliki segala hal yang sama dengannya. Namun kali ini, ada satu perbedaan di antara mereka. Yaitu hanbok. Han Wol mengenakan hanbok merah jambu sedangkan gadis di hadapannya berhanbok kuning cerah.     "Gwaenchanna Han Byeol-ah. Semua ini bukan salahmu. Kan aku yang memaksamu untuk diam di rumah agar aku bisa keluar. Kau tak perlu meminta maaf," jawabnya lembut.     Han Byeol. Itulah nama gadis di hadapannya. Kedua gadis bermarga 'Min' itu tersenyum lembut satu sama lain. Seakan-akan saling memberi kekuatan.     "Eomeonim kemana?" tanya Han Wol.     "Eomeonim menghadiri acara minum teh di rumah keluarga Jang. Mungkin sebentar lagi ia akan pulang. Kenapa? Kau pasti ingin memeluk dan menangis di bahunya ya?" jelas Han Byeol sekaligus bertanya.     Han Wol tertawa sekilas. Kepalanya mengangguk. Han Byeol ikut terkekeh. Ia paham benar bahwa Han Wol akan selalu menemui sang eomeonim saat sedang bersedih. Memeluk beliau dan menangis di bahunya yang hangat.     "Jangan larut dalam kesedihan Han Wol-ah. Aku ingin sekali menghiburmu," tutur Han Byeol.     Han Wol tiba-tiba tersenyum miring. Entah apa yang terlintas di kepalanya.     "Han Byeol-ah, benarkah kau ingin menghiburku? Ada satu cara yang bisa kau lakukan," bisik Han Wol.                                                                                                                 ...     "Agassi! Ini sungguh tak masuk akal!" ujar seorang gadis berhanbok sederhana dengan berlari-lari kecil.     Beberapa langkah di depan gadis itu, seseorang yang dipanggil 'agassi' berjalan dengan mantapnya. Pandangan matanya fokus ke depan tanpa mempedulikan apapun. Bahkan ia tak peduli ketika orang-orang di sekitarnya menatapnya dengan tatapan aneh. Lebih tepatnya, menatap pipinya yang kebiru-biruan.     "Han Wol agassi!" pekik sang gadis kesal.     Gadis berpipi kebiru-biruan yang ia ikuti itu tak lain adalah Han Wol. Min Han Wol.     Han Wol membalikkan badannya. Melirik tajam ke arah gadis sebaya yang tak lain adalah pelayan pribadinya. Han Wol memincingkan matanya. Kemudian perlahan-lahan ia berjalan mendekati pelayannya.     "Sudah kubilang berapa kali hah? Jangan panggil aku dengan nama itu jika sedang berada di keramaian begini," bisiknya menusuk. Bagai arwah-arwah penasaran yang ada dalam legenda.     "Kau mau aku ketahuan dan dihajar aboeji lagi Hong?" lanjutnya.     Gadis bernama Hong itu menggeleng cepat. Sungguh ia tak ingin melihat 'agassi'nya dihajar dan dimarahi.     "Makanya agassi, kita pulang saja ya? Anda benar-benar tidak pernah jera. Bahkan anda meminta bantuan lagi pada Han Byeol agassi untuk bisa keluar rumah," bujuk Hong.     Han Wol mengacungkan jarinya. Ia menggoyangkannya ke kanan dan kiri memberi pertanda 'tidak' pada Hong.     Han Wol kembali melangkahkan kakinya. Menyusuri hiruk pikuk pasar rakyat Hanseong. Baru dua kali ia mengunjungi tempat ramai ini. Ya, selama enam belas tahun baru dua kali. Tangannya menggenggam sebuah kantong hijau berbahan bludru. Di dalam kantong itu terdapat beberapa uang koin yang rencananya akan ia pakai untuk membeli sebuah pena.     Namun tiba-tiba ...Bruk! Bahunya membentur sesuatu yang keras. Bukan. Lebih tepatnya seseorang. Seseorang yang sedang berlari kencang. Han Wol sendiri terjatuh dengan posisi bersimpuh di tanah.     "Agassi! Gwaenchanna?" tanya Hong panik.     "Aku baik-baik saja. Tapi uangku!" ujar Han Wol panik.     Han Wol segera berdiri dari posisinya semula. Ia menaikan hanbok nya hingga sebatas betis. Kaki-kaki jenjangnya segera berlari mengejar seseorang yang mengambil kantong koinnya tadi. Dalam keadaan seperti ini semua orang langsung menilai bahwa gadis itu sama sekali tak anggun. Bahkan ada yang berpikir jika gadis itu mungkin tak pernah diajari sopan santun. Tapi sekali lagi, Han Wol tak peduli.     "Hei! Kembalikan uangku!" pekik Han Wol.     Bruk! *** *Hanbok : Pakaian tradisional Korea Selatan *Hanseong : Nama ibukota Korea Selatan pada masa Dinasti Joseon (sekarang : Seoul)

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
75.9K
bc

Undesirable Baby (Tamat)

read
1.1M
bc

Sweetest Diandra

read
70.5K
bc

Sexy game with the boss

read
1.1M
bc

Undesirable Baby 2 : With You

read
161.6K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
76.0K
bc

Marriage Agreement

read
590.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook