bc

D and A

book_age18+
70
FOLLOW
1K
READ
friends to lovers
student
drama
bxg
highschool
first love
like
intro-logo
Blurb

Kalian tau? Jika sesuatu terlalu berlebihan itu tidak baik. Terlalu banyak makan yang manis-manis, dapat menyebabkan diabetes. Terlalu banyak makan yang terlalu asin, dapat menyebabkan darah tinggi.

Sama halnya juga dengan perasaan. Terlalu membenci itu tidak sehat untuk hati, dan terlalu mencintai juga tidak baik untuk perasaan.

Begitu pula dengan Danisha Putri Agnia, yang terlalu membenci seniornya - Alfin Sadewa yang memiliki sifat yang sangat menyebalkan.

Bagi Danis, Alfin adalah salah satu senior yang harus dimusnahkan dari sekolah!

Danis yang terlalu membenci Alfin, sampai-sampai dia lupa, jika Tuhan itu ahli dalam perkara membolak-balikkan hati dan perasaan manusia.

Rasa bencinya terhadap Alfin luluh lantak, saat Danis melihat sisi lain yang Alfin miliki.

Terjerat dalam sebuah perasaan yang sama, membuat keduanya menjadi dekat. Tapi, semuanya berubah saat perlahan-lahan Alfin mulai menjauh dari kehidupan Danis tanpa sebab. Laki-laki itu pergi, tanpa sepatah kata, tanpa memberi tau tujuannya, kemana dia akan kembali melabuhkan hati dan perasaannya.

Bertahun-tahun terjebak akan masa lalu, membuat Danis berharap jika suatu hari nanti Alfin akan kembali padanya sambil membawa sebuah cincin yang akan mengikatnya. Danis bahkan sampai menolak beberapa lamaran yang datang untuknya, dan menunggu yang tidak pasti.

Sampai akhirnya lamaran dari seorang laki-laki yang tak bisa Danis tolak. Tidak, lebih tepatnya keluarganya tak bisa menolak lamaran laki-laki itu. Mau tak mau Danis pun menerima lamaran itu.

Setelah menerima lamaran itu, Danis sadar kalau sedari awal memang hatinya untuk dia, bukan Alfin atau pun yang lain. Cukup terlambat memang bagi Danis untuk menyadari perasaannya.

"Aku terlalu bodoh untuk menyadari, hati dan perasaanku tertuju untuk siapa." - Danisha Putri Agnia

chap-preview
Free preview
01 - Penyitaan
SMP Bhakti Husada, 2014 Seorang siswi sedang menatap lekat-lekat secarik kertas yang diberikan oleh wali kelasnya tadi. Setelah mendapatkan interupsi dari wali kelas mereka untuk membuka amplop, semua siswa pun membukanya bareng-bareng. Sambil berharap jika kerja keras mereka selama ini tidak sia-sia. Tak butuh waktu lama, suasana kelas langsung riuh. Terdengar ucap syukur dari mereka, karena berhasil melewati berbagai macam ujian dengan tingkat kesusahan yang lumayan bikin otak blenger. Danisha Putri Agnia, gadis itu masih mantap kertas yang ada di dalam genggamannya dengan tatapan haru. Akhirnya, setelah beberapa bulan dia libur baca novel kini dia bisa kembali baca novel! Bukan buku pelajaran. Sesuka itu Danis dengan novel. Sampai-sampai kedua orang tuanya pun bertindak, dengan menyita semua novel-novel yang dimiliki oleh putri mereka. "Heh, Lo kenapa, deh?" tanya Amel sohib Danis dari mulai masa merah putih. "Nggak kenapa-kenapa, aku cuma senang aja akhirnya sekarang udah bisa baca novel lagi, Mel!" seru Danis dengan wajah berbunga-bunga. Amel hanya menggelengkan kepalanya. Memang, sahabatnya yang satu ini demen banget sama yang namanya novel. Mau setebel apapun itu novel, selalu Danis lahap habis! Bahkan, sehari dia bisa menyelesaikan dua novel cetak sekaligus. Gila emang! Dulu memang ponsel tidak sepopuler dan secanggih sekarang. Dulu fungsi ponsel hanya sebagai alat untuk berkomunikasi, bertukar kabar atau hanya sekedar menanyakan kabar. Sekarang ponsel sudah menjadi benda multi fungsi. Mulai dari berjualan, belajar, menonton film atau drama, menulis novel, atau hanya sekedar baca novel. Ponsel itu sebenarnya banyak gunanya, tapi tidak baik juga jika kita terlalu bergantung pada benda pintar yang satu itu. Tak heran, jika Danis memilih menghabiskan waktunya untuk membaca novel. Dia kalau baca novel mau sampai dini hari juga kuat, nggak kaya magang buku pelajaran. Baru lima menit aja mata udah sepet banget, beratnya minta ampun. Seperti waktu itu, padahal waktu menuju ujian nasional itu hanya tinggal dua hari lagi. Pihak sekolah memberikan waktu tenang pada siswanya untuk belajar, mengulang kembali pelajaran yang sudah guru sampaikan. Beda ceritanya bagi Danis, gadis itu bukannya menghapal rumus matematika, dia malah sibuk baca novel dengan page yang hampir mendekati 700 halaman! Danis terciduk sedang baca novel saat kedua orang tuanya masuk ke dalam kamarnya mengantarkan segelas s**u hangat. "Kak, ini susunya diminum," ucap Gisel bundanya Danis, sambil diikuti Rai di belakangnya. "Jangan terlalu keras belajar, Kak. Ayah yakin kalau Kakak pasti bisa." Seketika mulut keduanya terkatup rapat, saat melihat benda yang ada ditangan anaknya. Bukan buku panduan ujian nasional, bukan buku cara jitu menghafal rumus-rumus, bukan buku cara mengerjakan soal Bahasa Inggris dengan mudah. Bukan. Melainkan novel dengan judul Pudarnya Pesona Cleopatra, karya Kang Abik salah satu penulis novel favoritnya. Danis belum menyadari kedatangan Rai dan Gisel, karena dia sedang sibuk mengusap air matanya yang mengalir deras dari pelupuk matanya. Saat Raihana dan bayi yang sedang dikandungnya meninggal gara-gara Raihana terpeleset di kamar mandi. Dan membuat 'aku' si pemeran laki-lakinya menyesal, karena benih-benih cinta justru tumbuh di saat istrinya sudah tiada. Dan, hal inilah yang membuat Danis nangis kejer! Belum lagi mengingat bagaimana Raihana yang tetap berbakti pada suaminya, padahal ... ya begitulah. Isak tangisnya seketika reda, saat mendengar dehaman seseorang di kamarnya. Buru-buru menoleh, dan jantungnya seketika berhenti berdetak kala mendapati Gisel dan Rai tengah tersenyum ke arahnya. Mampuss! "Bund, kakak bisa - " "Yah, ayo kita ambil semua harta karun milik kakak. Kita jadikan sebagai jaminan, kalau-kalau nanti nilai ujian si Kakak anjlok apalagi sampai ga lulus. Kita jual aja ke tukang loak." "Iya, Bund. Ayo kita geledah kamar si Kakak." Tidakkkkk!! Saat Rai akan mengambil novel-novel yang ada di kamar Danis, dengan cepat gadis itu menghalangi rak buku yang ada di kamarnya. Jangan sampai ayahnya menyentuh salah satu koleksi anak-anaknya! Jangan, ini semuanya hasil dia nahan lapar dan haus selama beberapa tahun. "Kakak mau belajar dengan giat atau mau buku-buku itu bunda jual ke tukang loak?" tanya Gisel serius. Haduh, bundanya Danis kalau sudah ngancem kayak gini ga pernah main-main. Bukan cuma sebuah omong kosong untuk menakuti dirinya, tapi memang benar-benar sebuah peringatan. "Iya, kakak bakalan belajar yang rajin, kok." "Bohong!" bantah Gisel. "Yah, ayo kita geledah! Ambil semuanya, jangan sampai ada yang tersisa sedikit pun!" Gisel menatap setiap sudut kamar anaknya, lalu menemukan kardus bekas mie instan di sana. Dengan cepat Gisel mengambilnya, menyerobot Danis yang sedang menghalanginya. Memasukkan novel-novel yang Danis beli dengan uang jajannya ke dalam kardus. Semuanya! Tanpa menyisakan satu novel pun! Sedangkan Danis? Dia sedang terkulai lemas di pojokan karena karena novel-novelnya dirampas habis oleh bunda dan ayahnya. "Ayah sama bunda sita semua anak-anak Kakak dulu, ya. Kalau udah selesai ujian, dan dapat nilai bagus nanti ayah sama bunda balikin novel-novel Kakak." Danis hanya mengangguk lemah, dia menatap kedua orangtuanya dengan tatapan nanar. Keluar dari kamarnya dengan novel yang menggunung di dalam kardus. Astaga, Danis harap ujiannya segera berlalu! Dan kini, di Danis memperoleh nilai yang tinggi di beberapa ujiannya. Dengan berbangga hati, malam nanti Danis akan menjemput anak-anaknya! ***** "Lulus?" tanya Gisel malam itu. Keluarga kecil mereka sedang berkumpul di ruang keluarga sambil menonton sinetron di channel ikan terbang. Gisel dan Rai duduk di atas sofa, sedangkan Danis dan Dave duduk lesehan beralaskan karpet. "Lulus, dong! Danis gitu, lho!" Danis menyombongkan dirinya sambil mengibaskan surai hitam miliknya yang sedikit bergelombang. "Nggak ngibul, kan?" tanya Rai takutnya anak gadisnya sedang membohongi mereka. Meski Rai sendiri tau bagaimana kemampuan Danis, tapi sikap anak gadisnya yang tidak belajar sama sekali di saat sedang ujian itu benar-benar hal yang tidak benar. Meski sudah pintar, bukan berarti malah leha-leha dengan membaca novel. "Astaga, Ayah ga percaya sama kakak?" lirih Danis dengan wajah melasnya. "Bukan gitu, Kak .... " "Jadi, kapan Danis boleh ngambil anak-anak Danis?" "Heleh, unak anak unak anak terus! Kalo ada orang yang salah sangka gimana? Kalo orang-orang nyangkanya kamu udah punya anak gimana?" seloroh Dave kesal. "Heleh, suka-suka gue, dong!" Danis menoyor kepala Dave. "Panggil gue kakak, jangan aku kamu!" "Ogah banget!" tolak Dave. "Udah, kalian ini ribut mulu! Nggak di rumah nggak di luar. Nggak malu sama tetangga apa?" omel Gisel karena kesal sendiri melihat anak-anak yang sering ribut ga pandang tempat. "Santai aja, Bund. Lagian tetangga kita itu baik banget! Pak Tio sama Bu Nia nggak akan protes gara-gara kita ribut begini," sahut Danis dengan santainya dan memasukkan kripik singkong ke dalam mulutnya. "Di depan kita sih iya nggak protes, tapi siapa tau kalo di belakangnya, kan? Manusia itu mahluk yang mengerikan, Kak. Keliatannya baik, tapi aslinya begitu. Keliatannya beragajul tapi aslinya begini. Jangan menilai sesuatu dari luarnya." Rai menasehati anaknya, jika manusia itu adalah mahluk yang sangat-sangat mengerikan. Mereka tidak segan-segan untuk saling menusuk dari belakang, demi pencapaian yang mereka inginkan. "Oh iya, mau lanjut kemana SMA nya?" Kini giliran Gisel yang bertanya. "Mau sekolah di SMA yang sama Bang Ares ajalah, Bund," balas Danis singkat. "Heh, jangan ngikutin Bang Ares mulu, deh! Kasian Bang Ares, muak dia tiap sekolah dikintilin Lo terus!" protes Dave karena dia ini memang demen banget sama Ares, dan menjadikan Ares sebagai idolanya. "Nanti Kakak tinggal di asrama, lho. Gapapa?" tanya Gisel memastikan. "Nggak apa-apa, kan, ada Bang Ares," ujar Danis sambil memasukkan keripik singkong ke dalam mulutnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Secret Little Wife

read
93.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.7K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.5K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook