bc

Ali & Lintang (Indonesia)

book_age16+
264
FOLLOW
1.6K
READ
fated
playboy
badboy
brave
mafia
no-couple
mystery
city
highschool
crime
like
intro-logo
Blurb

Mereka bertemu di SMA Gajah Mada. Lalu mereka berpisah karena suatu hal. Saat itu nyawa Ali dalam bahaya. Tapi Lintang berhasil menyelamatkannya.

Delapan tahun kemudian mereka dipertemukan kembali di SMA Gajah Mada. Dengan Ali sebagai pengacara sekaligus pemilik SMA Gajah Mada terbaru dan Lintang sebagai karyawan dari perusahaan kontraktor yang bertanggung jawab mengurus pembangunan di SMA Gajah Mada.

Kali ini, Lintang lah yang berada dalam bahaya.

Akankah Ali bisa menyelamatkan Lintang?

Atau mereka harus berpisah lagi?

Novel ini merupakan sekuel dari dua novel sebelumnya, "Ketika Preman Sekolah Jatuh Cinta" dan "Preman Sekolah Jatuh Cinta".

chap-preview
Free preview
Masa Lalu
            Awalnya mungkin mereka membuat ruangan ini untuk dijadikan ruang rapat. Tapi sepertinya Lintang satu-satunya staff teknik yang berani mengalihfungsikan untuk dijadikan markas besarnya. Disanalah dia menghabiskan waktu hampir 24 jam untuk menyelesaikan pekerjaan. Dia workholic? Bukan! Bukan banget. Dia itu ratunya mepet. Selalu kerja di detik-detik deadline. Meja rapat dengan ukuran1,5 meter x 3 meter penuh semua dengan dokumen-dokumen miliknya. Ah, bukan cuma itu saja, printer, kertas hasil print yang salah, tisu bekas ingusnya, minuman botol yang nggak menyehatkan sampai bungkus snack, semua ada di atas meja. Dan dia? Dengan santai menghadap laptop, menyilangkan kakinya di kursi, fokus dengan kerjaannya. Nggak lupa earphone bertengger manis di telinganya. Lagu-lagu dari rocket rockers kesukaannya mengalun, menghentak, membuatnya gagal untuk merasa ngantuk di jam 11 malam.                 “Kopi?” Danu melongok, kepalanya menyembul dari balik pintu yang sedikit terbuka.                 “Nggak, makasih.” Jawab Lintang singkat menoleh sebentar kemudian lanjut menghadap laptopnya.                 “Deadline nya kapan?”                 “Besok, hehehe ...”                 “Tidur sini lagi?”                 “Iya, besok pagi jam 8 harus sudah dibawa ke konsultan.”                  Danu yang dari tadi hanya di depan ruangan, masuk ke dalam. Duduk depan Lintang, mengamati satu-satunya gadis mungil yang ada di kantornya, ah juga satu-satunya gadis yang terkenal judes. Danu tersenyum, sebenarnya Lintang ini nggak judes, hanya dia nggak mudah akrab dengan semua orang.                 “Lo udah denger kabar belum?”                 “Hmmm ...”                 “Ada yang bakal disuruh pegang gedung SMA lho.”                 “Owh ...” Lintang nggak tertarik samasekali. Dia tetap fokus dengan kerjaannya.                 “Tahu nggak SMA mana?”                 Lintang hanya menggeleng, tetap nggak mempedulikan Danu.                 “SMA Gajah Mada Bandung!”                 Deg ... Kalau boleh Lintang kaget, dan berhenti fokus dengan kerjaannya, saat inilah waktunya. Sekali saja nama SMA Gajah Mada Bandung yang legendaris itu disebut sukses membuat memori Lintang mencuat kembali. Musik Rocket Rockers seakan berlalu begitu saja, karena memang dia nggak menyetel volumenya terlalu kencang, jadi masih bisa mendengar ucapan Danu.                 “Dan lo tahu siapa yang disuruh kesana?”                 Tanpa disuruh pun jantung Lintang berdetak lebih cepat dari biasanya. Kalau sampai namanya disebut Danu, dia benar-benar akan berurusan dengan dia. Iya, dia yang pernah ada di masa lalu Lintang. Apa mungkin Lintang nggak akan bertemu dengannya?                 “Nggak, siapa? Gue?” tanya Lintang hati-hati, sambil komat kamit berharap bukan dirinya yang harus pegang proyek disana.                 Danu tersenyum, senyum simpul pembawa kabar buruk untuk Lintang. Bahkan bencana. Kenapa dari sekian banyak SMA, harus SMA Gajah Mada?             “Fani Lintang Larasati.” ***             Hampir pagi, dan Lintang belum bisa tidur. Pikirannya melayang ke masalalu, dia nggak menyangka kalau harus kembali kesana. Ke tempat dimana dia bertemu cinta pertamanya. Ah, apa bisa lintang menyebutnya sebagai cinta pertama? Bahkan itu cuma cinta bertepuk sebelah tangan.             Tanpa sadar Lintang tersenyum, wajahnya di ingatan Lintang masih sama. Muka dingin ala-ala Korea masih dia ingat betul. Cowok itu yang sekarang sudah menjelma jadi pengacara terpopuler di Bandung, pesonanya tetap menarik perhatian kaum hawa, termasuk dirinya.             Ali Ferdiansyah, mantan pentolan sekolah SMA Gajah Mada, yang terkenal dingin, bahkan sampai usianya menginjak 28 tahun, dia belum juga menikah. Hah menikah? Dekat dengan wanita saja nggak pernah ada gosipnya. Dia memang pria dinginnya Gajah Mada. Dan Lintang suka. Lagi-lagi Lintang tersenyum, memilih beranjak dari tempat tidur ambil wudhu dan siap-siap berangkat kerja. ***             Siapa yang nggak kenal Ali Ferdiansyah? Lintang mempulas mukanya dengan pelembab sebelum mendempul dengan bedak. Iya, Lintang nggak terlalu suka pakai foundation, baginya make up minimalis sudah cukup. Sambil bercermin, ingatannya seolah masih terus tersita tentang Ali. Pertemuan mereka bisa dibilang nggak baik. Lintang kadang menyesal kenapa dia mau melakukan hal gila hanya untuk mendapatkan uang.             Delapan tahun lalu, Lintang dan pamannya yang pernah bekerja di tempat Eza, dibayar Wahyu untuk menghancurkan Ali. Wahyu yang punya dendam tersendiri pada Ali memanfaatkan Lintang juga pamannya saat itu. Tapi syukurlah semuanya sudah selesai, bahkan sekarang hubungan Ali dan Wahyu sudah semakin membaik. Mereka bekerja sama untuk memproduksi film terbaru Eza.             Tapi meski begitu, meski semuanya sudah membaik, hal itu nggak berlaku untuk Lintang. Lintang bukan merupakan bagian dari Ali. Ali nggak pernah menganggap Lintang ada di hidupnya.             Lintang menarik napasnya panjang, dia nggak yakin sanggup menatap mata laki-laki itu setelah delapan tahun nggak bertemu. Ponselnya sudah sejak tadi bergetar, whatssap masuk dari Danu, dan isinya sama semua. Lintang samasekali nggak berniat membacanya. Perutnya mendadak mulas, saat tertera jelas nama Ali di baris pertama chat Danu.               07.00 Danu : Ali Ferdiansyah pemilik SMA Gajah Mada           07.15 Danu : Ali Ferdiansyah pemilik SMA Gajah Mada. Dia pengacara      yang terkenal itu kan?           07.45 Danu : Bales dong Lin, Itu Ali Ferdiansyah yang satu sekolah sama elo kan?           07.50 Danu : Cinta lama berlanjut lagi nih ceritanya, hehehe.   ***             Masih sama. Halte bus dekat SMA Gajah Mada masih ada. Lintang turun dari bus, berdiam diri agak lama di halte. Lagi-lagi kenangan tentang dirinya saat itu masih berkelebat manis. Lintang mengenakan seragam SMA, mukanya yang begitu polos kikuk saat Ali memaksanya untuk naik keboncengan motornya. Ali memaksanya untuk berangkat bersama ke kantor PH milik orang tua Ali. Saat itu Lintang sengaja Wahyu masukkan ke perusahaan Ali sebagai penulis novel yang diadaptasi ke layar lebar,untuk jadi mata-mata.             “Buruan naik.” Ajak Ali datar tanpa menoleh, dia menyalakan mesin motornya. Tapi Lintang menolak. Saat itu di pikiran Lintang hanya ingin melaksanakan tugasnya untuk memata-matai Ali bukan malah dibonceng sang pentolan seperti pacar. Lintang nggak mau digosipkan dengan sang preman.             “Nggak Mas, nggak usah. Saya bisa naik bus kok.” Tolak Lintang kikuk banget.             “Buruan deh nggak usah ribet, tujuan kita sama. Dan gue nggak mentolerir karyawan yang telat datang ke rapat, termasuk lo!”             “Tapi Mas, serius saya nggak akan telat kok, pas¾”             TET TET TET TET             Ali si preman sekolah gila itu nggak kehabisan akal. Dia menekan klakson kencang-kencang sampai menyita perhatian sebagian murid SMA Gajah Mada yang berada di luar.             “Mas Al ngapain sih?!” Protes Lintang menutup telinganya rapat-rapat, meski Ali itu cinta pertamanya, tapi Ali lebih banyak bikin Lintang kesal. Kadang sifat dinginnya itu merepotkan bukan mempesona.             “Gue nggak akan berhenti sampai lo naik!”             Lagi-lagi Lintang tersenyum, sambil membenarkan ikatan rambutnya dia menuju sekolahnya dulu, SMA Gajah Mada. Jam segini pasti murid-murid sudah memulai pelajaran. Beberapa ada yang di luar karena jam olahraga. Lintang memilih untuk mengitari sebentar sekolahnya dulu. Kata orang SMA adalah masa-masa paling indah. Disana banyak kenangan indah, terutama tentang cinta. Tapi itu nggak berlaku untuk Lintang. Lintang nggak merasakannya samasekali dicintai orang yang dia cintai.             Lintang berhenti di depan UKS. UKS yang konon penuh cerita romantis para pentolan sekolahnya. Entah itu kutukan atau apa, dari jaman Eza, Miko sampai pentolan sekolah selanjutnya, sangat menyukai tempat ini. Mereka mengaku, menemukan cintanya di UKS ini. Lintang hampir tertawa saat membaca itu di grup f******k SMA Gajah Mada. Karena Lintang tahu, pernyataan itu jelas bukan keluar dari mulut para pentolan, tapi dari para penggemar mereka yang selalu update tentang kisah asmara sang pentolan. Ah lagi, konon ceritanya SMA Gajah Mada juga dikenal dengan surganya murid ganteng. Dan kebanyakan merekalah yang selalu jadi pentolan sekolah.             Cuma satu pentolan sekolah yang nggak menemukan cintanya di SMA Gajah Mada, pentolan sekolah yang nggak akan pernah dilupakan oleh siapapun. Bisa dikatakan dia lah pentolan sekolah yang paling sempurna, Ali Ferdiansyah.             “Iya, Ali si kutub es paling mempesona.”             “Lo panggil gue?”  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

PLAYDATE

read
118.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Pulau Bertatahkan Hasrat

read
624.3K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.6K
bc

My Secret Little Wife

read
93.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook