bc

Hurt! Mr Duke

book_age18+
1.3K
FOLLOW
4.8K
READ
brave
dare to love and hate
royalty/noble
mistress
drama
bxg
royal
lies
sacrifice
duke
like
intro-logo
Blurb

Sebuah kenyataan pahit di terima oleh Duchess Anabella. Suami yang dia cintai tiba-tiba mengatakan akan menceraikannya setelah melahirkan. Meskipun mereka hanyalah menikah karena perjodohan. Anabella sangat mencintai suaminya. Namun badai itu datang ketika Duke Alex menemukan kembali kekasih lamanya.

chap-preview
Free preview
Kedatangan Masa Lalu
Petir menggelagar, membelah langit dengan awan yang menghitam itu. Angin memasuki jendela kaca membuat gorden berwarna putih dengan motif mawar putih itu melambai-lambai. Seakan membuat suasana ruangan itu semakin dingin. Seperti pemiliknya yang saat ini merasakan sesak di dadanya. Tangannya bergetar saat menerima sebuah surat dimana kebutuhan anaknya akan di tanggung dan surat itu juga mengatakan dia akan bercerai setelah anaknya lahir. Dia kira surat itu tentang sebuah hadiah. Karena besok adalah ulang tahun pertamanya. Namun siapa sangka surat itu malah membuat ulang tahunnya seakan mati dalam sekejap. "Bercerai." Air matanya mengalir deras di sela-sela kedua pipinya. Ia tidak menyangka, pernikahan yang ia impikan, menikah hanya satu kali dalam seumur hidup. Dia kira suaminya yang lembut padanya telah menaruh hati dan menerimanya, tapi ia salah. Suaminya ternyata masih mencintai kekasihnya yang telah meninggalkannya. Suaminya masih mencari kekasihnya secara diam-diam selama satu tahun ini. Pantas saja, kadang suaminya pulang larut malam tidak lagi seperti dulu. Dia melanjutkan membaca surat itu kembali. Suaminya sudah mengatakan akan menikahi kekasihnya kembali. Dia juga mengatakan pernikahan ini akan berpisah secara baik-baik. Tidak ada benci di antara keduanya. "Nyonya," seru seorang gadis yang memakai kaca mata, Emelin. Pelayan setianya Duchess Anabella. "Dia sudah menemukan kekasihnya. Pantas saja, selama satu Bulan ini dia selalu menghindar dari ku." Duchess Anabella tersenyum kecut, ia meremas kertas itu. Dadanya naik turun menahan amarah. Kini waktunya tersisa tiga Bulan. Selama tiga Bulan itu, dia akan hidup tanpa seorang suami yang menemaninya. "Siapkan makan malam, aku akan menyambutnya." Perintah Duchess Anabella disertai air mata yang semakin deras. Sementara di tempat lain. Seorang laki-laki tengah menatap intens wanita di depannya. Sekian lama dia mencari dan menunggu kehadirannya. Selama itu pula dia menahan rindu yang semakin menumpuk. Ia ingin tau alasan kekasihnya meninggalkannya. Dan kini dia sudah menemukan jawabannya. Kekasihnya meninggalkan hanya karena penyakitnya, tapi ia bersyukur. Kekasihnya sudah di nyatakan sembuh. Bukan hal mudah baginya melupakan tiap kenangan yang mereka jalani selama dua tahun. "Ikutlah dengan ku. Aku akan menjaga mu. Aku berjanji." Wanita bernama Floria itu tersenyum lembut, sama seperti dulu. Laki-laki di depannya masih mencintainya. Dia kira kekasihnya sudah melupakannya karena sudah menikah. Entah dia harus bahagia atau sedih, tapi jujur. Di lubuk hatinya yang paling dalam. Dia takut, kehadirannya akan membuat hubungan kekasih lamanya hancur. "Aku tidak mau, aku takut menjadi wanita perusak hubungan orang." "Tidak," Duke Alex langsung memeluk wanita di hadapannya. "Kamu bukan perusak hubungan ku. Kamu jiwa ku Floria. Jiwa ku seakan hilang saat kamu meninggalkan ku. Percayalah, hati ku masih ada nama mu." Floria begitu terharu, sebesar itu kah cinta laki-laki di hadapannya. "Ikutlah dengan ku, malam ini kamu akan tinggal di kediaman Duke. Aku akan membahagiakan mu. Aku akan menebus semua kesalahan ku di masa lalu." Floria semakin terisak di dalam pelukan Duke Alex. Ia memang masih ingin bersamanya, tapi ia takut dan khawatir akan ada hati yang tersakiti karena hubungan mereka. "Aku mohon, ikutlah dengan ku." Duke Alex melepaskan pelukannya. Menatap netra hitam di hadapannya. "Percayalah, tidak akan terjadi apa-apa. Lagi pula kita menikah hanya karena perjodohan. Ayah dari istri ku teman baik ayah ku dan aku yakin. Dia juga belum mencintai ku. Maukah kamu ikut dengan ku," Floria mengangguk, dia kembali memeluk Duke Alex. "Emelin, kamu berjaga di luar. Jika kereta Tuan terlihat. Panggil aku, aku akan menjemputnya." Ucap Duchess Anabella seraya melihat makan malam yang sudah tertata rapi. Dengan patuhnya Emelin menuju ke arah luar. Di sana dia mondar mandir menunggu kedatangan sang Tuan. Beberapa saat kemudian, dia melihat kereta sang majikan memasuki gerbang. Emelin pun langsung berlari kecil mengabari Duchess Anabella. Jika Duke sudah tiba. Duchess Anabella melangkah dengan tergesa-gesa. Ia membuka pintu kediaman Duke. "Tuan." Ucap Duchess Anabella tersenyum. Seorang wanita pun muncul dari belakang Duke Alex dengan memakai gaun berwarna hijau dan sederhana. Wanita itu menarik kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman. Senyuman di wajahnya terlihat senang, tapi senyuman untuk Duchess Anabella bagaikan pisau yang mengiris hatinya. "Duchess." Duke Alex melirik wanita di sampingnya. Lalu merangkul pundaknya. "Dia akan tinggal di sini. Kamu tau kan aku memiliki kekasih. Dia lah orang yang aku cari. Floria, dia istri ku." "Salam Duchess." Floria tersenyum lembut. "Ayo, aku akan ajak kamu ke kamar mu." Seiring langkah Duke Alex yang melewatinya, seiring pula air mata itu langsung terjatuh. Dadanya seperti di remas. Tubuhnya hampir limbung. Emelin yang berada di sampingnya segera menangkap tubuh Duchess Anabella. "Nyonya, mari saya bawa ke kamar Nyonya." Duchess Anabella mengikuti arahan Emelin. Dia menaiki anak tangga itu dengan wajah shok dan air mata yang turun deras. Sesampainya di kamarnya. Duchess Anabella duduk di sisi ranjangnya. Matanya kosong, bibirnya bergetar. Matanya memerah. Kesakitan kedua kalinya. "Menangislah Nyonya, keluarkan semua kesakitan di hati Nyonya." "Emelin ..." Duchess Anabella memeluk Emelin yang berada di depannya. "Apa salah ku? Takdir mempermainkan ku seperti ini." "Bersabarlah Nyonya." Emelin pun menangis. Ia bisa merasakan apa yang di rasakan majikannya. Orang yang dia cintai menusuknya secara perlahan-lahan. "Sampai kapan aku akan bertahan?" "Nyonya ..." Tenggorokan Emelin terasa kering. Suaranya seolah tak bisa keluar. Ia hanya bisa menggigit bibir bawahnya sekuat-kuatnya. Duchess Anabella melepaskan pelukannya. Ia menghapus jejak air matanya di pipinya itu. Berulang kali dia menarik nafasnya dalam-dalam. "Emelin, bukankah aku harus kuat." Emelin mengangguk sebagai jawabannya. "Duchess." Kedua wanita itu menoleh ke arah pintu. Orang yang belum bisa ia lihat dan suara yang belum bisa ia dengarkan kini mendekatinya. "Biar saya saja yang buka Nyonya. Nyonya beristirahatlah." Emelin membalikkan tubuhnya. Secepat kilat Duchess Anabella menahan pergelangan tangannya. "Aku tidak bisa lari Emelin. Setiap harinya aku pasti melihatnya. Berbalik pun, aku akan tetap melihatnya. Untuk apa aku berlari dari kesakitan ini?" Duchess Anabella berdiri. Dia berjalan ke arah pintu. Memandang handle pintu itu. "Tuan." Seperti biasa dia akan memberikan penghormatan baginya. "Maaf aku mengganggu waktu mu, boleh aku masuk." "Silahkan." Duchess Anabella melangkah ke samping. Membiarkan Duke Alex memasuki kamarnya. Sedangkan Emelin dia menunduk. Duke Alex menatap intens Emelin. "Emelin, sebaiknya kamu keluar. Ada hal penting yang akan tuan sampaikan pada ku." Emelin memberikan hormat, memberikan waktu pada sang majikan. Dalam hatinya berdoa, semoga badai rumah tangga majikannya segera berlalu. "Ada apa Tuan?" Masih dengan senyuman khasnya. Senyuman yang menyembunyikan kepahitan mendalam. "Apa Tuan perlu sesuatu?" Duchess Anabella memejamkan matanya. "Apa, apa kekasih Tuan membutuhkan sesuatu?" Imbuhnya lagi, ucapan yang menusuk langsung hatinya. Pantaskah seorang istri menanyakan kabar kekasihnya. Duke Alex memutar tubuhnya. "Untuk masalah Floria dan surat itu. Maaf aku tidak bisa berbicara langsung pada mu. Maaf jika aku menyakiti mu, tapi aku tau. Kamu tidak mungkin mencintai ku. Aku mohon, jangan menekan Floria, aku ingin dia hidup bahagia. Setelah kita bercerai, aku akan menanggung semua kebutuhan hidup mu dan bayi mu. Aku yakin, kamu bisa mendapatkan suami yang lebih baik dari pada diri ku." Tutur Duke Alex dengan santai. "Bagaimana jika aku tidak ingin bercerai?" Duke Alex menatap Duchess Anabella. "Tidak mungkin, aku tidak bisa menduakan Floria. Aku akan menikahinya." Duchess Anabella tersenyum, ia tidak tahan menahan air mata yang menggenang di pelupuk matanya. "Ah, aku hanya bercanda Tuan. Aku akan menuruti semua permintaan Tuan." Duke Alex bernafas lega, ia kira Duchess Anabella tidak akan mau bercerai dan susah di bujuk. "Baiklah, aku akan menemui Floria." Selepas kepergian Duke Alex. Tubuh Duchess Anabella langsung bersimpuh di lantai. Lagi-lagi air mata itu harus keluar. Ia memukul dadanya. "Haruskah aku mengatakan mencintai. Haruskah aku mengatakan perasaan ku. Kenapa dia tidak bisa melihat perlakuan ku? Kenapa dia tidak bisa merasakan ketulusan ku. Tuhan ... Sampai kapan aku harus bertahan?"

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
186.5K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.1K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.3K
bc

My Secret Little Wife

read
84.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook