bc

Aku, Dia, dan Suamiku.

book_age16+
3.6K
FOLLOW
32.2K
READ
billionaire
love-triangle
teacherxstudent
forced
tragedy
comedy
sweet
humorous
campus
childhood crush
like
intro-logo
Blurb

LOVE STORY

Selama lebih dari dua tahun Elvina kuliah di kampus baru, selama itu pula hubungannya dengan William dikenal tidak baik. Namun, siapa sangka mereka sebenarnya adalah teman masa kecil. Mereka berpisah saat William berusia 7 tahun, sedangkan Elvina baru 1 tahun. Setelah dewasa, keduanya dipertemukan sebagai 'musuh' diantara hubungan dosen dan muridnya.

Bukan hanya itu, Elvina dan William terpaksa harus menikah atas paksaan orangtua masing-masing. Tidak adanya cinta melainkan benci diantara mereka, menyebabkan mereka acuh satu sama lain, tinggal di tempat berbeda. Bahkan, William menikahi kekasihnya dan menjadikan wanita itu istri keduanya. Di sisi lain, hati Elvina milik seseorang yaitu majikannya sendiri, Rafael.

Tema dari cerita ini adalah poligami antara William, Elvina, dan Ranty, tetapi bukan poligami seperti pada umumnya. Cinta segitiga antara Elvina, Rafael, dan William, tapi bukan berarti Elvina berselingkuh dari suaminya, William. Selain itu, cerita ini juga bertema romantis komedi.

Noted : Sesuai temanya, 'love story', cerita ini pasti panjang. Bagi yang suka cerita yang deket ke konflik + penyelesaian, cerita ini bukan rekomendasi yang baik.

Cover by @lanamedia

chap-preview
Free preview
Dosen Angkuh
Seorang wanita cantik memasuki kamarnya dengan wajah berseri-seri. Ia mengikat rambut panjangnya dengan cara menggulungnya. Setelah itu, dengan semangat ia mendekati lemari, membukanya, lalu mulai mengeluarkan semua pakaiannya. Seorang asisten rumah masuk ke dalam kamarnya setelah mengetuk pintu terlebih dahulu dan mendapatkan sahutan dari pemilik kamar. Asisten rumah itu membawa 2 koper berukuran besar lalu dengan senang hati membantu putri bungsu di keluarga Wijaya untuk mengemasi semua pakaiannya dan barang-barangnya ke dalam koper. Wanita itu akan segera meninggalkan Bandung dan berpindah ke Jakarta untuk melanjutkan jenjang kuliahnya di sana. Tepat keesokan harinya, wanita itu meninggalkan rumah besar peninggalan ayahnya yang sudah tiada. Diantar kakak iparnya dan seorang sopir, mereka sampai di sebuah kostan yang sudah disewa kakak iparnya. Tidak sampai menginap, kakak iparnya harus pulang saat Sore telah tiba. Sempat merasa tak tega dan khawatir terhadap adik iparnya, akan tetapi adik iparnya meyakinkan bahwa dirinya akan baik-baik saja. Elvina Ayunindya, wanita berusia 23 tahun berwajah cantik itu segera merapikan barang-barangnya setelah kakak iparnya pulang. Ia tak sedikitpun mengizinkan kakak iparnya untuk membantu, tak ingin membuatnya kerepotan, hingga Elvina merapikan barang-barangnya seorang diri. Mengawali hidup di tempat baru tidaklah mudah untuknya. Namun, seiring berjalannya waktu ia dapat membiasakan diri di tempat barunya. Ia tinggal di sebuah kostan yang sempit juga kumuh. Sebenarnya, keluarga Wijaya adalah keluarga yang sangat terpandang. Namun, karena ketidak adilan kakaknya yang bernama Rangga, membuatnya tak dapat menikmati haknya sebagai anak bungsu keluarga Wijaya. Elvina tak memiliki saudara lain, selain Rangga yang menjadi kakaknya. Ayahnya sudah meninggal saat Elvina berusia 11 tahun dan semenjak itu, Rangga meneruskan perusahaan ayahnya yang bergerak dibidang properti di Bandung. 2 tahun kemudian Dentingan sendok yang menyentuh piring menjadi hiasan di ruang makan keluarga Abizard saat itu. Suasana tegang, tidak ada percakapan apapun diantaranya. Hingga seorang pelayan memberikan hidangan penutup, Mehmed Abizard menyenderkan tubuhnya ke kursi lalu menatap putranya yang keras kepala. “Sampai kapan, Will? Papa sudah tidak muda lagi. Kamu tahu sendiri kesehatan Papa memburuk. Papa tidak mau tahu, secepatnya kamu harus siap mengendalikan perusahaan. Papa sudah minta Dafa untuk memberi tahu poin-poin penting sebagai penerus,” ucapnya bagaikan perintah sekaligus permohonan. Namun, putranya itu tidak menatapnya dan tetap fokus pada makanan yang ia santap. Ia hanya menganggukkan kepalanya tanda tidak ingin mendengar ayahnya berceloteh lagi. William Okano Abizard, putra satu-satunya Mehmed Abizard dan Amy Abizard. Keluarga yang hanya memiliki satu anak ini bukanlah keluarga biasa. Mehmed Abizard adalah seorang pemimpin perusahaan terbesar di Indonesia. Abizard Group, perusahaan retail yang menaungi banyak perusahaan-perusahaan besar lainnya. Bahkan, nama Abizard sudah tidak asing di telinga para pebisnis luar maupun dalam Negeri. Semua orang akan setuju dengan julukan ‘sultan Indonesia’ yang ditujukan untuk keluarga Abizard. Kekayaan yang dimilikinya tidak dapat diragukan oleh siapapun. Menjadi anak konglomerat tidak membuat seorang William serakah untuk menjabat di perusahaan ayahnya. Mehmed sudah berkali-kali menawarkan jabatan yang sudah jelas gajinya lebih tinggi dibanding menjadi seorang dosen. Namun, William terlalu keras kepala dan ingin menjalani hidup sesuai keinginannya. Di samping itu, William memiliki bisnis lain, seperti dua hotel dan 4 restoran yang tersebar di Jakarta. Namun tentu, ia tak ingin repot dan memerintahkan orang kepercayaannya untuk mengurus semua properti yang ia miliki. “Siapa lagi yang bisa Papa percaya kalau bukan kamu?! Papa tidak mungkin meminta anak tetangga yang gantikan posisi Papa di kantor,” sambung Mehmed yang belum mendapat respon dari putra satu-satunya itu tapi ucapan Mehmed membuat istrinya mengangkat kedua alisnya. “Emang kita punya tetangga, Pah?” celetuk Amy menatap heran kearah suaminya. Tetangga? Kediaman Abizard jauh dari tetangganya karena luas tanahnya saja mencapai 4 hektare, membuat keluarga Abizard jauh dari pemukiman warga. “Papa lupa," bisik Mehmed dengan nada sangat pelan. William menatap kedua orangtuanya yang sedang berbisik-bisik, ia segera meminum air putih dan membersihkan mulutnya dengan tissu. Setelah itu, ia bangkit dan mendekati kedua orangtuanya. “Willi berangkat Pah, Mah,” pamit William mencium punggung tangan kedua orangtuanya sebelum berangkat ke kampus. William sudah siap berangkat dengan membawa tas jinjing yang selalu ia bawa saat mengajar. Sebagai seorang anak dari orang yang sangat berpengaruh di perusahaan raksasa, ia selalu didampingi banyak pengawal khusus berbadan tinggi besar dan berpakaian rapi berjas hitam. Sebenarnya ia tidak menginginkan itu, akan tetapi ayahnya memaksa dan William sudah terbiasa dengan itu. Perkataan ayahnya bagai perintah bagi siapapun. Salah satu pengawal membukakan pintu mobil sport untuk William masuki. Setelah William masuk dan duduk dengan nyaman, para pengawal segera masuk ke dalam mobilnya masing-masing sedangkan William mengendarai mobilnya seorang diri. Tentu para pengawal mengikuti kemanapun tuannya pergi. Satu mobil pengawal akan berada di depan untuk memimpin jalan, sedangkan satu mobil lainnya berada di belakang mobil William. Tibanya di kampus, William keluar dari mobilnya setelah salah satu pengawal membukakan pintu. Dengan penuh wibawa ia berjalan memimpin, pengawal yang berjumlah 6 orang berjalan di belakangnya. Namun, mereka hanya akan menemani William hingga tuannya itu masuk ke dalam gedung kampus. Setelah itu, mereka akan kembali ke tempat dimana mereka memarkirkan mobilnya dan akan menunggu William hingga selesai mengajar. Unik memang, semua dosen hanya tak mengerti jalan pikir William yang tidak sulit untuk mendapatkan jabatan di kantor ayahnya, tetapi pria itu lebih memilih menjadi seorang dosen. BRUK! “Aw,” rintih Elvina setelah terjatuh. Ia memegangi pinggangnya yang linu, lalu pandangannya menyusuri kaki yang berdiri tepat di hadapannya. “Bapak bu—” Elvina belum selesai bicara, tapi pria yang menabraknya segera memotong ucapannya. “Apa? Mau bilang saya buta? Kamu yang halangi jalan saya!” bentak William tanpa berniat membantu Elvina yang masih terduduk dengan buku-buku yang berserakan di lantai. Wajahnya yang dingin menyapu wajah Elvina. Hal itu dapat membuat siapapun menjadi patung saat itu juga, tapi tidak dengan Elvina yang malah menatap sinis ke arahnya “Loh, Bapak yang nabrak loh, Pak!” jerit Elvina tak terima dengan mata melotot. Hanya wanita ini yang berani menampilkan kekesalannya terhadap dosennya sendiri yang bernama William. Sedangkan murid-murid lain baik pria ataupun wanita, tak berani menatap wajah William apalagi memelototinya dan membentaknya. “Alasan!” Setelah mengatakan itu, William pergi tak peduli, sedangkan Elvina hanya mendumal dalam hatinya. Ini bukan yang pertama kalinya dosen angkuhnya itu menabrak tubuh Elvina. William selalu berjalan tergesa-gesa dengan langkah lebarnya, sedangkan Elvina selalu tak fokus dengan arah yang akan ia lewati.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

My Secret Little Wife

read
85.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
9.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.0K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
12.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook