bc

Sweet-Land

book_age0+
21
FOLLOW
1K
READ
possessive
arrogant
CEO
boss
mafia
billionairess
drama
Multi-professional Billionaire Writing Contest
like
intro-logo
Blurb

Cerita ini adalah cerita cinta yang dibungkus dengan ketidaktahuan. Pertemuan Rossela dengan Kelvin yang tanpa Rossela ketahui, bahwa Kelvin adalah bagian dalam kehidupannya yang hilang. Kedekatan mereka, membantu Rossela menemukan kehidupannya yang sempat hilang. Namun, bagaimana jadinya jika orang-orang yang berada di sekitar mereka adalah orang-orang yang terlibat dalam kehidupan dahulu Rossela.

“Your worst fight is to choose between what you know and how you feel”- Alexander Haditaghi

NB:

update hari Senin, Selasa, Rabu pukul 8 malam.

Doain author ya ^.^ biar bisa update sesuai waktu yang sudah di tentukan.

Terima kasih

chap-preview
Free preview
Bab 1 "Happy Birthday"
Sentuhan hangat darinya begitu nyata Walau kenyataan itu menamparku kasih sayangmu, begitu terasa bahkan hingga sekarang Haruskah aku berpura-pura? untuk sekedar tidak mengerti? bahkan kelahiranku yang bukan dari rahimmu bahkan kelahiranku sebagai petunjuk, dimana aku memulai kehidupanku Langit biru yang berubah menjadi oranye yang indah. Kicauan burung terdengar riuh menjadi satu saat mereka terbang untuk kembali ke sarang. Angin sore berhembus lembut, menggoyangkan bunga-bunga yang akan menguncup kembali. Matahari telah siap kembali ke tempatnya, begitu juga dengan seorang wanita yang sedang berjalan di sisi jalanan yang tak terlalu ramai. Kota Quebec akan segera bercahaya, lampu-lampu terang akan menyala di setiap sisinya. Menerangi setiap orang yang sedang berjalan ataupun mengendari kendaraan bermotor dan mobil. Wanita itu melangkah tenang seraya melihat sekitarnya. Wajahnya yang cantik itu walau umurnya sudah tak muda lagi. Rasa lelahnya setelah bekerja, tergantikan sudah saat ia menikmati waktunya berjalan santai di kota Quebec seraya ia berjalan pulang ke rumah sederhana yang berada di jalan kecil. Suasana hatinya sedang riang, sesekali tubuhnya bergoyang pelan saat ia menggumamkan sebuah lagu kesukaannya. Langkah kakiknya berhenti seketika saat mendengar suara tangisan bayi yang menyakitkan telinga –sangat ironis. Wanita itu melangkah mengikuti suara tangis tersebut. Langkah kakinya membawa dirinya pada rumah sederhana itu, pintu biru itu terlihat masih terkunci dengan sebuah keranjang bayi di depannya. Wanita itu seketika terdiam terkejut, suara bayi itu membawanya kembali kerumah. Namun, karena seorang bayi menangis di dalam keranjang bayi di depan rumahnya. Wanita itu memnutup mulutnya saat ingin berteriak. Namun, mata itu memandang sesuatu yang tersemat di antara pintu. Sebuah kertas yang bertuliskan tangan seorang. Wanita itu segera membuka pintu rumahnya dan membawa keranjang itu masuk. ‘Maafkan aku jika harus merepotkanmu. Rossela’ Liontin itu tertera nama yang tercetak jelas. Rossela adalah nama bayi itu yang menangis di keranjang bayi. -*****- Cuaca yang cerah begitu damai menyambut seorang gadis yang tengah termenung di jendela kamarnya, menikmati cuaca yang cerah hari ini. Mengungkapkan begitu besar anugrah Tuhan yang diberikan kepada gadis tersebut. wajahnya yang imut dan rona merah di pipinya yang alami menambah kesan cantik untuknya –menggemaskan. Gadis itu terlihat tersenyum bahagia, sangat bahagia hingga senyuman lebarnya seakan merobek kedua pipinya. Mata coklat cerahnya menatap hamparan langit di atas sana. Awan-awan yang bergerak pelan dan berbentuk seperti gula kapas yang manis saat terasa di lidahnya. Mata coklat itu juga memilihat burung-burung geraj yang terbang di langit yang cerah hari ini. Suara kicauannya terdengar merdu di telinga. Dan kota Quebec, kota yang terkenal keindahan kotanyanya itu, menjadi tempat dimana ia berlindung dan bertahan hidup. Suara bel rumah terdengar nyaring di telinga gadis itu, segera ia bergegas menutup jendela kamarnya untuk segera turun dari tempat tidur. Sandal rumah bergambar panda menjadi favoritnya saat berada di rumah. Langkahnya yang terburu-buru keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga yang ada. “Rossela, tolong bukakan pintunya”, teriak seorang wanita yang sedang berada di dapur. Santa Calosa, wanita yang selama ini bersama Rossela –gadis bermata coklat cerah itu. Rambut pirang dan mata hijau milik Santa adalah khasnya, seperti manusia Elf. Ia terlihat menggunakan celemek berwarna pink seraya memotong sayuran yang ada di meja dapur. Rossela sejenak menghampiri Santa untuk sekedar mengecup pipi wanita itu dan mengucapkan salam. “Good Morning, Ma”, ucapnya seraya kembali melangkah terburu-buru. Gadis itu segera membukakan pintu rumahnya, terlihat seorang pemuda dengan topi biru yang selalu ia gunakan. Wajahnya terlihat orang Inggris, namun dia berdarah Jerman. Rossela mengenal pria tersebut, hingga tak jarak mereka terlihat sangat dekat. “Hai Sam. Apa kau membawa pesanan harianku?”, tanya Agathe kepada pria tersebut –Sam sang pengantar s**u sapi segar. “Hai Rosse, tentu saja aku membawa pesananmu”, Sam memberikan dua botol minuman s**u sapi segar dari pertenakan Pamannya. “Sesuai pesananmu bukan?” Rossela menerima dua botol yang menurutnya lumanyan berat, seraya ia mengangguk senang. “Tentu saja, Terimakasih Sam” “Sama-sama. Lalu apakah Lusa kau ada acara?” Rossela tahu arah pembicaraan ini dan ia akan selalu menolak dengan halus pertanyaan dari pria tampan ini. “Maafkan aku Sam. Sepertinya tidak. Aku harus lembur mengingat itu adalah weekend” Pria berdarah Jerman itu lagi-lagi harus menelan pil pahitnya, menghela nafas pelan seraya mengangguk mengerti. “Tidak apa Rosse. Lain kali saja aku akan mengajakmu untuk pergi” “Baiklah, Terimakasih untuk dua botol s**u sapinya. Semoga harimu menyenangkan”, ucap Rossela seraya memberikan semangat kepada pria yang sekali lagi yang tolak. “Terimakasih, semoga harimu menyenangkan” Rossela segera menutup pintu rumahnya dan membawa dua botol s**u itu ke dapur. Rossela meletakkan kedua botol itu di kulkas, tempat terbaik untuk menyimpan s**u. “Rosse? Tolong ambilkan apel di loker buah”, ucap Santa tiba-tiba. Rossela mengambil beberapa apel dari loker yang berada di bawah. Rossela membawa apel-apel itu di dekat ibunya yang sedang memasak. Tepung, telur, garam dan bahan lainnya menyapa dirinya. Ia merasa mengenal bahan-bahan ini yang nantinya akan di olah menjadi kue. “Apa Mama membuat pai apel?”, tanya Rossela heran. Santa menoleh sejenak, putrinya pasti tahu dengan bahan-bahan ini yang nantinya akan di olah menjadi kue atau pai kesukaannya. Wanita itu tersenyum geli dan kembali fokus untuk memasak. “Ya, hari ini Mama membuat pai spesial untukmu”, ucap Santa tenang. “Wa... benarkah?”, tanya Rossela dengan bahagia. “Apakah ada acara khusus hari ini?” Mata coklat itu berubah menjadi berbinar, seakan berharap jika benar bahwa hari ini adalah hari yang spesial. Santa hanya terkekeh geli melihatnya, makanan kudapan itu adalah kesukaan Rossela sedari kecil. Bahkan gadis itu mampu melahap seluruh kudapan yang dibuat oleh Santa. “Sepertinya? Lebih baik pergilah mandi”, ucap Santa dengan nada seakan mengusir putrinya agar tidak mencomot apel-apel yang akan ia potong. Rossela hanya mendesah kecil seraya terkekeh geli. Lebih baik ia segera menuruti ibunya dari pada mendapatkan usiran yang lebih ganas lagi. Langkah kakiknya membawanya menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya yang tidak luas namun nyaman. Sejenak, Rossela duduk di bibir tempat tidurnya, mengambil ponselnya yang sedari tadi belum ia sentuh. Terlihat pesan-pesan dari Rita –manajernya tempat ia bekerja. Beberapa pesan dari manajernya yang terkadang membuat Rossela menggelengkan kepala heran. Bagaimana tidak, kedetakan Rossela dengan Rita seperti kakak beradik. Banyak beberapa karyawan yang iri dan berpikir jika Rossela akan di permudah dalam pekerjaan. Tetapi nyatanya tidak, Rita tetap memperlakukan pegawainya yang ia bimbing sama rata dan adil. Setelah membalas beberapa pesan untuk Rita, Rossela segera beranjak dari tempatnya duduk dan melangkah menuju kamar mandi. Suara air yang keluar cukup deras melalui keran terdengar jelas saat Rossela memutar kerannya. Air panas itu perlahan terkumpul dalam bathup yang sudah diberikan cairan aroma mawar kesukaan Rossela. Gadis itu segera mematikan keran air tatkala air yang berada di bathup sudah terisi sesuai keinginannya. Butuh waktu sekitar 30 menit untuk berendam dalam hangatnya air panas. Perlahan Rossela keluar dari bathup dan membasuh dirinya dengan air hangat di shower. Setelah membasuh dirinya, Rossela segera menggeringkan tubuhnya dan menggunakan kaos tipis dan celana pendek. Tubuhnya yang masih sedikit basah, membuat baju yang ia gunakan juga ikut basah. Terlihat jelas tubuhnya yang indah dibalik kaos tipis itu. Rossela membuka lemari pakaiannya untuk mengambil pakaian dalam, serta sweter yang akan ia gunakan. Sweter pink yang hangat, celana jeans biru yang menambah kesan cerah untuk hari ini. Tak lupa dengan sneaker putih menjadi pelengkapnya. Setelah menggunakan pakaian yang ia pilih, gadis itu duduk di kursi rias sederhana. Memberikan sentuhan bedak tabur pada kulit wajahnya dan lip gloos pink untuk menambah kesan natural pada dirinya. Ia segera keluar dari kamarnya dengan membawa tas keil yang sering ia gunakan saat bekerja. Langkah kecilnya menuruni anak tangga dengan riang, sesaat ia berhenti sejenak. Menghirup aroma yang sangat enak dan lezat. Buru-buru ia melangkah dan sedikit berlari ke arah dapur. Terlihat Santa yang baru saja mengeluarkan pai apel dari oven. “Wah... aromanya”, ucap Rossela dengan senang dan sangat tidak sabar untuk mencicipi apel yang masih panas itu. “Sabar dahulu Sayang. Jangan di makan dahulu ya”, ucap Santa seraya memperingati Rossela agar tidak mencomot pai apel yang baru saja matang. Santa mengambil beberapa lilin ulang tahun dan meletakkan di atas pai apel itu. Rossela memandang heran, apakah hari ini ada yang ulang tahun pikirnya. Setelah menyalakan api untuk lilin tersebut, Santa membawa pai tersebut dan menghadap putri semata wayangnya. Hari ini adalah hari kelahiran Rossela, hari dimana ia beranjak semakin dewasa. Hari dimana ia semakin bertambah umurnya. Juga hari dimana Santa menemukannya. Rossela menutup mulutnya tak percaya. Ia melupakan hari kelahirannya sendiri –sungguh memalukan. Mata coklat terang itu perlahan mulai mengabur, tertutupi oleh air mata haru. “Selamat Ulang Tahun putri Mama. Terimakasih, sudah hadir dalam kehidupan ini, menjadi seorang gadis yang baik untuk Mama. Maafkan Mama jika selama ini Mama hanya bisa merepotkanmu. Kau seharusnya pergi untuk meraih cita-citamu, tetapi wanita yang sakit ini malah menahanmu disini dan harus membuatmu bekerja”, ucap Santa sendu. Wanita itu mengungkapkan rasa bersalahnya, merepotkan putrinya, membuat putrinya harus meninggalkan cita-citanya untuk menghidupi keluarga dan biaya pengobatannya. Rossela menggeleng pelan, ucapan Santa benar-benar mengenai perasaannya. Hingga air matanya tak bisa lagi ia bendung. “Tidak Ma. Seharusnya aku yang meminta maaf kepada Mama. Maafkan anakmu ini yang tidak bisa membanggakanmu, yang terkadang menyusahkanmu bahkan merepotkanmu dengan kondisimu seperti ini” “Tidak Sayang, kau adalah anugrah terindah dalam kehidupanku. Kau adalah putriku yang sangat aku banggakan. Bahkan dunia harus tahu, bahwa aku memiliki putri sepertimu. Putriku yang cantik, tangguh, hebat, dan penuh kasih sayang”, ucap Santa lembut. “Dan Mamamu ini, selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Hidupmu selalu bahagia, damai dan penuh berkat” “Terimakasih Ma”, ucap Rossela yang masih disisa tangisannya. “Sekarang, tiup lilin dan kita makan bersama. Setelah itu, kamu bisa berangkat bekerja” Sejenak Rossela memajamkan kedua matanya yang indah untuk memanjatkan doa kepada Tuhan. Terimakasih untuk pertambahan usiaku saat ini, berikan suka cita dan damai sejahtera dalam kelugarku. Biarkan semuanya berjalan seturut kehendakMu, berikan kesehatan untuk Mama, karena hanya dia seorang yang aku miliki dan aku sayangi, begitulah yang ia doakan. Setelah beberapa saat, ia segera meniup lilin tersebut dengan raut wajah gembira, begitu juga dengan Santa. Wanita itu meletakkan pai tersebut di meja dan meotongnya menjadi beberapa bagian. Rossela mengambil salah satu potongan itu dan menyuapi kepada Ibunya. “Karena hanya ada Mama di rumah ini, jadi Mama menjadi orang pertama yang aku suapi”, ucapnya seraya tersenyum geli. “Bahkan Mama berharap, jika suatu hari nanti Mama menjadi orang kedua setelah suamimu”, goda Santa. Pipi putih itu perlahan memerah dan Santa mengetahui hal itu, wanita itu tertawa lepas melihat putrinya yang terlihat malu-malu membahas tentang hubungan. “Ma...Mama! aku masih terlalu muda untuk menikah”, elak Rossela gugup. Santa tak henti-hentinya tertawa dan membuat gadis itu memajukan bibirnya seraya cemberut. Rossela baru saja menginjak umur 21 tahun, selama kehidupan remaja Rossela tak pernah dekat dengan laki-laki bahkan teman sekelasnya. Banyak lelaki yang mencoba mengencani gadis cantik ini, namun tetap saja Rossela selalu menolak dengan cara yang lembut. Bahkan Sam sang pengantar s**u, terus berusaha keras membujuk Rossela untuk pergi bersamanya namun berujung selalu di tolak lembut oleh Rossela.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Kamu Yang Minta (Dokter-CEO)

read
292.5K
bc

Mengikat Mutiara

read
141.9K
bc

Mentari Tak Harus Bersinar (Dokter-Dokter)

read
53.9K
bc

A Boss DESIRE (Ganda - Gadis)

read
983.0K
bc

Me and My Broken Heart

read
34.4K
bc

Papah Mertua

read
526.1K
bc

Accidentally Married

read
102.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook