bc

MALVIN

book_age16+
160
FOLLOW
1K
READ
tragedy
comedy
sweet
humorous
like
intro-logo
Blurb

Pecicilan, tampan, playboy, tukang gombal adalah hal yang sangat menggambarkan seorang laki-laki bernama Malvin Dirga Megantara.

Most wanted SMA Garuda, yang sangat di puja dan di kagumi oleh wanita. Bukan hanya di Garuda, Malvin juga banyak di incar oleh siswi dari sekolah lain, sayang nya ia sangat playboy dan tidak bisa mempunyai satu pacar saja.

Walaupun Malvin jarang marah, tapi sekalinya marah Malvin sangat menyeramkan membuat semua orang tunduk takut padanya, meskipun tidak bengis Malvin juga tetap di takuti oleh murid di SMA Garuda.

Saat semua wanita mengagumi dan memuja Malvin, tidak dengan murid baru bernama Akira Larasati Ananta. Ia tidak suka pada Malvin walaupun ia mengakui wajah Malvin tampan.

Tapi Malvin tipe yang pantang menyerah, bahkan ia rela memutuskan semua pacar nya demi Akira. Akankah Akira luluh pada pesona Malvin?

chap-preview
Free preview
1. cewek bar-bar
Hening.    Satu kata yang mendeskripsikan suasana saat ini. Akira tidak terlalu suka keheningan walaupun sedang makan. Saat di Bandung dulu meja makannya selalu terasa hangat, Jengah dengan keheningan ini akhirnya Akira membuka suara.    "Bang, besok gue pindah ke sekolah lo kan?"   Akira Larasati Ananta, gadis manis asal Bandung itu kini berada di Jakarta. Ia memutuskan untuk sekolah di Jakarta dan tinggal bersama Mamah, Papah, dan Kakaknya.    Setelah bertahun-tahun tinggal bersama neneknya di Bandung dengan berat hati ia harus kembali ke Jakarta disaat dirinya memasuki kelas 11.   Yang di panggil hanya bergumam masih menikmati sarapannya. "Hm"   "Dih, hm doang. Iya atau enggak?!"   "Lo tau jawabannya adikku sayang," gemas Saka pada adik satu-satu nya.   Saka Regan Ananta, Laki-laki tampan yang saat ini sudah menggunakan seragam putih abunya.    Bertemu dan tinggal kembali bersama adik kesayangan nya itu sebuah anugrah untuknya. Memiliki wajah tampan adalah keberuntungan untuknya dan juga Akira, adiknya.   Akira adalah tipe gadis yang sangat menyukai laki-laki tampan di usianya saat ini, dia juga pecinta oppa Korea apalagi Jichang wook.    Itupun salah satu alasan mengapa dirinya pindah ke Jakarta, cogan di Bandung mulai berkurang dan Abang nya itu bilang bahwa di Jakarta populasi cogan sangat banyak membuat Akira bersemangat untuk langsung pindah tanpa berfikir lagi.   "Oke oke, gue minta sama lo buat jangan pernah bilang ke siapapun gue itu adik lo ya, please" ucapnya memohon.   "Dih, kenapa. lo malu punya abang kaya gue?"   "Gak! Sama sekali gak malu malah gue seneng tau punya abang yang ganteng dan baik kaya lo, tapi bukan itu maksud gue sebenernya."   Elin, ibunya dan Edo, sang Ayah. Hanya terkekeh melihat intraksi keduanya.   "Jadi maksudnya apa Sayang?" Tanya Edo.   "Gini loh pah, secara kan Kak Saka ganteng tuh, manis pula. Beuh gak kebayang deh seberapa banyak fans nya."   "Ya aku males aja kalau yang lain tau aku adik Bang Saka mereka nemenin aku cuman mau ngorek informasi dari aku tentang Abang. Kalo gitu caranya gimana aku dapet sahabat yang tulus!"   "Cuman lo yang suka muji Kakaknya. biasa nya nih ya, temen gue si Boby punya adik. Tapi mereka bukan saling muji kaya lo, malah saling ledek hampir semua deh temen gue yang punya adik nasibnya gitu, si Dena juga. Gue doang yang beruntung punya adik yang mau mengakui ketampanan Abang nya."   "Ya jelas secara lo tau gue itu pecinta cogan, cowok ganteng. Dan cogan menurut gue itu gak pernah salah, menurut penglihatan gue sih lo emang ganteng, tapi kenapa gue kaya nya kurang cantik ya?"   "Aduh, kata siapa kamu kurang cantik, kamu cantik kok luar dalam malah!" Ucap Elin tersenyum.   "Bisa aja mamah jadi baper kan aku."   "Innerbeauty lo gak muncul, makannya jangan jutek jadi cewek cogan lo pada kabur kan!"   "Udah udah, Saka kamu berangkat sekarang nanti telat," Titah Eko.   "Iya, yaudah mah pah Saka pergi dulu. Assalamualaikum."   "Dih, woy lo gak pamit sama gue?!" Teriak Akira tidak terima.   "BODO!"   "Udah Kir kamu mandi sana masa anak gadis belum mandi, udah siapkan buat besok?"   "Nanti aja mah mandinya, udah kok mamah tenang aja."   "Yaudah Kir, Papah sama Mamah mau pergi dulu!" Eko berdiri mengusap kepala Akira lembut.   "Loh mamah ikut juga?"   "Iya sayang, mamah mau jagain papah takutnya selingkuh!"   "Masa sih papah selingkuh?"   Eko dan Elin tertawa melihat kebingungan Akira. "Ya enggak lah sayang, mamah bercanda. Mamah cuman mau nemenin papah."   "Ohh"   "Ya udah kita pergi dulu ya, jangan kemana-mana kalo keluar jangan sendiri nanti ada yang nyulik lagi!"   "Dih, aku udah gede kali pah. Paling nanti siang pergi ke supermarket di depan beli camilan, jadi minta uangnya dong, hehe" ucap Akira sambil menyodorkan tangannya.   Eko hanya menggeleng pelan lalu mengambil selembar uang seratus ribu dari dompetnya.    "Nih, yaudah Assalamualaikum."   "Waalaikumsalam, hati-hati ya Mah Pah!"   "Iya sayang."   Akira merasa bosan hanya berguling-guling setelah maraton nonton Drama Korea sebanyak 16 episode dalam satu hari.   Ia memilih untuk segera mandi dan pergi ke supermarket. Seteleh memakan waktu tiga puluh menit untuk mandi dan bersiap-siap. Akira langsung keluar gari kamarnya untuk membeli camilan.   Karna jarak antara rumah dan supermarket cukup dekat hanya akan memakan waktu kurang lebih lima menit Akira memutuskan untuk berjalan kaki saja.    Selama perjalanan Akira terus bersenandung mengikuti alunan musik dari earphone nya.   Sesampainya di supermarket Akira mengambil keranjang belanja dan langsung menuju tempat snack.   Akira hanya belanja camilan untuknya hari ini dan besok. Setelah dari tempat snack Akira meuju tempat es krim.    Tidak lupa juga Akira membeli tiga s**u coklat kotak untuk persediaan nanti malam, Akira akan nonton drama yang baru saja ia download.   Matanya berbinar ketika melihat es krim coklat kesukaannya. Tanpa pikir panjang Akira mengambilnya dan langsung menuju kasir untuk membayar.   Earphone putih itu masih bertengteng di telinganya. Setelah selesai melakukan pembayaran ia langsung keluar dan segera berjalan agar cepat sampai ke rumah.   Tapi di perjalanan ia, dikagetkan dengan lima motor besar yang kebut-kebutan. Ia memperhatikan semua motor yang melewatinya.    Salah satu pengemudi motor besar itu meliriknya dan mengedipkan sebelah matanya. Lalu kembali melajukan motornya.    Walau memakai helm fullface Akira tau bahwa cowok tadi mengedipkan sebelah matanya sambil tersenyum.   "Anjir kayanya tuh cowok ganteng deh," gumamnya pelan masih diam.   "Eh kok pada kesana sih? Itukan arah rumah gue, ah mungkin rumah mereka sekitaran situ juga kali."   Akira melanjutkan langkahnya dengan kembali bersenandung menyanyikan lagu Budi Doremi, Tolong.   "Tolong katakan pada dirinya lagu ini kutuliskan un-" sedang asik bernyanyi terdengar notifikasi w******p di handphone nya.   Akira mendengus kesal. "Ck, ganggu aja!"   Bang Saka : Dek lo jangan pulang dulu, temen-temen gue lagi main. Takut ketauan lo adek gue   "Terus gue harus nunggu disini gitu? Ya kali anjir!" Gerutunya kesal. Lalu mengetikan balasan.   Akiralrst : Yakali gue nunggu di pinggir jalan bang:(   Tidak lama terdengar lagi notifikasi dari chatnya.   Bang Saka : Ya gue gak mslh si klo lo mau balik, tanggung resiko sendiri ya. Wle   "Yaalloh abang gue gini amat, ah jangan-jangan motor-motor tadi bener ke rumah gue!" Lalu iya kembali mengetik pesan.   Akiralrst : Ah, jangan-jangan motor yang tadi lewat itu lo sama teman-teman lo ya?   Bang Saka : Yaps, betul sekali!   "Sial, gue mangkal deh kan!" Ucapnya sambil mencak-mencak kesal.   Akiralrst : Yaudahlah gimana lagi, suruh cepet pulang temannya jangan lama!   Akhirnya Akira memutuskan untuk kembali ke supermarket dan menunggu di kursi yang ada di supermarket. Untuk saja ia baru beberapa langkah dari supermarket.     Berbeda dengan Saka di rumahnya yang sedang tersenyum pasti adiknya sangat kesal sekarang. Sebenarnya iya tidak tega, tapi mau bagaimana lagi teman-temannya ingin berkunjung.   "Dih kenapa lo senyum-senyum, kesambet apaan lo siang-siang gini?" Tanya Boby, teman yang sempat iya ceritakan tadi pagi.   "Dih, kepo lo!"   "Lagi kasmaran kali!" Celutuk Malvin tiba-tiba.   "Dih sotau lo Vin, playboy mana tau rasanya Kasmaran!" Cibir Saka.   "Sembarangan lo, gini-gini gue tau ya gimana rasa nya kasmaran itu!" Balas nya tak terima.   Saka hanya tertawa mendengar ucapan tak terima Malvin. Temannya ini memang tidak mau kalah.   "Ya ya terserah lo Vin!"   "Ka, lo gak akan kasih kita minum apa?" Tanya Aldo sedikit menyindir.   Saka terkekeh. "Iya iya gue lupa, tunggu gue ambil dulu."   "Wine, ya Ka." Canda Malvin.   "Siap, gue kasih aer keran pake garem ya sama kok rasanya."   Semua tertawa mendengar nada kesal Saka. Tidak lama Saka datang dengan minuman yang dibawanya, hanya minuman soda kaleng yang tersedia di kulkas nya.   "Pulang kapan?"   "Anjir Ka, kita baru dateng terus duduk, terus baru disuguhin juga udah ngusir aja lo!" Sarkas Dena.   "Cuman tanya gak ngusir."   "Ngusir secara halus itu Ka!" Ucap Malvin.   "Yaudah ngusir, pulang sana nih bawa minuman nya!" Ucap Saka sambil melempar botol minuman kaleng kepada masing-masing teman nya.   "Tuan rumah sudah malas dengan kita-kita teman, markipul!" Ucap Boby   "Markipul apaan Bob?"   "Mari kita pulang!"   "Skuy, awas lo kangen Ka!"   "Najis, udah sana pada pulang!"   Setelah teman-teman nya pulang Saka langsung membuka chat w******p bersama adiknya.   Sakaananta : Dek pulang sekarang, udah pada pergi.   Adiknya tidak membalas tapi sudah membaca nya, mungkin sedang di perjalanan.   ***   Setelah setengah jam lebih menunggu akhirnya mereka sudah pergi, Akira kembali berjalan, di perjalanan ia kembali melihat empat motor pergi, tapi motor yang melaju paling belakang berbalik menghampirinya.   Akira berhenti menatap si pengemudi motor yang sedang melepaskan helm nya.   "Anjir ganteng banget gila. Tahan Akira tahan" pekiknya dalam hati.   "Heh, gue liat setengah jam yang lalu lo disini, dan sekarang lo masih disini. Lo lagi ngemis apa gimana sih?"   Sial, Akira merutuki laki-laki ini. ganteng iya, mulutnya astaga kaya sambel, Pedes.   "Lo ngomong sama gue?" Tanya Akira, jutek.   "Gak, gue ngomong sama tong sampah di sebelah lo!" Balasnya kesal.    Akira langsung menoleh dan benar ia baru sadar ada tong sampah di sebelahnya.   "Oh"   "Anjir, oh doang. Gue ngomong sama lo!"   "Bodo!" Ucap Akira lalu berbalik untuk pergi. Tapi tangan nya di tahan.   "Eh tunggu, anjir lo ya. Mau kemana sih?"   "Ya pulang lah!" Ketusnya.   "Kenapa gak dari tadi? Dari tadi lo ngapain disini, bukannya pulang?!"   Akira memutar bola matanya kesal. "Ini juga karena lo, ngapain main ke rumah gue segala!" Rutuk nya dalam hati.   "Tadi gue balik lagi ke supermarket, ada belanjaan yang kurang. Puas lo? Dah lepasin tangan gue!"   "Jutek amat jadi cewek, mau gue anterin gak?"   "Gak!" Akira menghentakan tangannya hingga terlepas, lalu pergi.   "Dih, jutek banget. So cantik lo! So jual mahal!" Hardik Malvin. Ya dia Malvin laki-laki berwajah tampan, dingin, dan menakutkan tapi seorang playboy.   "OH IYA GUE MALVIN, MALVIN DIRGA MEGANTARA SEMOGA KITA BISA KETEMU LAGI!" teriak Malvin, namun Akira hanya mengacungkan jari tengahnya tanpa menoleh.    Malvin mendengus, ternyata selain jutek bar-bar juga. Dengan kesal Malvin memutarkan motornya lalu pergi.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

CEO Pengganti

read
71.2K
bc

Mengikat Mutiara

read
141.9K
bc

Me and My Broken Heart

read
34.4K
bc

Dependencia

read
185.8K
bc

Kamu Yang Minta (Dokter-CEO)

read
292.5K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.7K
bc

Noda Masa Lalu

read
183.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook