bc

Lost Memories - Suami Masa Lalu

book_age18+
1.9K
FOLLOW
11.4K
READ
billionaire
love-triangle
sex
family
arrogant
bxg
wife
husband
like
intro-logo
Blurb

Jangan lupa tekan love, ya!

Grazilda, wanita cantik dengan fitur lembut, mengalami kecelakaan dan kehilangan sebagian besar ingatannya. Satu-satunya yang ia tahu sekarang adalah Kevano, lelaki rupawan yang mengaku sebagai calon suaminya dan menemani dirinya melalui masa-masa kritis.

Hanya saja, tiba-tiba Grazilda menemukan sebuah kenyataan mengejutkan. Ada sebuah copian kartu keluarga lama miliknya yang menunjukkan namanya bersanding dengan dua nama lain. Dua nama itu berstatus sebagai suami dan putranya. Yang jelas, nama tersebut bukanlah milik Kevano.

Lantas, siapa dia sebenarnya? Mungkinkah di masa lalu ia pernah memiliki suami dan putra?

Sebelum dia memutuskan apa pun, dia bertekad akan menyelidiki masa lalunya sendiri. Meskipun pada akhirnya, dia menemukan sosok lelaki asing tersebut jauh dari perkiraan. Seorang lelaki yang memiliki nama, kekuasaan, dan sikap dominan.

chap-preview
Free preview
Cangkang Kosong
"Sayang, aku pulang duluan ya!" Kevano, lelaki berperawakan kekar dengan garis wajah menawan dan senyuman sesempurna angin musim panas mengecup pipi Grazilda dengan lembut. Wanita itu membeku sesaat, sebelum akhirnya menyerah dengan senyum canggung yang tampak dipaksakan. Rambut Grazilda yang sepanjang pinggang ia biarkan tergerai bebas, bergelombang tersapu angin sore Jakarta. Matanya yang berwarna cokekat gelap mengerjap ragu-ragu, seolah tak yakin dengan tanggapan yang seharusnya ia berikan. "Ya." Hanya inilah yang mampu Grazilda berikan sebagai respon. Dia merasa dirinya enggan untuk memperpanjang perbincangan. "Kamu belum terbiasa sama keberadaanku, ya!" tampak sorot kecewa di manik mata Kevano. Lelaki berambut cepak sewarna tinta itu tersenyum kecil, menyembunyikan kepedihan. "Maaf," pinta Grazilda, merasa bersalah. "Tidak apa-apa … tidak apa-apa. Kamu mungkin tidak mengingatku di sini!" Kevano menunjuk kepala Grazilda dengan lembut. "Tetapi, kamu pasti bisa mengingatku di sini!" Telunjuk jari Kevano menuding ke d**a Grazilda. Mata lelaki itu dipenuhi cahaya kasih sayang, saat menatap wanita ayu di depannya. Wajah ayu dengan tulang hidung tinggi, rahang simetris, dan garis-garis wajah sempurna. Wujud keanggunan yang nyata. Wanita ini bukan hanya cantik, namun juga manis dan menyenangkan. Lagi-lagi, hanya senyum samar yang bisa Grazilda berikan. Dia tak tahu lagi harus bereaksi seperti apa. Sikapnya semakin kaku. Berdirinya juga semakin limbung. "Aku duluan ya, baik-baik di sini! Kita pelan-pelan akan mengumpulkan puzzle ingatanmu lagi!" Suara Kevano terdengar penuh pengertian, memahami apa yang kini dirasakan oleh wanitanya. "Hati-hati," lirih Grazilda, melihat kepergian Kevano yang berjalan pelan menjauh. Punggungnya yang kokoh, diselimuti cahaya mentari sore. Langkah-langkahnya panjang dan mantap. Grazilda mengedipkan mata, menyadari punggung itu adalah punggung yang telah puluhan kali ia lihat belakangan ini. Punggung yang bahkan masih belum ia ketahui artinya. Dua bulan lalu, kecelakaan telah membuat Grazilda kehilangan ingatan. Dia tak mengenal sekelilingnya, orang-orang terdekatnya, keluarga, maupun teman. Wanita itu seperti cangkang kosong yang mencoba meraih banyak hal untuk mengisi ingatannya. Semua yang ada di sekelilingnya, tidak lagi ia kenal. Benturan parah di kepalanya telah membuat sebagian otak yang bekerja menyimpan memori mengalami gangguan. Meskipun luka tubuhnya tak banyak, tetapi kerusakan otak yang ia derita membuat Grazilda kehilangan dirinya sendiri. Grazilda mendesah panjang saat mobil hitam yang Kevano naiki perlahan keluar dari teras rumahnya, menuju jalan kompleks. Jari-jemari Grazilda saling meremas pelan, merasa kian bersalah. Lelaki itu adalah calon suaminya, lelaki yang seharusnya ia nikahi sepuluh hari yang lalu. Tetapi karena kondisi ingatan Grazilda yang masih belum sempurna, pernikahan tersebut diundur, untuk waktu yang tak ditentukan. Kevano adalah satu-satunya orang yang tetap berdiri setia untuknya selama dua bulan ini, menawarkan senyum dan pemahaman. Berkali-kali Grazilda menangkap sorot kecewa di mata lelaki itu, setiap Grazilda mengambil jarak darinya. Pasti hal tersebut akan cukup menyakitkan bagi Kevano. Namun, bagaimana lagi dia bisa bertindak? Semua orang terasa asing, bahkan Grazilda tak lagi memiliki emosi kuat, seperti yang didefinisikan banyak orang selama ini terhadap Kevano. Dua bulan ini, pasti menjadi waktu yang paling menyulitkan bagi Kevano. Dia bukan hanya kehilangan pernikahannya, tetapi juga kehilangan jiwa Grazilda secara perlahan. Grazilda kembali berbalik ke ruang dalam dan menyusuri ruang tamu dengan enggan. Rumah minimalis ini terasa sepi. Grazilda telah melalui hari-hari sendiri di sini, hanya ditemani Kevano jika lelaki tersebut bertandang. Dari keterangan yang Grazilda peroleh dari Kevano, dia telah menjadi yatim piatu sejak tujuh tahun yang lalu, ketika usianya menginjak dua puluh tahun. Orang tua Grazilda meninggal dalam sebuah kecelakaan tunggal di Jawa Timur. Tak ada saudara dan hanya ada kerabat jauh yang berada di sekitar Jogjakarta. Singkat kata, Grazilda telah terbiasa menjalani hidup seorang diri. Itu artinya, Kevano satu-satunya yang menjadi bagian dari diri Grazilda. Hanya saja, lelaki itu terasa asing dan jauh baginya. Petang sebentar lagi menjelang. Grazilda duduk di ruang tengah. Sebuah sofa tunggal berlapis beludru terasa nyaman ia duduki. Mata Grazilda seperti batu murni yang menakjubkan. Dia memandang beberapa potret yang tergantung di dinding, menampilkam sosok dirinya dengan Kevano dalam berbagai pose. Di pantai, di sebuah tempat hiburan, bahkan di teras belakang rumah. Foto-foto tersebut diambil di waktu yang berbeda. Nafas Grazilda yang lembut terasa lebih berat. Sinar matanya redup. Seharusnya, sekali melihat potret-potret tersebut, ada reaksi khusus dari hatinya. Suatu reaksi yang familier. Kehangatan, kelembutan, kenyamanan, atau apa pun itu yang menunjukkan jika Grazilda benar-benar memiliki masa lalu dengan Kevano. Hanya saja, semua itu belum juga ia rasakan. Hanya kekosongan. Kehampaan tanpa batas. Grazilda seperti menabrak tembok kosong. Dia mendesis lirih, semakin merasa bersalah. Kasihan Kevano. Lelaki baik itu berjuang seorang diri mengembalikan serpihan-serpihan kisah mereka agar bisa sempurna. Sementara Grazilda menjadi pihak pasif yang tak kunjung bergerak. Kecelakaan tunggal dua bulan yang lalu telah membuat Grazilda mengalami amnesia. Kepala bagian belakangnya terbentur hebat karena motornya tersenggol salah seorang pengendara motor yang ugal-ugalan. Dia terbanting di sisi jalan dan terseret beberapa meter. Helm yang ia kenakan terlepas, membuat kepalanya tak terlindung. Anggota tubuh yang lain tidak terlihat mengalami luka serius. Dia hampir baik-baik saja. Tetapi benturan kepalanya cukup keras, membuat Grazilda dalam kondisi kritis selama berhari-hari. Saat kesadarannya mulai kembali, dia mengalami amnesia retrograde. Sebuah kondisi di mana ia tak mampu mengingat kenangan sebelum kecelakan terjadi. Ingatan terakhir Grazilda berhenti pada usianya yang ke sepuluh tahun. Lebih dari itu, semua ingatannya mengabur. Dokter berkata, dengan berinteraksi pada orang dan lingkungan yang familier, perlahan-lahan mungkin ingatannya bisa kembali. Tetapi, hingga detik ini, Grazilda tak merasakan perkembangan apa pun. Semuanya masih kosong. Layaknya kertas. Grazilda berdiri perlahan, memutuskan untuk melakukan sesuatu. Informasi yang ia miliki untuk dirinya sendiri sangat terbatas. Mungkin, dengan melihat beberapa album di tumpukan berkas pribadi miliknya, akan bisa mengarahkan Grazilda pada pemahaman baru. Dengan cekatan, Grazilda membongkar berkas dan informasi pribadi yang berada di rak bawah lemari. Sebulan yang lalu, dia tak sengaja membongkar lemari dan menemukan setumpuk berkas. Karena kondisinya saat itu belum memungkinkan untuk membongkar berkas, Grazilda hanya bisa menahan keinginan tersebut. Sebuah album yang covernya masih tampak baru segera ia temukan. Setelah duduk di lantai keramik yang dingin, Grazilda membukanya perlahan-lahan. Tampak potret-potret dirinya di berbagai tempat. Kebanyakan potret itu diabadikan bersama Kevano. Senyum lelaki itu terlihat lepas, penuh kebahagiaan. Lagi-lagi rasa bersalah menghantui dirinya. Kevano adalah lelaki yang sangat setia. Lelaki yang keberadaannya menjadi hal paling dasar. Setelah lama memandang album-album tersebut dan tak bisa menemukan apa pun lagi untuk memicu ingatannya, Grazilda mengembalikan tumpukan album tersebut bersama berkas-berkas lain miliknya. Saat ia memasukkan kembali, beberapa kertas tergelincir jatuh. Grazilda mengerang rendah dan mengambilnya serampangan. Dia baru saja akan menyatukan kertas di tangannya saat tiba-tiba mata tajamnya melirik intens. Kertas yang ia pegang ini mungkin hanya copian dari yang sebenarnya. Sebuah kartu keluarga. Hanya saja, kartu keluarga yang ia pegang ini tampak berbeda dengan kartu keluarga terbaru miliknya. Data terakhir yang Grazilda ingat dari berkas rumah sakit, namanya adalah satu-satunya daftar nama yang tercantum di kartu keluarga. Namun, dalam copian kartu keluarga ini, 'Grazilda Palupi Liana' disandingkan dengan dua nama lain. Di urutan pertama, ada nama Jefri Renald Brahmono dengan status sebagai kepala keluarga, namanya sendiri sebagai posisi istri, dan Felix Renald Brahmono sebagai status anak. Tangan Grazilda bergetar hebat. Dia membaca berulang kali salinan kartu keluarga ini, dan memejamkan matanya untuk beberapa saat. Ya Tuhan, apa artinya ini? Mungkinkah di masa lalu … dia pernah menikah dan memiliki putra? Melihat dari tahun yang tertera, seharusnya putranya berusia empat tahun saat ini. Tangan Grazilda terasa kebas. Dia menggigil hebat. Siapa dirinya sebenarnya? Status apa yang ia miliki? Mungkinkah dulu ia pernah membentuk pernikahan? Latar belakang apa yang ia punyai? Siapa Jefri? Siapa Felix? … 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Husband My Step Brother

read
54.7K
bc

Married By Accident

read
223.9K
bc

(Bukan) Istri Pengganti

read
48.8K
bc

BRAVE HEART (Indonesia)

read
90.8K
bc

Bastard My Ex Husband

read
382.9K
bc

Mas DokterKu

read
238.5K
bc

Broken

read
6.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook