bc

Different Soul ★DERA☆

book_age12+
584
FOLLOW
1.2K
READ
reincarnation/transmigration
second chance
badboy
comedy
sweet
no-couple
humorous
multi-character
another world
soul-swap
like
intro-logo
Blurb

Tentang jiwa Delon yang berpindah ke raga Kara.

_______

Delon Nugraha, remaja tengil yang sayangnya memiliki wajah menggemaskan serta manis secara bersamaan ini memiliki kenakalan yang luar biasa. serta, kebebasan yang dia miliki membuatnya salah arah.

Hingga malam itu, malam di mana Delon mengalami kecelakaan yang berakhir membuat jiwanya tersesat ke dalam raga Kara. Kara, si anak bungsu yang selalu dijaga ketat, selalu dioverprotektif-kan oleh Ayah dan keempat Kakaknya.

Kara sendiri memiliki usia yang sama dengan Delon, wajah Kara sangat manis dengan kesan menggemaskan yang melekat pada dirinya. Kara juga selalu menuruti perkataan Ayah dan keempat kakaknya, dia bisa disebut anak polos, karena pada usianya yang terbilang remaja banyak yang belum dia ketahui. Kara seperti ini karena selama hidupnya dia harus terkurung dalam sangkar emas yang dibuat keluarganya.hingga keadaan yang memaksanya untuk menyerah. hidupnya tak lagi sama setelah raganya dimasuki oleh jiwa asing.

Bagaimana jika Kara yang polos tiba-tiba menjadi nakal, pemberontak, serta menginginkan kebebasan?

Apa yang akan dilakukan Ayah dan keempat kakaknya?

Atau, bagaimana jika mereka mengetahui bahwa jiwa Kara sudah tergantikan oleh jiwa Delon?

Apa mereka akan menyayangi Delon seperti mereka menyayangi Kara?

Mari cari tahu sendiri dengan menambahkan cerita ini kedalam perpustakaan kalian, jangan lupa ikuti kisahnya dari awal hingga akhir.

?Salam Dera--Delon Kara.

chap-preview
Free preview
★ Dera - 01 ☆
"Selamat ulang tahun, abang!" ucap Delon seraya memeluk batu Nisan dengan nama Angger Nugraha. Dia Delon, remaja yang hidup sendiri setelah kepergian kedua orang tuanya. awalnya, dia hidup dengan sosok yang bisa menggantikan posisi kedua orang tuanya, yaitu Angger--Kakak sekaligus keluarga satu-satunya yang dia miliki. namun Angger sudah meninggal tiga tahun lalu. Tepat hari ini Delon sudah berumur enam belas tahun, tanggal kelahirannya sama dengan Angger, hanya tahunnya saja yang berbeda. Delon terisak dengan memeluk Nisan Angger, kejadian tiga tahun lalu masih membekas dalam ingatannya. dia tidak bisa berbuat apa-apa, jika bisa dia bersedia mengganti posisi Angger. Angger sangat menyayanginya, bahkan Angger selalu ada setiap dia membutuhkan. tidak terhitung sudah berapa kali dia masuk ke dalam jeruji besi hanya karena kenakalan yang dia buat dengan sahabat sepernakalannya, namun Angger selalu menjadi penyelamat. selalu menjadi orang pertama yang membuatnya terbebas. "A-abang, maaf. gue nggak bisa bikin lo bangga sama gue, gue cuma bisa nyusahin lo aja, gu-gue nyesel nggak pernah denger nasihat lo. kalo bisa gue pengen gantiin posisi lo," Delon menjeda sejenak. pertahanannya runtuh kala nasihat Angger terlintas dalam pikirannya. "Lo pasti bahagia 'kan, bang? lo udah tenang sama anak lo di sana, lo udah nggak rasain sakit lagi!" Delon menghapus kasar air mata yang kian deras membasahi kedua pipinya. Kedua tangannya terkepal kuat, ingatan tentang kejadian tiga tahun lalu yang membuat Angger menjadi depresi hingga bunuh diri membuatnya berteriak kencang. lagi-lagi dia berteriak seperti orang kesetanan, dia terlambat. terlambat mengetahui bahwa Angger memiliki kejadian yang sangat-sangat terlambat dia ketahui. Dia Angger Nugraha, laki-laki tampan dengan cekungan pada pipi kanannya ini benar-benar tampan, juga pekerja keras. hidup berdua dengan sang adik membuatnya harus menjadi tulang punggung demi kehidupannya dan Delon yang saat itu berumur tiga belas tahun. Membangun perusahaan sendiri hingga berkembang dengan pesat, menjadi perusahaan tersohor di kota yang mereka tempati kala itu. Angger menjadi CEO termuda saat itu, otaknya yang benar-benar jenius membuatnya menjadi CEO pada usianya yang ke-20 tahun. dia menjabat sebagai CEO pada perusahaan yang dia bangun sendiri, hasil jerih payahnya sendiri tanpa campur tangan kedua orang tuanya. karena kedua orangtuanya sudah meninggal. Banyak perempuan yang mengidolakannya, sikap Angger yang ramah serta friendly kadang membuat kebanyakan perempuan menyalah artikan sikap Angger yang seperti itu. sikap Angger memang jauh jika dibandingkan dengan Delon, jika Angger sangat ramah dan bijaksana, maka Delon yang begitu kasar serta pembangkang. jika Delon membuat kesalahan, maka Angger akan menutupi semua kesalahan Delon. Angger tidak mempermasalahkan kenalan sang adik, nyatanya dia juga pernah seperti itu saat usianya seperti Delon. bahkan tidak jauh berbeda. Singkat cerita, Angger menikah pada usianya yang ke-21 tahun. dengan Vika--perempuan sederhana yang membuatnya merasakan debaran hebat hanya saat pertemuan pertama, hingga berlanjut dia yang terlalu bucin saat itu. Setelah dua tahun pernikahan, Angger memiliki jagoan kecil yang dia beri nama Leo Lintang Nugraha. anak yang begitu dia sayangi, setelah Leo lahir ke dunia. Vika menghilang tanpa jejak, meninggalkan Angger dan juga Leo. Dengan penuh kasih sayang Angger merawat Leo, menggantikan posisi ibu untuk Leo. bahkan Angger dengan sabar merawat Leo yang sangat rewel karena masih bayi, meskipun begitu, Angger tidak pernah mempercayakan Leo kepada orang lain, termasuk pengasuh. Tepat saat Leo berumur dua bulan, Vika kembali. mengambil alih Leo dari Angger di depan Angger sendiri, dua hari setelahnya Vika mengirim foto serta video pada Angger yang berisi foto Leo yang sudah tidak bernyawa. serta video yang mempertontonkan Leo tengah dimutilasi oleh Vika sendiri, untuk pertama kalinya Angger melihat seorang ibu yang begitu kejam terhadap anaknya sendiri. persis seperti psychopath. Tubuh Angger bergetar hebat mengetahui darah dagingnya sendiri sudah tidak bernyawa, teriakan serta rasa kecewa terhadap Vika tidak bisa dia gambarkan. Angger depresi hingga harus dirawat di rumah sakit jiwa, Delon yang tidak tahu apa-apa hanya bisa menangis melihat orang yang begitu dia sayang seperti itu. selalu menggendong boneka yang dia anggap sebagai Leo, menyuapinya makan serta menimangnya untuk tertidur. bahkan ketika Delon datang untuk menjenguknya, Angger selalu menjauhkan boneka tersebut dari Delon. takut, takut jika Delon membunuh boneka yang sudah dia anggap seperti anaknya sendiri. Hingga suatu hari ketika Delon sedang berada di dalam kelas, seorang perawat yang bertugas menjaga Angger menghubunginya. "Hm?" Delon menjawab tanpa melihat siapa yang menelepon, berbisik pelan karena di depannya ada guru yang sedang menjelaskan. "Permisi dek, saya perawat di rumah sakit jiwa Yasa mengabarkan bahwa saat ini pasien atas nama Angger Nugraha sedang dalam kondisi kritis." Delon tersentak kaget, tubuhnya menegang dengan air mata yang mulai mengalir dari kedua netranya. "Saya akan segera kesana, tolong jaga abang saya sus." Delon langsung bergegas keluar dari kelas menuju rumah sakit jiwa, mengabaikan teriakan menggelegar seorang guru yang yang sedang mengajar, juga mengabaikan pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulut sahabatnya. Delon mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, tidak memikirkan sumpah serapah pengendara lain. yang ada dipikirannya hanya keadaan abangnya saja, bahkan dalan pikirannya hanya terpikirkan tentang keadaan abangnya yang mungkin saja bisa meninggalkannya kapan saja. "Hiks.. hiks.. abang bangun, hiks." Delon mengeratkan pegangan pada tangan Angger. saat sudah sampai di rumah sakit, Delon diberitahu bahwa Angger kembali menyakiti dirinya, berencana bunuh diri. ketika ditangani sudah selamat, namun keadaannya kembali kritis. dan ketika para dokter kembali ke ruangan Angger, darah sudah membanjiri tangannya. ya, Angger sudah sadar dan kembali melakukan tindakan bunuh diri, kali ini berhasil, nyawa Angger tidak terselamatkan. Delon sampai ketika badan Angger sudah terbujur kaku, tangannya sudah dingin, serta wajahnya sangat pucat. Delon langsung menangis histeris, mengguncang tubuh Angger dengan brutal, memeluk dan menciumi seluruh wajah Angger. "Abang bangun! Please! abang sudah janji bakalan sembuh!" "Abang sudah janji hiks.. bakal liat gue sukses! abang hiks.. janji bakal selalu ada buat gue! gue benci sama lo, bang! lo tega ninggalin gue sendiri!" "BANGUN BANG BANGUN!! BANGUN! GUE SENDIRIAN b******k!! BANGUN!! HIKS BANGUN!!" Tubuh Delon merosot, sudah tidak mampu bertahan. ujiannya kali ini benar-benar berat, rasa sakit ketika mengingat betapa sayangnya Angger terhadap dirinya membuatnya berteriak dengan terus mengguncang tubuh Angger dengan brutal. isak tangisnya semakin kencang, mencoba memberitahu dunia bahwa dia sudah tidak sanggup berada di titik ini. mencoba mengadu pada langit bahwa hidupnya benar-benar hancur sekarang, meminta belas kasih tuhan agar mengembalikan sosok Angger dalam hidupnya, dia, benar-benar tidak sanggup. Pemakaman yang dihadiri oleh Delon dan staff rumah sakit pun selesai, mereka meninggalkan Delon sendirian dengan kesedihan yang mendalam, ya, Delon sekarang sebatang kara. "Hiks.. abang pasti sudah bahagia di sana sama Leo 'kan?" "Leo pasti hiks.. bahagia bisa.. punya ayah seperti abang!" "Gu-gue di sini cuma bisa hiks.. kirim do'a buat abang sama Leo hiks!" "Selamat ulang tahun abang!" Delon mengecup batu nisan Angger berkali-kali, mencoba menenangkan dirinya dengan seperti itu. getaran pada saku celana membuatnya menghapus air matanya dengan kasar, nama Xenon terpampang jelas pada layar handphonenya. "Hm?" "Dimana lo?" "Rumah," jawab Delon berbohong. "Sini ke apart Raksa, ada Amino juga nih." "Okey, gue mandi dulu." "Kek cewek lo, dikit-dikit mandi." "Ya." "Nitip batagor yang ada di depan komplek dong." "Okey, kalo inget." "Harus dong, traktir ya, hehe." Baru saja Delon akan memaki-maki Xenon telepon sudah terputus, s**l! gini nih sahabat no have akhlak. Perkenalkan ketiga sahabat Delon yang ada disaat Delon suka maupun duka, selalu menemani Delon disaat Delon berada di titik terendah. selalu ada disaat Delon membutuhkan mereka, mengantikan posisi Angger, meskipun tidak mungkin karena sayang Delon terhadap Angger tidak bisa diucapkan melalui kata-kata. Ketiga sahabat Delon yaitu, Xenon Xillium, Raksa Hydra dan Amino Adrenalein. *** "Katakan apa yang kau inginkan, Kara!" ucap Zirco Flourine, Daddy dari Kara dengan suara lembut yang hanya diucapkan ketika berbicara kepada putra bungsunya saja. Perkenalkan, dia Dekara Flourine, putra bungsu serta keturunan terakhir dari keluarga Flourine. selama lima belas tahun ini Kara hidup hanya sebatas tahu mansion serta luar negeri saja, tidak tahu bagaimana kehidupan di luar sana. hidupnya berada di bawah kendali Daddy dan keempat abangnya. ibunya sudah meninggal dunia saat melahirkan Kara, salah satu alasan mengapa Kara dijaga ketat oleh Daddy dan keluarga besarnya karena permintaan terakhir dari mendiang Aurumi--ibu Kara. "Lusa kau akan berumur enam belas tahun, keinginanmu akan abang penuhi." perkataan Argon membuat Kara semakin menduselkan kepalanya pada d**a bidang Argon. Argon Archy Flourine, putra sulung Zirco Flourine ini sangat tampan dan juga dingin. namun tidak jika bersama Kara dan keluarganya yang lain. "Jangan meminta sesuatu yang harganya recehan, kau tahu bukan, jika Daddy bisa mengabulkan semua keinginanmu. termasuk membeli ratusan pulau." Kara mengangguk mendengar ucapan Arsen. Arsenic Flourine, putra kedua Zirco Flourine ini benar-benar sombong. selalu membanggakan apa yang dia punya, lihat saja apa yang dia katakan kepada Kara, tadi. "Kau ingin merayakan ulang tahunmu di mansion ini atau di mansion yang ada di Eropa?" tanya Neo. "Di sini saja," balas Kara dengan mata menahan kantuk karena mendapat elusan lembut dari Argon. Neo Nilash Flourine, putra ketiga Zirco Flourine yang kerap dipanggil Neo ini sangat kejam seperti kedua abangnya. tidak memandang bulu jika menyangkut orang yang ingin mencelakakan Kara, Kara hanya akan terluka karena mereka. tidak orang lain, apalagi orang asing. "Kapal pesiar yang abang berikan sebagai hadiah saat kau berumur lima belas tahun belum kau sentuh sekalipun, memikirkan hadiah untukmu benar-benar membuat abang pusing dari tadi." ujar Gala dengan memijat pangkal hidungnya merasa bingung. Gallium Gala Flourine, putra keempat Zirco Flourine ini selalu ingin berbeda jika menyangkut adiknya. selalu memikirkan sesuatu yang berbeda dari ketiga abangnya, meskipun jatuhnya sia-sia karena Kara tidak tidak pernah menggunakannya sekalipun. Kara yang akan terpejam menyahut, "Siap-siap saja, aku akan meminta sesuatu yang tidak mudah." ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

(Bukan) Pemeran Utama

read
19.5K
bc

Tentang Cinta Kita

read
186.6K
bc

Head Over Heels

read
15.6K
bc

Byantara-Aysha Kalau Cinta Bilang Saja!

read
284.1K
bc

DENTA

read
16.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
201.2K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook