bc

What Is Love

book_age18+
3.0K
FOLLOW
28.6K
READ
playboy
CEO
boss
billionairess
bxg
like
intro-logo
Blurb

Romance 21+

Nayna tidak tahu harus berkata apa lagi, kekasihnya berselingkuh dengan seorang wanita yang tidak lain adalah sahabatnya sendiri. Belum lagi kenyataan jika sahabatnya tengah hamil anak dari kekasihnya.

Dan Machiko, lelaki yang tidak pernah menyerah untuk membuktikan cintanya kepada Nayna dan menjelaskan apa itu cinta.

"Mata dinginnya selalu membuatku ingin mencairkannya," ucap Machiko Kusuma William.

Wanita yang telah menjadi cintanya sejak kecil, kini dipertemukan kembali oleh takdir yang rupanya ingin menyatukan mereka berdua.

"Gila tuh lelaki, beraninya dia ngakuin aku sebagai kekasihnya di depan keluarga besarnya?" ucap Queenayna Dirgazia Natalia Corlyn.

Kepulangannya ke Indonesia yang membuat wanita itu bertemu dengan lelaki playboy yang selalu dikelilingi banyak wanita. Lelaki yang ternyata telah menaruh rasa sejak dirinya masih kecil.

chap-preview
Free preview
Prolog
Apa aku harus senang dengan kelulusanku? Dengan menyandang gelar Magister baruku ini atau aku harus sedih meninggalkan teman-temanku di San Diego yang telah cukup lama bersama-sama. Kota yang menjadi kenangan terindah, tumbuh dan berkembang di sini membuatku sangat nyaman hingga rasanya enggan meninggalkannya. Tapi, perjanjian yang telah aku buat bersama kedua orang tuaku rasanya tidak bisa aku ingkari. Seperti kesepakatan awal, aku harus kembali ke Indonesia, menetap di sana lagi seperti masa kecilku dulu sebelum aku memutuskan datang ke kota orang untuk menemani kakek dan nenekku di sini. "Nay, apa kamu akan kembali ke Indonesia?" tanya temanku yang berasal dari Indonesia juga, tepatnya Makasar. Namanya Maudi Rahma, dia sahabatku semasa SMA salah satu dari ke-empat sahabatku. "Entahlah, apa kamu akan menetap di sini Mau?" tanyaku balik kepadanya. "Kamu selalu saja memanggilku Mau!" gerutunya sebal. Dia memang tidak suka dipanggil Mau, makanya dia ingin dipanggil dengan Rahma. Aku tersenyum lembut, sangat suka menggoda teman akrabku yang satu ini. "Maafkan aku Sayang," kataku menggodanya. Maudi bergidik ngeri. "Nona Queenayna Dirgazia Natalia Corlyn, jangan memanggilku sayang! Itu sangat menjijikkan sekali," katanya memberengut membuatku terbahak-bahak. Ah aku sampai lupa, kalian pasti tahu kan kalau aku anak dari mommy cantik Sisil dan daddy tampan Nata di Love You Boss?? Mungkin kalian bertanya-tanya soal mengapa aku sampai ke Negara California ini. Itu karena aku sudah memipikan kuliah di sini sejak lama, dan syukurlah Amma dan Appa tinggal di California juga jadi aku punya alasan menemani mereka. Mereka ingin menghabiskan masa tua mereka di California meninggalkan segala uruzan bisnis mereka tentu saja, melimpahkannya kepada mommyku dan juga Bunda Viona. Kalian tahu pulau pribadi milik kakek buyutku sekarang sudah menjadi pulau yang menjadi incaran para investor untuk meraup keuntungan.  Appa juga sudah membuka universitas di sini, namun khusus tehnik dan peternakan saja.   "Heiiiii malah bengonggg," teriak Maudi melambaikan tangannya di depan wajahku, membuatku sadar ke alam nyata. "Apa sihhh Maudi? Aku mau pulang sekarang aja deh, takut dicariin Amma. Makanannya kamu yang bayar ya?" Aku baru teringat, ponselku masih tercharger di atas meja nakas kamarku sebelum aku beranjak keluar dari rumah untuk mengurus beberapa hal. "Apaaa? Bisa habis gajiku satu minggu," pekiknya membuatku tutup telinga. Dia bekerja di salah satu perusahaan pencetak milik keluargaku juga. "Hei kau kan digaji lebih sama Appa," kataku langsung pergi meninggalkan dia yang sedang mengumpat. Oh Maudi, kamu memang sahabatku yang paling lucu. Aku melajukan mobil mewahku menuju mansion keluarga kami. Seperti biasa, aku selalu mengucapkan salam, bersamaan dengan para pelayan mansion kami menyapa kedatanganku. "Nay pulanggggg," teriakku memasuki mansion, mencari sosok Amma dan Appa yang biasanya jam segini menunggu kepulanganku. "Hai Sayangg, Amma tadi ditelepon mommymu. Katanya kamu tidak pernah mengangkat teleponnya," jelas Amma padaku. Aku terkekeh, duduk di samping Amma dan memeluknya sangat erat. Ah, aku sangat menyayanngi ammaku. "Upss, aku selalu lupa membawa ponselku Amma," jawabku mencium pipi Amma dengan sayang. Amma berdecak kesal. "Selalu saja begitu, kau tahu mommymu selalu berkata, 'Mom jangan memonopoli Nayna dong, Sisil kan kangen juga dengan Nay'. Huh mommymu itu tidak berubah sifatnya," tutur amma membuatku tertawa. "Itukan ciri khas Mommy, Amma," kataku bergelayut manja di lengan beliau. "Cepat mandi dan makan malam," suruh Amma padaku. Aku berdiri dan menaruh hormat kepadanya. "Siap Kapten," kataku membuat Amma terkekeh geli. ***       Aku sedang bersantai bersama Amma dan Appa di ruang keluarga, seperti biasa aku merebahkan diri di paha Amma. Beliau membelai rambutku dengan sayang, itulah yang membuatku betah di sini meski jauh dari mommy dan daddyku. Getaran di ponselku membuat aku segera meraih benda segi empat itu. Mommy calling ... "Mommy?" gumamku menatap layar ponsel yang sejak tadi terus saja berkedip minta untuk segera direspon. "Angkat saja Nay," ucap Appa kuangguki. Aku menggeser tombol hijau di layar ponselku, memejamkan mata serta mempersiapkan diri sebelum mendengar suara mommyky yang bahkan melebihi speaker masjid. "Hallo Sayangg." suara Mommy terdengar sangat jelas di sini. Aku mengulum senyumku. "Hallo Mom, ada apa?" tanyaku kepada Mommy. Terdengar suara hembusan napas di sana. "Kamu betah sekali di sana, apa kamu tidak ingat pulang. Sudah bertahun-tahun kamu tinggal di sana dan sangat sulit sekali jika diminta pulang!" Berlebihan sekali mommyku ini. Padahal aku selalu pulang saat musim liburan tiba. Tentu saja aku merindukan mommy, daddy, Zio, dan keluarga besarku yang lainnya di Indonesia. "Aduh Momm, bicaranya pakai koma dong," cibirku membuat Amma dan Appa tertawa. "Kalian pasti sekongkol, Daddy, Mommmm suruh cucumu itu pulang. Pulanglah kalian," omel mommy pada kami. Sontak saja kami terkekeh mendengar kalimat frustasi yang keluar dari mulut mommy. "Anakmu yang tidak betah di rumah karena mulut mommynya yang cerewet," kata Appa terkekeh. "Hei aku perhatian dengannya bukannya cerewet," jawab Mommy membela dirinya sendiri. "Iya-iya Mommm, Mommy perhatian kokk," kataku.   "Bagus, minggu depan kamu harus pulang karena akan ada acara keluarga, ajak juga Appa dan Ammamu!" kata Mommy penuh peringatan. "Iyaa kalau ingat Mom, hahaha," kekehku sengaja memancing kekesalan mommy di sana. Bisa dipastikan, mommyku pasti akan berteriak nyaring dan melampiaskan kekesalannya pada daddy atau bahkan pada Zio, adikku. Kami tertawa saat sambungan telepon ku matikan, di sana mommy pasti sedang uring-uringan dan mengumpat tidak jelas mendengar jawabanku. Keluargaku memang sangat lucu sekali, hahahaa. "Amma Appa, apa kita akan pulang ke Indonesia?" tanyaku menoleh ke arah kakek-nenekku, Appa Reivan dan Amma Vere. "Apa kamu ingin pulang?" tanya Amma balik kepadaku. "Entahlah, mungkin Nayna akan pulang,” ucapku pada Amma. Amma mengelus puncak kepalaku, membelai lembut rambut panjang hitam legam milikku yang mampu menyita perhatian lawan jenis ketika kami berpapasan. Mahkota wanita, kebanggaan yang selalu aku rawat dengan baik agar tidak mengurangi keindahannya. "Oke, kamu akan pulang. Naik jett pribadi keluarga saja," kata Appa. Aku mendongak menatap Amma dan Appa dengan kening berkerut. "Lalu Appa dan Amma bagaimama?" tanyaku penasaran. "Sayang, di sini ada pembangunan. Kalau sudah selesai kami akan menyusulmu ke Indonesia," jelas Appa kuangguki. ** Setelah pembahasan kemaren malam, aku segera mengepak barang-barang pentingku saja dan memasukkannya ke dalam koper. Rencananya aku akan pulang hari ini untuk membuat kejutan untuk seluruh keluargaku. Mereka pasti sangat terkejut melihatku pulang secara tiba-tiba tanpa memberitahu mereka terlebih dahulu. "Kamu sudah siap?" tanya Appa padaku. Aku menoleh ke arah Appa dan mengangguk. Appa tersenyum, mengacak rambutku pelan. "Sudah semua Appa," kataku. Akhirnya, aku diantar oleh sopir keluarga kamu menuju lapangan lepas landas jett pribadi milik keluargaku. Lapangan yang memang memiliki akses lepas landas maupun landing oleh jett pribadi maupun helicopter beberpa orang yang sengaja datang ke pulau tempat kami tinggal. "Selamat menikmati perjalanan Anda, Nona Muda," kata pilot itu kepadaku kubalas senyuman. Appa mengurus penerbanganku pada malam hari agar aku sampai di Indonesia pada esok hari. Karena perjalanan cukup panjang jadi aku memutuskan untuk tidur. 25 jam perjalanan merupakan aktivitas yang membosankan. Kami melakukan sekali transit di Bandar Udara Internasional Narita. Inilah yang terkadang membuatku malas pulan-pergi dari California ke Indonesia maupun sebaliknya. Perjalanan panjang nan menguras banyak tenaga rasanya sudah membuat seluruh tubuhku berteriak meminta ampun. Sebuah goyangan pelah di tanganku membuatku mengerjapkan mata. "Nona, kita sudah sampai. Sopir hotel sudah menunggu Anda. Kata Pak Reivan, Anda di suruh ke hotel saja jika kita sampai di sini masih fajar," jelas pramugari yang tengah bertugas. Mataku menatap ke sekelilingku, melihat ke luar jendela. Astaga, aku telah sampai di Bandar Udara Husein Sastranegara, Bandung. Aku berdiri dan meregangkan otot-ototku. "Baiklah, tolong bawakan barang-barangku keluar," jawabku berjalan keluar jett menuju supir hotel yang telah ditugaskan Appa untuk menjemputku. Woaaahhhh, aku sampai di Bandung. Aku menghirup udara kota itu dengan perlahan, dinginnya cuaca di sini membuatku bergidik. Selamat datang, Bandung. Bersahabatlah denganku.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Fake Marriage

read
8.3K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.0K
bc

Hate You But Miss You

read
1.5M
bc

The Unwanted Bride

read
110.9K
bc

The Prince Meet The Princess

read
181.5K
bc

Sweetest Diandra

read
70.4K
bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
87.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook