bc

The Prince's Fiance

book_age16+
1.0K
FOLLOW
3.6K
READ
independent
royalty/noble
heir/heiress
drama
genius
royal
childhood crush
disappearance
mpreg
mxm
like
intro-logo
Blurb

[Cerita mengandung konten LGBT+]

Siapa yang akan menyangka, Fie, seorang b***k dari kalangan bawah akan 'diurus' oleh seorang putra mahkota dari kerajaan yang makmur bernama Gale Vial Demore?

Tidak ada! Hanya Sang Ratulah yang tahu siapa Fie sebenarnya dan menyetujui keputusan anaknya.

Seluruh negara gempar. Namun siapa sangka bahwa lelaki got yang diambilnya itu memiliki rupa seperti permata dengan latar belakang yang tidak pernah disangka?

chap-preview
Free preview
Bertemu Putra Mahkota
"Hosh, hosh." Pemuda dengan wajah kotor berlari tanpa henti di tengah derasnya hujan sampai untuk bernafas pun rasanya begitu sulit. Di belakangnya, terlihat beberapa pria berbadan besar memandang garang pria itu sambil terus mengejarnya dengan cepat. Masing-masing dari mereka membawa cambuk di tangannya, yang sesekali dihempaskan untuk menakuti pemuda malang yang terus berlari di depan mereka. Mata pemuda itu memandang liar saat dia akhirnya tiba di jalanan yang lebih ramai dari jalan yang dia lewati sebelumnya. Pemuda itu berpikir bahwa orang-orang akan bergerak untuk menyelamatkannya begitu dia bisa sampai ke tempat yang ramai. Tapi kenyataan ternyata malah berkata lain. Semua orang mulai menyingkir saat mereka melihat pedagang b***k itu berjalan melewati mereka sambil menghempaskan cambuknya, tanda bahwa pemuda yang tengah mereka kejar merupakan seorang b***k baru saja kabur dari genggaman mereka. tidak memiliki niat sedikitpun untuk membantu pemuda malang itu. Kaki pemuda itu mulai mengeluarkan darah akibat dia terus berlari di jalanan berbatu yang penuh lumpur. Pakaiannya yang hanya berupa terusan dari bahan karung mengayun dengan cepat, mengikuti kecepatan lari dari si pemakainya yang belum juga ingin menyerah. Sepanjang jalan tangannya terus saja bergetar dengan hebat, sementara wajahnya menyiratkan permohonan yang malah diabaikan oleh semua orang. Duak Pemuda malang itu terpental saat dia tidak sengaja menabrak kereta kuda yang berjalan ke arahnya dengan kecepatan yang lumayan kencang. Bernafas sempat terasa sulit karena benturan keras yang dia terima. Namun dengan tekadnya, pemuda itu tetap mencoba bangkit walaupun rasa sakit sudah mendera seluruh tubuhnya. Pemandangan berubah semakin kacau saat banyak orang mulai berkerumun saat tahu kereta yang menabrak pemuda itu adalah satu satu kereta dari bangsawan yang mahal. Masing-masing dari mereka mulai menunggu tontonan yang bagus, sementara pedagang b***k yang semula tertinggal akhirnya bisa menyusul pemuda itu karena insiden penabrakan tadi. Pemuda itu baru saja akan kabur sebelum sebuah tangan besar dengan kasar menariknya untuk berdiri. Kepalanya masih terasa pening, sulit sekali rasanya untuk melihat bahwa seseorang yang telah turun dari kereta yang menabraknya sambil dipayungi oleh seseorang. Si pemuda mencoba membuat wajah seperti 'tolong aku' pada siapapun yang berdiri di sana. Tubuhnya sudah terlalu lelah, rasa sakit yang mendera seluruh tubuhnya memperparah penyakitnya yang mulai kambuh karena dia terlalu memaksakan dirinya. Akan kah dia mati seperti ini? Mati kehabisan nafas setelah ditendang dadanya oleh kuda yang kebetulan melintar di depannya? Pemuda itu tertawa pahit saat dia membayangkan takdir yang sudah menunggu di depannya saat ini. Tapi baginya mati sekarang masih jauh lebih baik, daripada harus kembali dan menerima siksaan berat karena dia sudah berusaha untuk kabur hari ini. "Lepaskan orang itu." Samar-samar pemuda itu bisa mendengar suara baritone yang dingin dari arah sekitarnya. Suara yang mengandung perintah mutlak itu memerintahkan siapapun yang memegang tangan pemuda itu untuk melepaskan tubuh kecilnya. Rasa sakit karena cengkeraman yang kasar mulai memudar, saat pedagang b***k yang memegang tangannya dengan patuh mau menuruti perintah itu. Bukan hanya melepaskan, orang-orang itu juga tanpa disangka mau menyerahkan tubuh kotornya pada sesosok pria dengan wangi lavender yang menenangkan setelah orang-orang di sekitarnya mulai bicara tentang sesuatu yang tidak pemuda itu mengerti. Kepalanya yang pening hanya menyerap suara melengking panjang dari kedua telinganya. Pemuda itu benar-benar tidak memiliki tenaga sedikit pun, saat tubuhnya yang sakit perlahan merosot di dalam pelukan penyelamatnya yang baik. Antara sadar dan tidak, pemuda itu tidak menyangka sosok bersih yang kini memeluknya itu mau menyentuh dirinya yang kotor, di tengah hujan yang menerpa mereka seperti sekarang. Si pemuda tidak bisa menebak apa yang akan terjadi selanjutnya, saat tiba-tiba tubuhnya ambruk akibat rasa sakit yang semakin tidak tertahankan. **** Wangi lavender yang unik lagi-lagi menyapa penciuman pemuda itu begitu ia bangun di waktu selanjutnya. Matanya memandang aneh kamar yang saat ini dia tempati, begitu besar dan nyaman untuk dihuni walaupun terlihat asing. Seumur hidup, baru kali ini dia tidur di ranjang yang benar-benar empuk dan hangat seperti sekarang. Tanpa sadar bibirnya membentuk sebuah senyuman. Mata merahnya tanpa sengaja memandang seisi kamar dengan antusias. Suasananya terasa begitu nyaman, karena dalam posisi nyaman ini pemuda itu bisa mendengarkan nyanyian burung pengantar pagi yang menjadi favoritnya ketika dia masih hidup di tempat penampungan b***k sebelumnya. Namun walaupun perasaan pemuda itu sudah lebih tenang saat ini, dalam hati pemuda itu juga tidak berhenti untuk bertanya-tanya. Apakah ini adalah ruang orang yang sudah menolongnya? Mengapa dia memperlakukannya begitu baik? Semuanya berputar di kepala pemuda itu seperti tornado kecil yang berputar di dalam kepalanya. Bukan hanya telah menyelamatkannya dari potensi meregang nyawa, bahkan pakaiannya kini telah diganti dengan pakaian gothic remaja yang terlihat begitu indah dipandang mata. Kulitnya yang putih kontras sekali dengan bajunya yang hitam, membuatnya tampak seperti boneka yang tengah termenung menatap cermin ketika pemuda itu mencoba menatap tubuhnya sendiri. Apa dia memang memiliki wajah secantik ini? Pemuda itu berpikir. Tubuhnya yang selalu lusuh membuat tampilannya selalu tertutup kotoran dan pakaian lusuh. Melihatnya begitu bersih dan berkilau hari ini, pemuda itu tidak dapat menahan dirinya untuk mengagumi pantulannya sendiri yang berdiri di depan cermin. Ketika pemuda itu tengah sibuk melamun, dia tiba-tiba dikejutkan dengan pintu ruangan yang diketuk tiga kali, sebelum seorang pria tegap berpakaian mewah memasuki kamarnya dengan gaya heroik. Di kepala pria yang baru saja masuk ke kamar pemuda itu, tersemat mahkota megah yang menunjukan statusnya di dalam kasta masyarakat. Walaupun pemuda itu bodoh, dia selalu ingat bahwa pria dengan mahkota seperti itu merupakan pemimpin tertinggi yang bahkan lebih tinggi derajatnya dari orang yang biasa disebut 'Bos' di tempatnya berasal dulu. Refleks, pemuda itu segera bersujud dan tidak berani lagi untuk mengangkat wajahnya setelah itu. Pemuda itu tidak pernah menyangka bahwa orang yang memeluk dan menyelamatkannya kemarin adalah orang sehebat ini. Sebuah tangan besar yang hangat tiba-tiba menyentuh kepalanya saat pemuda itu tengah sibuk dengan pemikirannya sendiri, membuat pemuda itu tanpa sadar membawa kepalanya untuk mendongkak dan melihat mata biru di hadapannya dengan wajah terpukau. "Bangunlah Fie, aku tidak suka melihat tubuh sakitmu terus-menerus bersujud di lantai dingin ini." Pemuda itu, Fie menatap dengan bingung saat pria itu tiba-tiba menyebutkan nama yang asing di telinganya. Tapi sadar bahwa orang lain yang ada di kamar itu hanya lah dia, Fie segera bangun dengan cepat dan tidak berani melihat ke depan ketika dia dengan cepat paham bahwa orang itu baru saja memberinya nama baru sebagai pemilik barunya. Tapi tidak seperti Fie yang terus waspada seperti kucing yang ketakutan, pria yang sebelumnya menyentuh kepala Fie langsung merenggut melihat ketakutan yang ditunjukkan pemuda tersebut. Tangannya sekali lagi terulur untuk menarik dagu ramping pemuda itu, hanya agar Fie mau memandang lurus ke mata pria itu sendiri. "Kamu tidak mengingatku Fie?" Bagaimana bisa b***k serendah dirinya mengingat orang setinggi orang dengan mahkota ini? Lagipula, di mana pula mereka pernah bertemu saat orang penting ini hidup dalam lingkungan istana sedangkan dirinya hidup dalam genangan lumpur? Fie mencoba mengeluh karena dia tidak mengerti apa yang dimaksud pria yang berdiri di hadapannya ini. Namun wajah Pangeran ini tidak menunjukan kebohongan. Di mana sebenarnya mereka pernah bertemu sebelumnya? Pria itu berubah sedih ketika dia melihat tatapan bingung Fie yang tidak juga menjawab pertanyaannya. Diaa telah memastikannya sendiri, pemuda dihadapannya ini memang Fie yang selalu ia cari, dengan tanda lahir unik di telapak tangannya. Fie juga masih menyimpan kalung yang pernah ia berikan, walaupun letaknya begitu tersembunyi dan mulai lusuh seiring waktu. Mereka tumbuh bersama-sama, jadi rasanya sangat sakit saat pertemuan yang mereka nantikan malah berakhir sedih seperti sekarang. "Kamu benar-benar melupakanku Fie?" tanya pria itu dengan raut wajah sedih. Fie segera panik setelahnya, bersujud di lantai walaupun tubuhnya kembali sakit akibat gerakannya yang begitu panik. "Ma-maafkan ke-kelancangan hamba Yang Mu-mulia" ujar Fie begitu gagap. Tubuhnya bergetar takut, penasaran apakah dia baru saja menyinggung hati orang penting tersebut. Pria itu segera mengalah melihat ketakutan yang ditunjukan oleh Fie. Pemuda tidak dapat disalahkan, mengingat kejadian itu telah terjadi delapan tahun yang lalu dan dia tidak tahu apa saja yang sudah dilewati pemud itu untuk bertahan hidup selama ini. Pria lagi-lagi menarik Fie untuk bangun dengan hati-hati, tidak rela jika dia harus terus melihat Fie bergetar ketakutan sampai wajahnya pucat hanya karena bicara dengannya saja. "Baiklah, tidak apa-apa. Kita bisa memulainya dari awal oke? Namaku Gale Vial Demore, Putra Mahkota kerajaan Demore. Kau bisa memanggilku Gale, Fie," ujar Gale sopan. "Ta-tapi itu akan...." "Kalau begitu ini perintah, panggil aku Gale, Fie." Gale memberi sedikit penekanan dalam setiap ucapan keduanya, membuat Fie yang tadinya hendak memberi alasan segera menutup rapat mulut kecilnya. "Uhuk." Perbincangan itu langsung dihentikan saat Fie tiba-tiba memuntahkan seteguk darah. Nafasnya kembali berat, mungkin akibat perasaan takut yang begitu berlebihan tadi. Dengan panik Gale segera menggendong Fie kembali ke kasur dan segera memanggil dokter. Dia bahkan tidak peduli pada bajunya yang kotor oleh darah Fie disaat seperti ini. Mata Fie mulai buram seiring nafasnya yang semakin tidak teratur. Ia hanya dengar, beberapa orang bergerak panik disekitarnya dan melakukan sesuatu pada tubuhnya. Dalam waktu singkat, Fie lagi-lagi tertidur dengan aroma lavender yang berada di dekatnya. **** "Fie?" Fie terbangun saat mendengar panggilan lembut itu menyapa pendengarannya. Hari sudah beranjak gelap, mengingatkannya tentang waktu tidur yang baru saja ia lewati. Tubuhnya terasa lebih baik sekarang, walaupun tenggorokannya terasa sangat kering dan matanya begitu berat. Gale duduk di sebelah ranjangnya dengan khawatir, sesekali menyentuh kening Fie untuk menghitung suhu badan yang kini dimiliki pemuda tersebut. Dia segera merasa lega melihat penampilan Fie yang baik-baik saja. Dokter bilang, Fie hanya perlu banyak beristirahat dan selalu meninum obatnya tepat waktu. Jangan lupa pula, bahwa Fie harus banyak mendapatkan nutrisi baik demi pemulihan kesehatannya. "Kamu harus makan Fie. Bubur tidak apa kan?" tawar Gale lembut.Fie tidak memiliki keberanian untuk menolak, jadi dengan patuh dia mengangguk menyetujuinya. Dalam hatinya ia tetap bertanya, kenapa orang sepenting Gale sampai mau menjenguk pemuda yang berasal dari got seperti dirinya. Gale juga bilang mereka pernah bertemu sebelumnya walaupun jelas-jelas Fie tidak mengingatnya. Beberapa pelayan masuk ke kamar, dengan troli berisi makanan dan alat kompres yang diminta Pangeran. Pertama Gale mengambil s**u, dan diserahkan pada Fie dengan hati-hati. " Minum s**u ini terlebih dahulu Fie, kau akan merasa lebih baik," pinta Gale dengan lembut. Fie menurutinya, segera meneguk habis susunya dalam ketegangan. Gale tertawa ringan melihat bekas s**u yang menempel di sudut-sudut bibir cherry milik Fie karena pemuda itu mencoba menghabiskan segelas s**u di tangannya dengan terburu-buru. Gale dengan telaten mengeluarkan sapu tangannya, sebelum dia menggunakan sapu tangan itu mengelap s**u yang tumpah dengan sangat hati-hati. Belum selesai ketakutan Fie, kini Gale kembali mengambil semangkuk bubur hangat yang ia tiup agar suhunya pas, lalu disodorkan ke depan mulut Fie seperti tindakan itu merupakan hal yang biasa bagi mereka. "Yang Mulia, saya-" " Aku akan menyuapimu Fie, tidak ada bantahan." Lagi-lagi ucapannya dipotong, menyebabkan tubuh Fie kembali bergetar takut. Gale melihatnya, dan tidak bisa menahan diri untuk merasa bersalah. "Kumohon jangan takut padaku Fie. Aku ada hanya untuk menjagamu," pinta Gale memelas. Untung seluruh pelayan telah diminta keluar, sehingga tidak ada satu orangpun yang akan tercengang melihat penuturan Pangeran mereka ini. Fie pun sama, bibirnya bahkan terlalu kelu untuk menjawab barang sepatah kata. Gale kembali harus mengalah saat dia mencoba mengalihkan pembicaraan agar suasana tidak berubah semakin canggung. "Baiklah Fie, lupakan masalah itu untuk sekarang. Saat ini, aku memerintahkanmu untuk sembuh dan tidak takut kepadaku lagi, apa itu jelas?" Fie segera mengangguk cepat, menerima suapan bubur dari Gale dengan begitu lahap karena ketakutan yang menghantam seluruh tubuhnya. Gale menghangat melihat tidak ada lagi penolakan dalam tingkah Fie walau Galen dengan jelas jisa melihat bahwa Fie bersedia dia suapi karena rasa takut. Pelan-pelan, Gale bertekad dia akan merawat Fie dengan penuh kasih sayang seperti apa yang pernah ia lakukan dulu. Dia pernah melakukan kesalahan sekali, dia tidak akan melakukan kesalahan yang sama untuk kedua kalinya. To be continued

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K
bc

Kupu Kupu Kertas#sequel BraveHeart

read
44.1K
bc

RAHIM KONTRAK

read
418.2K
bc

T E A R S

read
312.6K
bc

Mrs. Rivera

read
45.3K
bc

Dependencia

read
186.3K
bc

Crazy In Love "As Told By Nino"

read
279.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook