I LOVE MY BODYGUARD

Sebelum membaca, aku sarankan untuk tap love, dan masukkan ke reading list mu untuk mendukung karyaku. Prolog Renata Aulia wanita berparas cantik, dengan usia sekitar 25 tahun. Dia merupakan artis yang terkenal di negaranya. Mempunyai masa lalu yang kelam, karena di tinggal pergi oleh ibunya semenjak usianya 10 tahun. Renata hidup dengan ayahnya, seorang pemilik usaha restoran. Sejak di khianati oleh istrinya, ayah Renata memutuskan untuk hidup menduda hingga akhir hayat. Karena dia ingin membesarkan Renata, dengan kasih sayangnya. Sejak kecil Renata di asuh oleh Surti, yang merangkap sebagai asisten rumah tangga. Saat usia Renata menginjak 15 tahun, ayahnya harus pergi meninggalkan Renata untuk selama-lamanya. Karena penyakit jantung, yang di deritanya sejak lama. Disaat ayahnya menghembuskan nafas terakhir, Renata sedang mengikuti audisi sebagai gadis sampul di majalah terkenal, pada waktu dia remaja. Sampai akhirnya dia bertemu dengan Brahma Wijaya, yang sampai kini menjadi kekasihnya. Rama yang tertarik karena kecerdasan dan kecantikan Renata, menjadikannya sebagai artis terkenal. Rama selalu ada di saat Renata sedang kesulitan. Dan pada saat ayahnya meninggal, Rama yang mengurus semua acara pemakaman dan selalu setia menemani Renata. Semenjak menjadi artis, usaha restoran ayahnya bangkrut. Dan Renata harus berjuang untuk menghidupi dirinya sendiri. Dia terus menggeluti bidang ke artisannya sampai menjadi artis terkenal. Rama selalu memberikan materi kepada Renata, namun Renata selalu menolaknya. Semua pemberian Rama dia anggap hutang, dan saat dia mendapat honor menjadi bintang utama dalam suatu peran, maka akan membayarnya. Rama semakin cinta pada Renata, yang mandiri dan tidak manja. Karena ayahnya mengajarkan Renata, untuk hidup mandiri dan bekerja keras. Suatu hari dia terbelit kasus, terbunuhnya teman lama yang merupakan seorang manajer pemasaran. Niat Renata akan membeli apartemen, untuk investasi masa depannya. Namun temannya di bunuh oleh bosnya sendiri, yang bernama Joni. Awal Kisah Renata " Ren, kamu serius mau membeli apartemen di pinggir kota?" tanya Rama yang merupakan kekasih Renata. " Iya, Sayang. Apa kau tidak suka?" tanyanya dengan suaranya yang merajuk. " Kalau kamu suka, aku pun suka. Nanti kalau cocok, kau langsung hubungi aku. Aku akan langsung mentransfer uang nya," ucap Rama di sambungan telepon seluler nya. " Oke, Sayang, terima kasih! Aku hanya cinta padamu." Rayuan Renata, yang membuat Rama semakin jatuh cinta. Renata langsung pergi meninggalkan agency, yang merupakan tempat kerjanya. Dia langsung menuju kantor properti, tempat Rico bekerja. Mobilnya sudah terparkir, di tempat yang sudah di sediakan oleh pihak pengelola gedung. Renata langsung berjalan, menuju ruangan resepsionis. " Permisi, Mbak! Apa ada pak Rico?" tanya Renata sambil tersenyum manis. " Oh, pak Rico sudah pulang dari tadi. Dia sudah pulang ke apartemennya," ucap resepsionis yang sedang bertugas. " Kok dia uda pulang aja, Mbak?" tanya Renata yang melihat jam dipergelangan tangannya, masih menunjukkan pukul empat sore. " Kurang tahu, soalnya tadi dia pulang dengan mendadak, Mbak Renata!" kata resepsionis yang memang sudah mengenal Renata, karena dia merupakan seorang publik figur. " Oh, kalau begitu aku pamit, ya!" kata Renata yang langsung berbalik dan berjalan menuju parkiran. Renata langsung menelpon Rico. " Ric, kamu dimana?" tanya Renata." Aku ke kantor, kamu gak ada," ucap Renata. " Aku lagi di apartemen, mau ada meeting," ucap Rico. " Oh, aku sudah bilang sama Rama mau beli hari ini. Apa aku bisa menemuimu?" tanya Renata." Soalnya kalau besok, aku ada acara lain," kata Renata menjelaskan. " Baiklah, sekarang kau datang ke apartemen ku," perintah Rico. " Oke," jawab Renata yang langsung mematikan sambungan telepon selulernya. Renata langsung melajukan mobilnya, menuju apartemen Rico. Dia dan Rico memang sudah berteman lama, dan Rico menjabat sebagai seorang manajer pemasaran di salah satu perusahaan properti. Kakinya sudah melangkah menuju apartemen Rico, dia langsung menekan tombol lift. Dengan gayanya yang anggun, Renata berjalan menyusuri lorong apartemen. Saat ingin mengetuk pintu apartemen, tiba-tiba dia mendengar suara tembakan. " Dor, dor ..." Terdengar jelas di telinga nya. Tiba-tiba pintu apartemen pun terbuka, terlihat sosok Rico yang ingin melarikan diri, namun sudah tertembak oleh peluru. " Dor ..." " Ah," pekik Rico." Cepat lari, Ren!" ucap Rico sambil menahan pintu apartemen nya. Dia terluka di punggung, akibat terkena tembakan. " Ric, apa yang terjadi?" tanya Renata yang melihat Rico terus menahan gagang pintu, untuk mencegah orang yang keluar dan ingin membunuhnya. " Pergi, Ren! Dan beritahu polisi kalau bosku yang bernama Joni sedang menyuap pejabat, untuk membangun apartemen di pinggir kota. " Rico langsung mendorong tubuh Renata agar segera lari. " Cepat pergi, sebelum mereka menangkap mu!" ujar Rico terjatuh dan sudah lemas tak berdaya. " Ric, maafkan aku!" lirih Renata dengan berurai air mata dan langsung pergi meninggalkan Rico. Renata langsung berlari menuju resepsionis, dia melaporkan kejadian yang menimpa temannya. Dengan segera Renata membawa resepsionis dan security, menuju apartemen Rico. Renata langsung mengetuk pintu apartemen milik Rico. " Ric, Rico ..." panggil Renata. Dia bingung kalau Rico, sudah tidak ada di depan pintu apartemennya. " Tadi temanku di sini, dia terkena luka tembak." Renata menunjukkan jarinya ke arah lantai, dan melaporkan kejadian yang tadi dialami " Maaf Nona Renata, anda jangan buat kegaduhan di apartemen kami," ucap resepsionis. " Sebentar, Mbak! Aku akan membuka kamar Rico," kata Renata. " Tok, tok, tok ..." Renata mengetuk pintu, sambil mencoba membuka handle pintu, namun terkunci dan tidak ada jawaban. " Mungkin orang nya sedang keluar, Mbak, " ucap Resepsionis. " Mbak, aku serius. Temanku sedang terluka, dia terkena tembakan di punggungnya." Suara Renata terdengar panik." Coba Pak! Kau dobrak pintu nya," perintah Renata. " Maaf Nona, saya tidak berani mendobrak kamar orang. Sebaiknya di hubungi dulu, apakah teman Nona yang bernama Rico, benar-benar berada di dalam kamar!" kata Security. " Coba kau lihat di kamera cctv, aku akan menunjukkan kejadian yang aku alami tadi," kata Renata yang langsung berjalan menuju ruang cctv. " Baiklah, kalau itu mau Nona." Security yang langsung menunjukkan arah kantor tempat melihat layar cctv. Renata begitu serius memperhatikan setiap detiknya, namun tak ada kejanggalan di layarnya. " Aku yakin, tadi temanku terluka. Daa terlihat jelas di layar cctv, kenapa rekaman nya tidak ada?" tanya Renata sambil menangis. Silakan tap love dan masukan ke reading list mu. Serta berikan komentar mu, jika suka dengan ceritaku.