bc

Kala Hujan

book_age16+
1.3K
FOLLOW
5.9K
READ
possessive
family
friends to lovers
drama
tragedy
bxg
serious
first love
friendship
lonely
like
intro-logo
Blurb

Hujan sore ini membuat Arra mengingat Arra pada suatu hal yang terjadi sekitar 7 tahun lalu. Arra memiliki teman masa kecil yang bernama Bara namun mereka sudah berpisah sejak 7 tahun lamanya. Pagi harinya adalah hari pertama OSPEK, namun hari itu juga ia datang terlambat ketika bangun kesiangan. Ada hal yang mencuri pandangannya, ia adalah Bagaskara cowok dengan penuh teka-teki yang membuatnya semakin penasaran dengan kehidupan Bagas.

Ia merasa ada hal mirip yang terjadi antara Bara dan Bagas terlebih ia melihat gantungan kunci yang sama persis dengan yang pernah ia berikan kepada Bara 7 tahun yang lalu. Siapa Bagas sebenarnya? Apakah ada kaitannya dengan Bara? Ataukah Bagas memanglah Bara yang selama ini ia cari?

chap-preview
Free preview
PERTAMA
Arra, gadis kecil imut nan lucu itu sedang bersenang-senang dengan rintikan air hujan di halaman rumahnya. Arra sangat menyukai hujan, itulah sebabnya setiap kali hujan datang ia tidak akan pernah melewatkannya sampai Ratna sebagai ibu Arra pun tidak tahu lagi bagaimana caranya agar Arra tidak selalu bermain hujan-hujanan, Ratna sangat khawatir jika Arra sakit setelah selesai bermain hujan-hujanan. Namun, hal yang membuat Ratna khawatir adalah jika Arra sakit setelah bermain hujan-hujanan itu sudah dipatahkan oleh Arra. Arra selalu membuktikan bahwa dia baik-baik saja setelah bermain hujan-hujanan bahkan ia selalu menampakkan raut yang sangat bahagia setelah ia bermain hujan-hujanan. Sesaat setelah hujan mereda, Arra kemudian langsung bergegas masuk kedalam rumah untuk mengganti pakaiannya yang sudah basah kuyup setelah bermain air hujan. “Sudah selesai sayang main hujan-hujanannya?” tanya Ratna kepada gadis kecilnya itu. “Sudah Mah, ini Arra mau ganti baju dulu.” jawab Arra yang dari kejauhan. Seperti biasa, setelah Arra berganti pakaian, Ratna selalu membuatkan teh hangat untuk Arra. Walaupun kini Ratna sudah percaya kepada Arra kalau Arra tidak sakit setelah bermain hujan-hujanan tapi Ratna sebagai ibunya tetap khawatir dengan keadaan Arra, maka dari itu setelah bermain hujan-hujanan Ratna selalu membuatkan teh hangat untuk Arra agar suhu tubuh Arra tetap stabil. Tak berselang lama terdengar suara ketukan pintu dari luar, kemudian Ratna beranjak dari sofa untuk membukakan pintu. Sontak Arra langsung terkejut ketika mendapati siapa yang mengetuk pintu rumah tadi yang membuat ia langsung berteriak, “PAPAHHHH.” Arra langsung berlari dengan spontan ke arah Papahnya dan langsung memeluk Papahnya itu. “Arra kangen banget sama Papah tau nggak, udah seminggu Papah nggak pulang, emang Papah nggak kangen apa sama Arra.” sifat manja Arra pun keluar lagi ketika Aryo yang mana ia adalah Papahnya Arra yang baru saja pulang dari tugas luar kotanya. Melihat gadis kecilnya itu, ia kemudian langsung memeluk erat balik Arra sambil mengatakan, “Ya jelas Papah kangen banget dong sama Arra, satu hari nggak ketemu Arra aja rasanya Papah udah kangen banget apalagi ini seminggu nggak ketemu.” kata Aryo saat menjelaskan perasaan kangennya kepada Arra. “Oh iya, kak Rama dimana?kok nggak kelihatan.” tanya Aryo kepada gadis kecilnya itu. “Tuh dikamar, biasa lah lagi apa kalo bukan lagi main game.” jawab Arra ke papahnya. Setelah mendengar jawaban Arra, Aryo kemudian langsung menuju kamar anak laki-lakinya itu. Namun, sesaat sebelum Aryo berjalan ke kamar Rama, Ratna langsung mencegahnya. “Eh mau kemana mas? Kalo mau ketemu Rama mandi dulu aja, soalnya pasti kamu bakalan ikut ngegame kan sama Rama, iyakan?” selidik Ratna yang sudah menduga jika suaminya itu langsung menemani Rama bermain game. Aryo yang merasa dirinya sudah bisa ditebak oleh istrinya itu sudah tidak bisa mengelak lagi. “Hehe iyaa istrikuuuu yang paling cantik.” goda Aryo kepada Ratna sambil mecolek dagu Ratna dan kemudian langsung meninggalkan Ratna untuk bergegas mandi. Arra yang sedari tadi asyik dengan tontonan kartunnya itupun tidak tahu jika Papahnya sedang berusaha menggoda Mamahnya. Ratna yang melihat Arra sedang asyik dengan tontonannya itu merasa sedikit lebih lega karena Arra tidak tahu bahwa saat ini ia sedang menahan malu dan salah tingkah setelah digoda suaminya tadi. Tidak bisa dipungkiri memang, karena menurut Ratna suaminya itu memang paling bisa kalau disuruh membuatnya senyum-senyum sendiri. *** Setelah Aryo selesai mandi, ia langsung bergegas ke kamar Rama untuk menemui anaknya itu. Setelah membuka pintu kamar Rama secara pelan-pelan, Aryo pun mendapati Rama yang sedang asyik dengan gamenya kemudian ia pun langsung menuju ketempat anaknya yang sedang bermain game dan langsung mengambil joystick satunya yang berada di sebelah anaknya itu. Rama yang saat itu terkejut karena ada orang yang tiba-tiba meraih joystick satunya itu langsung bertambah kaget setelah melihat yang ternyata mengambil joysticknya itu Papahnya. “PAPAAHH.” raut kaget Rama yang tidak jauh lebih dari Arra tadipun membuat Aryo tertawa. “Kenapasih, nggak Arra nggak kamu ketemu Papah langsung teriak.” kata Aryo kepada Rama sambil tertawa kecil. “Lah Papah kenapa ngagetin Rama, Rama kira siapa tadi, Papah udah sampai dari tadi?” tanya Rama kepada Papahnya itu. “Yah lumayan lah satu jam yang lalu. Eh kok kamu kayaknya nggak kangen sama papah sih atauuu kamu pasti seneng ya kalo Papah pergi ke luarkota biar main gamenya nggak ada yang ngalahin kamuuuu.” ledek Aryo kepada anak laki-lakinya itu. “Ih enggak lah ngapain Rama takut kalah ngegamenya sama papah, harusnya tuh Papah yang takut Rama kalahin soalnya sekarang Rama udah jago main gamenya.” balas Rama yang membalas dengan meledek Papahnya.  “Oke kalau gitu kita lomba sekarang main gamenya buat buktiin siapa yang menang.” kata Aryo sambil meledek anaknya itu. “Siapa takut.” jawab Rama secara lugas. Kemudian mereka berdua pun langsung mengambil joystick masing-masing dan langsung memulai untuk memainkan gamenya, pada saat memainkan game nya mereka berdua terlihat bersemangat untuk memainkan gamenya sampai Aryo sebagai papah dari Rama tidak mau mengalah untuk anaknya. Setelah satu jam berlangsung dan game pun selesai karena Aryo akhirnya berhasil dikalahkan oleh Rama. Rama yang merasa dirinya sudah bisa mengalahkan papahnya itu langsung bersiap meledek papahnya. “Hayoooo, sekarang siapa disini yang jago main gamenya, Rama kan?” tanya Rama sambil memasang muka meledek Papahnya. “Ih ini mah kamu lagi hoki aja, harusnya mah papah ini yang menang.” balas Aryo dengan pembelaannya. “Akuin aja sih Pah kalo Papah kalo main game hahahahah.” ucap Rama sambil tertawa terbahak-bahak. Rama yang melihat Papahnya memasang raut muka bingung kenapa Papahnya bisa kalah langsung pergi meninggalkan Papahnya dan langsung menuju ke ruang keluarga untuk menemui Adik dan Mamahnya yang sedang menonton film kartun sambil tertawa. Ratna yang terlihat bingung lantaran melihat Rama yang datang-datang langsung tertawa itu langsung bertanya,  “Kamu kenapa ketawa? Perasaan dari tadi kartunnya dari tadi nggak ada yang lucu.” tanya Ratna kepada anaknya. “Tuh Papah mah, masak Papah kalah main game nggak mau ngakuin kalo Papah kalah.” jawab Rama kepada Mamahnya yang tadi sempat bingung kenapa ia tertawa. “Haduh Papah ada-ada aja, udah ayo kita makan malam dulu, Rama sana kamu panggil Papah buat makan bareng pasti kalian juga udah laper banget kan abis main game.” kata Ratna kepada Rama untuk memanggilkan Papahnya. “Siap bos.” jawab Rama kepada Mamahnya. Selagi Rama memanggil Papahnya, Ratna dan Arra pun langsung menuju ke ruang makan untuk menunggu Rama dan Aryo.   *** Setelah menyelesaikan makan malam, mereka berempat kembali ke ruang keluarga untuk kembali menonton tv. Raut wajah Ratna terlihat bahagia karena melihat keluarganya sangat bahagia dan harmonis ditambah lagi Ayo suaminya yang baru saja pulang dari luarkota. Aryo yang sedang ikut menonoton tv tiba-tiba memecahkan pembicaraan “Mumpung Papah baru balik nih dari luarkota, gimana kalo besok kita pergi jalan-jalan?” ajak Aryo ke anak dan istrinya yang langsung dijawab lantang oleh Arra. “Arra setujuuuu.” teriak Arra ketika menjawab setuju dengan ajakan Papahnya itu. “Hm oke kalau Arra setuju berarti Mamah sama Kak Rama juga setuju kan ya?” tanya Aryo untuk memastikan setuju atau tidak dan kemudian dibalas anggukan oleh Ratna dan Rama. Malam sudah semakin larut dan Arra pun sudah ketiduran di depan tv, akhirnya semua memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing untuk tidur sedangkan Aryo menggendong Arra untuk dipindahkan ke kamar Arra.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

When The Bastard CEO Falls in Love

read
369.6K
bc

Will You Marry Me 21+ (Indonesia)

read
611.6K
bc

Married By Accident

read
223.9K
bc

LAUT DALAM 21+

read
288.6K
bc

Bermain Panas dengan Bosku

read
1.2M
bc

Sweet Sinner 21+

read
883.8K
bc

The Seed of Love : Cherry

read
111.1K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook