bc

My CEO, My Idol (Bahasa Indonesia)

book_age18+
2.5K
FOLLOW
39.8K
READ
billionaire
spy/agent
stalker
FBI
sex
family
CEO
bxg
betrayal
actor
like
intro-logo
Blurb

WARNING 21+!!!

SPIN-OFF Mr. Superstar & Miss CEO

Apa rasanya menjadi popular seketika karena memiliki wajah yang sangat mirip dengan seorang aktor? Mungkin orang lain akan bahagia tapi tidak dengan Zhean Wilson. Hidup pria tampan ini berubah karena wajahnya mirip dengan Gavin Dirga Wijaya, aktor internasional yang terkenal hampir di seluruh dunia.

Zhean menggantikan ayahnya untuk menduduki posisi CEO di perusahaan ayahnya yang berada di Singapura sebulan setelah ia menyelesaikan S-3 di Paris dan meminta ayahnya untuk memperingatkan semua karyawan agar bersikap profesional, berharap di perusahaan itu tak ada ‘fans’ yang mengejar-ngerjarnya.

Di sisi lain, Andara Vannya diminta oleh pamannya untuk mengantikan posisi pamannya sebagai sekretaris di perusahaan tempat Zhean bekerja. Ia terkejut saat melihat wajah CEO-nya itu mirip dengan aktor yang ia idolakan.

Bisakah Andara mengontrol perasaannya saat bertemu pria tampan yang begitu mirip dengan aktor idolanya itu? Dapatkah gadis itu menarik hati CEO-nya yang bersikap begitu dingin karena selama ini menjaga jarak pada siapapun terutama wanita?

Very slow update!!!

chap-preview
Free preview
Bab 1 - Aku Bukan Gavin!
“Selamat untuk gelar barunya, Mr. Wilson” Zhean meraih tangan professor yang selama ini membimbingnya dan menjabat telapak tangan itu. Ia rasa, orang itu hampir seumuran dengan ayahnya, sehingga Zhean menganggapnya sebagai ayahnya berhubung saat ini Zhean merantau dan berada jauh dari kedua orang tuanya untuk menempuh pendidikan S3 jurusan bisnis di negara yang menyuguhkan keindahan menara Eiffel ini. “Terima kasih untuk bimbingan anda, Mr. Fillion” ucap Zhean sambil tersenyum ramah. “Lalu apa yang akan kau lakukan setelah ini?” tanya Mr. Fillion sambil menatap putra dari sahabatnya, Robert Wilson. Ia juga sudah menganggap Zhean Wilson seperti anaknya sendiri. “Mungkin saya akan kembali ke Singapura secepatnya karena ayah meminta saya untuk menggantikan posisinya sebagai CEO di sana” jawab Zhean sambil menghela nafas. Ia menyadari bahwa satu tantangan telah berhasil ia selesaikan dan tantangan baru sudah menantinya di depan sana. “Itu ide yang bagus. Aku yakin kau akan menjadi CEO yang sukses dengan kemampuanmu yang luar biasa seperti itu” “Anda terlalu pintar memuji, Mr. Fillion” “Aku hanya berkata jujur. Untuk seorang yang sangat muda sepertimu dan bakat serta kharisma yang kau miliki saat ini pasti dapat membuat perusahaan ayahmu semakin berkembang pesat” Zhean hanya menampilkan senyuman tipis di wajah tampannya itu. “Entahlah. Saya masih harus membuat beberapa perjanjian dengan para karyawan yang bekerja di sana” “Ya, sepertinya hal itu benar-benar harus kau lakukan. Pikirkanlah terlebih dahulu dengan matang mengenai hal-hal yang harus disepakati dengan para karyawan tersebut dan segera sampaikan hal itu pada ayahmu” Zhean mengangguk setuju. “Aku pergi dulu. Sampaikan salamku pada ayahmu saat kau bertemu dengannya nanti” ucap Mr. Fillion sambil menepuk bahu Zhean dan meninggalkan pria tampan itu. Zhean berlalu meninggalkan ruangan di mana ia bertemu dengan Mr. Fillion. Di depan pintu, beberapa bodyguard sudah menunggunya dan mulai berjalan mengelilingi Zhean agar Zhean aman. Seiring langkahnya, Zhean meronggoh sakunya dan mengambil masker yang kemudian ia gunakan untuk menutupi setengah wajahnya. Seorang bodyguard yang berada di sebelah kanannya menyodorkan topi dan kacamata hitam untuk Zhean pakai. “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!” Seketika teriakan kencang dan menggelegar dari kerumunan wanita terdengar ketika pintu terbuka dan memberikan akses kepada Zhean untuk keluar menuju mobil yang berada tak jauh dari tempat ia berdiri. Para bodyguard langsung pasang badan, menjauhkan para wanita yang ingin mendekati tubuh Zhean. Zhean menundukkan kepala sambil mengikuti langkah salah satu bodyguard yang menuntunnya dengan cara memegang lengan kekarnya itu. Mobilnya yang tadi terlihat tidak jauh, seakan-akan menjadi sangat jauh karena berdesak-desakan dan dorongan dari kerumunan wanita yang entah bagaimana Zhean harus menyebut mereka. “AAAAA GAVINNN!!! GAVINNNN!!!” teriak para wanita itu lagi. Zhean semakin pusing. Inilah sebabnya ia tak tahu harus menyebut kerumunan wanita yang selalu mengejarnya itu dengan julukan apa. Para wanita yang selalu mengejarnya bergerombol dan sangat ramai itu selalu memanggilnya dengan nama Gavin, padahal jelas-jelas namanya adalah Zhean Wilson. Langkahnya terhenti saat pintu mobilnya dibuka oleh salah satu bodyguardnya dan mempersilahkan dirinya untuk masuk. Tanpa menoleh ke sekeliling dan menghiraukan teriakan yang masih menggelegar, Zhean segera mendudukkan dirinya di kursi penumpang. Beberapa bodyguard mengikuti dirinya di dalam mobil yang sama, sedangkan sisanya berada di mobil yang lain, tepat di depan dan di belakang mobil Zhean. Zhean mulai melepaskan masker, kacamata hitam dan topinya satu per satu dan meletakkannya ke kursi kosong yang ada di sampingnya. Nafasnya tersengal dan kedua matanya terpejam, meredam emosi yang setiap saat muncul karena hal aneh dan tak wajar yang selalu ia rasakan dalam dua tahun belakangan ini. Dulu, ia merasa hidupnya aman dan tentram. Sama seperti orang-orang pada umumnya. Meskipun ketika duduk di bangku sekolah hingga kuliah ia menjadi idola di sekolah dan kampus karena ketampanannya yang di atas rata-rata itu, namun hal itu tidak seperti apa yang sekarang ia alami. Ketika di sekolah atau kampus dulu, para wanita yang mengidolakannya banyak yang hanya menatapnya dari kejauhan saja. Tidak berani mendekati dirinya karena sikapnya yang terkenal dingin saat menghadapi kaum hawa. Hanya segelintir wanita yang bermuka teballah yang bernyali untuk mendekati dirinya. Tak jarang Zhean mempermalukan para wanita bermuka tebal itu di depan umum. Tapi hidupnya berubah seketika sejak ia menginjak umur 25 tahun. Ia ingat betul, saat pertama kali hal tak wajar ini mulai menghampiri hidupnya.   Flashback on   Kala itu, ia sedang bepergian seorang diri ke sebuah pusat perbelanjaan yang ada di kota Paris, kota yang ia tinggali hingga sekarang. Awalnya, ia hanya ingin mengusir kebosanan karena terlalu kesepian berada di apartemennya seorang diri. Ia bahkan sudah menghubungi beberapa sahabatnya untuk sekedar bertemu demi mengusir kebosanan di akhir pekan itu, tapi tak ada satupun di antara sahabatnya yang memiliki waktu luang untuk menemani dirinya. Kebanyakan dari sahabatnya itu sudah memiliki kekasih dan memilih untuk menghabiskan waktu di akhir pekan bersama pasangan mereka masing-masing. Tak seperti dirinya yang hingga saat ini tak memiliki pasangan. Seumur hidup Zhean, ia belum pernah merasakan yang namanya cinta. Bukannya tidak bisa mencintai perempuan, ia adalah lelaki normal, hanya saja ia tak mau menghabiskan waktu untuk memikirkan yang namanya wanita. Zhean adalah tipikal pria yang selalu memfokuskan diri pada karir dan pendidikannya. Itulah sebabnya, diusianya yang ke 27 tahun saat ini, ia sudah menyelesaikan S3 dan masih belum memiliki kekasih. Kembali lagi pada kisah dirinya memutuskan untuk pergi ke pusat perbelanjaan seorang diri di akhir pekan itu. Untuk pertama kali dalam hidupnya ia berpikir untuk menghabiskan waktu di tempat seperti itu. Biasanya, ia lebih memilih untuk pergi melihat mobil keluaran terbaru ataupun pergi ke toko buku untuk membeli buku yang dapat menunjang pendidikannya. Ia menggunakan kaos berwarna biru muda yang mencetak otot-otot ditubuhnya secara jelas dan juga jaket kulit berwarna hitam serta jeans hitam. Tak lupa kacamata hitam favoritnya. Baru berapa langkah ia memasuki pintu utama pada salah satu pusat perbelanjaan terbesar di kota Paris itu, beberapa pasang mata sudah menatapnya dengan liur yang hampir menetes hingga membuat dirinya jijik. Tak berapa lama, segerombolan remaja putri berjalan ke arahnya dan salah satu di antara mereka yang berbadan gemuk dengan sengaja menabrak tubuh kekar Zhean hingga membuat kacamata hitam yang Zhean pakaipun terjatuh. Zhean membungkuk, meraih kacamatanya itu. Jika saja itu bukan kacamata kesayangannya yang sangat langka di pasaran, mungkin sudah ia tinggalkan dan membiarkan orang-orang menginjak atau mengambilnya. Rahangnya mengeras dan tidak terima dengan kelakukan tidak sopan para remaja putri yang tidak pergi meninggalkannya itu dan malah mengelilinginya. Zhean menegakkan tubuh kekarnya dan menatap para remaja putri itu satu per satu terutama yang tadi sengaja menabrak tubuhnya dengan tatapan tajam. Baru saja Zhean membuka mulut untuk mengeluarkan sumpah serapahnya tapi salah satu dari remaja putri itu duluan mengatakan kalimat yang membuat teman-temannya heboh. “Tuh kan! Apa kataku! Benaran Gavin!” teriaknya histeris. “AAAAAAAAAA… GAVINNN!!!” teriak para remaja putri yang berjumlah 6 orang itu seraya memeluk tubuh kekar Zhean secara bersamaan. Zhean yang terkejut dan kebingungan itupun berusaha melepaskan pelukan para remaja putri itu satu persatu. “Apa yang kalian lakukan!!!” bentaknya. Namun tak digubris oleh para remaja putri itu. Lebih parahnya lagi, orang-orang yang penasaran dengan apa yang terjadi pada Zhean dan para remaja putri itu pun mulai datang mendekati mereka. Zhean berharap ada pertolongan karena dirinya sudah kewalahan dengan tingkah para remaja putri yang menempeli tubuhnya bagaikan lintah itu, namun saat orang-orang berdatangan, bukan pertolongan yang ia dapatkan melainkan bertambahnya orang yang ingin menyentuh tubuhnya dan meneriakkan nama ‘Gavin’. “Pergi!!! Aku bukan Gavin!!” usirnya pada orang-orang itu yang tak sama sekali mendengarkan apa yang Zhean katakan. Zhean semakin kebingungan. Berkali-kali ia berteriak pada kerumunan orang itu bahwa dirinya bukanlah orang yang bernama Gavin itu tapi tak ada satupun di antara mereka yang peduli. Nasib baik masih berpihak padanya di kala beberapa petugas keamanan yang bertugas di pusat perbelanjaan itu datang dan membubarkan aksi kerumunan orang yang semuanya adalah wanita itu. Mulai dari yang remaja hingga yang sudah bersuami. Zhean bahkan menyaksikan salah satu dari mereka ditampar oleh suaminya setelah memeluk tubuh Zhean. “AARGH!!! Sialan kalian semua!!”umpatnya keras pada orang-orang yang tadi mengerumuninya namun tak ada satupun yang merasa bersalah dan sesekali masih melirik Zhean dengan tatapan berbinar dari kejauhan yang membuat darah Zhean semakin mendidih. Zhean semakin dibuat geram dengan beberapa petugas yang menyeretnya untuk ikut ke pos keamanan untuk dimintai beberapa keterangan. Judulnya saja yang katanya dimintai keterangan, namun bagi Zhean hal itu bagaikan ceramah panjang yang membuat suhu tubuh semakin memanas dan darah semakin mendidih. “Tuan, seharusnya tuan sadar diri jika seorang aktor terkenal seperti tuan ini seharusnya tidak boleh bepergian seorang diri ke tempat-tempat umum seperti ini. Jika sangat terpaksa untuk pergi ke sini, seharusnya tuan pergi bersama bodyguard yang bisa memberikan tuan rasa aman. Masa begini saja harus kami ajari?” “Betul itu. Untung saja tadi kami datang untuk membantu dan untungnya masih tidak terlalu ramai tapi itupun membuat kita semua sangat kewalahan. Lain kali bagaimana? Tolonglah, kami butuh kerjasamanya!” Entah apa lagi yang para petugas keamanan itu katakan pada Zhean. Yang Zhean ingat, dirinya ingin sekali meninju seseorang untuk melepaskan semua emosinya. Mati-matian ia menahan diri agar tak meninju para petugas keamanan karena bisa membuat masalah semakin runyam dan nama baiknya akan tercoreng. Setelah semua ceramah berakhir, ia kembali ke apartemennya dengan lelah. Lelah hati, tubuh dan pikiran. “Hari ini benar-benar hari yang paling sial yang pernah ada!!!” teriaknya sekuat tenaga untuk mengeluarkan semua emosi yang terpendam. “Gavin. Siapa sih orang itu? Gara-gara dia, aku jadi bernasib buruk seperti tadi!” monolognya lagi. Ia menarik nafas perlahan untuk meredam segala perasaan marah dan kesalnya, berharap di hari esok ia tak mengalami hal serupa yang membuat dirinya hampir gila seperti hari ini.   Flashback off

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Living with sexy CEO

read
277.5K
bc

LAUT DALAM 21+

read
288.5K
bc

RAHIM KONTRAK

read
417.8K
bc

My One And Only

read
2.2M
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.0K
bc

A Boss DESIRE (Ganda - Gadis)

read
982.9K
bc

10 Days with my Hot Boss

read
1.5M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook