bc

You've Changed

book_age16+
1.0K
FOLLOW
8.2K
READ
scandal
others
badboy
drama
tragedy
comedy
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Adel menatap pemuda di depannya dengan tatapan tidak percaya. Pemuda ini adalah orang lain bukan Dira yang selama ini dia kenal. Bagaimana bisa seseorang berubah sangat drastis hanya dalam waktu dua tahun?

"Kenapa kamu bisa berubah drastis jadi seperti ini?" tanya Adel.

Dira tak langsung menjawab pertanyaan Adel itu, untuk beberapa saat dia menatap gadis itu dengan sudut matanya tajam dan dingin.

"Tanya kan hal itu pada dirimu sendiri!" jawab Dira dengan angkuh.

Adelia Zahra adalah seorang gadis culun dan gemuk yang sering jadi sasaran bullying semasa SMP yang kini berubah menjadi cewek paling cantik di SMA.

Adira Prasaja adalah seorang cowok populer, baik hati dan tampan semasa SMP yang kini berubah menjadi cowok paling berandal di SMA.

Setelah dua tahun berpisah Adel dan Dira bertemu kembali dan sama-sama terkejut dengan perubahan drastis mereka. Apa sebenarnya yang terjadi? Bagaimana mereka bisa berubah? Akankah hubungan mereka kembali jadi seperti dulu?

chap-preview
Free preview
Awal Yang Baru
Adel mematut dirinya di cermin, menatap bayangan gadis cantik berseragam putih biru dengan rambut sepinggang yang tersenyum padanya. “Mirror, mirror on the wall, siapakah gadis paling cantik di kota ini?” Tentu saja tak ada jawaban apa pun dari cermin biasa itu, sehingga sifat narsis Adel harus menjawab pertanyaannya sendiri. “Kamu Adel! Kamu! Hohoho...” Setelah tertawa menyerupai nenek sihir, Adel menghadapkan badannya ke samping dan memandangi perutnya yang datar. Adel mencubit sedikit lemak diperutnya sambil mengerutkan kening. “Oh sial, lemak!” keluh Adel. Tiba-tiba terdengar suara berdebum keras yang membuat Adel terperanjat. Adel menoleh ke arah pintu di mana ibunya berdiri dengan buku-buku yang berserakan di bawah kakinya. Wanita paruh baya itu tersenyum canggung pada Adel lalu berjongkok untuk memunguti buku-buku di lantai. Adel menghampiri ibunya dan membantunya memunguti buku-buku tersebut. “Ibu kenapa?” tanya Adel. “Hanya terpeleset,” jawab wanita itu dengan senyuman yang masih menyisakan kecantikan yang telah diturunkan pada Adel. “Adel... kamu tahu kan ibu sayang padamu?” Adel tertegun mendengar ucapan ibunya itu, hampir saja dia menjatuhkan sebuah buku dari tangannya. “Biarpun kamu gemuk atau pun kurus, Ibu tetap akan menyayangimu.” Adel mengeluh dalam hatinya. Tidak lagi! Dia telah membuat ibunya khawatir lagi. “Iya, Bu. Adel tahu,” gumamnya lirih. *** Adel menyusuri gang-gang tikus menuju Halte Trans Jakarta terdekat dari rumahnya. Jakarta adalah kota yang luar biasa padatnya. Dua kali lipat ramainya dibanding kota asalnya dulu. Demi menghemat ongkos, Adel dan ibunya hanya bisa menyewa sebuah kamar kos kecil di pinggir kota. Harga sewa tanah di ibu kota negara ini benar-benar menguras keuangan mereka. Meskipun begitu, Adel merasa senang bisa meninggalkan kotanya dan hijarah ke sini. Ya, kota baru, sekolah baru dan suasana baru. Adel sangat berharap dia bisa memulai kehidupan dan sejarah baru di kota ini. Adel melihat beberapa anak SMA yang searah dengannya berbisik-bisik dengan volume yang dapat ditangkap telinganya. “Siapa tuh cewek? Cantik banget.” Seulas senyuman tersungging di bibirnya mendengar pujian anak-anak SMA itu. Dengan sengaja dia melenggak-lenggokan jalannya sambil mengibaskan rambutnya. Gerombolan remaja SMA itu semakin memujinya. “Gile, rambutnya bagus banget, kulitnya juga putih, badannya tinggi dan langsing, seperti model.” Senyuman di wajah Adel bertambah lebar sehingga lesung pipitnya bertambah dalam. Ayo puji lagi! Pujilah terus! Adel menjerit dalam hati. Terlalu bahagia dengan pujian membuat Adel tidak memerhatikan jalan di depannya sehingga kakinya terantuk batu dan membuatnya terjungkal ke depan. Adel berdiri dengan kaget lalu memandang gerombolan itu yang kini menutup mulut mereka sambil menahan tawa. Adel bangkit lalu melanjutkan perjalanan dengan rasa malu yang amat sangat. Tiba-tiba dari arah berlawanan muncul seorang anak laki-laki yang berlari kencang dengan ketakutan. “Nusantara! Ada Nusantara! Laarii!” teriak anak itu. Segerombolan anak SMA di belakangnya langsung tunggang langgang. Adel hanya bergeming melihat massa yang mulai berlarian. Apa gerangan yang terjadi? Belum sempat berpikir, Adel melihat seorang pemuda jatuh di depannya dengan bermandikan darah segar dari hidung dan mulutnya. Adel menjerit tanpa suara. Adel baru menyadari apa yang terjadi, saat muncul beberapa siswa yang baku hantam di depannya dengan brutal. Kaki Adel melemas, tubuhnya tak bisa bergerak melihat peristiwa mengerikan itu. Seorang pemuda berseragam putih biru muncul di tengah kerumunan. Gerakannya lincah dan gesit. Dia menghalau semua pukulan yang terarah padanya dengan mudah dan memberikan balasan yang tampaknya lebih menyakitkan sehingga membuat beberapa orang terpental. Adel terpana menatap wajah pemuda itu. Rambut pemuda itu berwarna pirang dengan tiga tindikan terdapat di telinga kirinnya. Namun, ada sesuatu yang lain yang membuat Adel serasa mengenali pemuda itu yaitu alisnya yang lebat dan hampir menyatu. Tepat setelah menghajar salah satu anak yang menyerangnya, pemuda itu menatap Adel sehingga tatapan mereka bertemu. Tanpa sadar meluncur satu kata dari mulut Adel. “Dira?” Mata pemuda itu tampak melebar, dia menatap Adel dengan terkesima. “Kita saling kenal?” tanya pemuda itu. Adel terkesiap, pemuda itu ternyata tidak mengenalinya. Salah seorang pemuda gundul dengan seragam “SMA Persada” menyerbu ke arah Adel. Adel terkejut dan tak sempat melindungi diri. Si rambut pirang dengan sigap memberikan tendangan pada kepala gundul itu hingga KO. Tanpa diduga, si pirang menarik lengan Adel dan mengajaknya berlari. Seorang pemuda dengan seragam “SMA Nusantara” berteriak kepadanya. “Adi! Mau ke mana?” “Sorry, Bro! Gue amankan dia sebentar, nanti gue balik lagi!” teriak si pirang. Adel tertegun. Ternyata namanya Adi bukan Dira. Si pirang menggeret Adel berlari menjauhi medan pertempuran. Mereka lalu bersembunyi sebuah gang sambil menstabilkan napas. “Lo... anak mana? Gue belum pernah... lihat lo,” kata si pirang bernama Adi dengan napas tersengal. Adel mengusap peluh di pelipisnya sambil megap-megap. Dia susah menjawab karena kehabisan napas. “Aku.... baru pindah... dari... Surabaya.” Si pirang terbatuk dua kali lalu menepuk dadanya setelah itu dia bicara dengan lebih lancar. “Lain kali jangan lewat jalan itu lagi, kecuali lari lo cepat.” Adel menganggukan kepalanya mengerti. “Sudah ya, gue harus balik.” Tanpa babibu si pirang melesat kembali ke area pertempuran, namun dia berhenti saat Adel memanggilnya. “Tunggu, Adi. Kalau mau ke SMA Dharma lewat mana?” teriak Adel. Si pirang menaikan alisnya, menatap Adel dengan senyuman separuh yang ternyata sangat menawan. “Lurus saja, lalu belok kiri ada halte di situ. Sampai nanti.” Pemuda itu memacu langkahnya lebih cepat lalu menghilang. Adel menghela napas, lalu meneruskan perjalanan menuju sekolah dengan lebih waspada. Ibunya memang pernah berkata Adel harus berhati-hati pada tawuran. Namun, Adel tak menyangka hari pertamanya di Jakarta akan langsung disambut dengan tawuran. Adel sangat bersyukur karena bisa lolos dari kejadian mengerikan tadi. Adel merenung sejenak mengingat kembali wajah si pirang yang telah menyelamatkannya. Dia sangat mirip dengan seseorang yang telah menghidupkan kembali kenangan pahit dalam ingatan Adel. “Bodoh! Dia nggak mungkin ada di sini! Untuk apa kamu mengingat dia!” Adel memaki dirinya sendiri. Dia berusaha menepis bayangan pemuda itu dalam ingatannya. Dia pindah ke Jakarta adalah untuk memulai awal yang baru. Dia harus menghapus segala hal tentang masa lalunya mulai detik ini. Sambil menahan air mata, Adel melangkah gontai menuju halte untuk menunggu bus yang akan mengantarnya menuju SMA Dharma. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.0K
bc

Om Bule Suamiku

read
8.8M
bc

Satu Jam Saja

read
593.1K
bc

GADIS PELAYAN TUAN MUDA

read
463.6K
bc

Hate You But Miss You

read
1.5M
bc

Pengantin Pengganti

read
1.4M
bc

Nikah Kontrak dengan Cinta Pertama (Indonesia)

read
452.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook