bc

THE KING OF THE WORLD (The Play Hide Bound #Book 1) - IDN

book_age18+
11.5K
FOLLOW
137.0K
READ
adventure
revenge
dark
possessive
dominant
CEO
sweet
mxb
city
enimies to lovers
like
intro-logo
Blurb

#Novel D'orion series 3

Completed√ Warning! 21+ Mengandung adegan dewasa.

Bagaimana jadinya jika anak seorang jalang yang sudah kamu anggap mati, tiba-tiba kembali dan memporak-porandakan kekuasaanmu?

Peter Scott D'orion, putera seorang Maxime D'orion, The king's of London yang sudah dikenal di seluruh penjuru dunia yang ber identitas kan THE KING'S OF THE WORLD, Menyamar sebagai pria biasa dan memulai hidupnya di negara asing. Yakni, kota Paris.

Siapa sangka, di kota itu. Peter bertemu dan terkait konflik dengan orang-orang yang berkaitan dengan masa lalu ibunya. Hingga permusuhan, adu kekuatan dan pertumpahan darah pun tak dapat terelakkan.

Peter harus bermusuhan dengan Alexander, The King Of Paris yang ternyata adalah Ayah kandungnya sendiri.

Percintaan pun ikut andil di dalam petualangannya. Seorang gadis pengantar s**u bernama Jasmine yang berhasil mencuri hatinya, ternyata juga berkaitan dengan masa lalu orang tuanya sehingga hubungan mereka ditentang.

Bagaimana kisah petualangan Peter selanjutnya? Dan bagaimana dengan kisah cintanya yang penuh kemisteriusan?

Let's Play The Game Begind...

chap-preview
Free preview
Prolog
Prolog Seorang pria tampan, berumur sekitar 22 tahun, yang terkesan misterius dengan wajah datarnya, sedang mengayuh sepeda gunungnya yang berwarna silver. Butiran keringat mengalir dari pelipis sampai ke rahangnya. Tapi, pria itu sama sekali tak terlihat kelelahan. Dia tetap mengayuh sepeda dengan santainya. Tiba-tiba, pria itu berhenti di pinggir jalan. Dia melirik sekilas ke arah jam tangan yang selalu menghiasi pergelangan tangannya. Senyuman tipisnya terbit, begitu melihat sudah waktunya dia pulang. "Mommy akan marah, jika dalam waktu 2 menit lagi aku tidak sampai di rumah," lirihnya kemudian kembali mengayuh sepedanya, hingga tak lama dia pun sampai di tempat tujuannya. Sebuah mansion mewah, menjadi pelabuhannya. Tempat dia di besarkan dan selalu ramai oleh pelayannya yang entah berapa banyak. “Mom?” Wanita yang sudah biasa dipanggilnya ibu selama 22 tahun itu pun menoleh padanya. Wajah cantik, juga senyumnya yang selalu memukau, akan membuat semua orang terpesona pada pandangan pertama. Meski umurnya yang sudah tak lagi muda, aura memesonanya, masih terlihat jelas di wajah cantik itu. "Mengelilingi kota lagi, sepagi ini?" tanyanya sambil menuangkan segelas s**u cokelat panas yang selalu menjadi minuman favorit putra semata wayangnya itu. Pria itu, hanya tersenyum tipis sambil meminum cokelatnya. dan si ibu pun hanya menghela napasnya pelan. Kebiasaannya pergi pagi-pagi buta dengan sepedanya sudah rutin dilakukannya sejak umur 15 tahun. Tak lama, seorang pria dengan setelan jas hitam di tubuh tegapnya yang sudah hampir genap 46 tahun itu, turut duduk di meja makan setelah mengecup lembut kening wanita yang sudah menemaninya selama ini. "Lihat putramu, Maxime. Dia sudah dewasa. Ajaklah dia untuk ke kantor. Aku sudah bosan melihatnya menatapi peta dunia itu setiap hari," ucap Rose sambil menyiapkan sarapannya. "Memangnya kenapa, My Rose? dia sudah melakukan semuanya dengan sangat baik.” Panggilan sayang Max kepada Rose, sering membuat orang-orang yang melihat mereka merasa iri. Termasuk Peter yang tersenyum tipis saat mendengar panggilan sayang itu selalu bergema di pendengarannya selama 22 tahun terakhir.  “Kau bilang apa Max? Melakukan semuanya dengan baik? Setiap hari, dia hanya main-main dengan ponsel dan petanya itu, kapan dia akan bekerja dan belajar menghasilkan uang sendiri?” sungut Rose. Uhuk! Uhuk! Sudah menjadi kebiasaan Edlise yang akan tersedak sesuatu jika terjadi pembicaraan yang tidak seperti adanya di keluarga itu. "Edlise, ada apa? Kau selalu tersedak tanpa alasan. Apa ada yang salah dengan perkataanku? Peter sudah dewasa. Dia harus bekerja. Ada dirimu  dan Maxi untuk mengajarinya bekerja!" ucap Rose sambil menatap Peter yang hanya diam sambil mengaduk cokelatnya. Rose terkadang kesal juga, karena sikap Peter yang cenderung dingin dan tertutup. Putra semata wayangnya itu, sangat jarang berekspresi sampai-sampai ia gemas sendiri. Sedangkan Edlise hanya bisa menggeleng kuat. Nonanya tidak tahu, sebenarnya apa yang sudah Peter lakukan. “Nona, itu tid--" "Aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian!" ucapan Edlise terpotong saat suara dingin Peter menggema di ruangan itu. "Katakan, Son," jawab Maxi sambil menatap Peter tajam. "Aku ingin berpetualang ke suatu negara dan aku harap kalian mengizinkanku." Rose menatapnya shock, begitu pun dengan Max dan Edlise. Maxime berpikir, kira-kira apa yang sedang di rencanakan oleh putranya itu. "Hiks!" Semua yang berada di meja makan, menoleh ke asal isakan tersebut. Di sana, Rose sudah menangis terisak sambil menutupi wajahnya. Rose memang mudah sekali menangis jika tersentuh perasaannya. Sehingga, terkadang membuat Max dan Peter kalang kabut untuk menenangkannya. Max menatap Peter, dan Peter pun mengangguk mengerti. Ini adalah tugasnya untuk menenangkan ibunya. Perkataannya tadi, ternyata sudah melukai perasaan wanita yang sangat disayanginya itu. "Jangan menangis, Mom. Aku hanya akan pergi sebentar. Aku akan sering pulang,” ucap Peter menenangkan ibunya sambil memeluknya sayang. Peter mengakui, jika ibunya sering kesal karena sikap cueknya. Peter juga tahu, jika ibunya selalu ingin memperlakukannya seperti bocah kecil. "Kenapa kau sangat tersinggung dengan ucapan ibumu yang sudah tua ini, Nak? Aku hanya ingin melihatmu bekerja. Bukan menyuruhmu meninggalkanku," ucap Rose sambil tergugu. Sedetik pun, Rose tidak mau jauh dari putranya, meskipun Peter selalu tertutup darinya. "Tentu tidak, Mom. Aku ingin berpetualang dengan duniaku sendiri. Aku sangat menyayangimu, bagaimana mungkin aku akan meninggalkanmu. Aku hanya sebentar. Percayalah aku akan baik-baik saja ..." Peter mengusap air mata ibunya dengan lembut, kemudian memeluk ibunya dengan erat. Baginya, kedua orang tuanya adalah segala-galanya. "Baiklah. Tapi, semuanya tergantung Daddy mu saja," lirih Rose menyerah. meskipun dia tidak rela Peter pergi, tapi dia tidak bisa mengekang keinginan putranya untuk belajar mandiri. Max hanya menatap Peter dalam. Begitu banyak pertanyaan yang sedang berputar di otaknya. Untuk apa Peter pergi, sedangkan anak itu sudah memiliki kekayaan lebih banyak darinya? Bahkan sistem keamanan yang Peter buat, sudah menjamur di seluruh dunia, tentunya dengan harga fantastis untuk mendapatkannya. Sangat mencurigakan!  pikir Max "Kurasa Daddy mengizinkannya. Dan aku akan berangkat malam ini juga," ucap Peter sambil melepaskan pelukan Rose pada tubuhnya. "Berjanjilah kau akan baik-baik saja, Mom. Kau yang memegang kendali atasku." Perkataan Peter, membuat Rose hanya mengernyit bingung. Tidak mengerti, apa maksud Peter. Kendali? Kendali apa? Dia ‘kan hanya putraku yang pendiam, tertutup Dan tanpa ekspresi? pikir Rose "Setelah sarapan, ke ruangan kerjaku, Son. Kau juga Edlise," lirih Max Kemudian. Acara sarapan itu pun dimulai dengan tenang. Hanya satu yang kurang di sana. Ya, Madam Alice. Wanita yang sudah menjadi grandma itu sedang pergi ke sebuah panti jompo yang selalu menjadi kunjungan rutinnya setiap bulan. **** Max duduk sebuah sofa di ruangan kerjanya. Berdekatan dengan Peter juga Edlise di hadapannya. Rencana untuk pergi ke kantor, mendadak Max batalkan. Ada sesuatu yang harus dia selesaikan, dan itu adalah tentang keinginan putranya yang masih belum dia ketahui tujuannya. “Apa yang kau rencanakan, Son?" tanya Max sambil melepas kancing pergelangan kemejanya. Edlise sontak menegakkan kepalanya. Dia juga sangat penasaran. Kira-kira apa yang tuan mudanya itu rencanakan sebenarnya.Peter selalu bisa menyembunyikan semuanya dengan sangat rapat.  "Seperti yang kukatakan tadi. Aku ingin berpetualang. Aku ingin sesuatu yang menarik," jawab Peter sambil membolak-balikkan ponsel di tangannya. “Sesuatu yang menarik? Maksudmu?" Max mengernyit bingung. Apakah putranya sudah bermain dengan wanita? Tentu hal itu bukan masalah. Putranya sudah dewasa. Tetapi kenapa harus di luar London? Itulah yang menjadi kecurigaan Max. "Jika sudah saatnya, Daddy akan tahu. Well, untuk pemikiran Daddy yang satunya. Aku juga tidak menyangkal! Aku sudah dewasa, bukan?" Peter terkekeh pelan. Sedangkan Edlise hanya melongo. Sifat keduanya yang bisa membaca isi pikiran orang lain membuat Edlise hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan. Kesal karena dirinya tak bisa. Dirinya kurang peka. "Baiklah jika itu maumu. Daddy tidak akan menghalangimu. Tapi, kau akan tetap berada dalam pengawasanku," ucap Max dan Peter hanya mengangguk lalu menyeringai misterius. “Coba saja, jika Daddy bisa! “ lirihnya dalam hati, kemudian keluar dari ruangan itu. "Tuan, apa yang sebenarnya Tuan muda rencanakan? Jika soal uang dan kekuasaan, Tuan Peter sudah hampir memiliki sebagian dari negara di dunia ini,” ucap Edlise sambil melihat peta wilayah yang Peter kuasai bahkan tanpa sepengetahuan Max, dulunya. "Entahlah Edlise. Terlalu banyak teka-teki yang anak itu sembunyikan dari ku. Hanya saja, aku selalu berharap dia baik-baik saja. Dan aku akan segera mengetahui apa yang sebenarnya dia rencanakan," ucap Max dan Edlise mengangguk pelan. Malam itu juga, Peter pergi dengan jet pribadinya dengan di iringi tangisan Rose yang tak berhenti. Max sampai kewalahan untuk menenangkan istrinya. Baru memeluk Peter selama setengah jam sebelum pesawatnya lepas landas, tangisan Rose sedikit mereda. **** Peter menjejakkan kakinya pertama kali di negara itu. THE CITY OF LIGHTS menjadi julukannya. Peter tersenyum tipis. Dia sudah sampai di kota Paris yang menjadi tujuannya. Pandangannya berubah tajam. Sorot matanya, seakan memberi tahu jika dirinyalah yang akan menjadi penguasa kota itu selanjutnya. "PETER, WELCOME IN YOUR WORLD, PARIS ... " lirihnya kemudian melangkah memasuki kota pemilik menara eiffel yang akan menjadi kota petualangannya selanjutnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.2K
bc

LEO'S EX-SECRETARY

read
121.1K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K
bc

BILLION BUCKS SEASON 2 (COMPLETE)

read
334.5K
bc

HOT AND DANGEROUS BILLIONAIRE

read
570.0K
bc

KILLING ME PERFECTLY ( INDONESIA )

read
89.2K
bc

T E A R S

read
312.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook