bc

Mutiara Hitam

book_age18+
1.5K
FOLLOW
13.0K
READ
billionaire
dark
possessive
sex
badboy
drama
bxg
suger daddy
city
affair
like
intro-logo
Blurb

Judul Mutiara Hitam diambil dari gambaran sosok gadis cerdas penuh ambisi bernama Kirana Shelia..

Kirana memiliki ambisi yang kuat untuk menjadi orang kaya, gadis itu menggunakan segala cara untuk mengejar mimpi tersebut. Termasuk dengan cara merebut hati adik angkat ibunya! Yaitu Redy!

Ambisi Kirana dimulai sejak keluarganya terlilit hutang pada beberapa rentenir, dia sangat bosan hidup dalam keadaan miskin. Di usia menginjak dua puluh tahun dia pergi ke luar negeri karena ingin mendapatkan pekerjaan. Redy Harsono memiliki sebuah perusahaan keramik di luar negeri. Pria itu memberikan Kirana pekerjaan di bagian pemasaran dalam perusahaannya.

Redy..

Pria berusia tiga puluh sembilan tahun tersebut sudah menduda selama lima tahun karena istrinya memilih pria yang lebih muda.

Sementara itu, Redy memiliki dendam pada kakak angkatnya Amanda, ibu dari Kirana Sheila. Wanita itu dulunya selalu menghinanya ketika masih tinggal di desa. Lalu membuatnya terusir dari rumah ibu asuhnya. Karena itu Redy memilih untuk pergi merantau. Dan kini adalah waktunya untuk membalaskan dendam kesumatnya.

Kisah ini merupakan kisah dengan akhir tak terduga!! Bisa sedih, bisa bahagia.

Coretan dari author, untuk Readers tercinta.

Saya menyebut gambaran Kirana sebagai Mutiara karena gadis itu memiliki sebuah ketulusan, dan pengorbanan untuk seseorang yang sudah membantunya ketika ia berpijak di awal karirnya. Ketulusan dari hati Kirana bagaikan sebuah Mutiara. Sementara gambaran Hitam, dari dua kata Mutiara Hitam. Hitam di sini adalah ambisi besar yang meliputi ketulusan itu sendiri. Jadi ketulusan yang terlingkupi dalam sebuah ambisi, beberapa hal yang seharusnya membuat Kirana berkilau dalam warna mutiara terliputi oleh ambisi yang dimilikinya. Merubah warna putih menjadi hitam gelap, namun tidak menutupi kilaunya. Mutiara akan tetap menjadi mutiara, hitam hanyalah perbedaan warna!

Terbit 23 November 2020

chap-preview
Free preview
1. Om Ganteng
Tepat di hari ulang tahun Amanda ke tujuh belas tahun, kedua orangtuanya memberikan kejutan padanya. Akan tetapi yang mereka berikan bukan sebuah hadiah atau sesuatu yang ia sukai. Karena menginginkan anak laki-laki, kedua orangtuanya membawa seorang anak laki-laki dari panti asuhan untuk diadopsi menjadi saudara Amanda. Amanda berhasil menyingkirkan Redy Harsono dari kediaman keluarganya. Sejak ibunya membawa anak laki-laki itu pulang ke rumah, Amanda merasa kalau kedua orangtuanya lebih memperhatikan Redy ketimbang dirinya. Amanda sangat membenci Redy. Setelah di tendang keluar dari kediaman keluarga angkatnya oleh Amanda, beberapa tahun lamanya Redy Harsono merantau ke luar negeri untuk mencari nafkah. Sementara Amanda menikah dengan Boby Suharso, seorang pria pemilik sebuah percetakan di surabaya. Amanda hamil dan dikaruniai seorang putri. Amanda memberikan nama Kirana Sheila. Kirana Sheila tumbuh menjadi gadis cantik jelita. Saat Kirana menginjak di bangku SMP, Redy Harsono kembali datang dengan kesuksesannya. Pria itu ingin menunjukkan pada Amanda kalau dia bisa sukses tanpa uluran tangan dari kakak angkatnya tersebut. "Halo?" Sapa Redy pada seorang gadis berseragam SMP, ketika baru sampai di kediaman Amanda. Kirana Sheila nampak terkejut melihat pria ganteng berkulit bersih menyapa dirinya. "Pa, Ma, ada tamu." Teriaknya sambil berlalu masuk ke dalam. Hari ini Kirana baru pulang sekolah. Redy masuk ke dalam rumah, pria itu menatap sekitar. Suasana rumah tersebut masih sama seperti saat ia angkat kaki dari kediaman tersebut. Tak lama kemudian muncul Amanda dari ambang pintu ruang tengah, wanita itu tampak terkejut melihat sosok Redy. "Maaf Anda siapa?" Amanda sudah lupa dengan Redy. Wajah Redy sudah berubah drastis sejak pria itu pergi dari kediamannya. "Ini aku kak, Redy!" Redy sengaja menunjukkan keramahan dengan Amanda demi menutupi kekesalan dan sakit hatinya di masa lalu. "Ini siapa?" Tanya Redy pada kakaknya saat melihat Kirana meletakkan secangkir kopi untuknya di atas meja. "Ini putriku, Kirana." Amanda terlihat iri karena kesuksesan Redy, sementara dirinya hidup dengan kondisi yang sama selama bertahun-tahun. "Kedatanganku ke sini untuk mengundang kakak di acara pernikahanku dengan Niken di luar negeri. Kakak tidak perlu cemas dengan biaya pulang-pergi, aku akan menanggung semuanya. Anggap saja seperti liburan." Ucap pria itu pada Amanda. Amanda sudah tergiur dengan kemewahan yang ditunjukkan oleh adiknya tanpa pikir panjang wanita itu menerima semuanya. Padahal Boby sudah melarang Amanda untuk menerima undangan itu, Boby tahu bagaimana tabiat istrinya yang matre dan mengukur segalanya dengan uang. Mereka juga terlilit hutang karena perilaku Amanda yang boros dan gila dengan semua kemewahan. Tanpa ragu sama sekali Amanda meminta Redy untuk melunasi hutangnya tersebut ketika pria itu masih tinggal di kediamannya selama beberapa hari. Boby sangat malu sekali karena perbuatan Amanda. "Aku janji akan menggantinya Dik." Ucap Boby pada Redy saat Redy hendak kembali ke luar negeri. Boby mengantarkan Redy ke bandara. "Kakak nggak perlu cemas, aku ini adik Kak Boby dan Kak Amanda." Sahutnya sambil tersenyum. "Maafkan kelakuan istriku juga." Ucap Boby sambil menunduk, Boby tahu Amanda juga meminta uang dengan jumlah yang tidak sedikit pada Redy. Amanda menggunakan uang itu untuk membeli banyak perhiasan. "Tidak masalah Kak. aku bukan orang lain. Kalau Kak Boby butuh sesuatu, bilang saja pada Redy. Aku pasti bantu." Boby menganggukkan kepala, mereka berpisah di bandara. Tiga bulan berikutnya.. Amanda bersedia hadir di pesta pernikahan Redy. Beruntung Redy tetap menahan luka dalam hatinya. Pria itu tidak berniat melakukan tindakan kejam untuk mempermalukan Amanda di depan umum ketika pesta akan dilangsungkan nanti. "Wah Ma, rumahnya bagus banget ya?" Ucap Kirana ketika mereka tiba di kediaman Redy. "Kamu nanti juga harus sukses seperti Om kamu! Buat Mama bangga!" Ujar Amanda pada Kirana. Rumah tersebut adalah rumah pertama yang dibeli Redy. Pria itu memiliki beberapa rumah di kota tersebut. Redy hanya mengukir senyum mendengar percakapan ibu dan anak tersebut. "Kalau Mbak suka, Mbak sama Kirana bisa tinggal di sini." Ucap Redy pada mereka berdua. "Ma, Kirana mau tinggal di sini sama Om Redy!" Seru gadis itu pada ibunya. "Kamu kan masih SMP, tunggu sampai lulus SMA dulu." Seru Amanda pada Kirana. "Iya, nggak papa, kalau sudah lulus nanti Kirana bisa masuk ke perusahaan Om." Sahut Redy dengan wajah cerah. "Kamu yakin? Anakku kan nggak punya pengalaman sama sekali Red." Sahut Amanda pada Redy. Mereka bertiga sedang berjalan menuju ke kamar tamu. "Nggak papa Mbak, aku punya banyak pegawai. Mereka yang akan mengajari Kirana nanti." Ucap Redy dengan tenang. Boby hanya terdiam mendengar celotehan istrinya yang sudah menggila melihat rumah megah milik Redy. Bahkan tanpa ragu menyodorkan Kirana pada adik angkatnya untuk bekerja di sana. Pikir Amanda Redy sudah melupakan kejadian pahit di masa lalu mereka. Tak ada yang tahu kalau Redy juga punya rencana sendiri sebagai balasan perlakuan Amanda di masa lalu. "Kalian istirahatlah, tiga hari lagi acara sangat padat dan penuh. Kakak juga pasti lelah karena habis perjalanan jauh." Ucap Redy pada Amanda dan Boby. "Kiran?" Redy memanggil gadis itu saat hendak ikut masuk ke dalam kamar ibu dan ayahnya. "Kamar Kiran bukan di sini." Ucap pria itu sambil tersenyum lembut. Kirana terpaku menatap senyumnya, ada rasa kagum terbersit di dalam hati Kirana. Tapi gadis itu hanya menatapnya tanpa bisa mengatakan rasa kagumnya tersebut. Kirana mengikuti Redy naik ke lantai atas. "Kita ke mana Om?" Tanyanya sambil mengedarkan pandangan matanya di seluruh rumah. Tampak beberapa orang sedang sibuk mengatur dekorasi untuk acara pesta yang akan segera dilangsungkan tidak lama lagi. "Ke kamar kamu." Ujar pria itu padanya. Redy menunjukkan kamar Kirana. Pria itu masuk ke dalam ruangan diikuti oleh gadis tersebut. "Om, Kirana boleh ikut Om Redy kan kalau sudah lulus SMA nanti?" Tanyanya seraya menatap wajah Redy yang tak jauh dari posisinya berdiri. "Asalkan Mama kamu mengijinkan, Om nggak masalah." Sahut Redy seraya tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya. Pria itu segera keluar dari dalam kamar, Kirana masih terpaku melihat pria itu tersenyum sambil melangkah keluar dari dalam kamar tidurnya. Malam itu Kirana tidak bisa memejamkan matanya, dalam benaknya masih terlintas bayangan Redy memenuhi isi kepalanya. "Sadarlah Kiran! Om Redy itu mau menikah!" Keluhnya pada dirinya sendiri. Kirana kesulitan memejamkan matanya karena terus memikirkan Redy di dalam kepalanya. Hanya wajah pria itu yang ada di dalam pikirannya. Hingga pukul dua belas malam barulah dia bisa terlelap. Keesokan harinya.. Kirana bangun dari atas tempat tidur, gadis itu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya selanjutnya turun ke lantai bawah. Dia melihat Redy bersama kedua orangtuanya sedang menikmati sarapan pagi. Kirana ikut bergabung bersama mereka di ruang makan tersebut. Kirana sering mencuri pandang ke arah Redy. Redy bukan tidak tahu, tapi pria itu sengaja mengabaikannya. Dia tidak mau membuat Kirana Sheila malu karena ketahuan olehnya. Hari pertama tinggal di kediaman Redy berlalu begitu saja. Dan ini adalah hari ke dua. Kirana Sheila ikut melihat beberapa orang yang sedang membuat hiasan bunga di dalam kamar Redy yang akan dilangsungkan satu hari lagi. Kirana melihat kamar luas tersebut. Redy yang baru datang dari ruangan lain melihat Kirana sedang berdiri di dalam kamarnya bersama orang yang sedang bekerja di sana untuk menghias kamar tersebut. "Kiran?" Panggil Redy sambil menyentuh punggungnya. Kirana sangat terkejut mendapati pamannya sudah berdiri di sebelahnya. Dia sedang asyik menatap bunga-bunga segar bermekaran dan sangat harum memenuhi ruangan yang akan dijadikan sebagai kamar pengantin tersebut. "Maaf Om, Kiran cuma senang melihat bunga yang banyak." Serunya dengan wajah polos. Kirana memang suka sekali dengan banyak bunga. Apalagi bunga tersebut mengeluarkan aroma yang sangat harum semerbak. "Kiran mau kamar Kiran dihias juga?" Tawar Redy padanya, di dalam benaknya dia hanya ingin melihat gadis kecil itu senang. "Memang boleh Om?" Tanyanya dengan wajah cerah. "Boleh." Seru pria itu padanya sambil menepuk punggung Kirana. "Nanti selesai menghias di sini, hias juga kamar yang ada di lantai atas." Ucapnya pada pekerja di dalam kamarnya. "Baik Tuan." Sahut para pekerja tersebut pada Redy. Melihat cara Redy Harsono memerintahkan kepada para pekerja di dalam ruangan tersebut, Kirana tahu kalau pamannya itu memegang peranan penting. Kalau bukan itu, pasti pamannya itu adalah satu dari beberapa orang yang memiliki pengaruh besar di kota tersebut. Itu yang tersirat di dalam benak Kirana Sheila. Kirana tidak tahu kalau rasa kagumnya saat ini semakin lama akan semakin tumbuh di dalam hatinya. Gadis itu tidak pernah tahu kalau akan mendapatkan luka seiring berjalannya waktu.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

HYPER!

read
556.3K
bc

OLIVIA

read
29.2K
bc

Hubungan Terlarang

read
500.8K
bc

FORCED LOVE (INDONESIA)

read
598.7K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
52.4K
bc

See Me!!

read
87.9K
bc

I Love You Dad

read
282.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook