bc

The Sinner(s)

book_age18+
695
FOLLOW
3.4K
READ
forbidden
love-triangle
possessive
age gap
arrogant
drama
tragedy
bxg
city
affair
like
intro-logo
Blurb

(+18) COMPLETE

Romance, Psychology

Cassie, seorang gadis yang letih dengan takdir. Ghaniy, pria yang kehilangan arah tujuan. Ramiel yang mengira kehidupan berjalan sesuai dengan apa yang ia pikirkan. Dan Fiora berlagak semua hal tetap bisa bertahan seperti sedia kala...

Tidak ada yang lebih mampu menyambung cerita manusia daripada jalinan dosa yang dimulai dari satu titik gelap di sudut hati....

chap-preview
Free preview
Prolog
(Agustus 2020) Bagaimana caranya mengenyahkan wajah seseorang dari dalam kepalamu ketika seharusnya ada hal penting lain yang harus kau lakukan? Tanpa benar-benar disadarinya Ghaniy Cakradana sudah kembali ke ruangannya. Ia mengamati tumpukan pekerjaan yang ada di meja kerjanya dari ambang pintu. Pekerjaan yang seharusnya ia selesaikan sejak tadi. Namun ia sudah tidak berselera lagi. Membayangan dirinya untuk kembali duduk patuh dan berpura-pura bahagia. Ghaniy telah kehilangan sebagian besar dirinya sejak ia duduk di balik meja sana. Ia hanya terlambat menyadarinya. Seseorang yang wajahnya tengah terbayang di dalam kepalanya itu yang membuatnya menyadarinya. Tapi hanya itu. Seharusnya hanya itu. Kemudian pandangannya ke arah kotak bergambar kapal bewarna merah dan biru tepat di samping tumpukan pekerjaannya. Kotak yang terbuka yang berisi cheese cake yang tadi dengan senang hati ia makan. Perasaannya pada saat ia makan kue tadi tidak sama dengan perasaan yang ia rasakan sekarang.  Ia membutuhkan jawaban. Kalang-kabut, Ghaniy mencari di mana ia terakhir kali meletakkan kunci mobilnya. Ia nyaris menjatuhkan tumpukan kertas-kertas itu ketika kedua tangannya mengaduk-aduk barang-barang di atas meja. Ia juga nyaris menjatuhkan kotak cheese cake dengan lengannya. Refleks, ia menangkap kotak itu sebelum terjatuh ke lantai. Dipandanginya lagi kue itu sangat lama. Ada sebuah pesan di dalam kotak itu. Satu kalimat singkat. Ditulis dengan tulisan tangan setengah bersambung: Let me know hat your think. Kali ini Ghaniy merasakan perasaan seperti dicubit di relung dadanya. Ia menaruh kembali kotak cheese cake itu ke atas meja, tidak lupa menutupnya kembali. Tidak berapa lama kemudian ia akhirnya menemukan kunci mobilnya yang ternyata terjatuh di bawah meja dan ia tidak sengaja menginjaknya. Kepalanya terbentur sedikit di bagian ujung meja ketika ia kembali bangkit. Ia memaki pelan sambil menggosok-gosok bagian kepalanya yang sakit. Setelah itu Ghaniy nyaris berlari keluar dari ruangannya. Pikirannya hanya tertuju pada satu hal sehingga ia tersentak ketika ia tidak sengaja menabrak seseorang. “Pak Ghaniy mau ke mana?” seru seorang pemuda yang secara terang-terangan menggosok-gosok lengannya sambil meringis. “Saya coba hubungi Bapak beberapa kali, tapi telepon saya tidak diangkat.” Ghaniy meringis. Lengannya juga sakit, namun tidak ia indahkan. Ia kehilangan sedikit orientasi dan malah balik bertanya. “Kenapa kamu cari saya?” Pemuda itu mengedip, heran. “Bapak ada kelas hari ini sehabis makan siang, kan? Kelas saya.” Ghaniy kembali memaki, tapi kali ini di dalam hati. “Astaga, saya... maafkan. Saya benar-benar lupa.” Ghaniy berusaha mencari jalan keluar. Ia menggigit bibir sebelum berkata, “Kelas hari ini saya batalkan. Saya ada urusan mendesak.” Pemuda itu tampak terperanjat, namun Ghaniy sudah berlari meninggalkannya setelah meremas pundaknya sekali. Pria itu langsung berlari ke parkiran. Sempat melupakan di mana ia memarkirkan mobilnya. Begitu menemukan mobil Honda Civic putihnya yang terparkir di bawah pohon ia melemparkan diri masuk ke kursi pengemudi. Bannya berdecit ketika ia berbelok ke pintu keluar. Untungnya tidak ada siapapun. Jika tidak, mungkin ia sudah dihadiahi klakson panjang. Tengah hari. Tidak begitu banyak pengemudi yang ada d jalan raya. Ghaniy hanya harus bersabar dengan para pengendara motor yang tidak sekali menyelip jalannya. Menyadari ia hanya sendiri, kali ini Ghaniy mempersilahkan dirinya untui memaki sesuka hati. Ia tampak puas setelah memaki, seperti mengurangi beban yang ada di hatinya. Tempat yang dituju Ghaniy dengan sangat terburu-buru ini adalah tempat yang eseorang yang mengirimkannya sekotak cheese cake tadi sekarang berada. Tiba-tiba Ghaniy menginjak pedal gas lebih dalam. Ia ingin segera sampai di sana. Tapi jalanan yang setiap traffic light yang dilaluinya selalu memberinya lampu merah. Memberinya alasan lain untuk memaki. Entah kenapa setelah itu ia tertawa. Cukup keras bahkan untuk ukuran dirinya sendiri. Ia sendiri lupa kapan terakhir kali ia memaki-maki seperti ini. Akhirnya ia sampai di tempat yang ia tuju. Tidak biasa tempat itu sepi pengunjung. Hanya ada beberapa kendaraan yang terparkir di pekarangan. Tempat itu adalah sebuah kafe dengan warna dinding yang sama dengan kotak kue yang ia tinggalkan diruangannya tadi. Sebuah kafe yang mengusung tema ruang kreasi lambung kapal pengangkut minyak. Dari mana Ghaniy tahu? Seseorang itu yang memberitahunya.  Ghaniy memarkirkan mobilnya sangat dekat dengan pintu masuk sehingga ia bisa dengan leluasa memandangi bagian dalam kafe melalui dinding kacanya tanpa harus masuk ke sana. Ia menyadari tulisan close temporary until 15.00 yang dituliskan di papan tulis diletakkan tepat di depan pintu. Terlihat suasana meriah di dalam kafe. Beberapa orang berpakaian coverall bertepuk-tepuk tangan heboh. Dari gerak bibir mereka Ghaniy menebak mereka sedang menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Setelah selesai menyanyi segerombolan itu menyebar, sehingga ia bisa melihat siapa yang sedang ulangtahun itu. Seorang pria dengan lesung pipi yang sangat dalam. Pria itu sedang tersenyum lebar ketika membungkuk di atas kue, bersiap meniup lilin berbentu “3” dan “0” yang menyala. Kue ulang tahun pria itu tampak sama dengan cheese cake yang Ghaniy makan beberapa saat lalu.      Setelah si pria meniup lilinnya, semua orang kembali bertepuk heboh. Mereka melanjutkan dengan lagu Potong Kue masih dengan bertepuk heboh. Si pria sekarang tengah sibuk memotong-motong kue itu menjadi beberapa bagian. Seseorang menyodorkan piring ke arah si pria dan ia menerimanya tanpa benar-benar memerhatikan. Si pria kemudian mengambil potongan yang paling besar. Kemudian mengedarkan pandangan ke arah gerombolan berseragam sama itu. Seakan-akan sedang menimbang-nimbang siapa yang paling patut untuk menerima kue pertama itu... Jantung Ghaniy serasa jatuh ke perut ketika ia mendapati seseorang yang ingin ia temui itulah yang sekarang tengah didorong oleh koleganya ke depan. Ia tampak kebingungan sebelum mendelik marah ke arah para koleganya melalui bahunya. Tapi ia tetap didorong ke depan, dipaksa untuk menerima kue itu. Ghaniy tidak menyadari ia tengah meremas roda kemudi terlalu erat hingga membuat buku-buku jarinya memutih ketika seseorang yang ingin ia temui itu akhirnya menerima kue pertama  dengan kedua tangan. Si pria mengucapkan sesuatu padanya, namun seseorang itu hanya memutar bola mata. Seluruh koleganya terbahak-bahak... Seseorang itu – gadis dengan rambut panjang sebahu dengan seragam koki yang digulung hingga siku. Sebuah bandana biru dipakai untuk menahan poninya agar tidak jatuh ke dahi. Gadis itu baru saja mundur menjauhi kerumunan yang sekarang tengah berebutan kue. Setelah berhasil mengambil sendok gadis itu memotong kue dengan ujung sendok dan memakannya. Ekspresinya mengernyit dalam lengkap dengan mata menyipit. Tidak berapa lama kemudian si pria sudah berdiri di sampingnya dengan sendok di tangan. Dengan cepat si pria menarik piring kue milik si gadis ke arahnya. Dengan senyum masih mengulum si pria memakan kue dari piring gadis itu tanpa mengindahkan deru protes dari si gadis. Si pria memotong ditempat yang sama...           Ghaniy merasa cukup sudah ia melihat pemandangan itu. Ia bertindak bahkan sebelum ia belum benar-benar memutuskan. Sekarang ia sudah mendorong pintu depan kafe tersebut. Sama sekali tidak mengindahkan teriakan protes dari para karyawan yang masih sibuk makan kue. Pandangan mata Ghaniy tertuju lurus pada gadis berseragam koki itu yang sekarang tengah balas memandanginya. Tangan Ghaniy terulur meraih pergelangan tangan gadis itu dan menariknya bersamanya. Ghaniy menggenggam pergelangan tangan mungil itu cukup keras agar gadis itu tidak punya pilihan lain kecuali mengikutinya. Suara piring terjatuh mengiringi kepergian keduanya dan Ghaniy tidak membiarkan siapapun menghalangi jalannya... ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

ARETA (Squel HBD 21 Years of Age and Overs)

read
58.1K
bc

True Love Agas Milly

read
197.4K
bc

DIA, SI PREMAN KAMPUSKU ( INDONESIA )

read
470.6K
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
111.9K
bc

Suamiku Bocah SMA

read
2.6M
bc

I Love You Dad

read
282.4K
bc

MOVE ON

read
94.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook