bc

I'm With You, Mr. Player

book_age18+
10.2K
FOLLOW
142.3K
READ
possessive
fated
forced
second chance
arrogant
manipulative
drama
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

[THE FAM PLAYER 2]

Andreas, seorang player yang tidak percaya cinta sejati. Baginya, hidup soal bersenang-senang dan mengencani banyak wanita adalah pemanisnya. Ditambah dia memiliki wajah tampan dan pekerjaan mapan, membuatnya bisa melakukan apapun yang dia inginkan.

Meggly, gadis lugu yang memiliki mimpi bertemu dengan lelaki yang benar-benar mencintainya. Selama ini dia tidak pernah berpacaran, temannya bilang dia terlalu kaku dan penampilannya tidak mengundang mata lelaki untuk meliriknya.

Namun hari itu, Meggly dikejutkan dengan kehadiran Andreas sang player yang tiba-tiba mengajaknya menjadi teman kencan.

Bagi Meggly, kencan adalah tentang jalan-jalan bersama. Sedangkan bagi Andreas kencan adalah tentang hal yang jauh lebih dari sekadar jalan-jalan.

Lantas apa yang membuat Andreas tiba-tiba mendekati Meggly, gadis yang sama sekali bukan tipenya? Lalu apa bisa Meggly membentengi diri dari pesona Andreas yang begitu kuat? Atau justru akan ada hati yang turut andil di dalamnya?

Cover by Lana Media

chap-preview
Free preview
Prolog
Ceklek.... Pintu yang terbuat dari kaca itu terlihat menggembun setelah seorang lelaki dengan handuk melingkar di pinggang keluar. Dia berjalan menuju wastafel lalu mengeringkan rambut lebatnya yang masih basah. Andreas terdiam, menatap ada bekas cakaran di sekitar lehernya. Refleks lelaki itu menyentuh leher lalu mengernyit merasakan rasa perih itu. “Dia emang bar-bar.” Lelaki itu mengambil celana dan memakainya dengan cepat. Setelah itu dia berjalan keluar sambil bertelanjang d**a. Pandangannya seketika bertemu dengan seorang wanita yang duduk di ranjang, menatapnya penuh teliti. “Mending lo pergi!” Andreas mengambil kemeja putihnya dan memakai dengan cepat. “Matahari bahkan belum muncul.” “Masalah buat lo?” Wanita itu tersentak atas pertanyaan itu. Dia menunduk sambil menyugar rambut panjangnya ke belakang. “Nggak juga.” “Gue yang pegang kendali di sini!” Andreas tersenyum miring kala wanita itu tidak lagi memprotes. “Kenapa masih diem?” Wanita itu berdiri, lalu menyugar rambutnya ke belakang. Dia mengedarkan pandang dan menemukan tas pink-nya di sana, bersebelahan dengan dua kantong belanjaan. Sudut bibirnya tertarik ke atas kemudian menatap Andreas. “Makasih buat belanjaannya.” “Hmm....” Andreas duduk di sofa, mengambil tablet kemudian mengecek email masuk. Tidak di sangka, wanita itu justru duduk di sampingnya lalu memeluknya erat. Andreas menoleh dan memberi tatapan tajam. “Nggak puas sama yang semalem?” Kilat menggoda mulai terpancar di mata kecokelatan itu. “Puas banget,” bisik wanita itu. “Tapi, apa sekarang lo nggak ada waktu buat gue?” Andreas melirik jam dari tabletnya kemudian menggeleng. “Gue harus ke bandara!” “Lo banyak duit. Lo bisa cancel penerbangan lo dan ambil penerbangan paling malem.” Andreas tersenyum miring. Dia yakin, wanita di sampingnya itu berniat memorotinya. Lalu bayarannya adalah sebuah sesi panas. “Sayangnya gue nggak bisa. Udah  bosen!” Usaha wanita itu gagal. Dia bergeser menjauh dan memperhatikan lelaki berhidung mancung yang dia temui di kelab semalam itu. “Senang bisa bagi waktu sama lo, Andreas. Nama gue....” “... gue nggak perlu tahu siapa nama lo,” potong Andreas. Wanita itu lagi-lagi mendengus. Dia seolah dihadapkan  sosok baru yang begitu tak acuh. Padahal, semalam Andreas begitu lembut dan memanjakannya. Bagi beberapa wanita, didekati Andreas adalah kepuasan tersendiri. Lelaki itu sangat terkenal di kelab. Tampan, mapan dan loyal adalah kelebihan Andreas dan para wanita menyukai itu. “Inget, gue tadi nyuruh apa?” Sorot mata Andreas menatap wanita yang masih terbengong itu. “Pergi!” ujarnya sambil menggerakkan jari telunjuk ke arah pintu. “Iya gue pergi!” Wanita itu seketika berdiri lalu berjalan mundur. “Kalau lo kangen gue, tinggal telepon. Nomor gue di sana!” tunjuknya ke sebuah kaca yang telah bertuliskan nomor ponsel dengan lipstick berwarna merah. “Palingan lo yang kangen gue!” “Pastinya,” aku wanita bergaun tosca bunga-bunga itu. “Andreas si player emang selalu dirindukan para wanita. Termasuk gue.” “Gue udah tahu!” Tidak ingin terlibat percakapan lagi, Andreas menggerakkan tangan ke pintu. “Bye, Sayang.” Wanita itu memberi cium jauh kemudian mengedip genit. Setelah itu dia berbalik dan berjalan keluar dengan kantong belanjaan di tangan. Dia tersenyum, karena barang incaranya telah dia dapatkan. Plus, bonus bisa bermalam bersama Andreas.  “Huh....” Andreas mengembuskan napas pelan. Wanita semalam benar-benar agresif. Dia tidak begitu menyukai wanita seperti itu. Baginya, dia yang harus memegang kendali. Andreas beranjak lalu berdiri di depan kaca. Dia mendengus melihat deretan angka yang tertera. Lalu dia mengambil ponsel dan memasukkan di kantong celana. Mana mau dia menyimpan kontak wanita tadi. Baginya, wanita semalam hanya cukup untuk menjadi teman sesaat. Kemudian dia lupakan begitu saja. Player? Yah, kata itu sering disematkan di belakang nama Andreas. Lelaki itu tidak marah sama sekali karena dia sendiri menyadari. Dia seorang player dan mungkin selamanya akan seperti itu. Baginya hidup adalah untuk bersenang-senang dan wanita adalah pemanisnya. Andreas bisa mengajak banyak wanita melalui pesonanya. Bahkan dia mampu, membelanjaan wanita dengan brand ternama. Selama ini, dia menikmati kehidupannya. Meski kata orang, dia mulai harus memikirkan untuk mencari cinta sejati. Cinta sejati? Bagi Andreas, tidak ada cinta yang benar-benar sejati. Kehidupan ini fana, dan cinta pasti juga bisa hilang begitu saja. Daripada repot-repot berurusan dengan cinta, dia lebih suka menjalin hubungan tanpa banyak komitmen. Yah, motto hidup seorang player.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Marry Me If You Dare

read
222.7K
bc

Penjara Hati Sang CEO

read
7.1M
bc

T E A R S

read
312.6K
bc

Bad Prince

read
508.5K
bc

Mendadak Jadi Istri CEO

read
1.6M
bc

Romantic Ghost

read
162.2K
bc

f****d Marriage (Indonesia)

read
7.1M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook