bc

POSESSIVE FIANCE

book_age16+
3.3K
FOLLOW
51.2K
READ
goodgirl
student
drama
tragedy
sweet
like
intro-logo
Blurb

SAQUEL ICE.BOY & GIRL

"Vin boleh ya?"

"Enggak."

"Sekali doang, kan---"

"Kamu tau peraturan nya kan?"

Mata Zeta terkunci oleh sorot dingin mata Malvin. Sorot yang seperti itu lah, yang membuat Zeta tidak berani untuk membantah.

Tiga tahun hubungan mereka. Sikap posessive dan overprotective Malvin bukan nya berkurang justru semakin menjadi-jadi.

Dan catat! 24 jam kegiatan Zeta dipantau oleh Malvin secara langsung. Dan semua yang ingin Zeta lakukan, harus melalui izin Malvin.

chap-preview
Free preview
SATU
√ Gak boleh kemana-mana tanpa izin dari Malvin. √ gak boleh jalan sama orang yang gak di kenal. √ gak boleh makan fast food kecuali dalam satu kali sebulan. √ gak boleh makan yang instan-instan √ harus makan sayur 3x sehari √ jam tidur pukul 9 malam, gak boleh lewat, kurang boleh. √ gak boleh ngebantah apa pun yang Malvin ucapkan. √ harus nurut, gak bloleh kecapekan. √ Makan harus rutin 3x sehari. √ di larang protes √ wajib makan 3x sehari, sesuai waktu yang ditentukan oleh Malvin. Zeta melongo membaca jajaran peraturan yang di dalam kertas yang kini ada di genggaman tangan nya. Bukan hanya segitu, tapi masih begitu banyak peraturan yang tertera di kertas tersebut. Zeta melirik ke arah kekasih nya yang sibuk mengetik dan memfokuskan pandangan ke laptop. Siapa lagi orang yang membuat peraturan seperti ini kalau bukan Malvin Adiputra Rahardian. "Vin! Kamu yang bener aja dong! Masak sebanyak ini sih? Kok makin nambah!" Zeta menjerit ke arah Malvin. Malvin berdehem. "Kamu baca kan, di larang protes." Zeta mendesah gusar. "Vin kurangin kek. Masak banyak banget yang gak boleh aku lakuin! Ya kurangin ya." Zeta menggoyang-goyangkan lengan kekar cowok nya itu, dan memasang wajah se memelas mungkin. Malvin melirik ke arah kekasih nya itu, lalu tersenyum. "Boleh ya?" Zeta memohon dengan mata berbinar. "Pliss!! Paling gak yang ini, yang makan sayur tiga kali sehari. Udah kayak obat Vin. Kan aku gak suka sayur, kamu tau itu." Malvin mengusap puncak kepala Zefa dengan sayang. "Enggak! Itu peraturan udah final sayang." Ujar Malvin dan kembali mengalihkan fokus nya ke laptop. Sementara Zeta berdecak dan memberengut. Malvin melirik kekasih nya itu dengan ekor mata nya, tampak lah di sana Zeta tengan mencak-mencak dengan posisi berbaring di sofa. "gak usah gitu Zi. Itu demi kebaikan kamu." Ujar Malvin dengan suara tenang nya. Zeta bangkit dari posisi berbaring nya dengan rambut yang tampak acak-acakan. "Kebaikan? Kamu selalu ngomong gitu, tapi aku gak ngerasa ada kebaikan! Apaan di larang makan ini! Makan itu! Kasih aja makan batu sama kayu sekalian!" Dumel nya, seraya mengalihkan pandangan nya ke arah lain. Dumelan Zeta justru membuat Malvin terkekeh. "Kamu suka batu sama kayu? Pernah nyoba?" Zeta melirik tajam ke arah Malvin. "Ih ngeselin banget sih jadi orang!!" jerit nya kesal. "Siapa juga yang pernah makan batu sama kayu? Ya mana ketelen." "Loh kan kamu yang tadi mintak batu sama kayu." "Malvinn!!" Pekik Zeta super kesal dengan kekasih nya itu. Malvin menghela nafas nya, dia lalu mengusap puncak kepala Zeta. "Kamu di larang protes Zi. Kamu lupa? Lagian apa susah nya sih cuman makan sayur, gak boleh makan fast food itu kan demi kesehatan kamu juga." Zeta memasang wajah cemberut nya, enggan menatap ke arah Malvin. Malvin harus memperbanyak sabar menghadapi Zeta. Tiga tahun hubungan mereka, membuat Malvin semakin tau bagaimana karakter asli Zeta yang super manja, dan hobi memberengut. Dia menghela nafas nya untuk kedua kali nya, lalu meraih dagu kekasih nya itu, bukan ralat, tunangan nya itu agar menghadap ke arah nya. "Sayang! Jangan ngambek dong. Ntar cantik nya hilang loh." Zeta memasang wajah memelas nya. "Vin---" "Enggak." Malvin menggeleng. "Kamu memelas kayak gini gak bikin aku merubah peraturan itu. Justru membuat aku gemas sayang." Zeta berdecak saat Malvin mencubit kedua pipi nya. "Ck, ngeselin! Ya udah kalau gitu sekarang aku mau jalan-kalan keluar." "Zi! Aku lagi buat proposal untuk acara graduation senior kita." Ujar Malvin seraya membelai rambut Zeta. "Ya udah suruh Gevan. Rendra, atau Risky." "gak bisa sayang. Aku ketua nya." Zeta semakin kesal, dia menepis tangan Malvin lalu bangkit berdiri. "Urus aja terus acara kampus itu! Tatap aja terus laptop kamu! Aku kan cuman selingkuhan kamu doang! Pacar kamu ya laptop!" Malvin mendongak, menatap bingung ke arah gadisnya itu. "kamu kenP? Pms? Bukan nya udah minggu kemarin." Zeta menggeram. "Ihhh ngeselin banget sih. Tauk ah! Serah kamu mau ngapain! Mau bikin proposal kek! Aku gak peduli! Aku marah sama kamu!" Jerit nya, alu berbalik menuju pintu keluar apartemen. "Eh mau kemana?" Malvin bersuara. "Aku gak ngizinin kamu keluar ya!" Suara Malvin berubah tajam. Zeta menoleh ke arah Malvin, dia memeletkan lidah nya. "Bodo amat." "Zeta! Balik sekarang! Aku gak ngizinin kamu keluar!" Desis Malvin tajam dan sarat akan perintah. Zeta yang terlanjur kesal dengan Malvin mengabaikan perintah tunangan nya itu. Dia malah berlari keluar apartemen. "Zetaa!!! Zeta!!" Teriakan Malvin menggelegar. Malvin baru saja akan mengejar Zeta, saat ponsel nya berbunyi. Malvin berdecak, saat membaca pesan singkat dari Gevan itu. Dia mengusap gusar wajah nya. "Awas kamu sayang!" Gumam Malvin seorang diri, dan kembali berkutat dengan laptop nya. Walaupun pikiran nya masih terpusat kepada Zeta. ✉️✉️✉️✉️✉️✉️✉️✉️ Sudah Tiga tahun berlalu, sudah selama itu juga Malvin dan Zeta menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih. Tepat tanggal 17 besok adalah hari anniversary mereka yang ke tiga tahun. Tiga tahun hubungan mereka, berjalan dengan lancar dan tanpa masalah yang benar-benar serius. Hanya terkadang, mereka berdebat mengenai peraturan yang Malvin tetap kan sendiri dan tidak boleh di ganggu gugat oleh Zeta, dan pasti nya Zeta tidak boleh melanggar. Tiga tahun hubungan mereka, Zeta harus hidup dalam peraturan Malvin. Sikap posessive dan overprotective cowok itu semakin menjadi-jadi, Zeta di larang ini itu oleh Malvin. Bahkan hanya sekedar ingin jalan dengan Pop Girl pun, Zeta harus mendapatkan izin dari Malvin. Tepat 1 tahun hubungan mereka, Malvin dan Zeta menyelenggarakan pertunangan mereka, tepat saat mereka baru lulus dari SMA. Zeta bersyukur, saat itu Malvin tidak mengajak nya langsung menikah, karna jujur Zeta belum siap. Bukan karna dia ragu dengan Malvin, tapi dia masih ingin kuliah seperti remaja lain nya. "Aaaaaa---gue keselll!!" Sabrina, Vinny, Alya dan Lisa meringis mendengar teriakan Zeta yang sejak tadi tidak berhenti. Mereka menatap gadis itu yang tengah mencak-mencak di atas kasur milik Sabrina. Ya, sejak mereka lulus SMA, Zeta memutuskan untuk berkuliah di salah satu Universitas di Jakarta. Itu pun, karna izin dari Malvin. "Ck, Zi udah kali teriak-teriak mulu daritadi. Gak capek?" Vinny bersuara. "Gue masih sayang kuping." "Iya Zi, malu sama tetangga." Tambah Lisa. Zeta bangkit dari posisi berbaring nya, lalu menyorot tajam ke arah teman nya satu persatu. "Lo semua tu gak tau gimana rasa nya jadi gue?! Di larang begini di larang begitu!! Gak boleh makan ini gak boleh makan itu!! Hidup gue udah kayak di penjara tau gak?!!" Ke empat teman nya spontan memejamkan mata saat Zeta menjerit nyaring. "Haaa!! Gue capek kayak gini terus! Kalau tau gini, mending gue---" "Ck, gak usah ngomong macam-macam Zi." Potong Sabrina saat tau omongan Zeta itu menjurus kemana. Dia lalu duduk di salah satu kursi. "Syukurin aja apa yang lo punya sekarang." "Iya Zi. Lagian Malvin kayak gitu juga karna sayang sama lo. Dia itu cowok banget, ngelindungin dan ngejaga lo banget. Tiga tahun, gila itu hubungan yang luar biasa Zi." Alya kali ini bersuara, dan duduk di ranjang bersebelahn dengan Zeta. Zeta terdiam dia menghela nafas nya, lalu bersandar di sandaran ranjang. Merapikan rambut nya yang acak-acakan. "Di saat cewek lain pengen banget punya cowok kayak Malvin. Lo malah, gak mau. Ngeluh mulu." sindir Vinny seraya memainkan ponsel nya. Zeta melirik tajam dan sinis ke arah Vinny, Vinny menghela nafas nya. "Iya Zi, sorry." "Ck, ya tapi Malvin tu lebay." gumam Zeta. "Bukan lebay Zi. Tapi emang takut lo kenapa-kenapa aja. Lo gak lihat sih, gimana steess nya dia waktu dua tahun lalu lo masuk rumah sakit, dan kritis karna magh akud yang lo derita. Dia cuman gak mau lo kenapa-kenapa." Ujar Lisa. Zeta tertegun. Dua tahun yang lalu memang Zeta pernah masuk rumah sakit dan kritis, karna magh akud yang di derita nya. "Mangka nya Malvin pengen lo hidup sehat. Selama ini kan lo susah di suruh makan, sekali nya makan malah mie instan, atau gak fast food." tambah Alya. Zeta semakin tertegun, kalau di pikir-pikir ucapan Malvin memang bertujuan untuk menjaga nya. "Terus gue salah?" Zeta melirik Sabrina, Alya, Lisa dan Vinny bergantian. "Bukan salah Zi. Tapi emang lo nya aja yang keras kepala, trus di hadapin sama Malvin yang egois dan gak terbantah. Maka nya jadi bentrok." Vinny berusara, meletakkan ponsel nya di nampan. Zeta mengangguk pelan, meresapi ucapan teman-teman nya itu. Sampai suara Sabrina memecah keheningan nya. "Lo ke sini Malvin tau kan?" Zeta menoleh pada Sabrina, menatap teman nya yang bermata bak elang itu. "Atas izin Malvin kan Zi?" Tanya Sabrina, mempertegas pertanyaan nya. Zeta teringat sesuatu, dia memukul kening nya. "Mampus! Gue gak izin sama Malvin, dia gak tau gue ke sini." Ke empat yeman nya mengehela nafas. "Zi nyari masalah lo." Keluh Lisa. "Kok bisan?" TaNya Alya. "Ya, gue tadi lagi kesel sama dia, trus gue langsung kabur ke sini. Dia teriak, gue terus lari." Suara Zeta berubah pelan. "Trus gimana dong?" "Ya begitu lah." Vinny berucap cuek. "Ya lo terima aja ntar, lo pulang, trus di amukin sama Malvin." Sabrina ikut berucap cuek, dan menyibukkan diri nya dengan laptop di depan nya. "Hah?" Zeta sekarang takut, takut jika pulang dan di amuk Malvin. Dia menelusupkan kepala nya ke dalam selimut. Memikirkan nasib nya nanti, jika sampai di apartemen. Yap, Malvin dan Zeta memang tinggal di satu apartemen yang sama, walaupun mereka masih berstatus tunangan. Tapi, kedua orang tua Zeta yang sering pulang balik Indonesia-Jerman lah, yang membuat mereka menitipkan Zeta kepada Malvin. Sementara itu, Malvin memilih tinggal di salah satu apartemen yang di beli nya beberapa tahun lalu. Awal alasan kepindahan mereka ke apartemen itu, hanya karna masalah sepele. Waktu itu, di depan rumah Zeta ada tetangga baru, dan parah nya anak dari tetangga nya itu cowok yang semuran dengan mereka. Dan inti nya, cowok itu sering sekali main ke rumah Zeta, dan mengobrol dengan Zeta bahkan tak jarang cowok itu mengajak Zeta jalan bersama. Di situ lah puncak nya, Malvin tidak ingin Zeta terus dekat dengan cowok itu, dan membawa Zeta pindah ke apartemen nya.  Sementara Zeta, harus pasrah  dan mengiyakan ucapan atau perintah kekasih nya itu. ✉️✉️✉️✉️✉️✉️✉️ Zeta mengendap-endap memasuki apartemen, memastikan jika Malvin telah tidur atau tidak berada di dalam. Pasal nya, sekarang tepat pukul 8 malam, dan dia baru saja sampai di apartemen setelah seharian menghabiskan waktu bersama dengan Pop Girl. Zeta membuka pintu apartemen dengan hati-hati, setelah memasukkan password terlebih dahulu. Hal pertama yang di lihat nya adalah kegelapan di ruangan itu. Apa Malvin udah tidur? Atau sedang tidak di sini? Zeta terus mengendap-endap ke dalam, lalu menaikki tangga menuju kamar nya. Dia menghela nafas nya lega, saat telah berhasil masuk ke dalam kamar nya. Dia membalikkan badan nya, dan baru saja tadi bernafas lega, tapi sekarang dia membulatkan mata nya kaget. Siapa yang kini berdiri di depan nya, membuat Zeta menelan saliva nya susah payah. Malvin tepat berdiri di depan nya, dengan tatapan dingin yang begitu tajam dan megintimidasi nya. Zeta mengeluarkan cengiran andalan nya jika sudah di tatap seperti itu oleh Malvin. "Eh Malvin."  Gumam nya pelan. "Duh mampus gue." Bisik Zeta pada diri nya sendjri, sata Malvin tidak menggubris nya. Hanya diam, dan terus menatap ke arah nya. "Darimana kamu?" Malvin bersuara datar, saat suasana hening melingkupi mereka berdua. Zeta diam. "Kamu dengarkan? Darimana?" Suara Malvin berubah tajam. Zeta masih diam. "Aku gak ngizinin kamu pergi tadi kan? Oke, mungkin tadi aku gak mempermasalahkan. Tapi sekarang, lihat! Udah jam berapa?! Kamu lupa? Batas kamu pulang itu cuman sampai jam 7!" desis Malvin tajam. "Maaf Vin." Zeta menunduk dengan kedua tangan yang saling mencengkram. "Aku---aku cuman jalan sama Sabrina, Vinny, Alya sama Lisa kok." lanjut nya takut-takut. Zeta mengangkat kepala nya, saat Malvin tidak bersuara. "Bener! Kalau kamu gak percaya, tanya sama Sabrina aja." Ujar nya. "Vin---Malvin." Zeta menatap sendu punggung Malvin yang berlalu keluar kamar. Dia menghela nafas nya perlahan, dan menjatuhkan b****g nya di atas kasur. Malvin marah pada nya. Tak berapa lama kemudian, pintu kamar kembali terbuka. Zeta mengangkat kepala nya, dan melihat Malvin berjalan dengan sebuah nampan berisi makanan dan minuman di atas sana. "Makan! Baru tidur!" Perintah Malvin dingin dan meletakkan nampan itu di atas meja. "Kamu marah ya sama aku?" Zeta meraih lengan Malvin, menatap cowok itu yang tidak menatap nya. "Vin--maaf, tadi aku kesel sama kamu, mangka nya kabur gitu aja gak nyahut pas kamu teriak." Zeta bergumam dengan kepala tertunduk. Malvin melirik ke arah Zeta yang menunduk. Dia marah? Jelas, Zeta berani sekali tadi pergi tanpa izin nya dan malah pulang jam segini. "Kemana aja kamu tadi? Jujur!" Tanya Malvin tajam. "Jalan-jalan aja kok. Ke taman, ke mall, habis itu makan." cicit Zeta. "Makan apa?" Zeta diam sejenak, dia menatap takut-takut ke arah Malvin. "hmmm---" "Fastfood? Pizza? Burger? Spagheti? Iya?" Zeta mengangguk pelan. "Tapi dikit kok, gak banyak. Beneran! Kan kamu bilang jatah aku dalam sebulan makan itu sekali, berarti gak papa dong, kan bulan ini belum. Jadi, jangan marah ya." Zeta berucap cepat sebelum Malvin mengamuk kepada nya. "Vin---" "Kamu tau gak kalau kesalahan kamu hari ini banyak? Gak satu loh. Enak nya kamu aku hukum apa?" Zeta membulatkan mata nya mendengar ucapan Malvin. Dia memasang wajah memelas nya. "Vin jangan dong. Kan aku udah minta maaf, aku janji deh gak ngulangin lagi." Malvin tidak menjawab, tangan nya meraih piring yang di atas nampan. "Makan!" Zeta menelan saliva nya saat melihat apa yang ada di piring itu, seketika perut nya mual melihat salad sayur tersebut. Zeta menutup mulut nya dengan kedua tangan, lalu menggelemg. "Enggak mau." "Sayang." "Enggak mau, aku gak suka." "Zeta!" desis Malvin tajam. Malvin menghela nafas nya saat melihat Zeta malah menangis dengan tetap menutup mulut nya dengan tangan. "Maafin aku Vin---maaf---aku gak mau." Gadis itu mulai menangis keras dan histeris. Oke. Malvin meletakkan kembali piring tersebut, kelemahan nya sejak dulu adalah air mata Zeta. Jika gadis itu telah begini, pasti dia tidak akan tega. Dia meraih tubuh mungil gadis tersebut. Memeluk nya dengan lembut. "Udah jangan nangis. Maafin aku ya, udah bikin kamu takut." Bisik Malvin dan mengusap punggung Zeta, menenangkan gadis itu. Dari dulu, selain takut gelap dan petir, Zeta juga sangat takut dengan salad sayur. Entah kenapa? Malvin menangkup wajah Zeta, lalu menghapus air mata gadis itu. Dia mengecup kedua mata Zeta, pipi, san berakhir di bibir gadis itu yang pink alami. "Maafin aku." Malvin mengangguk. "Kamu gak marah kan?" Malvin menggeleng. "Bener?" "Iya sayang. Sebenarnya aku marah, tapi aku suka kamu jujur sama semua pertanyaan aku, gak bohong tentang kamu pergi sama siapa, makan apa. Tapi, inget cuman kali ini! Kalau besok-besok kamu ulangin lagi! Aku bakal hukum kamu!" Sorot mata Zeta di kunci oleh mata Malvin. Gadis itu mengangguk. "Ya udah, sekarang kamu tidur! Besok ada kuliah pagi kan?" Malvin menuntun Zeta untuk berbaring di atas ranjang, lalu menyelimutkan nya sebatas d**a. "Good night sayang. I love you!" Malvin mengecup seluruh wajah Zeta, lalu berhenti di dahi gadis itu. Dia mengusap wajah Zeta, dan menatap mata gadis itu penuh cinta. "Night too. I love you too." balas Zeta tersenyum, yang di balas tak kalah hangat oleh Malvin. "Aku tunggu kamu sampai tidur." Malvin duduk di tepi ranjang, tepat nya di dekat kepala Zeta. Mengelus kepala gadis itu, sampai Zeta tertidur. Sesekali dia mengecup puncak kepala gadisnya itu. "Aku sayang sama kamu." Bisik Malvin, kata pengantar sebelum Zeta terlelap dalam tidur nya. ✉️✉️✉️✉️✉️✉️✉️

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

PASSIONATE LOVE [INDONESIA] [END]

read
2.9M
bc

HYPER!

read
556.2K
bc

CEO Mesum itu Suamiku

read
5.1M
bc

Possesive Ghost (INDONESIA)

read
121.0K
bc

Marry The Devil Doctor (Indonesia)

read
1.2M
bc

ARETA (Squel HBD 21 Years of Age and Overs)

read
58.2K
bc

CUTE PUMPKIN & THE BADBOY ( INDONESIA )

read
112.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook