bc

My Absurd Husband

book_age18+
124
FOLLOW
1K
READ
revenge
possessive
badboy
student
comedy
sweet
humorous
highschool
school
office lady
like
intro-logo
Blurb

"Heh, Mbak cantik! Gimanapun juga gue itu suami lo. Jadi lo punya kewajiban ngelayanin gue, mulai dari lo harus masak buat gue setiap hari, nyiapin seragam sekolah gue dan yang paling penting ... lo harus ngelayanin gue di ranjang tiap malem." Raga berbisik lirih di telinga Jelita di kalimat terakhir.

Plakk!

Satu tamparan mendarat dengan sempurna di pipi Raga. Bukannya marah, Raga malah tersenyum.

"Dasar bocah edan! Sembarangan ya lo! Lo pikir gue babu lo!? Lo pikir gue istri beneran buat lo!? Lo yang udah ngejebak gue sampai gue dengan TERPAKSA NIKAH SAMA LO! Bocah edan kurang ajar!" teriak Jelita sambil memukul Raga membabi-buta.

chap-preview
Free preview
1. Malapetaka
"Mbak Cantik! Hadap sini dong!" Jelita Maharani hanya mengabaikan teriakan yang memanggilnya itu, sudah biasa baginya mendengar teriakan itu. Dari yang namanya Jelita, seenaknya saja dirubah menjadi Cantik oleh seorang bocah ingusan bernama Ragata Sadewa. "Mbak Cantik! Kok diam aja sih? Jangan cuek gitu dong, Mbak, gue 'kan makin cinta kalo sikap Mbak kayak gitu terus!" Lagi, teriakan kembali terdengar, sebuah gombalan dari laki-laki yang masih mengenakan seragam putih abu-abu lengkap itu. "Eaaa!" Suara riuh dari teman-teman laki-laki itu membuat Jelita semakin risih. "Dicuekin lagi tuh lo, Ga!" timpal laki-laki seusianya tertawa meledek laki-laki yang biasa disapa Raga itu saat lagi dan lagi kembali diabaikan oleh sang pujaan hati yang tak lain adalah Jelita. "Sialan lo semua!" Raga mengumpat, yang semakin membuat teman-temannya meledakkan tawa mereka. "Mbak, tunggu gue dong!" teriak Raga segera berlari mengejar langkah Jelita. Tanpa menoleh ke belakang, Jelita lebih memilih mempercepat langkahnya agar ia bisa segera menjauh dari bocah ingusan yang beberapa bulan ini mengganggunya. "Mbak!" Raga menghalangi langkah Jelita dengan berdiri di depan wanita berusia dua puluh lima tahun itu. "Apaan sih!?" tanya Jelita tidak suka karena Raga menghalangi langkahnya. "Fyuhh, akhirnya buka suara juga, Mbak." Raga tersenyum begitu manis di hadapan sang pujaan hati. "Minggir ah! Enggak penting!" Jelita sengaja mendorong tubuh Raga agar menyingkir dari hadapannya sehingga ia bisa melanjutkan langkahnya. "Pulang bareng, yuk, Mbak! Lagian kita searah juga!" teriak Raga segera menyusul langkah Jelita. Jelita hanya diam saja, sama sekali tidak menanggapi teriakan Raga dan juga sama sekali tidak berniat mengusir laki-laki yang berjalan berdampingan dengannya. "Enggak lanjut nongkrong aja lo?" tanya Jelita pada Raga. "Alhamdulillah ya Allah, dapat rezeki hari ini. Tiba-tiba aja pujaan hati gue nanyain tentang gue!" ujar Raga begitu berlebihan. Padahal Jelita hanya bertanya hal itu, bukan membalas perasaan cintanya. Memang benar-benar luar biasa si Raga ini. "Lebay!" cibir Jelita. "Hehehe, lebay gini juga orang yang cinta sama lo, Mbak Cantik!" Raga mengedipkan matanya. Jelita hanya memutar kedua bola matanya jengah, percuma saja ia tadi berbaik hati dengan bertanya pada bocah tengil yang dengan semangat berjalan di sampingnya ini. Kalau saja Raga bukan anak Bu Ninda—tetangganya sekaligus teman ibunya, mungkin saja sudah ia lempar jauh-jauh Raga ke belahan bumi. Kalau perlu ke alam lain sekalian supaya tidak bisa kembali lagi ke sini dan mengganggunya. "Gue enggak mau nongkrong dulu sama temen-temen gue, soalnya kebetulan banget 'kan Mbak Cantik pulang dari kantor. Kan sekalian kita bisa pulang bareng, kalo main sama temen kan bisa kapan-kapan. Kalo sama Mbak Cantik 'kan jarang-jarang, kapan lagi kita bisa pulang bareng 'kan?" Lagi, Raga mengedip-ngedipkan matanya, berlagak sok imut yang justru Jelita malah amit-amit ketika melihatnya. Raga ini selain petakilan, sangat absurd sekali dengan tingkah yang terkadang di luar nalar. Perjalanan mereka dipenuhi dengan obrolan absurd non faedah dari Raga, Jelita harus bisa menahan dirinya untuk tidak membungkam mulut Raga yang cerewet itu dengan sepatu pantofelnya. Mereka sebentar lagi tiba di sebuah perumahan kompleks di mana mereka tinggal, dari jalan raya sampai kompleks perumahan ini memang tidak terlalu jauh sehingga Jelita yang biasanya naik bus atau angkot lebih memilih jalan kaki. "Jelita, akhirnya kamu datang juga," ucap Mama Lista yang merupakan ibu kandung Jelita ketika melihat kedatangan putrinya bersama dengan Raga. "Eh, Raga. Dari tadi kamu dicariin bundamu, katanya dari tadi belum pulang juga." Mama Lista menyapa Raga ketika melihat keberadaan bocah SMA itu. "Hehehe iya, Tante. Tadi Raga nongkrong dulu bareng sama temen, eh enggak sengaja ngeliat Mbak Cantik lewat. Jadinya sekalian pulang bareng aja," ujar Raga sambil menyengir. "Ya sudah, sana kamu pulang. Temuin itu Mama kamu." Raga mengangguk. "Iya, Tante. "Ayo, Lita. Roni udah nungguin kamu dari tadi loh, dia ke sini mau ngelamar kamu katanya." Raga masih dapat mendengar perkataan dari Mama Lista dan apa yang ia dengar benar-benar membuat hatinya panas. Bukannya langsung pulang ke rumahnya, Raga malah memilih menguping pembicaraan keluarga itu. Tangannya terkepal kuat ketika apa yang sempat ia dengar dari Mama Lista tadi benar adanya. Ia tidak akan pernah rela kalau sampai Jelita menikah dengan pria lain, tidak akan pernah. Raga mengendap-endap hingga ia tiba di samping rumah, tepatnya jendela kamar Jelita. Laki-laki itu segera memanjat jendela itu hingga akhirnya ia tiba di dalam kamar Jelita. Cklek .... "Raga!?" Begitu membuka pintu kamar, betapa terkejutnya Jelita ketika melihat keberadaan Raga. "Apa yang lo lakuin? Keluar enggak lo!?" Raga menggeleng. Laki-laki itu langsung menutup pintu kamar Jelita kemudian berlutut di depan Jelita, tangannya menggenggam erat tangan Jelita. "Mbak, lo jangan nikah ya sama dia. Biar lo nikah sama gue aja, gue rela kok nikah muda asalkan itu sama lo. Please, jangan nikah sama dia ya?" Raga menatap Jelita dengan tatapan memohonnya, laki-laki itu bahkan rela lututnya sakit karena terlalu lama tertekuk di tangan agar bisa melancarkan aksinya untuk membujuk Jelita agar tak menikah dengan Roni. "Enggak bisa, Raga. Gue udah pacaran lama sama dia, gue juga udah siap nikah sama Roni. Lo tolong jangan gini ya, lo ajak aja cewek seumuran lo buat nikah. Jangan gue." Jelita melepaskan tangan Raga yang memaksa untuk menggenggamnya. "Enggak mau, gue cuma mau sama lo, Mbak. Gue enggak mau sama yang lainnya." Raga menggeleng tegas sambil memeluk perut Jelita erat, begitu keras kepala terhadap apa yang ingin ia miliki. "Maaf, Raga." Jelita melepaskan pelukan Raga dan hendak pergi meninggalkan laki-laki itu. Namun, sebelum itu terjadi, Raga sudah menarik tubuhnya hingga terhempas di atas ranjangnya. "Lo harus mau sama gue, Mbak. Gue udah cinta dari lama sama lo, kenapa lo enggak bisa nerima gue!?" Raga marah, laki-laki itu menindih tubuh Jelita yang merasa risih. "R-Raga lo berdiri!" teriak Jelita berusaha mendorong d**a Raga agar menjauh darinya. Meskipun Raga masih SMA, jelas saja tenaga Raga lebih besar dari dirinya. "Enggak akan!" Raga menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba saja pintu terbuka dengan lebar, sebuah suara disusul teriakan membuat keduanya tersentak. "Jelita? Raga!?" "Ada apa ini!?" Di depan pintu ada kedua orang tua Jelita disusul oleh Roni yang menatap terkejut ke arah Raga dan Jelita. "M-Ma, Pa, Roni, aku bisa jelasin semuanya." Jelita mendorong paksa tubuh Raga kemudian ia bangkit untuk menghampiri tiga orang yang masih diam mematung. "Sebenarnya ada apa ini, Jelita? Kamu dan Raga?" Papa Elang menggelengkan kepalanya, gak kuasa melanjutkan perkataannya. "Raga sama sekali enggak setuju Mbak Cantik nikah sama dia, karena saat ini Mbak Cantik sedang mengandung anak Raga." Dan perkataan Raga membuat terkejut semua orang, sebuah kalimat panjang yang membuat hidup Jelita berubah seketika. Berawal dari lamaran, malah berujung malapetaka yang merubah hidup seorang Jelita.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
11.2K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.2K
bc

My Secret Little Wife

read
92.4K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.4K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.3K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook