bc

Ditinggal Nikah

book_age16+
5.4K
FOLLOW
36.2K
READ
goodgirl
inspirational
drama
sweet
serious
like
intro-logo
Blurb

Bagaimana rasanya menagih utang puluhan juta rupiah pada sang kekasih di pesta pernikahannya? Eh, kekasih? Iya, kekasih hati yang diam-diam menikahi wanita lain tanpa ada kata putus darinya? Dan berita penagihan yang unik itu jadi viral? Panik nggak sih? Panik dong dan heboh pastinya. Ini kisah Aisyah yang dikhianati kekasihnya Irwan, yang sudah menjalin hubungan serius dengannya selama lima tahun. Cinta yang bersemi sejak mereka duduk di bangku SMA itu berlanjut sampai sekarang. Dikhianati tanpa kata putus membuat Aisyah sakit hati dan berencana membalaskan perbuatan Irwan tersebut di hari bersejarahnya. Apalagi selama ini Aisyah sudah banyak berkorban untuk Irwan. Apa sebenarnya rencana Aisyah untuk Irwan dan mengapa Aisyah nekat menagih utangnya di acara pesta pernikahan sang kekasih?

chap-preview
Free preview
Kabar Mengejutkan
Dering ponsel Aisyah berbunyi. Dari nada suaranya, itu adalah pertanda adanya pesan masuk ke benda pipih berbentuk persegi panjang miliknya. Dengan cepat Aisyah meraih ponsel pintar yang berada di atas nakas dan membuka pesannya dengan segera, takut kalau itu adalah pesan dari pelanggan online shop-nya. Meskipun sudah ada admin dan pegawai yang membantunya, tetap saja masih ada yang menghubunginya secara langsung. Biasanya para reseller atau pelanggan tetap setianya. "Aisyah, lihat ini!" Ternyata dari Bella. Sahabatnya itu mengirimi sebuah foto undangan pernikahan ke ponsel Aisyah. Awalnya keningnya mengkerut. Lalu gadis dengan rambut dikuncir kuda itu menajamkan penglihatannya dan fokus ke gambar yang barusan dikirim sahabat sekaligus pegawainya tersebut. "Syah, itu Irwan kan, pacar kamu? Nama dan orang dalam foto itu mirip sekali dengannya. Aku baru lihat pas bibiku ngasih kartu undangan ini ke aku. Baru aja Syah." "Dalam kartu undangan itu acara nikahnya besok, sekaligus langsung sama pesta resepsinya." "Bibi menyuruhku mewakili dia hadir di sana karena Bibi belum sanggup pergi ke tempat orang banyak. Kata Bibi, yang punya hajat nikahan itu tetangga yang rumahnya paling ujung. Pas ditunjukkan kartu undangannya dan lihat foto di depannya itu, aku kaget lihat wajah sama nama mempelai lakinya kok mirip sekali dengan Irwan. Makanya langsung kufoto dan kukirim ke kamu." Rentetan pesan Bella, Aisyah baca dengan hati berdenyut nyeri. Perih sekali serasa ditusuk sembilu dengan sangat tajamnya. Tangannya bergetar melihat kiriman foto dari sahabatnya tersebut. Matanya nanar saat mengamati foto lelaki tampan yang sedang bersanding mesra dengan wanita cantik mengenakan gaun pengantin modern berwarna putih. Bahkan buliran bening hangat yang sudah menumpuk di pelupuk matanya, siap untuk diluncurkan. Ingin menyanggah tapi tak bisa, saat nama lengkap calon mempelai lelaki beserta nama orang tuanya yang sangat ia kenal tertera dengan jelas di sana. Apalagi melihat lekuk wajah dan senyum khas lelaki dalam foto tersebut tidak dapat dipungkiri kalau itu adalah Irwan, pacarnya yang pamit pulang kampung seminggu yang lalu dengan alasan neneknya sakit. luruh sudah pertahanannya. Aisyah menangis pilu. Ponsel hampir terlepas dari tangannya saat terdengar nada dering dan getaran yang menandakan ada telepon masuk. Dari Bella. Sahabatnya itu segera menghubungi karena pesan darinya belum juga dibalas Aisyah. Padahal sudah centang dua garis biru yang artinya pesan itu sudah terbaca. Dering pertama sampai nadanya berhenti tidak juga diangkat Aisyah. Gadis cantik tersebut sedang menata hatinya yang hancur. Aisyah segera mengambil tisu untuk menyeka air matanya tak mau berhenti keluar. Ponselnya terus berdering dan itu masih dari Bella. "Halo." Aisyah mencoba menekan suaranya agar tidak terdengar bergetar. Setelah cukup kuat Aisyah coba bersuara. "Halo, Syah. Kamu baik-baik saja kan?" Terdengar nada khawatir di seberang sana. "Ya, aku baik saja. Ada apa? Bagaimana kabar bibimu? Sehat kah?" Aisyah mencoba mengalihkan pembicaraan. "Alhamdulillah sudah membaik. Bibi sudah mau makan. Jadi aku sudah bisa pulang, mungkin lusa. Nggak papa kan? Kamu sudah lihat foto undangan yang kukirim? Itu Irwan kan? Maaf Syah, aku baru tahu hari ini dan langsung mengabarimu." Terdengar nada sendu di seberang sana. Bella sebenarnya dilema. Dia bingung harus menyampaikan kabar ini seperti apa. Diam salah, takut benar itu Irwan dan dia tidak cerita apapun padahal tahu. Sedang memberi tahu seperti ini takut Aisyah terluka. "Iya ..., itu Irwan," aku Aisyah. Ia pikir tidak mungkin juga membantah apalagi harus berbohong menutupi kenyataan tersebut. Bukti nyata terpampang di kartu undangan. Lagipula untuk apa dia berkelit karena Bella sendiri sudah tahu kejadian sesungguhnya. bahkan hubungan Aisyah dan Irwan sangat diketahui oleh Bella dengan baik. "Dia pamit pulang padaku karena neneknya sakit keras, tapi ternyata …," ucap Aisyah terjeda. Ingin meluapkan semua kegetiran dalam hatinya, tapi Aisyah tak sanggup melanjutkan. Bibirnya bergetar, dan buliran bening hangat yang sudah ditahannya, menetes lagi dari kedua mata. Dengan cepat ia menutup mulutnya agar tidak terdengar oleh Bella. "Syah, maaf. Kamu yang sabar ya, sedari awal aku sudah memperingatkanmu bukan? jangan terlalu royal dengannya. Aku sudah nggak respect saat dengar ceritamu yang bilang dia meminjam uang buat kuliahnya dan masih membebanimu dengan segala t***k bengeknya yang lain. Sedangkan kuliahmu sendiri tertunda. Irwan itu kayak benalu. Kamu yang kerja keras, tapi dia yang menghabiskannya." Aisyah mendesah berat. Sudah terlalu sering Bella memperingatkan, tapi Aisyah pikir Irwan tidak mungkin berbohong, apalagi menipunya. Hubungan mereka sudah berjalan selama lima tahun, dan selama itu pula ia sangat mempercayai Irwan. Lelaki berambut cepak tersebut juga berjanji akan segera mengganti uang yang telah dipinjamnya setelah mereka menikah. Dia juga berjanji akan membiayai kuliahnya kelak. Namun sepertinya itu tinggallah janji. "Syah, kamu masih di situ kan? Syah, Maaf," lirih Bella pelan. Ia menyesal telah mengungkit hal tersebut bukannya menenangkan sahabatnya yang lagi bersedih. Hening. Aisyah sedang menetralisir perasaannya yang sedang berkecamuk. Namun tak bisa, karena air mata terus mengalir deras di kedua pipinya. "Pernikahannya besok?" tanya Aisyah. Tangannya tak henti menyeka air mata di pipi. Ia bertanya ulang memastikan. "Iya." Bella bergumam lirih. Ada perasaan tidak enak mendengar suara sahabatnya yang terdengar sedih. Ia juga dapat menangkap tangis tertahan di seberang sana. "Kamu bisa jemput aku, Bel? Aku mau datang kesana." "Kesini?" Kamu yakin Syah?" Bella terkejut mendengar perkataan Aisyah. "Ya, aku mau ngasih kejutan, mau ngasih hadiah buatnya. Hadiah yang tidak akan pernah dia lupakan seumur hidupnya." Aisyah mengatakan dengan penuh penekanan. "Ngasih kejutan? Apa?" Kening Bella mengernyit. Dia tidak mengerti maksud perkataan Aisyah, tapi di benaknya menerka-nerka kalau Aisyah mungkin ingin merusak pesta pernikahan Irwan atau menggagalkannya. "Nanti aku cerita. Besok subuh jemput aku di terminal. Malam ini aku naik bis ke sana," terang Aisyah menjelaskan. "Iya, besok kamu chat aja kalau sudah sampai di terminal, biar kujemput," jawab Bella. "Makasih Bel, infonya. Aku tutup ya." "Iya." Ponsel dihempaskan Aisyah ke atas tempat tidur lalu menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Persendiannya terasa lemas. Ia menangis tergugu setelah selesai berteleponan dengan Bella. Hatinya terkoyak perih mendengar berita mengejutkan tentang Irwan. Laki-laki yang dulu menjanjikan akan menikahinya setelah selesai kuliah, malah sekarang sedang merajut asa untuk menikahi wanita lain. Aisyah menghapus air matanya. Ia berjalan pelan menuju lemari pakaian dan mengambil sesuatu di sana. Sebuah notebook berukuran kecil. Dibukanya lembar tiap lembar isi di dalamnya. Menatap tajam susunan angka-angka yang tertulis rapi di sana. Tertulis nama lengkap Irwan di pojok paling atas sebelah kanan. Kemudian ditutupnya kembali buku tersebut. "Tunggulah Wan, aku akan datang. Akan kuambil kembali apa yang telah menjadi hakku."

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
11.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

My Secret Little Wife

read
93.7K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook