bc

My Love From The Moon

book_age18+
1.7K
FOLLOW
10.5K
READ
drama
tragedy
twisted
sweet
like
intro-logo
Blurb

Bermuatan 18+ karena tokoh wanita dan pria tinggal bersama.

Cerita romance fantasy yang menceritakan tentang makhluk bulan yang diberikan tugas untuk membuat manusia bahagia setelah mengalami penderitaan selama hidupnya. Makhluk bulan tersebut akan datang ke bumi saat gerhana bulan, dan tugasnya berakhir saat gerhana bulan selanjutnya datang. Ingat ya! cerita ini bertema fantasy romance, jadi semua hal yang mustahil terjadi, di dalam cerita ini bisa saja terjadi asal dengan kekuatan Gerhan, si makhluk bulan yang memiliki paras rupawan.

chap-preview
Free preview
BAB 1
            “Pergi nak, lari yang jauh biarkan mama dan papa disini sebentar aja, kamu lari aja yang jauh. Jika terjadi sesuatu jangan sedikit pun kamu melirik ke belakang” ucap seorang wanita yang wajahnya dipenuhi dengan darah. Seorang anak perempuan berusaha keluar dari mobil yang sudah terbalik. Ia pun berlari kecil, dan tiba-tiba saja terdengar suara ledakan dari arah belakang. Ingin rasanya anak perempuan tersebut menoleh ke belakang, namun ia teringat ucapan sang ibu akhirnya ia hanya berusaha berlari sekencang mungkin membawa tubuhnya yang gemuk sembari menangis.             “Dasar anak pembawa sial! Gara-gara kamu anak saya meninggal!” teriak seorang wanita yang sudah cukup tua dan pantas dipanggil nenek.             “Gamau saya urus kamu, nanti saya sial kaya kakak saya”             “Gara-gara kamu usaha anak saya bangkrut! Menantu saya rahimnya diangkat semenjak melahirkanmu! Dasar anak pembawa malapetaka! Seharusnya kamu mati saja di kecelakan itu!!” --- Jumat, 19 Januari 2018             Lunetta membuka matanya begitu cepat akibat mimpi buruk yang ia alami barusan. Lagi dan lagi kenangan masa lalunya selalu mampir begitu saja di alam mimpinya. Ia melirik kearah jam dinding, jarum jam menunjukan pukul setengah 7 pagi saatnya bersiap-siap untuk pergi ke kampus. Ia mengambil sehelai tissue dan mengelap keringat yang bercucuran akibat kamar kost-nya yang hanya menggunakan kipas angin saja ditambah baru saja bermimpi buruk. Ia memandangi kipas angin yang sedang berputar dan berandai-andai jika dirinya dapat tinggal di sebuah tempat yang menggunakan air conditioner, pasti sangat nyaman. Namun, apa daya untuk mengkonsumsi makan makanan bergizi sehari 3x saja ia tidak sanggup apalagi harus memasang ac di kamar kost-nya. Kamarnya saja kecil dan lusuh. Lunetta hanya menghela nafas.             Ia beranjak meraih handuk dan peralatan mandinya dan menuju keluar kamar. Lunetta berniat mandi, namun kost-nya tempat ia tinggal hanya memiliki 2 kamar mandi saja yang tersedia diluar. Jadi, harus mengantri terlebih dahulu jika ingin menggunakan kamar mandi. Seperti pagi ini, ia harus berdiri dalam antrian. Lunetta kembali berandai-andai jika dirinya dapat mandi dalam kamar mandi miliknya sendiri tanpa harus mengantri dengan orang lain, merasakan kucuran air hangat di pagi hari yang keluar dari pancuran untuk membasahi tubuhnya. Ah, sudahlah itu hanya khayalan bagi Lunetta.             “Heh gendut! Gue duluan ya mandinya, gue buru-buru soalnya. Lo abis gue aja” celetuk seseorang wanita dari belakang. Lunetta hanya tertunduk diam saja, dan membiarkan wanita tersebut menyelak antriannya.             Lunetta memandangi wanita tersebut dari belakang. Ia bernama Sarah. Memiliki badan yang langsing tinggi semampai, kulit yang putih mulus, dan yang pasti cantik. Sangat bertolak belakang dengan fisik yang dimiliki oleh Lunetta. Ia melirik kearah perutnya yang buncit lalu berpindah ke lengannya yang berlemak. Lagi dan lagi Lunetta hanya berkhayal memiliki fisik yang cantik.             Butuh waktu satu jam bagi Lunetta untuk dapat mandi. Tidak tahu mengapa wanita-wanita lain sangat lama saat mandi, bagi Lunetta cukup butuh 15 menit saja untuk dirinya membersihkan badan. Baru saja ia selesai mandi dan keluar kamar mandi, tiba-tiba saja ia mendapatkan sebuah bentakan.             “Lama banget dah lo mandi! Pegel nih gue nunggunya!” bentak wanita yang diketahui namanya adalah Windy.             “Dia kan badannya lebar Win, makanya lama mandinya biar semuanya bisa terjangkau kan hahaha” celetuk wanita lain yang bernama Tantri.             “Atau nggak dia berusaha luluran, buat gosok badannya biar dakinya rontok semua kali ya” sambung Denna.           “Lah kalo udah dari sononya item mau berapa lulur yang dipake? Sepabrik?” ucap Windy. Lalu semuanya tertawa. Sedangkan yang lain hanya bisa terdiam atau bahkan ada yang tertawa-tawa kecil saja. Lunetta hanya diam dan menundukkan kepalanya lalu ia berjalan kembali ke kamarnya. Ia tidak mau melawan karena memang sudah terbiasa dan kebal jika mendapatkan bullying. ---             Lunetta berlari menyusuri taman kampus, karena ia hampir telat masuk ruang ujian. Ia berlari hingga menabrak seorang wanita. Mereka berdua sama-sama jatuh tersungkur, namun orang-orang sekitar hanya menolong wanita itu, sedangkan Lunetta dibiarkan begitu saja. Justru kalau dilihat Lunetta lah yang memiliki luka yang cukup parah dibandingkan wanita itu yang hanya mengalami lecet sedikit saja.             “Tino kok dia doang yang ditolongin? Gue kok ngga?” tanya Lunetta kepada lelaki yang ternyata ia kenal sedang membantu wanita itu untuk berdiri.             “Kasian dia, lo kan bisa berdiri sendiri” jawab Tino.             “Lagian dia cantik ngga kaya lo Netta” lanjut Fandi. Lalu semua orang berlalu begitu saja dan meninggalkan Lunetta begitu saja. Lunetta melihat lututnya berdarah, tapi Lunetta berusaha menahan rasa sakitnya dan sekuat tenaga berdiri lalu kembali berlari menuju ruang ujian agar tetap bisa mengikuti ujian. Bagi seorang mahasiswa yang mengandalkan beasiswa dan tidak mampu membayar uang semester sendiri, Lunetta harus benar-benar rajin jangan sampai ada sesuatu kesalahan yang mengancam beasiswanya akan dicabut.             Untung saja Lunetta tepat waktu dan dapat mengikuti ujian, hariini merupakan hari terakhir ujian semester 1 sebelum liburan semester. Kini, Lunetta hanya tinggal menunggu hasil ujian akhir semesternya saja. Mungkin untuk mahasiswa dan mahasiswi lain liburan semester akan diisi dengan berlibur dengan keluarga atau teman-teman. Namun, tidak untuk Lunetta. Justru ia harus bekerja agar dapat menyambung hidup dan membayar tempat tinggal. Jika saat kegiatan perkuliahan ia hanya bekerja sebagai penjaga kasir mini market di daerah tempat tinggalnya pada malam hari dan hari libur saat tidak ada kelas saja. Saat liburan semester ia akan bekerja di siang hari dan berlibur di hari Sabtu dan Minggu. Begitulah jika hidup sebatang kara, ia harus mampu bertahan hidup dan dapat membuat orang tuanya bangga saat melihat dirinya dari atas sana.             Lunetta membersihkan lukanya di toilet kampus karena selama ujian ia biarkan begitu saja lukanya, takutnya jika dibiarkan terlalu lama akan inpeksi. Saat sedang sibuk membersihkan lukanya, tiga orang wanita tiba-tiba saja masuk dengan cukup berisik sembari mengobrol atau bahkan lebih mengarah ke bergosip. Mereka adalah Sera, Ririn, dan Amel. Mereka teman seangkatan Lunetta.             “Yaudah cepetan lo sana pipisnya jangan lama Mel” ucap Sera.             “Iya tunggu ya”             “Eh Rin, sini kita mirror selfie dulu sama boomerang” ucap Sera sembari mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya. Lalu mereka berdua bersiap-siap untuk berpose, namun tiba-tiba terhenti dan melirik tajam kearah Lunetta.             “Heh Netta! Lo minggir dong. Ganggu pemandangan aja deh. Muka sama badan lo ada di kaca tau” ujar Sera.             “Gue kan lagi bersihin luka gue, lagian ini kan toilet umum. Jadi siapa aja boleh ngegunainnya kan” ucap Lunetta pelan sembari menundukan kepalanya.             “Wah songong nih si gendut!” ucap Ririn. Lalu Sera dan Ririn mendorong tubuh Lunetta hingga bahunya membentur dinding.             “Gausah songong dan ngerasa bener deh lo! Lo kesini cuma ngandelin beasiswa dasar miskin! Udah miskin, jelek, hidup lagi” ucap Sera sembari tertawa ala devil.            “Udah gitu ya kata orang-orang dia bawa sial tau Ra” ucap Ririn.             “Seriusan lo? Daripada kena sial deket-deket dia mending langsung cabut yuk” ucap Amel yang saja selesai buang air kecil. Sera dan Ririn hanya bergidik jiji sambal melihat Lunetta lalu mereka pergi.             Lunetta meneteskan air mata. Sebenarnya apa salah dia? Mengapa semuanya berbuat semena-mena terhadap dirinya, entah di kost-an maupun di kampus. Padahal selama ini ia tidak pernah mencari masalah dengan mereka semua yang merundungnya. Apa akibat fisik yang ia miliki? Memangnya kenapa kalo ia memiliki fisik seperti saat ini, toh dirinya juga merupakan ciptaan-Nya. Apa karena ia miskin? Memangnya siapa sih yang mau hidup serba kekurangan seperti yang ia alami sekarang. Mungkin kalau ia memiliki banyak uang pasti ia juga bisa cantik seperti wanita-wanita yang selama ini merundungnya. Lunetta hanya bersabar. Ia menarik nafas dengan kuat lalu menghapus air matanya. --- Sabtu, 20 Januari 2018             “Semuanya jadi 38.500 ribu, Bu” ucap Lunetta saat selesai menghitung semua belanjaan pelanggannya. Ibu tersebut memberikan selembar uang 50 ribu, Lunetta pun memberikan kembalian. Saat ibu tersebut pergi ia meninggalkan sebuah brosur di meja kasir.             ‘Brosur apa ini?’ batin Lunetta.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dua Cincin CEO

read
231.3K
bc

Accidentally Married

read
102.7K
bc

Mrs. Rivera

read
45.3K
bc

Aku ingin menikahi ibuku,Annisa

read
52.8K
bc

AHSAN (Terpaksa Menikah)

read
304.2K
bc

Sacred Lotus [Indonesia]

read
50.0K
bc

Dependencia

read
186.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook