My Revenge(Beautiful Journalist)

Suara benturan benda berbahan kaca terdengar dari sebuah kamar apartemen mewah di pusat kota Surabaya. Raungan seorang gadis yang menyayat hati memaksa penghuni apartemen ke luar untuk melihat apa yang sedang terjadi. Tidak ada yang berani mendekat untuk sekedar menasehati gadis bersurai panjang itu. Di tangan kanannya, dia memegang sebuah belati tajam yang ditujukan kepada siapa saja yang mendekat. Seseorang tampaknya telah menghubungi rumah sakit jiwa karena takut jika gadis itu mungkin menyakiti orang lain yang berada di sana. Sungguh, fakta yang mengejutkan semua orang. Seorang gadis berprofesi pengusaha muda dan kekasih aktor terkenal tiba-tiba bertingkah seperti orang gila. Kepulangannya dari Jakarta sebulan yang lalu menjadi tanda tanya besar bagi semua orang yang mengenalnya. Seorang gadis berseragam SMA berlari menuju kamar. Wajahnya terlihat begitu sedih. Napasnya tercekat saat melihat orang yang paling dicintai duduk dengan air mata berlinang dan sebilah belati di tangannya. Gadis itu mendekat, membuat semua orang yang berkumpul di sekitar apartemen dalam keadaan cemas. “Kakak…,” bisik gadis bernama Queen itu, terus mendekat hingga berjongkok tepat di depan kakaknya, Abella. Gadis bernama Abella itu menengadah, menatap manik cokelat adik kesayangannya. Tidak ada kata yang terucap selain pelukan erat yang dibalut rasa sakit di antara mereka berdua. Queen membenci situasi ini. Cinta telah membuat luka di hati kakaknya. Sifat tangguh Abella menguap begitu saja setelah ikatan cintanya dengan sang aktor kandas karena pengkhianatan. Sungguh miris, sosok wanita karier yang tegas dan tegar berubah menjadi wanita rapuh, sedih dan nyaris gila hanya karena cinta. Seberapa kuat cinta kakaknya pada pria bernama Arka Dewabrata itu? Abella adalah wanita yang kuat. Satu-satunya saudara yang dimiliki Queen setelah orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan pesawat tiga tahun lalu. Abella mampu menjalankan perannya sebagai pelindung Queen dan menjalankan perusahaan dengan sangat baik. Kenapa cinta bisa sekejam itu? Mengapa saudara perempuan berhati malaikat itu harus menerima pengkhianatan? "Queen … aku tidak ingin hidup. Biar lah aku mengikuti ayah dan ibu ke surga," kata Abella dengan tangan gemetar mengarahkan belati ke tubuhnya. Queen tercengang. Degub jantungnya kembali menggila. Ketakutan membayangi jiwa dan pikirannya. “Jangan, Kak .... Aku tidak ingin hidup kalau Kakak pergi …,” kata gadis itu kemudian meraih belati di tangan sang kakak, tapi Abella menariknya. Gadis berusia 24 tahun itu berdiri, menatap adik kesayangannya dengan tatapan penuh kesedihan. "Aku sudah tidak kuat lagi, Sayang. Dia b******k dan jahat. Dia adalah iblis. Aku ingin membunuhnya tetapi aku tidak bisa. Aku sangat membencinya. Dia adalah binatang. Dia pantas mati! Pantas mati!" teriak Abella histeris lalu menancapkan belati ke kaca di depannya hingga pecahan kaca berserakan di lantai. Queen tercengang. Ia meraih tangan Abella namun gadis yang dalam kondisi psikis buruk itu justru mendorong tubuh Queen hingga terjatuh ke belakang. Air mata gadis itu tumpah, melihat ekspresi kakaknya yang murung dan tanpa gairah. Meski bukan saudara kandung, namun ikatan keduanya begitu erat. Princessa Abella adalah anak yang diadopsi oleh kedua orang tua Queen sejak dia berusia dua tahun. Bagi Queen, ikatan batin dan kasih sayang lebih kuat dari ikatan darah. Queen berjanji untuk melindungi Abella seperti Abella melindungi dirinya selama ini. Queen melihat ke luar pintu, pada orang-orang yang masih berkumpul di sekitar sana. Gadis itu meraih ponsel di saku seragam sekolahnya, mengetik pesan untuk Handoko, orang kepercayaan mendiang orang tuanya. Hanya lima belas menit setelah pesan terkirim, terdengar suara langkah kaki mendekat. Dua pria dan dua wanita berseragam perawat dari rumah sakit jiwa terbaik di kota datang atas permintaan Handoko. Meski sedikit enggan, Queen harus mengambil langkah ini. "Di mana pasiennya, Nona?" tanya salah satu perawat wanita kepada Queen. “Di dalam kamar. Saya mohon, perlakukan kakak saya dengan baik. Saya akan membayar berapa pun biayanya selama kakak saya sembuh,” kata Queen sambil menunjuk ke dalam. Keempat orang itu segera bergegas masuk. Abella yang mengetahui ada orang asing di kamarnya tampak panik. Gadis cantik itu mengambil kembali belatinya, mengarahkan pada keempat orang itu. "Pergilah kalian semua! Jangan ganggu adikku! Queen ... lari! Sayang ... lari cepat!” teriak Abella histeris. Queen jatuh ke lantai, menangis keras. Cinta kakaknya begitu besar sehingga dalam kondisi seperti itu dia masih memikirkan keselamatannya. Quuen tidak kuasa untuk menoleh ketika keempat perawat melakukan pekerjaan mereka. Suntikan anestesi dilakukan, membuat tubuh Abella yang semakin kurus menjadi lemas tak berdaya. Queen berdiri, memeluk tubuh kakaknya dengan erat. "Queen ...," bisik Abella. “Kakak …. Aku menyayangimu. Maaf, aku selalu merepotkanmu. Aku berjanji untuk membalas lukamu dengan ...." "Pergi ... pergi sejauh mungkin. Jangan di ...." Abella pingsan karena obat bius yang mulai bereaksi. Keempat perawat segera mengangkat tubuh Abella dan membawanya keluar dari apartemen. Queen mengikutinya ke dalam mobil, meletakkan kepala Abella di pangkuannya, mencium wajah yang dulunya berseri-seri tapi sekarang tampak pucat tak bercahaya. Air mata gadis itu menetes di wajah Abella. Kenapa Tuhan harus memberikan cobaan yang begitu berat dalam hidupnya? Kehilangan kedua orang tuanya saat dia sangat membutuhkan mereka, dan sekarang Tuhan merampas kebahagiaannya dengan ujian yang diberikan kepada kakaknya, malaikatnya di kehidupan nyata. Mengapa seorang pria yang dipuja jutaan penggemar di negeri ini bisa bertindak kejam kepada kakaknya? Queen belum pernah bertemu Arka Dewabrata karena Abella tinggal di Jakarta untuk mengurus perusahaan orang tuanya. Sementara Queen memilih tinggal di Surabaya, di rumah orang tuanya. Sejak mengetahui Abella menjalin hubungan dengan seorang artis, Queen mencari tahu latar belakang pria tersebut. Ia adalah anak dari pemilik beberapa stasiun televisi nasional dengan kekayaan melimpah. Sejak awal, Queen tidak terlalu setuju tetapi kemudian dia membiarkan kakaknya menemukan kebahagiaannya sendiri tanpa campur tangannya. Sekarang, Queen tidak akan menuruti keinginan Abella untuk pergi jauh. Tidak akan. Setidaknya, sebelum rasa dendam dan sakit hati Abella terbalaskan. Queen tidak akan pergi. Dia akan menjaga Abella, menemaninya melewati semua cobaan ini dan kemudian pergi jauh membawa Abella bersamanya. Tetapi, tentu saja Queen harus memberi pelajaran manis kepada sang aktor, Arka Dewabrata. Pria itu harus membayar mahal untuk setiap rasa sakit yang dirasakan Abella, dan jika mungkin, membuat pria itu tenggelam dan kemudian hancur tak tersisa. Queen memiliki jiwa iblis dan malaikat yang berjalan beriringan. Cinta untuk ketulusan dan kasih sayang, kehancuran untuk pengkhianatan. Arka Dewabrata harus hancur, sehancur-hancurnya. Aku tidak mengerti dengan apa yang telah terjadi kepadamu, Kak. Tetapi aku tahu bahwa pria itu bertanggung jawab atas nestapa yang kamu alami. Jangan panggil aku Queen jika harus mundur dengan kekalahan.