bc

Moza Heart (BAHASA INDONESIA)

book_age16+
716
FOLLOW
4.5K
READ
dark
fated
dominant
drama
twisted
sweet
bxg
mystery
Writing Academy
lusty
like
intro-logo
Blurb

[COMPLETE] Moza adalah gadis aneh yang bisa berbicara dengan hewan. karena hal tersebut keluarganya malah mengucilkannya. hingga sebuah fakta yang sebenarnya terkuak, bahwa Moza ternyata bukan putri kandung ibunya.

Disaat hari ulang tahunnya, Moza kabur dari rumah dan berakhir di hutan belantara. saat itu juga, dia bertemu dengan Niki. Pria aneh yang ternyata memiliki penyakit bipolar, pria pemarah yang ternyata mencintainya sedalam lautan.

Apa yang harus Moza lakukan setelah ini?

instagram : @im_yourput

chap-preview
Free preview
Bab 1 : Terjebak Di Hutan
Hossh... Hossh... Hossh... Moza berlari dengan kencang, menyusuri dinginnya angin malam yang siap menembus kedalam tulang. Moza terkesiap, tatkala truk besar lewat dijalan. Untungnya Moza masih bisa melihat lampu dikejauhan sana sebelum memutuskan untuk berhenti. Ditengoknya kearah belakang, memastikan siapapun tidak berhasil mengikutinya. Moza bersumpah, dia tidak akan pernah kembali lagi kedalam rumah bagai neraka itu. Langkahnya mulai lunglai, setelah lama berlari. Dia yakin, seseorang masih terus mengejar dan mengawasinya. Mau tak mau, Moza dilarang untuk lengah. Kediamannya memang terpencil, dan dekat dengan hutan. Dilihatnya dua jalan menuju arah yang berbeda. Dia yakin, kalau dirinya memilih untuk pergi kejalan yang akan membawa kekota. Keluarganya pasti akan berhasil menemukannya. Namun, Moza tidak pernah berpikir untuk mengikuti kata hatinya, masuk kedalam hutan disebelahnya. Suara derap langkah kaki membuat Moza hilang kendali. Dengan segera dia mengambil jalan secara asal, berharap apa yang dia pilih adalah hal yang tepat. Malam semakin larut, Moza berjalan dengan harapan yang masih tersimpan. Ketika pakaian yang ia kenakan hanyalah sweater putih dengan rok sependek betis. Moza menatap kekanan dan kekiri, berharap masih ada sesuatu yang bisa membangkitkan kepercayaan dirinya, untuk terus masuk kedalam hutan. "Adakah orang disini?" Lirihnya, bertanya dan seakan tau dia hanya bermobolog, Moza tetap melanjutkan untuk melangkah. Tidak peduli burung hantu yang hinggap dipohon, mulai menatapnya. Ketika sadar apa yang ia lakukan ini adalah kesia-siaan, Moza terduduk lemas dibawah pohon rindang, Ia sungguh kedinginan, namun apa yang bisa dia lakukan sekarang? "Hiks... Hiks..." suara isak tangisnya menggema, membuat seluruh penghuni hutan turut iba mendengar suara indah yang tengah terisak. Mereka tidak bisa melakukan apa-apa selain melihat Moza yang menekuk dibawah pohon rindang. Moza menatap lurus kearah kegelapan, Ingatan menyedihkan itu kembali membuat dadanya sesak, Dia membenci keluarganya, Tidak ada yang menyayangi dia didunia ini. Kunang-kunang malam yang bersinar bagaikan lampu kerlap-kerlip, sedikit membuat sesuatu yang sesak itu melonggar, hal ini yang sedaritadi ia tunggu. Seekor kelinci abu-abu mendekatinya takut-takut. Moza tersenyum didalam tangisnya, Dia meraih kelinci itu untuk dipeluknya. Lalu menumpahkan segala kekesalan yang berada dalam lubuk hatinya. Hingga mengalirlah sebuah cerita tentang keluarganya, kepada seluruh penghuni hutan. 4 Jam sebelumnya... Moza berjalan riang mengenakan gaun pink muda kesukaannya. Rambut panjang indahnya tergerai, sudah tidak ada lagi kacamata jelek dan juga tompel buatan. Moza benar-benar akan berubah, dia tidak akan menjadi moza si culun yang selalu menjadi aib keluarga mereka. Ketika langkah kakinya hendak menuju kamar kedua orangtuanya. Moza terkesiap, mendengar suara parau didalam sana. Bukankah hari ini pesta ulang tahunnya? Moza memang tidak meminta pesta besar, sebagaimana yang diminta oleh adiknya. Moza hanya ingin berkumpul bersama keluarga, dan mereka akan melihat bagaimana Moza siculun yang dulunya tidak berguna, akan berguna dengan berbagai penghargaan yang diam-diam diperolehnya. Namun, dadanya mendadak bergemuruh disertai sesak. Tidak dapat dibendung lagi, Moza sedih mendengar apa yang dibicarakan oleh kedua orangtuanya didalam sana. "Lihatlah putri sulung kita, kamu akan terus-terusan membiarkannya menjadi aib keluarga?" Ucapan Papa membuat air mata yang sudah menggenang dipelupuk mata Moza, turun dengan indahnya. "Kenapa? Biarkan saja dia dengan gayanya, kita tidak perlu sampai membuatnya tertekan dengan mengatakan kepada semua kalau Moza bukan anak kandung kita." Rasa sesak kembali memenuhi rongga dadanya. Moza bahkan tak menyangka kalau kedua orangtua yang menjadi tempatnta berlindung, malah hendak membuangnya. "Hari ini, kamu tidak lihat bagaimana dia bertingkah gila lagi? Apa tidak cukup semua eksperimen gilanya? Dia sekarang meminta pesta untuk keluarga, lantas bagaimana kalau mereka tau Moza anak yang aneh?" Moza kembali menangis, Dia tidak menyangka, kalau selama ini Papa sama sekali tidak menerima kegiatan anehnya. Moza akui, dia memang aneh, Moza menyukai hewan dia senang membuat eksperimen tentang hewan. Tapi itu tidak lebih dari penelitian sederhananya, Penelitian yang akan memberikannya banyak penghargaan. Kedua orangtuanya memang sengaja tidak diberitahukan, karena Moza mau memberikan suprise diacara ulang tahun yang ke18 ini. Tak disangka, Moza malah mendapatkan ucapan tak mengenakan dari kedua orangtuanya sendiri. "Terserah, Intinya Moza masih putri kita pa, Kamu gak bisa dengan enaknya mengatakan Moza adalah aib bagi kita!" Tegas Mama. Walaupun sesak, setidaknya masih ada senyum yang terbit diwajahnya. Mendengar hal itu, papa malah tertawa disebelah mama. "Hei! Dia memang anakku, tapi kamu lupa? Dia bukan anak kandungmu." Bagai tersambar petir, saat itu juga Moza berlari tanpa peduli dia sudah menabrak vas besar kesayangan Mamanya. ### "Jangan sedih moza, tenang saja kami ada disini." Suara itu terdengar imut, moza tersenyum. Inilah yang membuatnya dikira orang sebagai anak aneh, karena Moza mempunya kelebihan mendengarkan Hewan yang mau berbicara padanya. Dia tidak bisa mendengar semuanya memang, hanya hewan yang mau didengarkan saja. Seperti kelinci abu-abu yang berada dalam gendongannya. "Iya... Iya... Kau benar tuan kelinci, tapi sekarang gadis ini membawa bencana bagi kita." Sahut burung hantu yang bertengger diatas dahan pohon sana. "Aku bukan pembawa bencana." Hewan-hewan tersebut tampak kaget mendengar balasan Moza, seakan-akan Moza adalah manusia istimewa yang bisa mendengar suara. "Tunggu dulu, apa? Kau bisa mendengar suara kami." Suara burung hantu itu kini terdengar berat. Moza terdiam cukup lama, namun setelahnya ia mengangguk pelan. "Astaga! Tuhan memberikanmu hal yang istumewa moza. Kau sungguh luar biasa." Suara cempreng si kelinci abu-abu membuat senyumnya mengembang. "Pik... pik... pik..." Moza tersenyum, mendengar salah satu kunang-kunang itu berucap. "Bisa terjemahkan apa yang kunang-kunang ini coba katakan padaku?" Pinta Moza, Si Kelinci mendadak lompat dari pangkuan Moza. Astaga! Jika memang benar saat ini Moza bisa mendengarkan hewan, bukankah itu pertanda baik. "Sudahlah, tidak ada yang perlu ditakutkan, dia hanya memujimu. Dasar kunang-kunang genit." Sahut si burung hantu. "Pik... pik!" Suara itu membuat si kelinci menggeleng, "Sok tau kamu! Dasar burung hantu tua, dia mengatakan pada kita kalau ada lelaki diseberang sana sedang terluka saat ini." Cukup hening, mereka masih mencerna ucapan si kelinci yang berwarna abu-abu tersebut. Moza bangkit, "Benarkah? Katakan padaku dimana dia?" Moza mengikuti kemana kunang-kunang itu membawanya. Ia hanya perlu menyusuri empat pohon besar sebelum akhirnya sampai. Seorang lelaki tampak lemas dibawah pohon, dengan banyak luka disekitar tubuhnya. "Astaga! Dia bisa mati kalau seperti ini." Moza memekik. Ketika dia mendekat, dia sudah bisa melihat lelaki itu menggigil kedinginan, baju kemeja putihnya yang tipis robek setengah, bahkan celana kain hitamnya koyak. Moza tidak menunggu persetujuan siapapun untuk membuka sweaternya, awalnya kelinci dan kunang-kunang terkejut, Namun melihat Moza yang ternyata menggunakan baju kaos pendek berwarna putih, membuat mereka lega. "Hei, bangunlah, kau masih bisa mendengar suaraku bukan." Mata lelaki itu sayu, namun masih bisa melihat Moza yang tampak panik. "Maaf, aku akan menyentuhmu, biarkan aku menghapus kotoran dan membersihkan luka disini." Ujarnya meminta persetujuan, Si lelaki mengangguk lemah. Malam yang dingin itu Moza isi dengan membantu si lelaki ini. Dia tidak tau siapa lelaki yang kini tengah terbujur dengan segala luka dan goresan. Yang jelas, Moza tidak ingin lelaki itu mati dihutan ini. Ketika semua luka sudah dibersihkan dengan air yang ada didanau besar, tepat dihadapannya. Moza merasakan lelaki ini kedinginan, "Apa disini tidak ada sesuatu yang bisa digunakan untuk menghangatkan tubuh?" Moza bertanya pada si kelinci. "Tidak ada." Moza memikirkan cara, Namun dia memilih sesuatu yang nekat. Moza duduk diatas pangkuan si lelaki yang kini tak sadarkan diri. Lalu membuka kancing pakaian si lelaki, dan memelukkan dirinya. "Semoga kamu tidak kedinginan." Lirih Moza sebelum ikut terlelap. Si kelinci menggeleng, lalu menyuruh kunang-kunang untuk tetap disini menemani mereka. ### Yuhuu cerita baru gaes... Ayo-ayo pecinta adult romance-fantasy merapat. Instagram : @im_yourput 

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

HYPER!

read
556.3K
bc

DRIVING ME CRAZY (INDONESIA)

read
2.0M
bc

Sekretarisku Canduku

read
6.6M
bc

SEXRETARY

read
2.1M
bc

BILLION BUCKS [INDONESIA]

read
2.1M
bc

Bastard My Boss

read
2.7M
bc

Marry The Devil Doctor (Indonesia)

read
1.2M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook