bc

Fall Into Modern World

book_age18+
485
FOLLOW
3.0K
READ
reincarnation/transmigration
love after marriage
CEO
princess
sweet
another world
slow burn
slice of life
addiction
stepmother
like
intro-logo
Blurb

Biasakan untuk tap "love"-nya dulu yaa sebelum membaca :)

“Tapi kenapa aku dapat mengerti bahasa mereka?” -Irina Wyanett-

"Hanya hari ini kamu saya izinkan menumpang, besok siang saya sendiri yang akan membawamu ke kantor polisi." -Biankara Danuardja-

"Pokoknya Papa nggak boleh bawa tante cantik itu ke mana-mana!" -Nuansa Raya Danuardja-

Dia adalah Irina Wyanett, putri dari pasangan Raymond Wyanett dan Anne Wyanett yang merupakan Grand Duke dan Grand Duchess sebuah kekaisaran tersohor bernama Slovaskinia. Irina terkenal akan kecantikannya yang alami, pun dia juga dikenal sebagai putri yang ramah nan baik hati.

Walau hidupnya terlihat begitu sempurna seakan tak ada celah, nyatanya ada satu kekurangan Irina yang sudah menjadi rahasia umum di kalangan bangsawan kelas atas, kekurangannya itu adalah; Irina belum juga menikah padahal usianya sudah menginjak 24 tahun.

Di saat Irina sedang dalam perjalanan ingin menyambut kepulangan kakaknya selepas perang, tiba-tiba kereta kuda yang tengah ia tumpangi diserang oleh beberapa orang dan kemudian terjatuh ke dalam jurang.

Anehnya, saat membuka mata alih-alih terluka atau lebih parahnya mati akibat kecelakaan itu. Irina justru terbangun dalam keadaan baik-baik saja.

Tetapi, ada satu lagi hal paling mencengangkan yang baru Irina sadari setelah melihat-lihat keadaan sekitar … Irina menyadari bahwa ternyata dia kini sudah tidak berada di Slovaskinia, melainkan negara asing bernama Indonesia!

Dan keadaan semakin rumit karena Irina ditemukan pertama kali oleh sepasang ayah dan anak perempuan yang tidak ia kenali sama sekali. Terlebih ayah dari anak perempuan itu sangatlah galak dan ketus pada Irina.

chap-preview
Free preview
Chapter 1; Irina Wyanett
Suara langkah kaki yang beradu dengan lantai terdengar menggema ke seluruh penjuru lorong istana yang sunyi. Seorang perempuan cantik bersurai coklat sepunggung berjalan dengan tenang menuju tempat sang ayah tengah menunggu. Meski sedang mengenakan gaun panjang yang panjangnya sampai ke mata kaki, dia tak tampak kepayahan sama sekali dalam membawa kakinya melangkah. Saat sudah berada di tempat tujuan, ia menolehkan kepalanya ke samping guna menatap seorang pelayan yang menghampirinya. "Apa Yang Mulia Grand Duke ada di dalam?" tanyanya lembut. "Ada, Nona. Yang Mulia Grand Duke sudah menunggu sejak tadi." Pelayan tersebut menjawab dengan gestur kepala menunduk sembari menyatukan kedua tangannya ke depan badan. Perempuan yang dipanggil 'nona' itu tersenyum manis ke arah sang pelayan. "Ah, begitu. Baiklah, terima kasih, ya." "Mari saya antar ke dalam, Nona." Sang Nona menolak tawaran pelayannya dengan gestur satu tangan terangkat ke sebatas d**a. Dia memang tidak terlalu suka dilayani terus menerus oleh para pelayan, bukan karena dia tidak menghargai pekerjaan mereka. Melainkan karena menurutnya selagi dia merasa dapat melakukannya sendirian, maka sebisa mungkin dia tidak akan merepotkan orang-orang sekitar. Setelahnya, perempuan itu masuk ke dalam ruangan yang ternyata sebuah perpustakaan karena terdapat banyak sekali buku-buku terawat yang terpajang rapi di lemari-lemari kaca yang tersedia di sini. Butuh waktu cukup lama untuknya berjalan dari pintu masuk ke bagian dalam perpustakaan dikarenakan luasnya tempat ini, langkah kakinya ia percepat kala netranya menangkap figure sang ayah tengah terduduk di sebuah kursi besar yang tersedia sembari membaca buku berukuran besar di tangan. Orang yang menjabat sebagai Grand Duke tersebut segera melirik saat putrinya sudah berdiri tak jauh darinya. “Irina Wyanett memberi salam kepada Anda, Yang Mulia Grand Duke,” ucap perempuan bernama Irina Wyanett itu pelan sembari memberi salam hormat ala putri bangsawan dengan mengangkat sedikit gaunnya ke atas serta sedikit berjingkat dan menundukkan kepala di hadapan ayahnya. “Ya, Irina, akhirnya kau datang juga. Panggil saja ayah seperti biasa, lagipula sedang tidak ada tamu di istana ini.” Raymond Wyanett adalah nama laki-laki paruh baya ini, dia merupakan seorang Grand Duke dari kekaisaran Slovaskinia. Meski umurnya sudah hampir mencapai pertengahan abad, namun wajahnya tetap memancarkan kewibawaan dan karisma, hanya ada sedikit kerutan di sekitar mata namun sama sekali tak menyamarkan wajah tuanya yang masih segar, pun dengan tubuhnya yang masih sangat tegap itu benar-benar menggambarkan sosok sempurna seorang bangsawan kelas atas. Selain terkenal akan kesetiaannya pada paduka Kaisar, Raymond juga terkenal sebagai sosok suami dan ayah yang sangat mencintai dan melindungi keluarganya. Karena hanya memiliki dua orang anak yang merupakan sepasang putra dan putri, maka Raymond pun mendidik kedua anaknya dengan sangat baik. Tentu saja dia tak melakukan semua itu sendirian, sang istri—Anne Wyanett—justru memegang andil yang jauh lebih besar darinya. Raymond mengarahkan Irina untuk duduk di sofa yang berseberangan dengan kursi yang menjadi tempat singgasananya. “Duduk, Irina.” “Terima kasih, Ayah.” Tanpa banyak bicara lagi, Irina menuruti perintah sang ayah dengan patuh. Tak lupa dia juga melemparkan senyum kecil sebagai bentuk ucapan terima kasih secara verbal kepada ayahnya.   Dilihat dari interaksi antara ayah dan anak ini, orang-orang pasti akan langsung tahu kalau mereka adalah keluarga yang harmonis. Karena memang kenyataannya begitu, keluarga Wyanett merupakan keluarga bangsawan yang dijadikan idaman banyak penduduk Slovaskinia. Karena keluarga itu benar-benar definisi nyata dari sebuah keluarga bahagia. Namun, sekeras apapun manusia berusaha mempertahankan sesuatu, faktanya tak pernah ada yang benar-benar sempurna di dunia ini. Pasti akan ada saja cobaan dan konflik yang menimpa setiap makhluk hidup, tak terkecuali bagi keluarga Wyanett yang terkenal serba sempurna itu, karena saat ini mereka tengah mengalami cobaan. Semuanya berasal dari gosip miring yang mengatakan bahwa Irina Wyanett putri kandung dari Grand Duke dan Grand Duchess Wyanett merupakan seorang perawan tua yang tak tertarik pada laki-laki. Gosip ini sudah sangat ramai diperbincangkan oleh para bangsawan-bangsawan kelas atas. Tentu tidak mungkin seorang Irina Wyanett orang yang seperti itu. Ibarat kata Irina adalah seorang putri bangsawan yang sempurna idaman setiap orang, ditambah dia memiliki paras yang cantik jelita serta sikap baik hati dan ramah luar biasa, Irina pun tak pernah membeda-bedakan seseorang dari gelar atau status sosialnya, selain itu dia juga mandiri dan sangat tekun. Seringkali Irina melakukan hal-hal yang dianggap tabu dapat dilakukan oleh seorang keturunan bangsawan, namun ternyata dia pandai bahkan lihai melakukan itu. Seperti memasak dan juga menyapu lantai. Berkat sikap terpujinya itulah image-nya di mata publik menjadi sangat bagus, bahkan banyak sekali penduduk Slovaskinia yang mengaku sangat mengagumi Irina padahal mereka sendiri belum pernah bertemu langsung dengan putri bungsu Raymond Wyanett tersebut. Namun, entah bagaimana awal mula gosip murahan tak berdasar itu dapat tersebar dengan sangat cepat bagai api yang mengenai jerami begini. Irina memang sudah berusia dua puluh empat tahun, dan dia belum menikah padahal seharusnya di umurnya saat ini dia sudah menjadi nyonya bangsawan yang terhormat. Awalnya, mereka—keluarga Wyanett—memang abai karena toh mereka sendiri pun tahu alasan Irina menolak semua surat lamaran yang datang padanya bukan karena tak menyukai lawan jenis seperti yang digosipkan, melainkan karena masih belum menemukan yang cocok saja. Tetapi makin hari bukannya mereda, gosip itu justru semakin memanas dan menyebar hingga ke seluruh bangsawan kekaisaran Slovaskinia, hal itu tentu membuat Raymond Wyanett menjadi sedikit terusik. Puncaknya saat Kaisar yang biasanya tak acuh pada gosip-gosip seperti itu, mendadak ikut mempertanyakan langsung pada Raymond tentang kebenaran di balik semua gosip yang beredar di wilayah kekaisaran. Saat itulah Raymond Wyanett tak dapat abai lagi dengan gosip yang sedang beredar tersebut, apalagi semua ini juga sangat memengaruhi image keluarga Wyanett di mata banyak orang. Jadi, tanpa merasa perlu mendiskusikannya terlebih dahulu bersama Irina, otak Raymond dengan cepat menyusun rencana yang paling tepat untuk membungkam mulut di luaran sana. Dan kemarin malam, tatkala otak sedang sibuk memikirkan bagaimana cara yang tepat itu, tiba-tiba Ella Waillis—menantunya—meminta bertemu dengannya. Dan tak disangka ternyata tujuan Ella mendatanginya adalah untuk memberikan sebuah ide yang tak pernah diduga-dua oleh Raymond sendiri. “Ayah … bolehkah saya masuk ke dalam?” tanya Ella pelan dari luar ruang kerja ayah mertuanya. ‘Ella? Kenapa dia kemari?’ batin Raymond bertanya-tanya, pasalnya ini sudah hampir larut malam, seharusnya seluruh penghuni istana sudah tertidur di kamarnya masing-masing—selain Ksatria penjaga istana tentunya—namun karena Raymond merasa penasaran akan maksud kedatangan menantunya di larut malam begini, akhirnya ia memperbolehkan Ella Willis untuk masuk ke dalam ruang kerjanya. Raymond mengisyaratkan Ella untuk duduk di sofa yang bersebrangan langsung dengan tempatnya terduduk. Dan langsung dituruti oleh Ella tanpa banyak kata, Lelaki kepercayaan Kaisar itu baru membuka suara saat melihat menantunya sudah berada tepat di depannya, “Ada urusan apa kamu datang kemari larut malam begini, Ella?” “Ayah sendiri kenapa belum tidur? Seingat saya ibu sudah melarang Ayah untuk tidur terlalu larut setiap malamnya.” Bukannya menjawab pertanyaan Raymond, wanita yang menjadi istri dari Louis Wyanett itu justru balik bertanya, membuat kening Raymond sedikit mengerut karena hal itu. Tapi belum sampai Raymond menegur sikap kurang sopannya barusan, Ella sudah terlebih dulu menjawab dengan nada tenangnya. “Saya ke sini  ingin menyampaikan pendapat yang mungkin saja bisa menjadi jalan keluar terbaik untuk masalah yang akhir-akhir ini Ayah pikirkan.” Sebelah alis Raymond terangkat kala mendengar kalimat Ella barusan, dalam diam dia mulai tertarik dengan pembicaraan ini. “Pendapat? Maksudmu solusi begitu?” “Iya, Ayah,” jawab Ella lugas, matanya yang berwarna cokelat terang menatap serius ke arah wajah sang ayah mertua. “Apa itu?” Hening sejenak, Ella sepertinya memang sengaja untuk sedikit mengulur waktu. Setelah beberapa menit berselang barulah Ella kembali berucap, “Perjodohan. Jodohkan Irina dengan lelaki mana pun itu pilihan Ayah, jika Irina masih saja menolak ide ini, maka menurut saya tidak apa kalau Ayah sedikit mengancamnya.” Iris biru Raymond seketika terbelalak lebar mendengar ide yang dibawa Ella padanya, dia sama sekali tidak menyangka Ella dapat memiliki ide seperti ini padahal dia saja tak terpikirkan sedikit pun. Tetapi Raymond pikir solusi yang disampaikan Ella tak terlalu buruk juga, justru cenderung bagus dan menguntungkan walau sepertinya tetap akan sedikit menyakiti perasaan Irina nantinya. Dengan begitu Raymond segera bergegas mencari buku besar yang berisi daftar laki-laki dari kalangan keluarga bangsawan yang masih lajang dan menurutnya pantas dan layak menjadi pendamping putrinya. Meski memerlukan waktu yang cukup lama untuk Raymond memilah dan memilih para calon kandidat-kandidat terbaik di  dalam buku tersebut. Ella yang melihat ayah mertuanya tampak menyetujui usulan darinya, tentu saja merasa senang bukan main. Tidak sia-sia dia datang larut malam begini, karena rencananya dapat berjalan sesuai keinginannya. Setelah berkutat lama dengan dokumen-dokumen berisi data pribadi para keluarga bangsawan yang ada di Slovaskinia, akhirnya pilihan laki-laki paruh baya itu jatuh kepada Albern Winston—Putra Mahkota kekaisaran Slovaskinia, yang seingat Raymond juga telah tertarik dengan Irina sejak masih remaja. Raymond yakin paduka Kaisar pun tidak akan menolak permintaannya ini. “Aku sudah memutuskan …,” Raymond melirik buku besar yang ada dalam pangkuannya. “Albern Winston. Ya, hanya dia yang pantas menjadi pasangan Irina.” Kini giliran Ella yang membelalakan matanya tak percaya. ‘Albern Winston? Gila! Jelas bukan seperti ini rencanaku!’ “A-apa? Albern Winston? Bukannya dia adalah putra kandung dari Kaisar dan Permaisuri?” “Iya.” “Ayah yakin K-kaisar akan menyetujui ini? Maksudnya … apa mungkin Kaisar akan membiarkan anaknya menikahi Irina yang sedang memiliki skandal?” Ella sedikit mengkerut kala Raymond meliriknya tajam. Namun dia sungguh tak terima jika Irina berhasil menikah dengan Putra Mahkota negeri ini. “Apa maksudmu? Ayah yakin sekali Paduka Kaisar tidak akan menolak permintaan ini, karena baginya pun hanya Irina yang dapat menjadi pasangan sehidup sematinya Albern,” balas Raymon dengan senyum kecil di bibirnya. Pejodohan. Ya, itulah ide yang telah diputuskan oleh Raymond untuk menjadi jalan keluar terbaik dalam mempertahankan nama baik keluarga Wyanett di mata semua orang terutama di kalangan para bangsawan. Jadilah, setelah berhasil mengirim surat pribadi pada paduka Kaisar pagi buta tadi, siangnya Raymond segera meminta bertemu dengan putri satu-satunya di sini, di perpustakaan ini.  Dia akan membuat Irina tak dapat menolak permintaannya, kalau perlu sedikit mengancam maka akan Raymond lakukan demi keberhasilan rencananya ini. “Ayah memanggilmu ke sini karena ada sesuatu yang ingin ayah sampaikan padamu, Irina. Dan sesuatu itu sangatlah penting,” ungkap Raymond membelah kesunyian yang tadi sempat tercipta di antara mereka. Dahi mulus Irina sedikit mengernyit setelah mendengar perkataan sang ayah, meski begitu Irina tetap tak melunturkan senyum kecil di bibirnya. “Ada apa, Ayah?” “Kau sudah dengar tentang gosip-gosip yang beredar di keluarga bangsawan?” Irina berusaha untuk tak terkejut mendengar pertanyaaan barusan, karena dia sendiri sudah menebak cepat atau lambat saat ini akan segera tiba. Saat di mana Raymond Wyanett sudah tak tahan lagi dengan segala gunjingan orang-orang di luar tentang dirinya. “Ya, Ayah. Saya telah mendengarnya.” Raymond mengalihkan wajah ke samping, menatap lamat-lamat rak-rak tinggi berisi banyak sekali buku-buku yang tersusun rapi di dalamnya, setelah itu suara embusan napas berat terdengar mengisi keheningan. Ada sedikit ragu yang terselip di hati Raymond sebelum menyampaikan rencananya ini pada Irina, namun dia harus melakukannya karena hanya ini satu-satunya jalan keluar terbaik demi menyelamatkan image keluarga Wyanett dan juga image Irina sendiri. “Yang Mulia Kaisar sudah mendengar hal itu, Kaisar bahkan ikut menanyakan kebenaran dari gosip-gosip tersebut pada ayah. Maka dari itu, ayah sudah tidak bisa tak acuh lagi dengan semua ini, jadi sebelum semakin merambah ke mana-mana, dalam waktu yang sangat singkat ayah merancang rencana matang untuk kebaikan kita semua,” terang Raymond panjang lebar. Irina memilih tetap bungkam sembari menunggu kelanjutan dari perkataan sang ayah. “Kau sudah dijodohkan, Irina, ayah sendiri yang memilihkan calon suami untukmu. Kau pasti kenal dengan Albern Winston ‘kan? Dialah calon suamimu kelak, Nak.” “Ayah …,” Irina ingin sekali mengungkapkan kata-kata protesnya, tapi sang ayah tak mengizinkannya berbicara sama sekali. “Nanti malam ayah akan mengumumkan hal ini kepada orang-orang di sini.” Raymond bangkit berdiri dari duduknya. “Jika sesuai rencana, maka kau akan bertunangan dengan Albern seminggu lagi, dan akan menikah dua bulan lagi. Persiapkan dirimu baik-baik.” Baru saja Irina akan membuka mulut untuk membantah, Raymond sudah menyela terlebih dahulu. Raymond tidak akan membiarkan Irina bersuara entah itu untuk membujuk atau merayunya, karena Raymond sendiri takut dirinya akan goyah jika ia mendengarkan perkataan putri kesayangannya itu. “Ayah tidak menerima penolakan. Dan kalau kau masih bersikeras menolak, jangan harap aku masih mau menganggapmu sebagai putri bungsuku. Tolong jangan kecewakan ayah lagi, Irina.” Lalu, setelahnya lelaki paruh baya yang menjadi orang kepercayaan paduka Kaisar itu berlalu begitu saja dari sana, meninggalkan putrinya termenung sendirian dalam sepi. Maafkan aku ayah … sepertinya aku sudah sangat mengecawakanmu.  - To be Continue -

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

My Secret Little Wife

read
93.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.6K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook