Hiding My Heart

SINOPSIS:    Auristela Atmadiraja. Kehilangan paspor saat berlibur bersama tiga sahabat yang kemudian meninggalkannya dengan alasan yang sama.    Atmadiraja, raja bisnis yang tidak ingin putrinya mengalami kesulitan apa pun segera meminta pihak hotel untuk memberi fasilitas pengawal pribadi selama ia mengurus paspor baru yang tentu saja tidak mudah dan sangat memakan waktu.    Damian Danovan. Tipe orang yang sangat konsisten pada keputusannya tiba-tiba melanggar keputusannya sendiri dengan alasan yang entah apa hanya dirinya yang memahami--dirinya yang sangat pandai menyembunyikan perasaan.    Dua hal yang membuat cerita mereka belum selesai.     Satu. Auris terlalu mudah mendapatkan segalanya. Hingga berharap yang sama saat mendapatkan seseorang.    Dua. Damian yang tidak ingin menerima sesuatu dengan begitu mudahnya. Terlebih lagi ketika ingin memiliki seseorang dalam hidupnya.    Jika ada yang ketiga mungkin ... hanya Tuhan yang tahu. ___Bodyguard Series II___ PROLOG:    Nona Auris, pengawal untuk Anda sudah menunggu di mobil yang akan menemani Nona selama di Inggris."    "Oke, thank you."     Pengawal yang sudah mengenali siapa kliennya menatap lekat dari balik kaca mata hitamnya. Membukakan pintu mobil. Auris hanya menatap punggung tegap di balik jas hitam mengingatkan tubuh tegap seseorang namun segera menepisnya.    Kini keduanya sudah di dalam mobil mewah berwarna hitam metalik.    "Sudah tau kemana saja tujuanku?" menatap spion yang seperti sengaja dialihkan ke atas hingga yang nampak hanya mata si pengemudi yang memakai kaca mata hitam.    "Siap Nona."    Suara itu?    Auris membuka kaca mata hitamnya. Mencoba melihat siapa yang sedang bersamanya.    Auris hentikan khayalanmu, bukan hanya dia yang memiliki suara setegas itu.    "Siapa namamu?"    "Apa Nona tidak bertanya pada pihak hotel?"    "Aku tidak ingin tau--Daddy-ku yang mengurus semuanya."    "Kalau begitu dia pasti menginginkan seseorang yang sangat bisa dipercaya untuk..."    "Siapa namamu?"    "..."    Auris menatap lagi spion yang menampakkan rambut dan alis tebal yang cukup ia kenali. Ia yakin tak salah mengenali suara.    "... Hentikan mobilnya sekarang!"    "Maaf Nona, aku sedang menjalankan tugas."    "Hentikan."    "Tidak."    "Damian Danovan!" Auris memejam saat mengucapkan nama itu kembali setelah sekian lama.    Seketika mobil berdecit, menepi. Auristela Atmadiraja keluar dari mobil melawan terik matahari.    "Ayo masuk Nona, jangan mempersulit..."    "Aku mempersulitmu?"    Damian menangkap pergelangannya.    "Jangan sentuh aku!" menepis kasar.    "Auris..."    "Jangan pernah berpikir aku adalah Auris yang lemah yang kamu tinggalkan--"    "Auris--"    "Baiklah--kawal aku, tapi jangan pernah menatap dan menyentuhku sedikit pun! Aku nggak mau menyimpan kedua hal itu lagi saat kita ... berpisah."    "Auris."    "Katakan, dan aku akan kembali ke mobil."    "Baik, Nona." ___Bodyguard Series II___    Auris bertemu dengan Daren Sudarmadji, cucu dari mantan menteri Darmono Sudarmadji. Damian sangat tidak suka ketika mengetahui siapa Daren di masa lalu Auris.    "Nona ayo pergi, ini sudah di luar batas waktu. Kita harus ke KBRI sekarang."    "Daren, aku pergi dulu, nanti kita ketemu lagi. Aku bisa menunda kepulangan kalau kamu mau."    "Baiklah Auris, selamat jalan. Nanti kita ketemu untuk makan malam di sini, bisa?"    "Tentu bisa. Jam delapan nanti malam."    "Thanks."    Auris menuruti peringatan Damian hanya untuk mengatakan sesuatu ketika mereka mencapai pintu mobil.    "Aku yang di luar batas waktu ... atau dirimu melebihi batas?" tatapannya tajam menusuk. "Kamu yang menciptakan jarak di antara kita meski kamu tepat di depan mataku--jaga batasanmu Mr. Damian Danovan."    "Auristela, aku hanya--"    "Aku tidak sepandai kamu bersembunyi."    "..."    "Aku tidak bisa membunuh perasaan ini. Tapi setidaknya aku bisa bersembunyi seperti kamu. You hiding--i'm hiding.    Damian Danovan tak dapat menemukan sendiri perasaannya yang selama ini tersembunyi. Mungkin itu yang terjadi. Dengan atau tanpa ia sadari. __Bodyguard Series II___