bc

ISTRI CELEBRITY (Indonesia)

book_age16+
2.5K
FOLLOW
60.0K
READ
love after marriage
arranged marriage
goodgirl
student
drama
bxg
campus
others
wife
actor
like
intro-logo
Blurb

Menjadi seorang istri di usia muda bukanlah salah satu hal yang ada di dalam agenda hidup Meli. Apalagi menjadi seorang istri dari celebrity tampan yang digilai banyak wanita bernama Bryan Aditama.

Di usianya yang akan mencapai angka dua puluh dua, Meli dihadapkan pada perjodohan yang telah diatur oleh Mamanya dan orangtua Bryan. Mereka yang tidak mengenal satu sama lain terpaksa tinggal satu atap dalam sebuah ikatan pernikahan.

Bagaimana kehidupan rumah tangga yang akan dijalani Meli dan Bryan? Seiring berjalannya waktu akankah cinta tumbuh di antara keduanya?

Cover by Ara shop

chap-preview
Free preview
BAB 1
Di sebuah cafe yang terletak di pusat kota Jakarta terdapat seorang gadis yang sedang duduk sambil menopang dagu dengan kedua tangannya. Wajahnya terlihat bosan menatap sang sahabat yang sedang asyik bercerita. “Ya ampun, Rit .... Kamu nggak bosan apa setiap hari membicarakan Bryan terus? Aku yang dengerin kamu aja udah bosan banget,” keluh Meli, memotong ucapan Rita yang sedang menceritakan film terbaru aktor idolanya. Namanya Melinda Puspita Sari atau biasa dipanggil dengan nama Meli. Gadis manis betubuh mungil yang merupakan mahasiswa semester tujuh jurusan manajemen bisnis di salah satu kampus ternama di kota Jakarta. Sepulang kuliah tadi, Meli dan sahabatnya, Rita, memilih pergi ke kafe di dekat kampus mereka sebelum pulang ke rumah masing-masing. Sudah hampir satu jam mereka berada di sini, tapi sejak tadi yang dibahas oleh Rita selalu Bryan, Bryan, dan Bryan. Bryan Aditama merupakan celebrity muda yang sedang naik daun sekarang. Namanya mulai terkenal sejak dia membintangi film romance remaja beberapa tahun yang lalu. Banyak judul film dan FTV yang telah dibintangi Bryan hingga saat ini. Wajahnya yang tampan dengan postur tubuh proporsional membuat Bryan menjadi idola banyak orang terutama para gadis-gadis remaja seusia Meli. Meli pernah menonton salah satu film yang dibintangi Bryan bersama Rita, dan harus ia akui akting Bryan sangat bagus di film itu. Namun, hal itu tak membuat Meli mengidolakan Bryan seperti Rita yang telah mendeklarasikan diri sebagai salah satu fans fanatiknya. Setiap hari selalu ada berita baru yang diceritakan oleh sahabatnya itu. Mulai dari aktivitas Bryan, jadwal dan lokasi syuting Bryan hingga orang yang sedang dekat dengan Bryan semua diketahui oleh Rita. Meli sampai takjub dari mana Rita bisa mendapatkan semua informasi itu. “Aku nggak akan pernah bosan membicarakannya, Mel. Apalagi sekarang Kak Bryan akan syuting film baru. Aku udah nggak sabar ingin melihat aktingnya. Pasti akan sangat keren seperti film-film sebelumnya,” kata Rita dengan antusias. Meli geleng-geleng kepala mendengar ucapan Rita. “Aku heran sama kamu, Rit, apa yang menarik dari Bryan sih sampai kamu menggilainya kayak gini?” tanya Meli dengan raut wajah penasaran. “Mel, Kak Bryan itu ganteng, cool, keren, aktingnya juga jago. Pokoknya top banget deh,” jelas Rita dengan senyum sumringah. “Terserah kamu aja deh, Rit. Aku sama sekali nggak tertarik dengannya,” kata Meli, tak peduli. “Kamu nggak tertarik karena belum mengenalnya, Mel. Aku yakin kamu akan jatuh cinta sama Kak Bryan kalau sudah mengenalnya,” kata Rita, memandang Meli dengan raut wajah meyakinkan. “Memang kamu sudah mengenalnya, Rit? Kalian, kan, belum pernah ketemu dan berkenalan,” timpal Meli, menaikkan sebelah alisnya. Rita cemberut mendengar ucapan Meli. Dia memang belum pernah bertemu dengan Bryan secara langsung. Setiap kali Rita akan menemui Bryan di lokasi syuting selalu saja ada halangan yang membuat dia tak bisa bertemu dengan aktor idolanya. oOo Meli baru tiba di rumahnya menjelang maghrib. Dia mengucapkan salam dan memasuki rumah yang tampak sepi. Meli berjalan ke arah dapur dan melihat Mamanya sedang membuat makan malam sendirian. Meli hanya tinggal berdua bersama Mama Fani. Papa Ridwan sudah meninggal dunia lima tahun yang lalu karena sakit yang di derita. Sejak saat itu, Mama Fani menjadi tulang punggung keluarga. Mama Fani mengambil alih perusahaan yang di kelola oleh Papa Ridwan. Kehilangan sosok Papa di usia muda, membuat Meli tumbuh menjadi gadis yang mandiri dan tegar. Dia tak pernah mengeluh kepada Mama Fani. Jika ada masalah, Meli akan berusaha untuk menyelesaikannya sendiri. Menurut Meli, Mama Fani sudah terlalu sibuk mengurus rumah dan pekerjaan di kantor. Walau ada Bi Siti yang membantu Mama Fani mengurus pekerjaan rumah, tapi Mama Fani tak pernah lepas tangan begitu saja. Jika ada waktu luang Mama Fani selalu menyempatkan diri untuk memasak seperti malam ini. Karena itu Meli tak mau menambah beban Mama Fani lagi. Dia sangat menyayangi Mamanya. Mama Fani adalah satu-satunya keluarga yang dimiliki oleh Meli. Bagi Meli kebahagiaan Mama Fani adalah kebahagiaannya juga. “Baru pulang, Mel?” sapa Mama Fani ketika melihat Meli berjalan ke dapur. “Iya, Ma,” balas Meli, menghampiri Mama Fani lalu mengecup pipinya. “Mama masak apa?” tanyanya melihat ke arah panci yang ada di atas kompor. “Sayur sop, ikan goreng sama sambal,” jawab Mama Fani, menunjuk makanan yang dimasaknya satu per satu. “Kamu mandi gih. Nanti kita makan malam sama-sama,” perintahnya kemudian. “Siap, Ma,” sahut Meli, mengangkat tangan tanda hormat membuat Mama Fani geleng-geleng kepala melihat tingkahnya. “Bi Siti mana, Ma?” tanya Meli karena tidak melihat kehadiran asisten rumah tangga yang telah bekerja di rumah ini sejak Meli masih kecil. “Mama suruh istirahat di kamar. Bibi lagi nggak enak badan, Mel,” jawab Mama Fani. “Tolong nanti kamu antarkan makan malam ke kamar Bi Siti, ya,” lanjutnya menatap Meli. “Oke, Ma.” Meli mengambil gelas kosong di rak piring kemudian mengisinya dengan air putih dingin di dalam kulkas. Dia meneguk isi gelas itu hingga tandas sebelum berjalan meninggalkan Mama Fani menuju kamarnya di lantai dua. oOo Meli dan Mama Fani sudah menyelesaikan makan malam mereka. Meli membereskan piring-piring kotor yang ada di atas meja makan kemudian meletakkannya di wastafel untuk di cuci. “Mel, kalau udah selesai cuci piring ke ruang keluarga, ya. Ada yang mau Mama bicarakan sama kamu,” kata Mama Fani pada Meli. “Iya, Ma,” sahut Meli, menoleh ke arah Mama Fani yang telah selesai membersihkan meja makan. Lima belas menit kemudian Meli menghampiri Mama Fani yang sedang menonton televisi di ruang keluarga. Dia membawa dua cangkir cokelat panas dan menyerahkan salah satunya kepada Mama Fani. “Makasih, sayang,” ucap Mama Fani, menerima cangkir yang disodorkan Meli ke arahnya. Dia meminum cokelat panas itu sedikit kemudian meletakkan cangkirnya di atas meja di hadapannya. “Mama mau bicara apa sama aku?” tanya Meli, duduk di sofa di sebelah Mama Fani. Dia mengambil remote tv di atas meja lalu mengganti-ganti channel tv untuk mencari tontonan yang menarik. Mama Fani terdiam memperhatikan Meli. Waktu terasa begitu cepat berlalu. Rasanya baru kemarin dia dan sang suami menyambut kelahiran Meli dengan penuh suka cita dan kini anak mereka telah beranjak dewasa. “Ma! Mama!” Meli melambaikan tangan di depan wajah Mama Fani. “I-iya?” Mama Fani tergagap dan kembali memfokuskan pandangannya pada Meli. “Katanya mau bicara sama aku. Kenapa sekarang malah melamun?” tanya Meli, menatap Mama Fani. “Ah iya,” sahut Mama Fani, teringat sesuatu yang ingin dia sampaikan pada anaknya. Mama Fani menghembuskan nafas panjang sebelum kembali bicara. “Mama mau menjodohkan kamu dengan anak teman Mama, Mel.” “A-apa, Ma? Dijodohkan?” Meli membulatkan mata terkejut. “Iya, sayang,” sahut Mama Fani, menganggukkan kepala. “Tapi aku masih kuliah, Ma,” ujar Meli, menolak rencana Mama Fani. “Sebentar lagi kamu lulus kuliah, Mel,” sanggah Mama Fani. Meli terdiam. Tahun ini adalah tahun terakhir Meli menempuh pendidikan di bangku kuliah. Meli baru menyelesaikan KKN dan sekarang dia sedang mempersiapkan judul untuk membuat skripsi. “Kamu belum punya pacar, kan?” tanya Mama Fani yang dijawab gelengan kepala oleh Meli. “Berarti nggak ada alasan buat kamu menolak perjodohan ini, kan?” Meli bungkam. Dia memang belum punya pacar, tapi ada seseorang yang telah mencuri hatinya sejak lama. Meli tak pernah menceritakan hal ini pada Mama Fani. “Memang siapa yang mau dijodohkan sama aku, Ma?” tanya Meli, akhirnya. Dia penasaran dengan laki-laki yang telah menarik perhatian Mama Fani hingga membuat sang Mama ingin menjodohkan Meli dengan laki-laki itu. “Bryan, anaknya Tante Amanda. Kamu kenal dia, kan?” ujar Mama Fani menyebutkan nama laki-laki yang akan dijodohkan dengan Meli. Mama Fani sudah beberapa kali bertemu dengan Bryan ketika berkunjung ke rumah sahabatnya, Amanda. Dan menurutnya Bryan merupakan laki-laki yang baik. Mama Fani berharap Bryan dapat menjaga Meli dengan baik juga. Meli mengernyitkan dahi mendengar nama itu. “Bryan siapa, Ma?” tanyanya dengan raut wajah bingung. Seingat Meli dia tidak punya teman atau kenalan laki-laki yang bernama Bryan. “Bryan Aditama, Mel. Celebrity yang sedang naik daun sekarang. Masa kamu nggak kenal sih?” jelas Mama Fani, memandang anaknya dengan raut wajah heran. Meli membuka mulut tak percaya. Matanya mengerjap berkali-kali karena terkejut mendengar informasi Mamanya. “Bry-Bryan Aditama? Mama bercanda, kan?” tanya Meli, memastikan pendengarannya. “Mama serius, Mel. Bryan itu anaknya Tante Amanda dan Om Gunawan. Mereka yang meminta kamu untuk menikah dengan Bryan dan menjadi menantu di keluarga mereka,” jelas Mama Fani. Meli terpaku. Apa yang disampaikan Mama Fani malam ini sangat mengejutkan dirinya. Bagaimana mungkin Mama Fani menjodohkan dirinya dan memintanya menikah muda? Meli masih ingin menikmati masa mudanya. Dia ingin menyelesaikan kuliah kemudian bekerja di sebuah perusahaan bonafit agar nanti bisa menggantikan Mama Fani di perusahaan milik Papanya. Menikah muda tidak pernah ada di dalam agenda hidup Meli. Apalagi dengan Bryan Aditama, seorang celebrity yang sedang naik daun dan digilai banyak wanita termasuk sahabatnya. Rita pasti sangat terkejut jika mendengar kabar ini. oOo

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

The Ensnared by Love

read
103.8K
bc

Istri Kecil Guru Killer

read
156.3K
bc

Pengantin Pengganti

read
1.4M
bc

CEO Dingin Itu Suamiku

read
151.4K
bc

Dosen Killer itu Suamiku

read
310.7K
bc

Accidentally Married

read
102.6K
bc

Marriage Not Dating

read
549.6K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook