bc

Kekasih Tuan Muda (Kennan-Ayuna)

book_age16+
7.6K
FOLLOW
64.3K
READ
possessive
contract marriage
family
pregnant
goodgirl
brave
CEO
drama
tragedy
first love
like
intro-logo
Blurb

Judul sebelumnya "Baby in a Dream"

"Mau pindah pekerjaan. Menjadi ibu bagi anak-anakku. "

---

Kennan Sabdayagra mengikat perjanjian dengan Ayuna Malika. Hanya sampai Yuna melahirkan putranya.

Dia sudah berikrar untuk tidak akan menikah seumur hidup karena satu-satunya wanita yang ia cintai telah memilih menjadi tunangan lelaki lain.

Namun, harapan memiliki putra tanpa terikat dengan pernikahan, harus pupus karena Yuna menjadikan pernikahan sebagai satu syarat di surat perjanjian.

Pernikahan pura-pura. Pernikahan yang berbatas waktu.

Awalnya segalanya mudah dijalani. Namun ketika masa lalu mulai terungkap. Mereka sama-sama terluka.

Cover by Innovel

chap-preview
Free preview
Prolog
Prolog Ayuna Malika menghempaskan tubuh lelahnya begitu saja di atas kasur. Seharian dia membanting tulang demi segenggam rupiah yang tak seberapa. Hidup di kota besar itu keras luar biasa. Dia bekerja pada pagi hingga sore di sebuah restoran, lalu lanjut lagi dari sore hingga malam di sebuah kedai kopi. Yuna hanya tamatan SMA tanpa titel apapun, sedangkan pekerjaan dengan Ijasah hanya SMA sangat sulit di dapatkan, dia tidak punya koneksi. Dan tak memiliki keahlian apapun. Tapi, meski seperti itu, Yuna tak pernah menyerah, tak pernah mengeluh. Dia selalu bersyukur entah bagaimana keadaannya. Dalam pejam mata yang baru saja, Yuna dikejutkan akan getar ponsel di dalam tas selempangnya. Mendesah lelah, dirabanya tas yang tak jauh darinya. Tanpa melihat siapa yang meneleponnya, Yuna segera mengangkat panggilan itu. Pelan, dia beranjak untuk duduk bersandar pada dinding di belakangnya. Sapaan hangat dia dengarkan pertama, suara renyah dari seseorang yang menjadi satu-satunya alasan dia bertahan hidup. Matahari yang dia perjuangkan agar tetap bersinar terang dengan kehangatannya. "Kakak baru pulang?" Yuna tersenyum lemah, "Iya, baru banget. Kamu udah makan?" "Sudah kak, sama mie telor," suara di seberang melirih. "Jangan terlalu sering makan mie, dek," ingat Yuna perhatian. Baginya mie kurang sehat jika dikonsumsi terus menerus. Meski dia sendiri rutin sekali makan mie tiap minggunya, 'terpaksa' alasannya. "Kak," "Ya," "Ujian sekolah sebentar lagi," Yuna menghela napas pelan, supaya tak bisa terdengar dari seberang. Dia tahu betul maksud adiknya itu. Bukan sekadar memberitahu akan ujian, namun lebih pada hal dibaliknya. Segala macam biaya yang perlu dilunasi sebelum ujian. Dia yatim piatu sejak 5 tahun lalu. Kedua orang tuanya tiada dalam sebuah kecelakaan yang membuat dia harus bertahan hidup hanya dengan adiknya. "Besok kakak kirimin uang, kamu nggak usah khawatir. Oke," Yuna mengucap lembut. Satu yang tak ingin dia lakukan adalah membuat adiknya ragu dan khawatir akan dirinya. Segalanya akan dia usahakan, demi kelangsungan hidup adiknya. "Atau aku berhenti sekolah saja kak," Yuna mendelik, dadanya bergemuruh dengan perasaan gagal menyelimuti hatinya. "Jangan macam-macam Sita." gertak Yuna. Sita memang sedikit keras kepala dan nekat. Tekadnya selama ini hanya satu. Tidak ingin membebani Yuna dengan kehidupannya. Menarik napas, kembali Yuna berbicara dengan sedikit lebih lembut. Bagaimanapun adiknya masih ABG, dengan tingkah yang masih labil. "Kamu percaya kakak ya, kakak janji akan menyekolahkanmu sampai universitas," "Tapi kak-," "Nggak ada tapi-tapian. Kamu cukup fokus pada sekolahmu. Sudah malam, tidur ya," Yuna melirih. Sesaat dia memejamkan mata, meresapi setiap sendu yang selalu hadir di hidupnya belakangan ini. Setelah Sita mengucap salam, Yuna menutup teleponnya. Di letakkanya benda persegi empat itu di atas nakas. Dia merebahkan diri, menatap langit-langit kamarnya yang kian kusam dimakan waktu. "Darimana aku harus mendapat uang sebanyak itu dalam waktu singkat," lirih Yuna semakin menyendu. ««« "Berengsek!" Umpatan kesal yang keluar tanpa saringan itu membuat semua orang di dalam sebuah ruang kantor malam itu menyentak terkejut. Pasalnya, bos besar perusahaan itu baru saja melempar seluruh berkas perusahaan begitu saja. Membuatnya berhambur berantakan di lantai. "Besok pagi, saya tidak ingin tahu. Harus sudah beres di meja saya." tegas laki-laki dengan stelan jas lengkapnya itu. Dia beranjak pergi dengan sebelumnya menyabet ponsel miliknya di atas meja. "Baik Pak." serempak semua orang menyahut. Berdiri memberi salam pada bos besarnya. Dia, Kennan Sabdayagra. Pengusaha sukses yang masih melajang hingga usianya hampir 33, mungkin beberapa bulan lagi dari sekarang. Melajang bukan karena tidak laku. Oh, itu opini yang teramat salah. Tanpa di pasarkanpun dia sudah pasti dikelilingi banyak wanita dan menjadi menantu idaman para ibu-ibu. Wajahnya rupawan mendekati sempurna. Hidung bangir dengan garis rahang tegas khas Asia yang menyiratkan kewibawaan tanpa bantahan. Namun satu yang menjadi kekurangan dasarnya, dia pelit akan senyuman. Bibir tipis merah keunguannya itu jarang sekali tertarik membentuk senyuman, karena dia lebih suka mengukir seringai. Melepas jas abu-abu kalemnya, Kennan masuk ke dalam mobil hitam yang sudah terparkir manis di depan lobby kantornya. "Club biasa," ucap Kennan dingin. Dihempaskannya punggung tegap pada sandaran kursi empuk di belakangnya. Tak berapa lama, mobil melaju dengan sang sopir yang tanpa bicara. Karena sudah terlalu paham dengan tingkah bosnya sendiri, sedikit saja menyahut dia akan kena imbasnya. Sedikit menelengkan kepala melihat jalanan diluar, Kennan menggumam tak jelas. Sekelebat pikiran tiba-tiba mampir di benaknya ketika mengingat permasalahan di kantornya hari ini. Dia kalah tender oleh musuh terbesarnya selama ini. Bukan sekedar rival di dunia kerja namun juga kehidupan pribadinya. Ah, berbicara kehidupan pribadi. Kennan adalah salah satu laki-laki terpayah di dunia. Apalagi soal romansa percintaan, jangan lagi ditanya. "Aku tidak punya cinta, " Jawaban yang sama meski ada seribu orang yang bertanya. Karena hatinya sudah mati sejak sang pujaan hati lebih memilih laki-laki lain. Dia hanya punya satu hati. Satu cinta yang begitu besarnya, meluap hingga menyakitinya. Dan sejak saat itu, dirinya berikrar takkan lagi jatuh cinta. Hatinya masih terkekang pada cinta lama, seorang wanita yang sedari kecil bersama. Besar bersama, menghabiskan waktu bersama sampai beberapa bulan belakangan ini. Wilona, nama wanita itu. Nama yang sampai sekarang masih terus bersarang dalam hati dan pikiran Kennan. Ah, cinta sendiri memang menyakitkan entah bagaimanapun deskripsinya. ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
203.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Siap, Mas Bos!

read
11.6K
bc

Tentang Cinta Kita

read
188.8K
bc

My Secret Little Wife

read
93.7K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.4K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
14.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook