bc

Love you, cowok arrogant

book_age16+
2.2K
FOLLOW
15.1K
READ
love-triangle
opposites attract
friends to lovers
arrogant
badboy
student
drama
sweet
bxg
like
intro-logo
Blurb

Tentang Ve yang harus tinggal dengan sahabat orang tua nya setelah kedua orang tuanya meninggal dan ia menjadi sebatang kara.

Lalu di pertemukan dengan Keynal, cowok Arrogant yang menyebalkan juga tidak tau sopan santun menurutnya. Yang lebih parah lagi cowok tersebut merupakan anak bungsu dari sahabat orang tuanya.

Bagaimana kisah Ve selanjutnya?

Nyaman kah ia tinggal satu rumah dengan Keynal?

Apalagi ketika melibatkan sebuah perasaan.

chap-preview
Free preview
Prolog
*** Suasana sore hari ini di taburi oleh hujan yang deras. Tetesan air mulai membasahi bumi sejak dua jam yang lalu. Di sebuah pemakaman umum tampak sepi, tidak ada yang datang berkunjung. Tapi, di salah satu makam yang terlihat tanah nya masih merah dan juga basah karena hujan. Selain itu juga masih baru. Bunga yang di taburkan juga ikut mandi. Di samping makam tampak seorang gadis mengenakan pakaian serba hitam. Di bawah guyuran hujan, ia terus berjongkok di makam sang Papa. Yang baru beberapa jam yang lalu meninggalkan nya seorang diri di dunia ini. Air mata nya sudah bercampur dengan air hujan yang membasahi nya. Tangan nya tidak henti - henti nya mengusap papan nisan bertuliskan nama sang Papa. Yaitu pria yang selalu menyayangi nya tanpa syarat apapun. Ia sama sekali tidak merasa terganggu dengan hujan yang turun semakin deras membasahi nya. Membuat tubuhnya menggigil yang bisa saja mengakibat kan nya demam esok hari. "Pa, kenapa Papa ninggalin Veranda sendiri ? Hm ? Papa udah gak sayang Ve, hm ?" Ucap nya sendiri sambil sesekali membersit hidung nya yang sedikit memerah. "Ve sendiri, Pa. Ve harus gimana?" Ucap nya lagi dengan nada sendu dan juga terpukul. "Selama ini, Ve cuma punya Papa. Tapi, sekarang ? Ve sendiri Pa, " ujar nya terlihat putus asa. Perempuan cantik dengan rambut panjang yang ia biarkan tergerai itu menunduk dalam. Bahu nya bergetar hebat. Ia kembali menangis pedih. "Ve, kuat Pa. Ve janji " *** "Kinallllll " teriakan itu begitu menggema sepanjang koridor sebuah sekolah swasta elit yang ada di ibu kota. Suasana koridor masih tampak ramai saat jam pulang sekolah. Bel baru saja berbunyi beberapa detik yang lalu. Dari kejauhan, tampak seorang siswa berlari dengan tergesa sambil menuruni anak tangga. Sesekali ia tertawa atau menoleh kebelakang. "Hahaha... kejar Dy, kalau bisa . .. hahaha " seru nya sambil terus berlari di koridor sekolahnya. Di belakangnya, seorang siswa lain nya, lebih kurus dari nya juga dengan napas tersengal mengejar Kinal. Siswa bernama Kinal itu berhenti berlari saat sampai di perkiran sekolah. Dengan napas tersengal ia memicing kan matanya pada seorang siswi yang sedang bersandar di samping sebuah mobil porche putih. Haft.. Duuhh... Ini cewek mau ngapain lagi coba ? Ia menggerutu dalam hati, sambil terus mengayunkan langkah kaki nya untuk mendekat ke mobil nya. "Michelle " ucap nya dengan malas. Siswi itu tersenyum sangat amat manis padanya. "Ngapain loe di samping mobil gue ?" Tanya Kinal dengan malas dan juga ketus. "Nahh!!! " "Astaga !" Ia terkejut saat siswa bersuara sedikit kayak om om yang tadi mengejarnya akhirnya berhasil mengejar Kinal, sahabat nya. "Hehe.. kena kan ? Jadi loe harus traktir gue se.ka.rang " ucap laki - laki berseragam sekolah itu melirik malas pada siswi yang menggunakan seragam yang sama dengan nya. Sedang bersandar di samping mobil Kinal. "Aku nebeng boleh kan, kak ?" Tanya Michelle dengan hati - hati. "Mobil, loe mana ?" Tanya Kinal dengan malas. " bengkel " jawab Michelle dengan pelan. Kinal dan Lidyo memperhatikan gadis bertubuh mungil di depan mereka. Sikap polos nya sama sekali tidak bisa membuat Kinal menatap manis padanya. Lidyo dan Michelle melirik Kinal yang kini mengeluarkan ponsel pintar keluaran terbaru nya. Ia tampak mulai sibuk dengan benda canggih itu untuk beberapa saat. "Sorry, gue lagi buru - buru sama Lidyo. loe naik taksi aja, udah gue pesan " ujar Kinal memasukkan kembali ponsel nya kedalam saku blazer merah seragam nya. "Yok, Lid " ajak nya pada teman kurus yang sejak tadi bersama nya. Michelle menghela napas kasar nya begitu melihat Kinal masuk ke dalam mobil tanpa menoleh sedikit pun pada nya. "Kasian tau, Nal " ucap Lidyo ketika mobil mulai melaju. "Apa yang kasian ?" "Michelle " "Buat apa coba, dia tuh cuma caper aja sama gue. Loe kayak gak tau dia aja " "Tapi, dia beneran suka lho sama loe " "Bukan urusan gue " jawab Kinal tidak perduli. Dengan tidak acuh pada cibiran Lidya, ia mengenakan kaca mata hitam nya. Sambil terus fokus pada jalanan. *** Dalam rumah yang sederhana yang terletak di tengah sebuah desa di daerah Bandung. Veranda keluar dari dapur sambil membawa kan sebuah nampan berisikan dua gelas di dalam nya. Ia membawa ke ruang tamu, di mana sepasang suami istri sedang duduk menunggu nya. "Minum dulu, Om, Tante " ucap Ve dengan sopan dan ramah. Ia kemudian ikut duduk di sofa lain nya. "Makasih, Ve " ucap pria bertubuh gagah, dengan sedikit brewokan di dagu nya. Keduanya menyesap minum yang di sediakan Veranda sedikit dan kembali meletakkan pada meja coklat berlapis kaca di depan mereka. "Pertama, Om mau ngucapin bela sungkawa yang sedalam - dalam nya sama kamu. " ujar pria paruh baya itu padanya. Ve hanya tersenyum sambil mengangguk dengan penuh terimakasih. "Ve, kamu kan tau Om, Tante sama kedua orang tua kamu itu sangat dekat. Kami sudah seperti saudara juga. " ujar nya lagi pada Ve. "Ve tau Om, " jawab Veranda dengan ramah dan juga sopan. Pria itu melirik pada wanita yang duduk di samping nya. Yang juga di balas lirik oleh si wanita. "Begini, Ve. Tante dan Om datang kemari untuk mengajak kamu untuk ikut kami, mau kan ?" Ujar si wanita yang masih terlihat cantik di usia nya yang tidak lagi muda. "Maksud nya ?" Tanya Ve tidak paham. "Gini lho Ve, kami sangat mengkhawatirkan kamu. Dan lagi juga ini lah wasiat terakhir yang di tinggalkan Ridwan, Papa kamu. Pada Om. Jadi, kamu mau kan ikut kami ke jakarta ?" Ujar nya dengan penuh harap. "Maksih Om, Tante. Tapi, Ve...." "Veranda " sela wanita cantik itu menyentuh punggung tangan Ve yang saling bertaut satu sama lain. "Tante sama Om sangat mengkhawatirkan kamu, jika kamu tinggal sendiri di sini. Papa dan Mama kamu sudah menitipkan putri nya pada kami. Beliau sudah mengatakan untuk menjaga kamu. Jadi, kamu mau kan pindah ke Jakarta ?" Veranda tampak tidak enak, ia menggigit bibir bawah nya dengan gelisah. Ia sangat mengenal bagaimana hubungan kedua orang tua nya dengan sepasang suami istri di hadapan nya. Ia hanya tidak mau merepotkan sahabat kedua orang tua nya yang sangat amat baik sejak dulu. Ia takut akan menjadi beban untuk keluarga kedua nya. "Om, Tante. tidak usah khawatir sama Ve, Ve bisa...." "Veranda, Tante tidak akan pernah tenang kalau kamu tetap di sini sendiri. Tante akan lebih tenang jika kamu ikut bersama kami. Kamu bisa pindah sekolah. Nanti, biar Om Hendri yang urus semua nya. " ucap nya dengan sangat memohon. Membuat Ve semakin tidak enak. Ve melari kan matanya ke luar rumah, ia merenung sejenak, memikirkan dengan masak - masak. Tentang keputusan apa yang akan di ambil nya. Ia kembali menatap sepasang suami istri yang tampak serasi itu di matanya. Mereka menatap Veranda dengan lekat dan pandangan yang begitu memohon. Hingga akhir nya Veranda menghela napas berat nya, ia menatap lekat pada sepasang suami istri yang baik hati di depan nya. Rasanya ia merasa sedikit mengurangi ke sedihan nya karena di tinggal Papa nya. "Baiklah Om, Ve mau " ***

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Switch Love

read
112.4K
bc

Dua Cincin CEO

read
231.3K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
75.9K
bc

Marriage Agreement

read
590.6K
bc

THE DISTANCE ( Indonesia )

read
579.8K
bc

PEMBANTU RASA BOS

read
15.5K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook