bc

EMILY WEDDING (sang Ibu Pengganti ~ INDONESIA)

book_age18+
5.6K
FOLLOW
65.4K
READ
contract marriage
love after marriage
arranged marriage
arrogant
CEO
boss
like
intro-logo
Blurb

Bijaklah dalam membaca. Khusus untuk 20+

BLURB.

Emily dan Dylan terpaksa menikah hanya untuk seorang anak yang tidak tahu tentang kematian Ibu kandungnya. Awal yang baru yang harus di jalani keduanya. Mampukah Emily merubah sikap keras Dylan? Yang terlalu mencintai mantan istrinya yang telah tiada. Akankah Emily bertahan?

chap-preview
Free preview
BAB 1
"Permisi, apa ini rumah perusahaan Maxwell Corp? " tanyaku. "Yeah, Nona siapa?" "Saya karyawan baru yang akan bekerja di perusahaan multinasional, Tuan, dan saya mendapatkan alamat ini via email." "Nama anda siapa?" "Emily Rose Stewart." "Tunggu sebentar." Pria itu masuk kedalam gedung dan tak lama kemudian kembali keluar menemuiku. "Silahkan masuk, anda bisa lewat sini, Nona." Aku berjalan menusuri jalan yang ditunjukkan pria kekar itu dan bertemu seorang wanita seumuran Mommy. "Permisi," kataku. "Anda Nona Emily?" "Iya, Nyonya." "Silahkan ikut saya." Aku mengikuti jalan wanita parubaya itu. Sampailah di sebuah kamar yang berukuran sepetak. "Ini kamarmu, silahkan masuk dan teman kamarmu namanya Kelly, sekarang dia sedang di kantor, kenalkan saya pengurus rumah ini. Nama saya Werly Kors," kata Nyonya itu. "Baiklah, Nyonya Kors," kataku sembari masuk kedalam kamar yang berukuran sepetak, sederhana tapi nyaman dan ada dua kasur di kamar ini. Kamarnya sangat mewah, namun aku sudah biasa hidup sederhana, malah kamar ini lebih besar dan sangat besar di bandingkan kamarku. Aku juga tak menyangka bekerja di perusahaan Maxwell ternyata sangat nyaman. Aku membuka koper dan melipat pakaianku di dalam lemari satu badan, lebih dari cukup untuk bajuku yang sedikit ini. *** Karena merasa suntuk belum bekerja aku kembali berjalan-jalan didepan mess, namun tak bisa berjalan jauh karena aku belum mengetahui tentang kota ini, jadi takut kesasar dan hanya berjalan mengelilingi kompleks perumahan elit. Ketika hendak menyeberangi jalan karena aku melihat ada penjual makanan kecil diseberang sana, aku terkejut bukan main sampai saking terkejutnya aku duduk di jalanan depan mobil mewah yang hampir menabrakku. "Minggir, Nona," kata supir itu sedikit kasar. Aku terdiam sejenak karena jantungku hampir copot. "Hei, minggir, Nona," kata supir itu lagi. Aku tak terima ketika melihat pria itu sangat kasar, aku berdiri menghampiri mobil mewah itu dengan kesalnya, ada pria yang duduk di belakang kemudi. "Hei, keluar. Aku bilang keluar," kataku sembari mengetuk pintu mobil untuk beberapa kali. "Apa kau tak mau keluar? " tanyaku sembari mengambil batu besar hendak memukul pintu mobil dimana ada pria yang hanya sibuk dengan layar tabnya, ketika aku hampir kehilangan nyawaku. Melihat hal itu pria yang duduk disamping kemudi keluar. "Apa yang kau lakukan, Nona? Jangan cari masalah," ujar yang memegang kemudi "Aku sudah hampir tertabrak dan bosmu itu diam saja? Suruh bosmu itu keluar!" "Jangan bikin masalah, Nona. Bosku bukan pria sembarangan!" Pria itu menegaskan. "Bukan pria sembarangan ? Haha ... aku juga bukan wanita sembarangan, Tuan." Aku tidak mungkin mau kalah begitu saja. Karena membuat keributan, pria itu akhirnya keluar juga dari dalam mobil dan rasanya aku ingin menabok kepalanya dengan batu yang sedang ku pegang ini. "Ada apa ini?" tanyanya. "Ini, Tuan--" "Hei, Tuan, mobilmu ini hampir menabrakku dan aku juga hampir kehilangan nyawaku yang berharga ini, tapi kau diam saja dan sekarang kau pura-pura bertanya ... ada apa? Seperti tak terjadi apa-apa saja." Pria yang duduk di samping kemudi mengeluarkan dompetnya dan memberikanku sejumlah uang. Aku terkejut bukan main ketika pria itu menyuruh temannya untuk memberikanku uang. Aku melempar uang itu kemuka pria sombong itu dengan kasarnya. Aku tak perduli jika mereka orang kaya, tapi harga diriku lebih penting dari semua itu. "Aku tak membutuhkan uangmu, Tuan, aku hanya membutuhkan permintaan maaf dari anda," kataku. "Hei, jaga bicara anda, Nona," kata temannya yang duduk di sebelah kemudi. "Kalian yang harusnya sedikit sopan kepada wanita, apa di mata kalian wanita sama kotornya dengan sampah? Sampai meminta maaf pun begitu susah? " Pria sombong itu memegang kuat kedua bahuku dengan kedua tangannya, melototkan matanya, seakan pria sombong ini menguras semua energiku dengan matanya sampai aku tak bisa berkata-kata lagi. "Jangan main-main denganku, jika kau tak mau menderita," kata pria sombong itu sembari mendorongku, ketika ia hendak masuk kembali kedalam mobil, aku menampar pria itu. Sampai supir serta temannya membulatkan mata mereka penuh. Pria sombong itu menatapku dengan tatapan mengintimidasi ku, aku sempat takut dan gemetar ketika melihat mata yang begitu gelap, mendung seakan ia ingin memakanku sekarang juga. Ia berjalan ke arahku dan aku berjalan mundur. "Aku tak akan pernah melupakan hari ini dimana kau sudah mempermalukanku, semoga kita ketemu lagi dimana kau akan ku buat menyesal sudah berurusan denganku. Ingat itu!! " kata-kata pria itu membuatku takut, tapi aku harus berusaha kuat. Pria sombong itu dan temannya masuk kedalam mobil bersamaan. "Apa aku membuat kesalahan? Kenapa hari pertama di kota ini aku sudah sial seperti ini? Apa aku akan bertemu pria itu lagi? Ya tuhan ... jangan biarkan aku sampai bertemu pria itu lagi, kumohon.... " kataku. Mata semua orang mengarah padaku, bukan tatapan kasihan, namun tatapan marah. Aku bingung, siapa pria itu? Kenapa semua orang menatapku dengan tatapan marah? Kenapa aku sangat takut? Apa aku salah? Aku memang sudah salah, aku selalu saja membuat kesalahan, ku mohon tuhan lindungi aku.  BERSAMBUNG  _________________ Thanks for all reader's.  

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Chandani's Last Love

read
1.4M
bc

T E A R S

read
312.4K
bc

Penjara Hati Sang CEO

read
7.1M
bc

A Million Pieces || Indonesia

read
82.1K
bc

THE DISTANCE ( Indonesia )

read
579.6K
bc

DESTINY [ INDONESIA ]

read
1.3M
bc

PEPPERMINT

read
369.3K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook